Home / Romansa / Istri Yang Tak Dirindukan / Bab 72 Finah yang Keji

Share

Bab 72 Finah yang Keji

last update Last Updated: 2022-03-10 19:33:01

Seketika air mataku merembes keluar tanpa diminta. Aku melepas kepergian Habib dan Nara. Kini sudah saatnya mereka menentukan jalan hidup sendiri. Aku tidak ingin menjadi penghalang untuk Habib, dan Nara meraih cita-citanya. 

"Bunda jangan sedih. Habib pasti akan kembali jika tugas ini sudah selesai," ucap Habib menghapus jejak air mataku. 

"Iya, Nak. Bunda akan menunggu kalian di sini."

"Ayah, tolong jaga Bunda selama Habib pergi!" Pintanya kepada Ustaz Rahman. 

"Iya, Habib. Tentu Ayah akan menjaga ibumu dengan baik. Kamu tetap saja fokus mengajar di sana. Ayah pasti akan menjaga amanahmu," kata Ustaz Rahman. 

"Jaga dirimu baik-baik di sana, Nak!" Lirihku. 

Bibir ini bergetar seiring pilu yang menyayat hati. Ketika melepas dua buah hatiku merantau di kampung orang. Wajahku menengadah menatap Habib, lalu bergantian Nara. Gadis manis yang kini sudah tumbuh dewasa. Cantik, Soleha dan juga pi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
semoga karma buat rahman dan nurul dengan fitnahnya ,lucu masa seorang ust kho percaya sama hasutan nurul ,kan harus ada saksi yang sama "melihat ay selingkuh dll ,langsung ucap talaak
goodnovel comment avatar
Yati Syahira
kapan ay bahagia jgn sampe kembali dgn rahman
goodnovel comment avatar
Popi Andriyanto
Kapan ayi akan bahagia?
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 74 Ingatan Masa Lalu

    Beberapa Tahun KemudianMobil masuk ke halaman pesantren MTTQ melewati dua pos penjagaan. Dari dalam mobil bisa kulihat barisan para santri yang sedang menuju ke masjid. Mereka melaksanakan salat berjamaah bersama. Waktu sudah menunjukan pukul tiga lewat empat puluh lima menit. Sudah saatnya tiba melaksanakan salat asar.Para santri putri hilir mudik melewati santri putra. Mereka hilir mudik memenuhi pondok pesantren yang dipimpin oleh Kyai Hasyim. Sementara santri pria bergerombolan menuju ke masjid. Sarung berkibar bak bendera yang memberi hormat tertiup angin. Aku juga memperhatikan hijab santri putri yang melambai dipermainkan angin. Udara di pesantren ini sangat sejuk. Letaknya di daerah Kabanjahe."Nyonya, kita sudah sampai," ucap sopir membukakan pintu. Lamunanku ambyar seletika begitu sudah sampai di rumah."Em … iya, Pak," jawabku gugup.Aku turun dari mobil dengan disambut

    Last Updated : 2022-03-14
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 75 Ustaz Faruq

    Pukul tujuh malam Syawal mengajakku ke rumah Kyai Hasyim. Malam ini ada acara sukuran di rumahnya. Anak---Kyai Hasyim baru kembali dari Dubai. Menurut gosip yang kudengar Ustaz Faruq seorang duda. Sudah lama mereka bercerai dan mempunyai anak satu. Usianya hampir sama dengan Hafiz."Ayi, aku senang sekali bisa bertemu denganmu di sini. Syawal banyak bercerita tentangmu. Katanya kamu pandai menyanyi juga mengaji," ucap Nyai Salma menyambut kedatanganku bersama Syawal. Aku mencium tangannya dengan takzim. Begitu juga dengan Syawal."Saya juga senang bisa berkunjung kembali ke rumah ini dan bertemu dengan Ibu," ungkapku menyerahkan sebuah bingkisan.Aku membawakan dua kotak bika Ambon sebagai oleh-oleh untuk Nyai Salma. Meski kadang wanita sepuh itu melarang membawa apa pun. Namun, aku tidak enak bila datang dengan tangan kosong.Nyai Salma adalah istr

    Last Updated : 2022-03-15
  • Istri Yang Tak Dirindukan   BAB 76 Sesal Tak Bertepi

    Dari semua tempat yang pernah kukunjungi, aku sama sekali tidak menyangka, jika akan bertemu dengan Ustaz Rahman di sini. Di kediaman Mual Salma dan Kyai Hasyim.Medan itu kota yang luas. Tapi kami harus bertemu di Kabanjahe. Apalagi keluarga Nyai Salma adalah termasuk saudara dekat Ustaz Rahman. Aku sama sekali tidak menyangka akan pertemuan ini. Dunia ini sungguh sempit bukan?Bayangan Ustaz Rahman sedang tersenyum menggoda, bak sebuah kaset yang berputar di kepala. Dia memakai sarung saat mendekat ke arahku. Bahkan jubah yang dipakainya melambai-lambai tertiup angin. Ketika itu Ustaz Rahman baru selesai melaksanakan salat asar.Peci yang bertengger di kepalanya semakin menambah ketampanan Ustaz Rahman. Membuat para wanita jatuh hati setiap memandangnya. Senyumannya melengkung, memperlihatkan lesung pipi. Aku jatuh cinta dengan pesona pria lajang yang sudah memikat hatiku.

    Last Updated : 2022-03-16
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 76 Dimana Ayahku

    Malam merangkak naik, aku merebahkan badan ketika naik di atas ranjang. Pertemuan hari ini dengan Ustaz Rahman membuatku terbayang masa lalu. Tubuh kurusnya, juga tatapan sendu Ustaz Rahman, membuatku hampir saja luluh.Mata ini menatap langit kamar yang bercat putih dengan pikiran melayang entah kemana. Menerawang jauh sampai ke wajah pria yang sudah lama tidak kutemui. Senyumnya masih manis seperti dulu, hanya tubuhnya sedikit kurus. Walau kondisi Ustaz Rahman tidak seperti dulu, tetap tidak mengurangi rasa ketampanannya."Bunda! Boleh saya masuk?"Suara ketukan pintu membuyarkan lamunanku. Itu panggilan dari Hafiz. Kalau sudah begini, pasti ada yang ingin dia katakan padaku. Hafiz jarang-jarang menemuiku. Kalau pun dia akan be

    Last Updated : 2022-03-17
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 78 Masa Lalu Kelam

    Hafiz tampak tegar walau wajahnya terlihat sendu. Sejak pulang bertemu dengan Ustaz Rahman, dia terus diam dan membisu. Mungkin Hafiz kecewa setelah pertemuan tadi dengan ayahnya.Aku menghirup udara dengan rakus. Mencoba menepis bayangan pria berwajah oriental itu. Bahkan senyumnya terlihat dipaksakan. Sejenak kupandangi tubuh kurusnya. Ada yang terasa sesak dalam dada ini. Melihat dia termenung, matanya berkaca-kaca seperti ada hujan yang akan turun dengan deras."Nak!" Panggilku lembut.Hafiz menoleh, lalu menyandarkan kepala di pangkuanku. Kubelai rambutnya yang hitam tebal. Gamis ini sudah basah oleh air matanya."Kenapa Ayah tak pernah mencari kita, Bun? Ayah egois!""Tidak, Nak. Ayahmu tidak egois.""Apa dia tidak tahu kita di sini hidup seperti apa. Bunda harus bekerja mencari nafkah dan memenuhi keb

    Last Updated : 2022-03-21
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 79 Permainan Nasib

    "Bagaimana, Ayi? Kamu setuju, kan dengan perjodohan ini?" Nyai Salma bertanya dengan binar bahagia. Dari matanya bisa kulihat terpancar kebahagian di wajahnya.Wanita berusia empat puluh tahunan ke atas itu, ingin menjodohkanku dengan sang putra semata wayangnya. Yah, aku terkejut mendengar kalimat perjodohan. Mulanya kami hanya membicarakan masalah pondok pesantren, dan juga kehidupan sehari-hari. Namun, aku terkejut ketika mendengar permintaan Nyai Salma yang tiba-tiba. Wanita yang tidak bisa memberikan suamiku keturunan. Sementara Ustaz Faruq dan Ustaz Rahman yang mendengarnya seketika tersedak secara bersamaan.Bagaimana hatiku bisa menerima Ustaz Faruq, di sisi lain masih ada cinta untuk Ustaz Rahman Maulana. Melihatku ingin menikah lagi dengan pria lain pasti hati ayahnya---Hafiz hancur. Mana ada pria di dunia ini yang rela bila kekasih hatinya menikah dengan pria lain."Umi, apa-apaan sih main jodohin segala kayak

    Last Updated : 2022-03-24
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 80 Perebut Hati

    "Oma!"Aku menoleh ke belakang seketika. Melihat bocah berusia empat tahun berlari ke mendekati seorang wanita seumuran denganku. Gadis kecil itu memakai kerudung warna pink. Sama seperti Nara waktu kecil dulu."Alina, jangan lari-lari, Nak. Nanti kalau jatuh gimana?""Aina dah tuat, Oma."Wanita itu tersenyum mengecup pipi sang cucu. Bocah itu terlihat manis sekali. Lesung pipinya melengkung di pipi kanannya. Dari caranya tersenyum dan tertawa, aku bisa merasakan ada yang berbeda. Entah mengapa hati seperti ada kekuatan batin dengan balita itu."Sayang, ayo kita temui Abi! Pasti Abi sekarang lagi gelisah nungguin kamu.""Iya, Oma.""Cucunya, Bu?" Tanyaku menatap balita itu."Iya, Bu. Namanya Alina, umurnya empat tahun. Dia cucu pertama saya," jawabnya merapikan hijab balita itu.

    Last Updated : 2022-03-25
  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 81 Ustaz Habib

    "Mauli, kenapa ponselnya tidak diangkat?" Tanyaku gusar.Mauli terdiam. Sudah lebih dari sepuluh kali ponselnya menjerit minta diangkat. Panggilan nama Hasan berkedip-kedip bak lampu diskotik yang menyala dalam keremangan.Wanita muda di depanku tetap diam seribu bahasa sejak kembali dari pusat perbelanjaan. Mungkin hatinya sedang sakit. Ketika bertemu dengan Hasan, suami yang sudah lama menghilang tanpa kabar."Hiks … hiks."Mauli menangis sambil menutup wajahnya dengan menggunakan kedua telapak tangan. Bayi yang berusia beberapa bulan itu pun ikut menangis. Aku bisa merasakan perih dikhianati. Berada di posisinya bukanlah hal yang mudah. Apalagi sudah memiliki anak sebagai pengikat pernikahan."Mauli, jika menangis bisa membuatmu terhibur, maka lakukanlah itu. Aku akan mendengarkan curhatmu. Aku pernah merasakan di posisimu ini."&nbs

    Last Updated : 2022-03-28

Latest chapter

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 102 Tamat

    Bab 102 TamatMendung bergelayut manja disertai hujan gerimis saat itu. Aku dan rombongan Ustaz Rahman tiba di pelabuhan. Tuan Saga dan anak buahnya memutuskan untuk berpisah. Mereka kembali ke asalnya. Kemudian, kita meminjam telepon seseorang untuk menghubungi pondok pesantren. Agar mereka menjemput di daerah dermaga. Sudah lebih dari satu bulan kami menghilang. Ketika menghubungi pihak pondok, mereka terkejut melihat kami bisa selamat sampai tujuan. Tak lama kemudian, Ustaz Dian dan rombongan Kyai Lukman datang menjemput. Sengaja tidak aku hubungi Habib dan Nara ingin membuat kejutan. Juga Syawal yang mungkin saat menghilang mengkhawatirkan keadaanku."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam, Ustaz Dian."Ustaz Rahman menyambut sahabatnya dengan penuh suka. Mereka saling berpelukan satu sama lain. Senang rasanya bisa melihat mereka lagi kembali akrab. "Aku tidak percaya kalian bisa kembali dengan selamat sampai di sini," ucap Ustaz Dian."Alhamdulilah. Berkata kemurahan yang di atas ka

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 101 Kembali ke Asal

    Bab 101 Kembali ke AsalAku mundur satu langkah ke belakang. Namun Jirayu masih mendekat hingga nyaris tidak ada jarak di antara kami. Malam ini, adalah malam pengantin kami sudah pasti dia meminta haknya sebagai suami. Dia menatapku dalam diam. Tatapan gelapnya terlihat sangat menakutkan seperti ingin membunuhku. Kemudian, aku menyapanya dengan suara bergetar."Apa yang akan Anda lakukan, Tuan Jirayu?"Saat itu, aku baru menyadari dia sudah membuka baju kebesarannya. Setengah tubuhnya sudah telanjang dan memperlihatkan dadanya yang kekar. "Kau harus mengganti bajumu. Atau kau akan tidur dengan pakain seperti Cleopatra?""Terima kasih atas perhatianmu, Tuan Jirayu. Aku kira Anda tidak perlu begitu."Sambil mengatakan itu, Jirayu memberikan sebuah gaun baju tidur. Bahannya sangat halus seperti kain sutra. Namun tipis dan transparan bisa tembus pandang. Dia tentu sudah mempersiapkan semua ini untuk malam pengantin kami."Ha!" Jirayu tersenyum meremehkan. "Kenapa kau sangat tegang begi

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 100 Pernikahan

    Bab 100 Pernikahan Aku masih melihat tatapan Tuan Jirayu dengan penuh nafsu. Meski dia bukan pria yang berumur tua, namun membuatku merasa jijik. Tuan Jirayu berasal dari negeri Thailand, tetapi dia pemeluk agama islam. Dia membawaku ke negaranya. Berbagai pemandangan telah kulihat selama berada di negeri Gajah Putih. Dia memperlakukanku seperti seorang ratu di sini. Bukan berarti aku suka dengan sikapnya. Tuan Jirayu telah mempunyai istri enam. Dia bermaksud ingin menjadikanku istri yang ke tujuh. Saat itu, pesta iringan pengantin diadakan di aula untuk menyambut pengantin wanita."Ratu Panraya, Anda akan harus memakai mahkota ini untuk acara adat." Pelayan membawakan mahkota emas dan juga gelang berkepala ular. Melihat bentuknya yang unik, aku seperti berada di dalam dunia legenda masa silam. Gelang ular emas itu dari dinasti sebelumnya. Menurut pelayan akan diberikan kepada ratu ketujuh bila raja mereka berhasil menikah untuk yang ketujuh kalinya. Sialnya, aku adalah ratu terak

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 99 Tuan Jirayu

    Bab 99 Tuan JirayuJantungku berdetak dengan kencang. Ketika Tuan Saga membawaku ke sebuah bar. Di sana ada pria Thailand yang wajah mirip dengan artis Prin Supirat. Usianya sekitar empat puluh tahunan. Kulitnya putih, hidungnya juga mancung. Matanya sipit mirip penduduk Korea. "Tuan Jirayu, saya bawakan wanita cantik untuk Anda. Silahkan sepuasnya untuk mengobrol dengannya."Pria bernama Jirayu tersenyum. Dia berbicara dengan Tuan Saga menggunakan bahasa Thailand. Aku tidak tahu apa yang mereka bicarakan apa. Namun dari tatapan Jirayu, jelas dia punya niat tidak baik. Tatapan matanya liar penuh dengan nafsu. Dia memperhatikan dari ujung rambut sampai ujung kaki. "Hei, kau. Tuan Jirayu menyukaimu. Beruntung sekali dirimu malam ini. Layani dia dengan baik. Kau akan menjadi ratu yang dimanjakan.""Tuan Saga, sepertinya kau memilih orang yang salah. Aku tidak sudi melayani pria mesum seperti Tuan Jirayu.""Kau pasti akan menyesal telah menolak tawaran Tuan Jirayu, Nyonya Ayi.""Mengapa

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 98 Bajak Laut

    Bab 97 Bajak LautKapal nelayan yang membawa kita langsung menuju ke tengah laut. Beberapa dari anak buah kapal memperhatikan kami dengan tatapan aneh. Namun Ustaz Rahman segera mencairkan suasana untuk meredakan ketegangan.Angin laut bertiup kencang, ombak setinggi dua meter menghantam kapal yang sedang kami tumpangi. Kapten yang memimpin anak buahnya segera melihat apa yang terjadi. Dari kejauhan, terlihat bendera putih dari negara lain. Di sebelahnya jelas, bendera milik negara Thailand. Sedikit terkejut dengan bendera yang berkibar di tengah lautan. Mengapa ada penyusup dari negara Thailand masuk ke perairan Utara. Aku melihat mereka seperti penyusup. Tapi siapakah yang sudah memberi peluang negara Gajah Putih. "Tuan Sadam, sepertinya itu kapal dari Thailand. Mereka sedang mendekat ke arah kita sekarang," ucap Ustaz Rahman. Mata Tuan Sadam langsung tertuju kepada dua kapal nelayan yang saling berjajar bersebelahan. "Ustaz Rahman, kau benar. Mereka adalah penyusup yang sering m

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 97 Kami Selamat

    Bab 97 Kami SelamatAngin laut melambai mempermainkan hijabku ke sana ke sini. Udara di bibir pantai terasa menusuk tulang. Aku merasakan tubuhku menggigil kedinginan. Bibirku gemetar merasakan sakit yang luar biasa. Mungkin inilah saatnya ajalku tiba. Namun kenapa harus mati di sini? Bagaimana nanti jika jasadku tidak bisa dikuburkan dengan layak. Aku masih berharap akan ada keajaiban yang akan menyelamatkan kami dari pulau kecil ini.Sudah beberapa hari kami bertahan di tempat ini. Namun tidak ada tanda-tanda kapal penyelamat akan datang. Ustaz Rahman sudah baikan dan sembuh dari luka-lukanya karena terhempas kapal. Kini, giliranku yang harus sekarat di tempat ini. Entah untuk berapa lama aku bisa bertahan. "Ayi, bertahanlah. Aku akan berusaha mencari bantuan di sekitar sini," ucap Ustaz Rahman berbisik. Samar aku mendengar suaranya penuh kekhawatiran. Beberapa saat aku terdiam, dan hanya bersandar pada pohon kelapa yang hampir rubuh. Lama menanti, tetapi dia tak kunjung kembali.

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 96 Seandainya

    Bab 96 Seandainya Hujan turun dengan deras di atas permukaan air laut. Prediksi mengatakan hari ini cerah. Namun entah kenapa tiba-tiba air laut menjadi pasang. Ombak bergulung-gulung setinggi empat meter menyapu sampan kecil yang kami tumpangi. Hingga pecah dan menenggelamkan penumpangnya. Kayu untuk mengayuh sampan ini tidak kuasa melawan arus. Meski dua tenaga orang dewasa sudah dikerahkan. Ustaz Rahman dan nelayan akhirnya harus menyerah. Membiarkan sampan terbawa arus dan pecah. Kami semua panik, terutama aku yang baru pertama kali menyeberang di lautan luas. Terbiasa hidup di darat membuatku tidak nyaman dalam situasi ini.Aku ingat Tuhan pada Sang Pencipta. Aku juga ingat pada masa laluku yang suram. Ketika hidupku bersama Anan. Aku berdoa di dalam hati, mudah-mudahan akan dikabulkan hingga doaku bisa menembus langit ketujuh. Sebelum ajal menjemputku, aku ingin melihat anak dan cucu. "Jangan panik, Ay. Aku akan menolongmu." Ustaz Rahman menggapai tanganku. Dia menggenggam y

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 95 Perjalanan

    "Bunda jadi berangkat ke Aceh?""Jadi, Nak. Ini kan kegiatan sekolah untuk study tour. Semua ustaz dan para guru akan menemani santri. Hanya murid kelas sembilan saja yang berangkat. Semuanya berjumlah enam puluh orang." Aku menjawab sambil menyusun pakaian ke tas ransel. Habib hanya terdengar menarik napas panjang ketika dia melihatku. Seolah sedang ada pikiran yang mengganggu jiwanya. "Aku tidak setuju sebenarnya melihat Bunda pergi ke sana." "Loh kenapa? Bunda kan pergi karena tugas. Bukan karena ingin jalan-jalan. Ini adalah kegiatan perpisahan murid-murid kelas sembilan. Tidak tiap bulan kita pergi.""Perasaan Habib kali ini tidak enak, Bun.""Sepertinya kamu harus banyak- banyak istigfar, Nak. Bunda tidak ingin kamu berburuk sangka dengan yang di atas."Habib hanya diam tak ingin melanjutkan debat lagi denganku. Alasan apa pun tidak akan bisa mencegahku untuk berangkat. Bagaimana mungkin aku mengabaikan anak-anak. Mereka sudah menyelesaikan pendidikan tiga tahun di pondok pes

  • Istri Yang Tak Dirindukan   Bab 94 Malaikat Penolong

    "Astagfirullah!" Aku menjerit ketika sebuah mobil sedan menyerempet dari samping. Motorku langsung jatuh dan menabrak trotoar. Darah segar langsung mengalir dari kaki. Seorang pria dan wanita langsung turun menghampiri. Tapi yang membuatku terkejut adalah perempuan yang ada di sampingnya. Tak lain adalah Nurul. Dia dengan sombongnya melangkah mendekat, dan mencecar dengan kata-kata kasar."Hei kalau jalan pakai mata! Sudah tahu ini tempat umum, masih jalan pakai melamun." Cibirnya dengan nada tinggi."Maaf, ya? Aku sudah jalan di pinggir. Tapi mobil yang kalian kemudikan telah menyalip jalanku.""Tuh kalau orang miskin pasti cari-cari alasan untuk memeras orang kaya.""Ma, sudahlah. Jangan bertengkar di jalan. Ini tempat umum. Malu dilihat orang.""Perempuan miskin seperti dia memang harus diberi pelajaran, Pa. Biar gak kurang ajar minta biaya pengobatan dan biaya kecelakaan.""Aku rasa di sini aku yang jadi korbannya. Tapi kamu bukannya meminta maaf malah mencela.""Ha!" Nurul menc

DMCA.com Protection Status