Share

Sharon

last update Last Updated: 2025-01-12 14:28:00

Rajendra menatap wanita itu dengan mata melebar, seakan tidak percaya siapa yang kini sedang berada di hadapannya. Mulutnya hampir terbuka, namun tidak ada satu pun kata yang terlontar. Tubuhnya membeku, seperti terseret ke masa lalu yang ingin ia kubur dalam-dalam.

"Rajendra?" sapa wanita itu sekali lagi dengan nada penuh tanya kalau itu memang Rajendra.

Perlahan Rajendra menganggukkan kepalanya.

"Apa kabar Sha?" tanyanya pada Sharon dengan lidah kelu. Suaranya terdengar begitu kaku.

Sharon membalas tatapan Rajendra dengan mata berkaca-kaca. Wajah itu sama cantiknya dari yang terakhir kali Rajendra lihat. Hanya saja saat ini terlihat jauh lebih matang dan dewasa.

"Jadi kamu masih ingat aku?" tanya Sharon pelan dengan suara sedikit bergetar. "Aku pikir kamu sudah lupa sama aku, Ndra."

Rajendra menelan salivanya. Ia merasakan sendiri betapa detak jantungnya berubah menjadi lebih cepat. Bagaimana mungkin ia bisa melupakan cinta terindahnya?

Ingatan menyeretnya ke masa lalu, ketika Sharo
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (8)
goodnovel comment avatar
Ros Dianie
Nah lo Liviaaa.....gmana nih.....perasaan Rajendra galau. Dan ternyata anak nya sharon adalah anak nya Rajendra gmaba?? Haduuhh. Siapa tau pas mrk berpisah. Sharon ssh hamil....Nah loh.......Bercerai saja livia abis km sembuh kaki nya. Krn Rajendra tdk bs diharapkan.
goodnovel comment avatar
Dyandra Mulya
Sepertinya, Lunetta Anak Rajendra juga nih, Wkwkwk... Duh? Ndraaaa... Elu Subur juga ye, Tiap wanita kamu titipi Benih! Tapi kasihan juga loh Sharon ditinggalkan kondisi HAMIL ... saat Rajendra harus Tanggung Jawab Atas Kecelaka'an itu, Utk Nikahi Livia.
goodnovel comment avatar
amaze min1
jangan2 anak nya Rajendra jg si lunetta
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Ingin Menjadi Suami Yang Setia

    Sharon menghela napas lalu memalingkan matanya sesaat kepada Lunetta yang tertawa berdua bersama Gadis sambil memainkan buku dengan suara binatang. "Aku nggak pernah menyangka hidup membawa kita ke jalan yang tidak pernah kita duga." Sharon bergumam pelan. Yang dilakukan Rajendra hanyalah menganggukkan kepalanya. Ia tidak tahu bagaimana cara merespon. Perasaannya terlalu sulit untuk dijelaskan. Kebahagiaan bertemu Sharon berpadu dengan perasaan bersalah yang terus menghantui. Sharon berdeham, mengubah suasana yang kaku. "Anyway, aku harus pergi, Ndra. Lunetta sudah waktunya tidur siang. Dan aku juga punya beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan," katanya dengan senyum tipis. "Lunetta, ayo kita pulang," panggil Sharon lembut pada putrinya. Lunetta menoleh lalu dengan patuh mengikuti perintah Sharon. "Bye," ucapnya pada Gadis sambil melambaikan tangan mungilnya. Gadis membalas dengan mengangkat tangannya sambil tertawa riang. Sementara Rajendra dan Sharon saling bertukar p

    Last Updated : 2025-01-12
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Tamu Di Pagi Hari

    Pagi ini Rajendra bangun lebih awal daripada Livia. Sedangkan istrinya itu masih tertidur. Begitu pula dengan Gadis yang terbungkus selimut kecilnya. Udara dingin Ohio menambah keheningan pagi di apartemen itu.Rajendra melangkah ke balkon dengan tangan membawa secangkir kopi yang baru saja dibuatnya.Pandangannya tertuju pada Langit yang mulai cerah, berharap udara pagi bisa menjernihkan pikirannya. Namun, bayangan Sharon tetap menghantui meskipun Rajendra sudah bertekad tidak akan mengingat lagi perempuan itu dan memberikan hatinya sepenuhnya hanya untuk Livia.Tatapan Sharon yang sarat akan kesedihan yang berusaha ia sembunyikan di balik senyumnya membuat Rajendra terus berpikir, apa Sharon masih menyimpan luka yang ditinggalkannya dulu?Di sisi lain Rajendra sadar tidak ada gunanya membuka luka lama. Sharon sudah memiliki kehidupannya bersama Lunetta. Dan Rajendra juga sudah punya Livia dan Gadis."Ndraaa ..." Suara Livia terdengar memecah lamunan Rajendra.Rajendra menggerakkan k

    Last Updated : 2025-01-12
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Wanita Yang Pantas Untuk Rajendra

    Sharon refleks menoleh ke arah suara yang memanggil Rajendra. Ketika tatapannya tertuju pada Livia, ia tidak bisa menyembunyikan kekagetannya. Livia melangkah pelan, terpincang-pincang dengan bantuan tongkat. Kemarin Rajendra memang sudah menceritakan tujuan mereka datang ke Cleveland adalah untuk mengobati istrinya yang pincang. Tapi ketika menyaksikan sendiri penampakannya, Sharon melihat Livia begitu 'rendah' dan tidak pantas untuk mendampingi Rajendra.'Jadi ini istri Rajendra?' Sharon membatin sambil menjaga ekspresinya agar tidak berubah.Ia memindai sosok Livia saat itu juga. Tubuhnya ramping, langkahnya tertatih dan wajahnya sendu. Dia memang cantik. Fitur wajahnya persis seperti tokoh protagonis di drama Korea. Namun demikian Sharon tetap saja merasa tidak terima kalau Livialah yang menjadi istri Rajendra.Bagaimana bisa Rajendra, pria gagah dan mapan menikahi wanita seperti ini? Apa yang bisa wanita itu berikan? Berjalan saja tidak becus. Berdiri juga butuh bantuan.Tetapi

    Last Updated : 2025-01-13
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Balasan Yang Elegan

    Setelah pintu ditutup Livia duduk di sofa ruang tamu. Wajahnya sedikit tampak tidak tenang. Hatinya gusar oleh percakapan bersama Sharon tadi.Rajendra mengikutinya dan ikut duduk di samping Livia."Kamu dan dia kayak udah akrab banget. Kalian udah lama kenal?" tanya Livia memulai obrolan."Nggak. Aku baru kenal dia kemarin." Rajendra menjawab, mencoba agar terdengar biasa."Tapi dia bilang kamu cerita banyak tentang saya. Itu benar?" Livia menatap lekat wajah Rajendra hingga hampir membuatnya grogi.Rajendra berdeham, mencoba menjaga situasi agar tetap tenang. "Jadi begini. Waktu kamu lagi di toilet kemarin, aku dan Gadis main di sini. Suara binatang dari buku Gadis menarik perhatian Lunetta. Sharon yang kehilangan Lunetta mencarinya sampai ke sini. Dari situ awalnya kami berkenalan. Dan aku menceritakan tujuan kita datang ke sini untuk pengobatan kamu.""Oh," respon Livia. "Tapi tadi dia bilang sesuatu yang menyentil saya. Tentang pekerjaan. Rasanya dia seperti sengaja menunjukkan k

    Last Updated : 2025-01-13
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Di Luar Dugaan

    Perkataan Livia spontan membuat Sharon terdiam. Senyumnya sedikit pudar dan ia mencoba untuk tetap tenang walau perkataan Livia mengenai Lunetta berhasil menyentuh titik sensitifnya. Sharon diam-diam menghela napasnya. Wanita itu menunduk sesaat kemudian menatap Livia dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan."Okay, Livia. Aku harap kamu dan Rajendra selalu bahagia" ucapnya datar, kemudian memanggil Lunetta yang masih asyik bermain dengan Gadis. "Lunetta, sudah waktunya pulang!"Lunetta yang belum puas bermain terlihat enggan namun akhirnya tetap mengikuti keinginan sang ibu. "Bye, Gadis. See you tomorrow!" ucapnya ceria kemudian berlari ke arah Sharon.Sharon menggandeng tangan Lunetta menuju pintu. Sebelum keluar ia menoleh sekali lagi ke arah Livia. "Aku pulang dulu. Tapi, Livia, kamu jangan terlalu yakin dengan apa yang kamu miliki sekarang. Dunia seringkali tidak sebaik yang kita kira," ujarnya dengan kata penuh penekanan.Livia membalasnya dengan senyum tipis. Ia tidak ingin

    Last Updated : 2025-01-13
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Meminta Izin Livia

    "Nggak ada apa-apa, Liv," jawab Rajendra berbohong."Kalau memang nggak ada apa-apa kenapa tadi dia memanggil kamu?" tanya Livia tidak percaya.Rajendra menghela napas dalam diam sebelum menjawab, "Dokter bilang perkembangan kamu sangat bagus dan kamu sangat bersemangatm Tentang jadwalnya dokter Hailey bilang kamu harus terapi lima hari dalam seminggu."Livia tersenyum lebar dengan mata berbinar. "Serius, Ndra? Saya happy banget mendengarnya. Saya janji akan lebih giat lagi supaya bisa jalan bareng kamu tanpa membuat kamu malu.""Liv ..." Rajendra mencekal pelan lengan Livia hingga langkah Livia ikut terhenti."Iya?""Aku nggak suka mendengar kamu bilang kayak gitu lagi, Liv. Aku nggak malu jalan sama kamu apa pun keadaan kamu."Livia tersenyum getir teringat masa lalu, di mana Rajendra selalu menyembunyikan dirinya."Sejak kapan itu berubah, Ndra? Dulu kamu selalu mem--""Please, Liv, nggak usah bahas masa lalu." Rajendra segera memotong perkataan Livia sebelum ia selesai berbicara.

    Last Updated : 2025-01-14
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Yang Terjadi Di Rumah Sakit

    Rajendra membuka pintu kamar dengan hati-hati. Ia menatap Livia yang kini duduk di tepi tempat tidur."Siapa yang datang, Ndra?" Livia bertanya sambil menahan kantuknya.Rajendra menghampiri tempat tidur, duduk di tepinya dan menggenggam tangan Livia. "Liv, Sharon yang datang. Dia dengan Lunetta. Lunetta demam tinggi dan terus mengigau. Sharon minta aku buat nemenin ke rumah sakit.""Emangnya dia nggak punya orang lain yang bisa dimintai tolong? Kenapa harus kamu, Ndra?" Livia sedikit emosi mendengarnya."Karena kita tetangganya, Liv. Dia juga bilang nggak tahu lagi harus minta tolong ke siapa. Sejujurnya aku nggak tega ngeliat kondisi Lunetta. Badannya benar-benar panas," kata Rajendra menjelaskan.Livia terdiam mendengarnya. "Kalau kamu nggak mengizinkan aku nggak akan pergi, Liv."Livia membayangkan jika dirinya yang berada pada posisi Sharon. Ia hanya berdua dengan Gadis tanpa ada yang menemani. Tanpa ada Rajendra. Apakah ia tega?Livia menghela napasnya, mencoba menekan emosi ya

    Last Updated : 2025-01-14
  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Pencuri Ciuman

    Rajendra merasakan tubuh Sharon melekat padanya, yang membuat lelaki itu kaku seketika. Ia menurunkan pandangannya memandang Sharon yang kini terisak dengan tubuh bergetar. Barusan dokter mengatakan Lunetta harus diopname karena ia mengidap tipes.Perasaan Rajendra jadi campur aduk. Rasa kasihan, kesal dan merasa bersalah muncul, yang tidak jelas dari mana asalnya.Rajendra menepuk punggung Sharon dengan hati-hati. Berusaha melepaskan pelukan itu dengan halus. "Sha, tenang dulu. Aku ngerti kamu lagi panik. Tapi jangan begini."Sharon mengangkat wajahnya yang penuh oleh air mata dari pundak Rajendra. "Aku nggak tahu lagi harus gimana, Ndra. Semua ini terlalu berat buat aku. Bulan lalu anak temanku ada yang meninggal karena tipes, aku takut kehilangan Lunetta," jelas Sharon tersedu-sedu."Aku paham kamu butuh support dan bantuan, Sha. Tapi aku nggak bisa selalu ada untuk kamu. Kamu harus kuat demi Lunetta. Aku sudah bantu kamu sebisa mungkin, tapi aku juga punya keluarga," kata Rajendra

    Last Updated : 2025-01-14

Latest chapter

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   TAMAT

    Rumah besar Livia dan Rajendra kini terasa sunyi. Anak-anak sudah besar dan berkeluarga. Tapi di setiap akhir pekan rumah mereka selalu ramai oleh tawa canda cucu dan cicit mereka. Anak-anak selalu menawarkan Rajendra dan Livia untuk tinggal bersama mereka tapi keduanya menolak. Mereka lebih memilih untuk tinggal berdua saja dan menghabiskan masa tua bersama.Rajendra dan Livia saat ini sedang berada di kamar mereka. Rajendra sudah berumur 90 tahun sedangkan Livia 3 tahun di bawahnya. Keduanya berbaring di tempat tidur."Hujannya lama ya, Ndra, dari tadi nggak berhenti-henti," kata Livia sembari memandang ke luar jendela, pada titik-titik hujan yang terus berjatuhan."Iya, Sayang. Sekarang kan lagi musim hujan.""Dingin ..." Rajendra merengkuh Livia, memberi lengannya untuk istrinya itu berbaring sedangkan satu tangannya lagi memeluk tubuh Livia. Meski rambut mereka sudah sepenuhnya memutih dan wajah mereka sudah keriput tapi cinta mereka begitu kuat.Livia tersenyum. "Berada di peluk

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 8

    Hari-hari setelah kehamilannya terasa berat bagi Gadis. Setiap hari ia mengalami morning sickness yang menyebabkan susah makan.Randu yang biasanya pagi-pagi berangkat ke kedutaan kini harus mengurus Gadis lebih dulu sebelum pergi ke kantornya."Makan dikit ya, Abang bikinin sup hangat atau maunya roti coklat aja?" kata Randu sambil mengelus pundak Gadis yang terduduk lemas di sofa.Gadis menggelengkan kepalanya. "Adis nggak mau apa-apa, Bang. Adis nggak selera makan apa pun.""Tapi setidaknya Adis harus makan sedikit biar ada isi perutnya. Ingat, Dis, anak kita juga butuh asupan."Gadis tersenyum melihat perhatian Randu dan kepanikannya di waktu yang sama. "Ya udah, Adis mau minum teh hangat aja sama roti coklat," putusnya walau kemudian kembali berakhir dengan muntah.Malam harinya saat video call dan mengetahui keadaan Gadis, Livia langsung mengambil keputusan."Ndra, aku harus berangkat.""Ke mana?" tanya Rajendra."Ke Turki. Aku harus nemenin Gadis. Dia butuh aku saat ini. Ini ke

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 7

    Gadis dan Randu memulai kehidupan mereka sebagai suami istri begitu tiba di Ankara, ibukota Turki. Kota itu terasa begitu berbeda dengan suasana di Indonesia. Udara dingin menusuk di musim gugur. Arsitektur Eropa bercampur dengan sentuhan Ottoman serta hiruk pikuk kehidupan yang begitu asing bagi Gadis.Randu sebagai diplomat muda langsung disibukkan dengan pekerjaannya di kedutaan besar Indonesia. Seringkali ia harus menghadiri rapat dengan pejabat Turki, menerima delegasi dari Indonesia, atau menghadiri acara-acara diplomatik. Sementara itu gadis masih beradaptasi dengan kehidupan barunya. Awalnya ia merasa canggung tinggal di negeri orang. Namun Randu selalu berusaha membuatnya nyaman. Mereka tinggal di sebuah apartemen yang luas dengan pemandangan kota Ankara yang indah.Setiap pagi Randu berangkat ke kedutaan, sementara gadis mulai membangun rutinitasnya sendiri. Ia mengambil kursus bahasa Turki agar bisa lebih mudah berkomunikasi dengan orang-orang sekitar. Selain itu ia juga se

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 6

    Hari keberangkatan Gadis dan Randu ke Turki semakin dekat. Di rumah keluarga Rajendra suasana haru kian terasa.Livia sibuk memastikan semua keperluan Gadis sudah siap. Ia berulang kali memeriksa koper putrinya hanya demi memastikan tidak ada barang penting yang tertinggal."Adis, kamu yakin semuanya udah lengkap? Paspor, obat-obatan, udah?" tanya Livia dengan suara bergetar.Gadis tersenyum tipis, ia mencoba menenangkan perasaan ibunya. "Udah, Bunda. Tenang aja, Adis udah cek berkali-kali, sama kayak Bunda."Namun, Livia tetap terlihat cemas. Tangannya gemetar saat merapikan baju-baju Gadis di koper."Nda, udah. Jangan kayak gini. Nanti Adis bakal sering nelepon dan video call sama Bunda kok," kata Gadis menenangkan sang bunda.Livia mengangguk tapi matanya mulai berkaca-kaca. Ia belum siap berpisah dengan Gadis, namun juga tidak mungkin menahan Gadis agar tetap bersamanya karena Gadis sudah menikah.Rajendra juga mencoba untuk tegar. Ia diam saja, memerhatikan semua persiapan denga

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 5

    Akad nikah Gadis dan Randu sudah selesai dilaksanakan. Acara disambung dengan resepsi pernikahan.Acara tersebut tampak meriah. Para tamu yang datang terlihat puas. Baik oleh penyelenggaraan acaranya maupun dari hidangan yang disajikan. Wedding singer yang berada di atas panggung yang berada tidak jauh dari pelaminan tidak ada hentinya menyanyikan lagu romantis, membuat atmosfer penuh cinta semakin terasa."Liv, aku mau nyanyi boleh nggak?" kata Rajendra tiba-tiba."Hah?" Mata Livia melebar mendengarnya. "Emang kamu bisa nyanyi?""Bisa dong walau suara aku pas-pasan," kekeh Rajendra.Livia ikut tertawa. "Ya udah gih, nyanyi sana biar anak-anak tahu kalau papanya ada bakat terpendam.""Kamu mau ikutan nyanyi sama aku?""Aku ngeliat dari sini aja."Rajendra berjalan ke belakang panggung, berbicara dengan seseorang lalu naik ke atas panggung. Mikrofon yang tadinya ada di tangan wedding singer berpindah ke tangan Rajendra."Bang, itu Papa mau ngapain?" tanya Gadis yang duduk di pelaminan

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 4

    Begitu mendapatkan restu dari Erwin, persiapan pernikahan Gadis dan Randu segera disiapkan.Livia yang paling sibuk. Ia memastikan bahwa semua berjalan lancar dan sempurna untuk anak perempuannya. Begitu pula dengan Rajendra. Ia lebih disibukkan dengan urusan administratif.Gadis menginginkan pernikahan yang sederhana tapi tetap elegan. Setelah berdiskusi panjang akhirnya mereka memutuskan menyewa gedung yang memiliki nuansa taman di dalamnya dengan lampu-lampu gantung. Sementara untuk dekorasinya sendiri dihiasi nuansa putih dan hijau yang menyimbolkan kesan alami dan damai.Untuk pakaian pengantin Randu mengenakan beskap putih klasik. Sedangkan Gadis memilih gaun putih gading dengan detail bordir yang lembut. Saat pertama kali mencobanya ia termenung di depan cermin, menyadari bahwa sebentar lagi hidupnya akan berubah.Mengenai undangan mereka mencetak undangan simpel dengan desain minimalis. Gadis dan Randu memutuskan hanya mengundang orang-orang terdekat. Meskipun begitu Rajendra

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 3

    "Yang benar aja kamu, Ndra. Nggak mungkin Gadis nikah sama Randu!" Begitu kata Erwin di saat Rajendra mengatakan tentang rencana menikahkan kedua anaknya."Aku dan Livia juga kaget, Pi. Tapi mau bagaimana lagi? Mereka berdua saling mencintai," ujar Rajendra pada Erwin."Kayak nggak ada orang lain aja." Erwin terlihat tidak setuju atas rencana pernikahan keduanya."Ya mau gimana lagi, Pi. Namanya juga cinta."Erwin terdiam. Ia kehilangan kata untuk menjawab kata-kata Rajendra."Pi, kita restui saja mereka. Jangan dipersulit," pinta Rajendra." Aku nggak ingin melihat anakku menderita apalagi kalau mereka sampai kawin lari."Erwin menghela napasnya lalu bertanya, "Sejak kapan mereka pacaran?""Sudah cukup lama, Pi. Livia yang punya firasat itu tapi aku nggak percaya. Sampai akhirnya keduanya mengaku."Erwin terdiam lagi seolah sedang memikirkan perkataan Rajendra. "Kamu nggak lupa siapa orang tua Randu kan, Ndra? Jangan lupa dia anak Utary dan nggak tahu siapa bapaknya.""Aku udah lupakan

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 2

    "Liv love, kamu ngeliat Gadis nggak?" tanya Rajendra setelah masuk ke ruangan Livia. Setelah semua yang terjadi Livia juga bekerja di kantor menjadi asisten pribadi Rajendra. Lagi pula anak-anak sudah besar."Paling pergi makan siang bareng Randu," jawab Livia sambil merapikan ikatan rambutnya."Makin hari mereka semakin dekat," komentar Rajendra."Iya. Aku pun ngeliatnya begitu." Livia menimpali. "Kamu ngerasa nggak sih, kalau hubungan mereka kayak udah nggak wajar?""Nggak wajar gimana?" Rajendra mengerutkan dahinya.Livia tampak ragu namun tak urung mengatakan. "Aku ngeliat mereka kayak orang lagi pacaran. Benar nggak?"Rajendra tertawa mendengarnya. "Kamu ada-ada aja, Sayang. Randu dan Gadis kan dari kecil sudah tumbuh bersama. Mereka itu kakak adik. Nggak mungkin mereka seperti yang kamu bilang."Livia terdiam. Yang dikatakan Rajendra ada benarnya. Tapi firasatnya berkata lain. Sebagai seorang ibu ia tahu persis ada yang berbeda dalam hubungan Randu dan Gadis. Cara Randu menatap

  • Istri Yang Tidak Pernah Diharapkan   Extra Part 1

    Waktu terus berlalu tanpa bisa dihentikan. Setiap detik yang terlewati bagaikan anak panah yang melesat dengan cepat.Anak-anak sekarang sudah dewasa. Randu sudah bekerja sebagai salah satu staff di Kemenlu. Sedangkan Gadis melanjutkan kerajaan bisnis Rajendra bersama dengan Livia. Hubungan Gadis dengan Randu sangat dekat. Bahkan tidak bisa lagi dibilang sebagai kakak adik biasa. Tumbuh bersama sejak kecil dan melewatkan berbagai hal berdua membuat mereka saling terikat satu sama lain. Meski tidak ada pernyataan cinta yang terucap namun keduanya menyadari bahwa mereka berdua saling mencintai. Hanya saja mereka tidak menunjukkannya secara terang-terangan. Rajendra dan Livia menganggap keduanya saling menyayangi sebagai kakak dan adik. Tidak sedikit pun terbersit di pikiran mereka bahwa keduanya akan melewati batas itu."Dis, Abang pengen ngomong. Bisa nggak kita ketemuan makan siang nanti?" Itu pesan yang diterima Gadis dari Randu ketika ia sedang sibuk-sibuknya bekerja di kantor."Ha

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status