Share

Kabar Buruk

"Halo selamat sore," ucap Mama Rani saat telepon tersambung.

"Apa!" kaget Mama Rani, seketika ponselnya langsung terjatuh berbarengan dengan tubuhnya yang luruh ke sofa.

Tatapannya kosong dengan air mata yang sudah mengalir, kepalanya menggeleng dengan kuat membuat Lusi yang berada di sampingnya merasa heran dan panik juga

"Mah ... Mama kenapa?" tanya Lusi dengan wajah yang sudah dilanda kecemasan.

"Nggak ... nggak mungkin. Nnggak mungkin!" teriak Mama Rani.

"Nggak mungkin kenapa, Mah? Mama coba cerita sama Lusi. Mama, ada apa?"

Mama Rani langsung memeluk tubuh Lusi, dia menangis tersedu-sedu membuat Lusi merasa semakin bingung, tapi dia juga tidak bisa berkata apapun.

"Papah, Lusi ... Papa," ucap Mama Rani dengan suara yang purau.

"Papa kenapa, Mah? Papa udah naik pesawat kan?" Mama Rani menganggukan kepalanya. "Ya, terus?" bingungnya.

"Pesawat yang dinaiki papa jatuh dan hilang kontak, dan sekarang pihak bandara sedang melacaknya. Katanya titik terakhir ada di tengah laut. Mama sang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status