Share

Bab 107

Langkah kaki terdengar menggema di lantai marmer mahal. Sorot kamera terpancar begitu rapi tatkala wanita cantik dengan gaun hitam melangkah memasuki ruangan yang sudah dihias dengan begitu indahnya.

Delima menoleh dengan senyum kaku, begitu pun dengan Luna yang langsung menampilkan senyum cerah tatkala wanita yang ia tunggu akhirnya berjalan ke arahnya.

“Selamat siang, Ibu.” Alice memeluk ibu dan ibu mertuanya bergantian. Menatap beberapa orang yang kebetulan mendekat ke arah mereka dengan sapaan yang begitu sopan.

“Kenapa telat? Di mana Leonardo, kamu bersamanya?” tanya Delima melihat ke arah luar, tetapi tak melihat siapa pun yang mengekor putrinya.

Alice menggeleng kecil dengan senyum yang masih terpatri indah. “Aku datang sendiri, Bu.”

Senyum Luna yang tadi sempat terbit kini tertahan, mendengar jawaban Alice—menantunya. Bukan karena ia ingin menyalahkan putranya, tetapi lebih karena tempat ini—begitu ramai, begitu terbuka.

Alice yang peka terhadap perubahan ekspresi di wajah me
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status