Share

2. Madu Pahit

Author: NONA_DELANIE
last update Last Updated: 2023-11-27 11:43:08

Melisa tersentak dari lamunannya. Sudah sejak 5 menit lalu, ia menatap getir pada sesosok pasangan muda yang tengah memadu kasih di ruang tamu. Dua manusia itu benar-benar tidak memperdulikan perasaannya sama sekali. Ya, ... Sudah sejak 2 bulan yang lalu, ia dimadu.

Sakit dan juga perih. Setiap titik air mata yang menemaninya selama dua bulan belakangan menjadi saksi perjuangannya seorang diri. Istri pertama, namun diperlakukan bagai pembantu.

Melisa memilih untuk kembali kedalam kamarnya dan tidak ingin menatap kebersamaan yang selalu membuat hatinya terluka.

Rina yang melihatnya lantas kemudian dengan sang suami. "Mas, kita sepertinya harus memanfaatkan Melisa, deh. Kita tidak mungkin lama-lama terus-terusan kekurangan uang seperti ini."

"Hum?"

"Kamu sih, harus ikut-ikutan judi online segala. Kalau sudah begini, gimana jadinya? Tabungan sudah habis, TV, almari, mobil dan juga beberapa uang tabunganku raib oleh perbuatanmu itu," dengkus Rina. Niat hati ingin hidup berkecukupan, siapa yang tidak seindah bayangannya dahulu. Dua bulan setelah menikah, Rina malah di hadapan oleh tingkah sang suami yang tergila-gila dengan judi online pada sebuah aplikasi.

"Sudah deh, kamu itu tidak perlu berkomentar apapun tentangku. Sekarang, kita harus memikirkan cara bagaimana supaya mendapatkan uang itu. Besok malam adalah tenggar waktu yang diberikan oleh temanku. Kalau uang 10 juta itu tidak juga diberikan, sepeda motor milikku pasti akan disita olehnya." Rehan memijat pelipis yang teramat berdenyut. Mencari hutang ke sana-sini nyatanya tidaklah mudah.

"Ck! Kenapa gitu aja harus bingung? Kita manfaatkan Melisa. Bukannya aku sudah memberikanmu solusi?" usul Rina yang tidak mau berbagi suami. Gaji bulanan suaminya sudah tidak cukup untuk menghidupi semua orang yang berada di rumah ini.

"Apa itu? Aku tidak mengerti dengan ucapanmu kali ini, Rin!" tanya Rehan dengan sedikit berbisik.

"Bagaimana jika kita jual saja Melisa pada laki-laki hidung belang."

"Apa? Kamu jangan sembarangan, Rin! Kalau kita menjualnya, lalu kita nbagaimana? Dia masih berguna di rumah ini untuk dijadikan pembantu. Kalau dia keluar dari sini, aku tidak yakin kamu mau melakukan tugas membersihkan rumah dan juga memasak untukku," dengkus Rehan. Ia tidak ingin tubuh istri pertamanya itu dicicipi oleh laki-laki lain.

"Tidak begitu konsepnya! Kita hanya menjual dia selamanya. Tetapi, menjual dia kita membutuhkan uang saja. Ya, semacam open BO. Dia kan masih muda," terang Rina menggebu.

"Rin, lagian mana ada yang mau dengannya. Dia itu tidak cantik dan juga tidak terawat. Diobral pun pasti juga tidak laku. Sudahlah, kita pikirkan cara lain!"

"Ck! Itu satu-satunya cara yang harus kita lakukan, Mas!"

Menimang sejenak ucapan istri keduanya. Rehan akhirnya mau tak mau menerima usulan tersebut. Ia akan memberikan minuman yang mengandung obat tidur dosis tinggi pada Melisa. Lalu, Rehan meminta Rina untuk mendandani Melisa bak seorang PSK.

*

Keesokan harinya pukul 07.00 malam, Rina dan Rehan menjalankan aksi bejatnya itu. Mendandani Melisa menggunakan baju seksi dan juga menyemprotkan parfum mahal pada tubuh ringkih itu.

"Cantik juga! Baiklah kalau gitu, ayo kita antarkan di aku club malam. Melisa sebenarnya masih cantik, hanya saja dia butuh make up dan juga pakaian yang bagus untuk menunjang penampilannya. Lagipula, dia baru 21 tahun. Masih seger seger nya. Om-Om di luaran sana pasti mengira kalau dia masih SMA. Kamu tidak perlu khawatir, Mas!" Rina menyunggingkan senyum licik.

*

Tidak membutuhkan waktu lama, satu jam kemudian mereka sampai pada sebuah klub malam. Rina langsung menemui seorang mucikari di sebuah private room.

"Ini, Melisa. Nama samarannya Icha. Saya ingin menjual dia dengan harga yang tinggi. Dia masih daun muda." Rina mengucap.

"Apa dia masih perawan?" Mami Lu melirik pada tubuh yang sedang tertidur itu. Ia tahu betul bagaimana orang-orang ini bekerja.

"Tidak. Tetapi saya pastikan kalau dia baru saja digunakan oleh satu orang laki-laki," jawab Rina dengan tersenyum lebar.

"Baiklah. Tampangnya lumayan menarik juga. Berapa tarif yang kalian tentukan?"

"20 juta!" sahut Rehan dengan cepat.

"Kamu pikir, ini gudang uang? Mana ada laki-laki yang mau dengan wanita seperti ini kalau harganya tinggi?" cibir Mami Lu. "10 juta untuk selamanya. Kalau tidak mau, silahkan bahwa wanita ini keluar dari ruangan ku!"

Rehan dan Rina berpikir sejenak. Mereka kemudian menyetujui setelah bersepakat.

Daripada tidak sama sekali, bukankah lebih baik melepaskannya saja dengan nominal 10 juta?

***

"Tidak! Siapa kamu?" desis Melisa yang kemudian tersadar dari tidurnya, mendapati banyak orang asing di hadapan.

"Jangan berisik, deh! Nurut sama aku!" ucap Rina mencegah Melisa supaya tidak bergerak lagi.

"Mam, ...," panggil sang pemilik Club yang akan mencicipi lebih dulu, sebelum wanita itu dijual.

"Barang baru, Boss. Cicipi saja dulu," ujar Mami Lu saat melihat pemilik Klub malam ini datang.

"Tidak! Aku tidak mau!" Meski Melisa hanya lulusan SMP, tetapi ia bisa tahu apa maksud yang diucapkan oleh wanita berlipstick merah merona.

"Dia ...." Jimmy sempat terkejut melihat wanita yang ada di hadapan. Meskipun sudah beberapa tahun tidak bertemu, nyatanya ia masih mengenali gadis itu.

Melisa! Ya, itu Melisa. Gadis kecil incarannya dulu. Tapi, benarkah? Jimmy menelan kasar salivanya.

"Kamu lelaki yang sudah menjual dia?" tanya Jimmy dengan jantung berdebar. Ia menatap Rehan dengan lekat.

Rehan mengangguk saja tanpa bicara, sebab ketakutan kala mendapat tatapan intimidasi dari Jimmy.

"Jatuhkan talak untuknya! Maka aku akan memberimu uang dua kali lipat dari yang diberikan Mami Lu. Tapi, serahkan wanita itu kepadaku ... selamanya!" tawar Jimmy sungguhan.

Mendengar nominal yang cukup menggiurkan, Rena dan Rehan tidak mau berpikir panjang. Laki-laki itu kemudian mengiyakan saja daripada berlama-lama.

"Deal!" Rehan menjabat telapak tangan Jimmy yang baru saja disodorkan, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Melisa.

"Melisa, aku menjatuhkan talak tiga untukmu. Mulai sekarang, kita buka suami istri lagi!"

Uang 30 juta sudah di tangan. Rehan tidak akan menyia-nyiakan kesempatan dan melepas istri pertamanya begitu saja tanpa beban. Toh, Melisa sudah tidak berguna, 'kan? Rehan menyunggingkan senyuman licik.

"Mas, Mas! Kamu nggak bisa giniin aku! Mas!" panggil Melisa, namun tidak digubris sama sekali oleh Rehan.

Laki-laki itu tetap berlalu meninggalkan Melisa yang kini berhadapan dengan seorang mucikari dan pemilik JAS Night Club.

*

Setelah bersepakat dengan Mami Lu, Jimmy membawa Melisa ke suatu tempat dengan paksa. Di dalam kendaraan itu, Melisa hanya menangis sepanjang jalan meratapi nasib.

Jimmy tidak berkata apapun. Setelah sampai di rumahnya, laki-laki itu langsung membawa Melisa ke kamar. Menghempas tubuh ringkih itu ke atas ranjang dengan kasar.

"Tolong, jangan sentuh saya!" Melisa memundurkan tubuh dan mengatupkan telapak tangan di depan dada. Sampai punggungnya membentur dasboard ranjang, tak sekali pun Jimmy mau melepas Melisa dari tatapannya.

"Kenapa kamu terlihat ketakutan seperti itu? Bukankah kita akan bersenang-senang, hum?" tanya Jimmy yang meneteskan air liur sembari menatap Melisa yang teramat menggoda imannya.

Melisa hanya bisa menangis dan ketakutan. Adakah yang bisa menolongnya saat ini?

Related chapters

  • Istri Yang Dijual Suami   3. Dijual

    Malam mulai merangkak naik. Baik Melisa dan Jimmy saling menatap lekat, mereka duduk di atas ranjang yang sama. Deru jantung mulai memesat, Melisa sangat ketakutan. Jimmy mendekat setelah melepas jasnya dan membuang ke sembarang arah. Tatapannya buas pada Melisa. Seakan ia hendak menerkam gadis manis yang berada di hadapan dan mencabik-cabiknya menggunakan cumbuan panas. “Jangan sakiti aku, Tuan. Kumohon,” kata Melisa mengiba. Ia mendekap guling guna menutupi tubuh bagian depannya yang terekspose di bagian dada. Ia jijik menatap penampilannya sendiri yang bagaikan wanita malam, dengan baju kurang bahan serta dada terbuka. Mengutuk perbuatan sang mantan suami yang terang-terangan menjualnya pada lelaki hidung belang. Melisa takut dinodai pria asing yang sepertinya keturunan bule ini. Jimmy memangkas jarak. Ia menyentuh wajah Melisa yang sudah dibanjiri air mata menggunakan jemari kanannya. Mengusap pelan, namun membuat Melisa merinding bukan main. "Jangaaan," lirih gadis itu ketaku

    Last Updated : 2023-11-27
  • Istri Yang Dijual Suami   4. Pikiran Kotor

    Jimmy langsung keluar saat merasa atmosfer di ruangan ini sedikit memanas. Ia turun ke lantai bawah dengan dada yang berdebar-debar. “Buah jambu incaranku sudah berubah menjadi buah melon ternyata. Pasti segar,” katanya dalam hati. Pikiran kotor Jimmy datang kala menatap belahan dada yang sangat menggairahkan. Karena perut yang sudah sangat lapar, ia duduk di meja makan. Berusaha mengabaikan tongkat sakti yang meminta kepuasan. Menahan sampai waktunya tiba. Menuruni anak tangga dengan Langkah penuh kehati-hatian. Penampilan Melisa yang mengenakan gaun biru muda menghipnotis pria berusia 30 tahun itu. Langkah demi Langkah sang gadis membuat Jimmy terpaku tanpa suara. Satu kata yang mewakili semuanya. Cantik! Melisa sangat menawan. Ini melebihi ekspektasi Jimmy sebelumnya. Melisa hanya butuh uang untuk tampil glow up. Wajah yang sejatinya sudah sangat cantik itu tinggal dipoles sedikit. Jimmy tak hentinya menyunggingkan senyuman dan bersiap menyambut kedatangan Melisa. Jimmy bangkit

    Last Updated : 2023-11-27
  • Istri Yang Dijual Suami   5. Kemana Ini?

    Melisa terpaku dengan tatapan Jimmy yang sangat memabukkan. Ia pernah melihat itu, tapi … entah dimana, ia lupa.“Tu-tuan, lepaskan saya. Saya janji untuk tidak—”“Jangan bersikap seperti para asisten rumah tangga di sini. Kamu milikku, kamu calon nyonya di rumah ini dan tak kuperkenankan kau melakukan aktivitas apa pun!” Begitu tegas ucapan Jimmy, sampai Melisa pun tak berani membantah.Gadis itu terdiam dan meneguk ludahnya. Rok tutu sepanjang mata kaki tersingkap sedikit ke atas kala terhempas di atas ranjang. Ia memaki lelaki semena-mena ini yang selalu saja bisa membuatnya luluh.“Cepat mandi dan berdandanlah di lantai atas! Kamarmu ada di sebelah kamarku, aku menunggumu setengah jam lagi,” perintah Jimmy yang sedikit uring-uringan dengan keadaan pada area intimnya. Tegak dan menantang, sementara makanan di hadapan belum dimasak dan tentunya kurang lezat disantap mentah.“Kita mau kemana, Tuan?” tanya Melisa sambil beringsut menjauh. Hampir saja dia diterkam Kembali.“Cerewet!” se

    Last Updated : 2023-11-27
  • Istri Yang Dijual Suami   6. Shock Terapi

    “Ah, akhirnya satu masalah selesai. Inget kamu, Mas! Jangan pernah lagi terjerat judi online. Kalau sampai kamu masih nekat melakukannya karena tak enak dengan teman-temanku, aku ogah lagi bantuin kamu," ucap Rina sambil menasehati sang suami di ruang tamu. Rehan terlihat enggan menjawab. Sejak pagi tadi, telinganya panas mendengar ocehan Rina. Namun untuk menghargai ibu hamil muda itu, ia menjawab iya saja dengan anggukan. “Rin, bantuin ibu masak, dong!” ajak Mama Tami yang kala itu mendekat ke ruang tamu. Rina melirik sekilas, memasang wajah enggan. “Ma, aku tuh nyium bawang mual banget. Mama masak aja sendirian,” jawabnya setengah berbohong. “Memangnya aku pembentu apa? Kalian yang setuju Melisa dijual, ya jangan salahkan aku kalau tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah. Di rumah orang tuaku saja, aku diratukan. Dan di sini, kalian mau menganggapku babu? Oh, tidak semudah itu, Ferguso!” batinnya menatap sengit pada sang ibu mertua. “Aduh, Rin. Kamu kan dari tadi nggak ngapa-ngap

    Last Updated : 2023-12-01
  • Istri Yang Dijual Suami   7. Dia Sudah Ahli

    Semua pasang mata yang berada di ruang tamu Rumah Rehan tampak menatap Melisa dengan raut wajah tidak percaya. Terlebih, Rehan juga Mama Tami. Kedua orang itu melongo dengan mulut terbuka lebar serupa huruf O besar."Apa saya tadi tidak salah dengar?" Mama Tami tampak bertanya terlebih dahulu di tengah rasa keheranannya.Seperti biasa, Jimmy akan bertanya dan mengatakan seadanya saja. Dia sudah melakukan briefing saat berada di dalam mobil tadi, supaya Melisa tidak berkata apapun dan membiarkan dia menjawab semuanya."Mengenai?" Tatapan Jimmy penuh cinta pada Melisa kini berganti menyorot ketiga orang tak tahu diri itu."Melisa yang akan segera menjadi istri Anda. Bagaimana bisa wanita udik seperti dia akan menjadi calon istri dari Anda?" Mama Tami jelas saja bisa melihat, kalau laki-laki yang berada di samping Melisa bukan lelaki sembarangan.Hanya sekedar sekilas saja, Mama Tami sudah dapat menduga kalau selera pria itu tentu saja bukan wanita rendahan seperti Melisa.Apa itu hanya s

    Last Updated : 2023-12-01
  • Istri Yang Dijual Suami   8. Ratu Di Hatiku

    Jimmy terdiam saat menyadari jika itu semua adalah bualan mantan mertua Melisa. Dia yakin, Melisa tidak seperti yang dikatakan oleh Mama Tami itu. Karena nantinya sebelum memutuskan menjalin hubungan yang serius dengan Melisa— gadis incarannya, Jimmy tentu akan memastikan kesehatan gadis tersebut.“Saya tidak butuh ceramah dari Anda. Karena yang saya butuhkan saat ini adalah surat menyurat mengenai pernikahan Melisa. Itu saja,” tandasnya. Jimmy tidak suka berbasa basi.Rina langsung saja menyela. "Tapi, Tuan. Apakah Anda tidak akan menyesal kalau—"Ceklek! Klek!Jimmy menodongkan senjata ke arah 3 orang yang berada di hadapannya dan sontak membuat ke tiga-tiganya mengangkat kedua tangan ke atas kepala.“Aaaa!”“Jangan tembak kami!” ujar Rehan berteriak. Ia teramat takut dengan senjata yang diarahkan tepat ke wajahnya. Takut saja kalau laki-laki bernama Jimmy itu nekat dan menembaknya saat itu juga.Jimmy hanya tersenyum

    Last Updated : 2023-12-01
  • Istri Yang Dijual Suami   9. Karena Kita Berbeda

    Waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi saat keduanya sampai di pelataran parkir rumah sakit internasional. Tanpa menjawab pertanyaan dari Melisa, Jimmy langsung turun begitu saja dan membukakan pintu untuk gadis itu.Mengapa Jimmy masih menganggap Melisa gadis meskipun status wanita itu sudah janda? Itu dikarenakan umur mereka yang terpaut 12 tahun. Bagaimanapun, Jimmy masih menganggap Melisa sebagai gadis beliia yang menggemaskan."Om, aku tidak mau ke sana! Kita pulang aja!" sergah Melisa. Lengan kanannya memegang lengan kekar Jimmy dan berusaha mencegah laki-laki itu , supaya tidak menyeretnya di dalam sana. Ia takut saja jika hasil pemeriksaan itu mengecewakan. Bukan mengecewakan Jimmy, melainkan mengecewakan diri sendiri tentunya. Andaikan Melisa mandul, toh bukan urusan Jimmy, kan? Lebih baik mereka segera berpisah rumah dan jangan merencanakan apa-apa lagi setelah ini. dunia mereka jelas berbeda."Kamu harus ikut ke dalam sana! Aku tidak ma

    Last Updated : 2023-12-02
  • Istri Yang Dijual Suami   10. Bimbang

    Detik berganti menit, Jimmy masih diam tanpa bersuara. Sekalipun dia tidak menjawab ucapan terakhir yang keluar dari bibir Melisa.Memang perbedaan itu terlalu kentara. Ia juga sudah memikirkan ini sejak kemarin. Perbedaan itulah yang masih membuatnya sedikit ragu, apakah Melisa mau diajak masuk ke dalam agamanya atau tidak.Tetapi mendengar pernyataan tadi, Jimmy yakin Melisa tidak mau diajak menuruti agamanya. Sedangkan kalau ia memilih untuk mengikuti agama calon istrinya, ia tidak yakin bisa memahami agama itu dengan baik.“Ya sudah. Kita pikirkan nanti lagi.”Hanya itu yang diucapkan oleh sang pemuda. Sampai menunggu satu jam lamanya, Melisa dipanggil oleh perawat melalui pengeras suara.****Serangkaian pemeriksaan dijalani oleh wanita tersebut. Setengah satu kemudian, pemeriksaan selesai dijalani dan dokter mengatakan kalau Melisa sehat dan tidak ada masalah pada organ reproduksinya.Dan sekarang yang menjadi pert

    Last Updated : 2023-12-02

Latest chapter

  • Istri Yang Dijual Suami   55. MALAM PERTAMA

    Bunyi klik pintu kamar hotel bergema di ruangan luas yang remang-remang diterangi lampu tidur. Melisa masih berdiri di dekat pintu, tas tangannya digenggam erat. Ia menatap punggung Jimmy yang sedang memeriksa kamar. Presiden Suite Room, sungguh megah. Kamar yang jauh lebih besar dari yang pernah ia bayangkan, dengan pemandangan kota malam yang mempesona dari jendela besar di ujung ruangan. Tapi kemegahan itu tak mampu menghilangkan rasa canggung yang menyelimuti hatinya.Baru beberapa jam yang lalu, ia dan Jimmy masih berdiri di pelaminan, diiringi tepuk tangan dan ucapan selamat dari para tamu undangan. Pernikahan mereka di ballroom hotel yang sama, meriah dan penuh suk acita. Namun, kini, di ruangan pribadi ini, hanya ada mereka berdua, dikelilingi keheningan yang terasa berat.Melisa melangkah perlahan ke arah ranjang besar yang empuk, berhenti di ujungnya. Ia duduk di tepi, menatap Jimmy yang masih sibuk memeriksa fasilitas kamar. Kemewahan kamar presiden s

  • Istri Yang Dijual Suami   54. BAHAGIA BERSAMA

    Lampu-lampu dansa berputar-putar, menciptakan efek cahaya yang magis di lantai dansa. Melisa dan Jimmy berdansa dengan anggun, irama musik mengalun lembut di antara mereka. Gaun biru muda elegan yang dikenakan Melisa membalut tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan kecantikan dan keanggunannya. Jimmy, dengan jasnya yang rapi, memeluk Melisa dengan erat, menikmati setiap detik kebersamaan mereka. Di tengah alunan musik yang syahdu, Jimmy mendekatkan wajahnya ke telinga Melisa, berbisik lembut, "Kau suka?" Melisa tersenyum, matanya berkaca-kaca. Ia bersandar pada dada Jimmy, merasakan detak jantungnya yang berdebar kencang. "Suka," jawabnya, suaranya sedikit bergetar. "Ini adalah pernikahan impianku. Sangat, sangat bagus. Kau… kau membuatku terharu." Jimmy tersenyum, mengusap lembut pipi Melisa. Ia melihat jejak air mata yang mulai membasahi pipinya. "Hei, jangan menangis," ucap Jimmy, suaranya penuh kelembutan. Ia mendekatkan Melisa lebih erat ke dadanya, mencoba menenan

  • Istri Yang Dijual Suami   53. AKAD

    Lampu-lampu kristal berkilauan, menerangi aula pernikahan yang megah. Suasana syahdu dan khidmat menyelimuti setiap sudut ruangan. Di pelaminan, berdirilah pasangan pengantin yang serasi: Melisa, dengan gaun pengantin putih yang elegan, dan Jimmy, bule bermata biru yang kini telah menjadi seorang mualaf. Senyum bahagia terpancar dari wajah mereka, mencerminkan kebahagiaan yang tengah mereka rasakan.Para tamu undangan memenuhi ruangan, semuanya tampak terpukau oleh keindahan dekorasi dan keanggunan pasangan pengantin. Jimmy, duda satu anak, tampak gagah dalam balutan jas berwarna gelap. Perubahannya begitu signifikan. Mata birunya yang khas kini berbinar dengan cahaya iman yang baru. Ia bukan sekadar mengikuti Melisa, tapi hijrahnya ke agama Islam adalah sebuah proses panjang yang dilalui dengan penuh kesadaran dan ketulusan. Selama empat bulan, ia tekun mempelajari ajaran Islam, hingga akhirnya mantap untuk memeluk agama tersebut.Prosesi akad nikah berjalan denga

  • Istri Yang Dijual Suami   52. BALASAN TUHAN

    Dengan wajah tanpa ekspresi, Jimmy memberikan perintah singkat, suaranya dingin dan tanpa emosi, "Bersihkan ini. Bawa dia pergi, jauh dari sini. Kubur dia." Anak buahnya, yang telah terbiasa dengan perintah-perintah kejam majikan mereka, mengerjakan tugas tanpa ragu. Mereka mendekati tubuh Rina yang tergeletak tak berdaya, mengangkatnya dengan kasar, seperti mengangkat karung berisi sampah. Tidak ada belas kasihan, tidak ada sedikitpun rasa simpati di wajah mereka. Hanya ada kepatuhan dan ketaatan buta.Mereka membawa tubuh Rina, menuju tempat yang jauh dan terpencil, tempat di mana rahasia gelap dapat terkubur dalam-dalam. Tanpa upacara, tanpa doa, mereka menggali lubang, lalu melemparkan tubuh Rina ke dalamnya. Tanah menutupi tubuhnya, menghilangkan jejak keberadaan Rina dari dunia ini. Hanya kesunyian dan tanah yang menjadi saksi bisu atas penguburan rahasia ini. Sebuah akhir yang sunyi dan tanpa ampun, menandai berakhirnya hidup seorang wanita muda ya

  • Istri Yang Dijual Suami   51. SELAMAT TINGGAL

    Rina menatap Jimmy dengan pandangan penuh amarah dan keputusasaan. Kecamuk yang luar biasa memenuhi hatinya. Ia melirik ke bawah, memandang jurang yang menganga di bawah kakinya. Tinggi gedung itu membuatnya menyadari betapa rapuhnya nyawanya."Jika aku mati," gumamnya dalam hati, suaranya hampir tak terdengar, "maka mereka akan berbahagia. Sialan!" Rasa takut yang luar biasa menguasainya. Ia menyadari betapa bodohnya ancamannya tadi. Ia tidak ingin mati, tapi ia juga merasa tidak punya tempat lagi di dunia ini.Dengan hati-hati, ia mencoba menjaga keseimbangannya. Tangannya gemetar, kaki-kaki kecilnya terasa lemah. Ia berusaha keras agar tidak jatuh, agar tidak mengakhiri hidupnya di tempat itu. Ketakutan yang luar biasa menguasainya.Jimmy, yang berdiri hanya dua meter darinya, semakin memperkeruh suasana. "Ayo terjun! Buktikan ucapanmu tadi! Kau merasa dirimu tak berguna karena tertular HIV, kan? Maka kenapa kau tunda? Silakan pergi! Jangan ditunda! Atau, ma

  • Istri Yang Dijual Suami   50. SILAKAN MA-TI SAJA!

    Mata Melisa menyipit, tajam seperti pisau. Udara di antara mereka berdua menegang, beratnya terasa mencekik. Rina, yang selama ini hanya berbisik-bisik provokatif, terdiam. Bibirnya masih bergerak-gerak, seakan-akan masih ingin melontarkan kata-kata beracun, tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Kini, Melisa tak bodoh lagi. Dia bisa melihatnya, niat jahat yang terpancar dari sorot mata Rina yang penuh dendam.Jari telunjuk Melisa menusuk dada Rina, gerakannya tegas dan penuh amarah yang terpendam. Bukan amarah yang meledak-ledak, melainkan amarah yang terkontrol, dingin dan mematikan. "Dulu," suara Melisa terdengar pelan, tapi setiap kata menusuk hati, "sudah kubiarkan kau mendekati suamiku. Kubiarkan kau bermanis-manis dengan Jimmy. Setelah aku bahagia, setelah aku dan Jimmy membangun kehidupan kami, kau berani mengusiknya lagi?"Saat Rina terdiam dengan ketakutannya, Melisa menarik napas dalam-dalam, menahan gejolak emosi yang hampir meluap. Ia menatap Rina dengan pand

  • Istri Yang Dijual Suami   49. PEMBANTU DI RUMAHMU

    Detik-detik menuju hari pernikahan Jimmy dan Melisa terasa begitu dekat. Sembilan puluh lima persen persiapan telah rampung, meninggalkan aroma harum antisipasi di udara. Ballroom megah di jantung ibu kota, tempat janji suci akan diucapkan, kini dipenuhi kesibukan. Jimmy, gagah dalam balutan jasnya, dan Melisa, menawan dalam gaun pengantinnya yang berkilauan, memimpin gladi resik bersama tim WO yang cekatan. Langkah kaki mereka beriringan, menelusuri alur acara, dari prosesi masuk hingga sesi pelepasan balon—setiap detail diperiksa, setiap gerakan dirapikan. Senyum tegang namun bahagia terukir di wajah mereka, mencerminkan debaran jantung yang berdetak kencang. Di sekeliling mereka, para WO berkoordinasi, memastikan tata cahaya, tata suara, dan dekorasi sempurna. Udara bergema dengan bisikan instruksi dan tawa ringan, menciptakan simfoni persiapan yang dramatis namun penuh kegembiraan. Gladi resik ini bukan sekadar latihan, melainkan sebuah ritual penyempurnaan, sebu

  • Istri Yang Dijual Suami   48. BANTUAN

    Teriakan itu langsung menggema, nyaring banget. "Copet! Copet!" Suaranya nyelip di tengah hiruk-pikuk keramaian yang ada di sekitar. Melisa yang lagi duduk di sebuah foodcourt, langsung menoleh ke samping, mencari sumber suara itu. "Ada apa, Om?" tanyanya, ngeliat Jimmy yang kelihatannya nggak terlalu panik, malah cuma angkat bahu dengan ekspresi acuh. "Copet katanya," jawab Jimmy sambil tetap melangkah, seolah nggak ada yang spesial. "Copetnya yang mana?" tanya Melisa, penasaran, sambil matanya mencari-cari orang yang dimaksud. "Sepertinya baju ijo, yang mamu tunjuk tadi," jawab Jimmy lagi dengan santai. "Apa iya?" Melisa mulai nggak yakin, tapi tetap waspada. Pikirannya mungkin masih ragu apakah benar itu copet atau hanya salah paham. "Iya. Gelagatnya kan udah mencurigakan," seloroh Jimmy dengan nada nggak terlalu serius, malah kayak bercanda. Tapi itu justru bikin Melisa semakin cepat bergerak, nggak mau ketinggalan kalau benar ada yang mencurigakan. Melisa langsun

  • Istri Yang Dijual Suami   47. But I Love You

    Jimmy dan Melisa tiba di sebuah gallery berlian yang mewah. Pintu kaca besar terbuka dengan lembut, menyambut mereka dengan nuansa elegan. Dalam ruangan yang penuh kilauan berlian, mereka merasa seolah-olah melangkah ke dunia lain, penuh kemewahan dan keindahan."Wow, tempat ini luar biasa," kata Melisa, matanya berkilau melihat koleksi berlian yang terpajang di etalase.Maklum jika kelihatannya sedikit norak, ya karena Melisa memang tidak pernah diajak ke tempat tempat seperti ini. Apalagi mereka bertiga kali ini diarahkan menuju ruang VIP yang tentunya membuat Melisa cukup melongo dengan fasilitas yang didapatkan.Seketika, Jimmy tersenyum dan mengangguk. "Aku tahu kamu suka barang barang indah. Hari ini aku ingin memastikan kita mendapatkan yang terbaik."Dan kini, Melisa menoleh ke arah Jimmy, terkejut. "Apa maksudmu?"Tersenyum lembut, Jimmy tidak langsung menjawab. Mereka berjalan lebih dalam, menuju sebuah etalase di sudut ruangan VIP. Di sana, terletak sebuah cincin pernikaha

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status