Tepat di hari Minggu, di keluarga Rayan ada acara arisan keluarga. Meskipun mereka tidak ikut arisan, Rayan selalu menyempatkan diri untuk menghadirinya. Rayan adalah anak bungsu dari tujuh bersaudara. Jadi kalau ada acara seperti itu pasti Syifa suka karena bisa bermain bersama keponakan-keponakan Rayan yang seumur dengan putrinya.Bersyukur juga Firda mempunyai saudara ipar yang menerimanya. Kedua mertuanya sudah meninggal dunia. Firda duduk di sekitar kakak-kakak ipar perempuannya dan mendengar mereka yang mengobrol mulai masalah kecil sampai masalah rumah tangga. Yaa ... begitulah wanita."Mbak, kemarin ada kabar kalau Mas Satria cerai sama istrinya," kata Mbak Susi kakak Rayan yang keempat. Mas Satria adalah kakak Rayan yang ke tiga yang tinggal di luar kota dan jarang sekali ikut acara keluarga."Lhoo kenapa? Bukannya mereka itu hidupnya kelihatan bahagia, ya? Bulan lalu kan kita ke sana menghadiri pesta pernikahan anaknya," jawab Mbak Yanti istri kakak Rayan yang ke dua."Mas
Seberat apapun beban masalah yang kamu hadapi saat ini, percayalah bahwa semua itu tidak pernah melebihi batas kemampuan kamu.Hidup adalah proses di mana kita terus belajar tanpa ada batas usia dan tanpa ada kata tua.Tua itu pasti.Dewasa itu pilihan.***Empat tahun berlalu ....Syifa sekarang sudah masuk sekolah dasar dan tumbuh menjadi gadis yang imut dan ayu. Kulitnya juga putih bersih mirip dengan Firda. Wajahnya manis sekali lebih mirip dengan Rayan. Rumah tangga Firda dan Rayan tampak baik-baik saja. Meskipun dari segi keuangan, mereka tidak ada perkembangan, bahkan terkadang masih saja tiap bulan kekurangan. Setidaknya bagi Firda itu bukanlah suatu cobaan. Kefakiran adalah ujian rumah tangga yang paling mudah. Yang penting adanya saling pengertian di antara keduanya.Firda juga sudah berusaha untuk berjualan online. Namun, tak semudah yang dibayangkannya di novel-novel yang dibacanya. Jualannya kurang laku. Penghasilannya tiap bulan hanya cukup buat beli kuota saja. Prom
"Maaf, ya, aku pulang jam tiga tadi. Maaf kalau kamu menungguku semalaman.""Siapa yang menunggu kamu, aku tidur kok. Aku juga sudah menyangka kalau kamu pasti pulang pagi. Ngapain juga aku menunggu, mendingan juga tidur," sahut Firda dengan sedikit ketus."Kamu marah, ya, Ma, kok ketus gitu ngomongnya?" tanya Rayan."Aku nggak marah, kan sudah biasa dari dulu Papa pulang pagi. Aku hanya kesel saja lihat kamu pulang bau alkohol," kata Firda membuat Rayan tak enak hati."Hemm ... kamu tahu, ya, hehe maaf, Ma, aku nggak bisa menolak ajakan mereka," jawab Rayan sedikit malu dengan istrinya."Papa nggak bilang pun aku sudah tahu, nolak ajakan teman nggak bisa, giliran nolak ajakan istri langsung saja nggak ada ragu-ragunya. Kapan kamu berubah, ingat usia, Pa," ucap Firda mengingatkan, seraya berlalu keluar kamar.Rayan pun diam saja karena dia tahu dirinya bersalah. Akhirnya Rayan kembali tidur karena matanya masih mengantuk akibat begadang."Ma, papa kok tidur lagi sih. Aku kan pengen ng
Bosan dengan hidup yang itu itu saja, bosan dengan pertikaian yang begitu begitu saja.Marah, sedih, kecewa, senang, bahagia, tawa, duka, lara, hanya itu siklusnya.Jika hanya itu, lalu untuk apa terlalu menggebu?Cintailah sesuatu sewajarnya, dan bencilah sekadarnya.Biarkan orang membenci, asal bukan kita. Biarkan orang mencaci, asal bukan kita.Fokus saja menanam hal hal yang baik, bukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri, untuk teman kita di alam kubur nanti.***"Alhamdulillah, enak mie ayamnya. Terima kasih, ya, Pa, sudah menepati janji mengajak Syifa ke sini," kata Syifa yang sangat senang kepada papanya yang menepati janjinya."Iya, Sayang, kapan-kapan kalau ada rizqi kita ke sini lagi, ya," ucap Rayan kepada putrinya."Iya, Pa, pokoknya Syifa do'akan semoga Papa tambah buanyaaakkk rizqinya," kata Syifa sambil menggerakkan kedua tangannya membentuk lingkaran dengan wajah yang berbinar riang."Aamiin ...." Serempak Rayan dan Firda mengaminkan do'a Syifa.Sepulang dari w
Ucapan Yani tentu saja sangat mengejutkan Firda. Dia tak menyangka kalau suami Yani pernah selingkuh."Akhirnya Mas Alif minta maaf dan berjanji nggak akan mengulanginya lagi. Sakit hati itu pasti Mbak, kadang kalau ingat juga masih suka nangis, tapi dijalani saja. Kasihan juga anak-anakku kalau kita pisah. Sekarang alhamdulillah rumah tanggaku nggak ada masalah lagi. Dan Mas Alif pun juga sudah bertobat, rajin sholat, sama aku juga semakin sayang. Yang sabar Mbak, namanya rumah tangga pasti ada saja ujiannya. Salah satunya, ya pelakor. Di mana-mana banyak pelakor, makanya hati-hati. Orang laki kadang kan kayak kucing, dikasih ikan langsung saja dimakan, hahaha ...." Yani bercerita sambil tertawa. Alif adalah suami Yani, wajahnya memang tampan dan kulitnya juga putih bersih juga dari keluarga yang kaya raya. Yani juga sudah mempunyai anak dua."Ternyata Pak Alif pernah selingkuh juga. Kelihatannya baik-baik saja rumah tangganya Mbak. Semoga Pak Alif selalu setia dan istiqomah, ya, Mb
Tidak semua yang kau cintai membahagiakanmu.Tidak semua yang kau benci menyedihkanmu.Seperti pisau yang bagus tapi dapat melukaimu.Dan obat yang pahit akan tetap dapat mengobatimu.***"Ma, besok Sabtu ada acara reuni sekolah, tapi ehmm ... maaf, Ma, aku nggak bisa mengajakmu karena semuanya nggak ada yang mengajak keluarganya," ucap Rayan setelah menghabiskan makan malamnya."Ya, sudahlah, Pa, nggak apa-apa, aku juga kurang suka kalau datang ke acara seperti itu. Aku takut Papa malu punya istri jelek kayak aku," balas Firda sembari tersenyum.Firda sendiri tidak suka ikut acara seperti itu. Dia selalu minder jika harus berkumpul dengan orang yang baru dikenalnya. Firda juga tahu teman sekolah Rayan sekarang banyak yang sukses dan banyak yang jadi pengusaha, baik yang laki-laki maupun yang wanita. Pastinya penampilan mereka akan terkesan mewah dan jauh berbeda jika dibandingkan dengan dirinya."Ah, siapa yang bilang kamu jelek, Mama cantik kok. Kamu jangan bicara begitu, Ma, coba
"Ma, papa pulang pagi lagi, ya, memangnya papa dari mana?" tanya Syifa pada ibunya."Biasa, Nak, papa habis main sama teman-temannya, sekalian nunggu yang pada langsung pulang naik pesawat katanya. Ya sudah kamu sarapan dulu sana, Mama ambilkan, ya?" Firda tak mau Syifa membahas masalah ayahnya lagi. Putrinya itu terkadang lebih cerewet dari dirinya jika menanyakan soal papanya."Iya, Ma, tapi Syifa ingin disuapin mama saja. Memangnya Mama sudah masak, ya?" tanya Syifa lagi."Kan kemarin Mama masaknya sore jadi sayur dan lauk kemarin masih ada, sayang kalau dibuang. Kalau sudah habis baru Mama nanti masak lagi," jawab Firda.Begitulah, Firda lebih suka memasak di sore hari biar pagi harinya tidak repot karena melayani suami yang akan berangkat kerja dan juga Syifa yang pergi ke sekolah. Apalagi jika hari Minggu, akan membuat Firda lebih santai dan bisa melanjutkan membaca novel di aplikasi kesayangannya setelah selesai membersihkan rumah. Seperti sekarang ini, menyuapi Syifa di depa
Karena takdir itu tak seindah rencana.Itulah mengapa di balik setiap do'a selalu ada kata "semoga".... ***Sekali lagi ... kenyataan yang dihadapi tak sesuai ekspetasi. Harapan berjualan skincare pun tak berjalan dengan lancar. Kembali Firda berpikir, kenapa tak seperti yang dia baca di novel yang selalu menceritakan kesuksesan seorang istri yang berjualan online. Sementara Firda, tiga bulan ini menjalaninya tak juga ada hasilnya. Jika laku pun hanya beberapa dan itu pun untungnya hanya bisa dibuat untuk membeli kuota mingguan saja.Apalagi kalau ada yang bertanya, yang jualan pakai nggak? Kalau pakai, kenapa wajahnya nggak berubah? Masih saja sama seperti sebelumnya. Terus terang saja Firda jawab apa adanya, dia memang belum memakai produk yang dijualnya karena uangnya belum ada. Tujuan menjual juga dia sampaikan kalau sudah punya uang baru akan membelinya. Miris sekali rasanya, dan Firda pun mulai putus asa.Ingin rasanya Firda membantu suaminya menambah penghasilan walaupun ha