Share

Merasa Terhina

"Kami belum tahu Mah," jawab Okta, "sebab dokter belum keluar."

Mendengar hal tersebut Mama Rani sangat lesu, dia duduk di kursi dan Aisyah segera merangkulnya dan memeluk tubuhnya. "Kita berdoa saja ya Mah, semoga Papa baik-baik saja dan tidak terjadi apapun."

"Iya Sayang," jawab Mama Rani dengan lemas.

Tak lama pintu ruangan UGD terbuka, dokter pun keluar dan mengabarkan tentang kondisi Papa Agam. "Pasien mengalami benturan yang cukup keras di kepalanya, dan kami harus segera melakukan tindakan operasi. Sebaiknya keluarga dari pasien segera mengisi data-data di bagian administrasi."

"Tidak perlu," jawab Boy, "sebaiknya Anda cepat lakukan saja operasinya!" titahnya.

"Maaf, tapi--"

"Laksanakan saja!" titah Boy.

Dokter itu mengangguk lalu dia langsung masuk ke dalam ruangan dan menyuruh suster untuk segera bersiap-siap membawa Papa Agam untuk dibawa ke ruang operasi.

Sementara semua merasa heran karena tiba-tiba saja dokter itu menurut dengan ucapan Boy. "Heh, kok tadi dokternya nurut
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status