Share

Hidupku dan Hidupmu

Penulis: Mulaklot
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Sebulan telah berakhir setelah perceraian resmi Alan dan Ana. Keduanya kembali menjalani kehidupan masing-masing. Alan dengan kisah cinta yang baru dan Ana dengan kehamilan tanpa suami.

Tidak terasa kandungannya kini sudah menginjak usia 12 minggu. Ana sangat tidak sabar menunggu momen tendangan pertama bayinya. Dokter bilang janinnya baru akan menendang setelah usia 18-21 minggu, itu pun kalau anak pertama. Beda lagi kalau anak kedua atau ketiga si ibu baru akan merasakan tendangan setelah usia kandungan 15-16 minggu. Dan Perut buncitnya menjadi bukti bahwa bayi dalam kandungannya mengalami pertumbuhan.

Sama seperti wanita hamil lainnya, Ana juga mengalami fase yang namanya mengidam dan dia selalu menikmati momen itu. Seperti saat ini, wanita itu sedang menyantap rujak mangga muda ala mama Rita.

"Pokoknya apapun yang kamu inginkan jangan sungkan-sungkan memintanya." ucap Rita sambil memotong buahnya lagi.

"Kamu tidak usah takut dan tidak perlu sungkan jika kamu mau sesuatu. Di rumah ini banyak orang yang bisa kita suruh-suruh. Mangga muda mah masih gampang." lanjut wanita itu ikut mencomot potongan buah mangganya.

"Ihhh, asam." ucapnya tapi tetap saja memakannya. "Mama jadi kangen deh masa-masa hamil dulu. Jadi pengen lagi."

"Mama jangan ngada-ngada deh. Bima gak mau punya adek lagi, malu." ucap Bima yang baru saja bergabung.

"Lah, kenapa malu? Mama mah senang bisa dimanja sama papa lagi. Lagian mama udah bosan sama kamu dan Dinda. Pengen punya baby lagi." kata Rita semakin menggoda anak lajangnya.

"Mama!" kesal Bima.

Ana dan Rita tergelak. "Bima, Bima, Anak lajang mama ini polos sekali sih. Mama mana bisa hamil lagi udah kadaluarsa abang." jelas Rita.

"Kadaluarsa apanya?" tanya Bima polos membuat Rita menepuk jidat. Sedangkan Ana semakin tergelak menikmati kepolosan Bima. Entahlah. Ana juga heran, entah pura-pura polos atau tidak. Yang jelas wajah laki-laki itu menunjukkan ekspresi kebingungan.

***

"Sampai kapan kita seperti ini? Aku tidak ingin terus-terusan diteror mama mengenai pacar. Keluarga kita kan dekat, apa gak lebih baik kita katakan saja yang sebenarnya? Kalau kamu tidak bisa aku bisa mengatakannya." tutur Melani menyampaikan keresahannya.

Alan menggeleng. "Mel, aku tidak mau mama berpandangan buruk sama kamu. Perceraianku sama Ana baru sebulan. Bisa-bisa mama semakin memusuhi aku kalau tahu hubungan kita. Kamu tahu sendiri kan sejak perceraianku, mama selalu bersikap dingin kepadaku."

"Maaf ya buat kamu dalam kondisi sulit. Aku egois hanya memikirkan perasaanku saja." ucap wanita itu merasa bersalah. .

"Lain kali jangan diulangi lagi, ya. Aku juga lagi berusaha demi hubungan kita. Aku juga ingin yang terbaik untuk hubungan kita." kata Alan sambil mengusap kepala Melani.

***

"Sehat-sehat ya, nak, mama sangat menanti kehadiran kalian. Walau tanpa papa kita harus tetap kuat. Biar papa bahagia bersama orang lain aja ya. Bukan jahat, papa baik kok, hanya saja kebahagiaan papa bukan bersama kita. Nanti kalau kalian sudah lahir mama pasti mempertemukan kalian." Ana mengajak janinnya berbicara.

Ya, walau bayi dalam kandungannya belum bisa mendengar dan merespon tapi Ana selalu melakukannya. Karna Janinnya baru berusia dua belas minggu dan bayi baru bisa mendengar saat usia enam belas minggu sedangkan memberikan respon ketika sikecil berusia 23 minggu.

Klek! Terdengar suara pintu teebuka. "Kak, jalan yuk." kepala Dinda menyembul dari balik pintu.

"Kemana?"

"Kemana aja deh asal jangan di rumah. Dinda bosan. Dinda pengen cuci mata." ucapnya berjalan mendekati Ana.

"Di laptop kamu kan banyak."

"Cuci mata yang lain deh kayaknya." Ana memicing.

"Tumben! Sudah bosan dengan oppa oppa kamu itu?"

"No! Big No! Tiada kata bosan kalau untuk mereka. Selamanya tetap EXO-L." kata Dinda dengan tegas.

"Ponakan-ponakan onty juga mau jalan kan? Iya onty kami juga mau jalan. Kami juga bosan onty. Tuh, dengan sendiri kan kak, ponakan-ponakan aku juga katanya bosan." Ana terkekeh. Ada-ada saja kelakuan Putri bapak Rahansen ini.

***

"Kak, menurut kakak lebih cantik pink atau putih?" Ana mendekat.

"Menurut kakak lebih cocok yang putih deh."

"Benarkah? Ternyata selera kakak sama seperti aku. Thank you kakakku sayang." ucapnya merasa senang dan tanpa sadar memeluk Ana kencang.

"Din, ponakan kamu kegencet." peringat Ana dan Dinda langsung melepas pelukannya.

"I'm sorry babby onty lupa. Kakak gak papa kan?" Ana menggeleng. "Tidak apa-apa." ucapnya membuat Dinda membuang napas merasa lega.

Dinda mengangkat tangan kirinya dan melihat arah jarum jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya.

"Kak Bima lama banget sih, katanya sepuluh menit lagi." matanya menoleh ke kiri dan ke kanan.

"Kita makan duluan aja yuk kak." ajaknya dan saat itu juga sepasang mata Ana menemukan keberadaan Bima.

"Tuh, orangnya udah datang."

"Kalian sudah lama ya?"

"Ya iyalah. Kakak tuh kalau memang masih lama bilang masih lama dong." ucap Dinda cemberut. "Jangan buat orang menunggu lama. Kakak gak tahu ya kalau pekerjaan paling membosankan itu ya menunggu." lanjutnya lagi.

"Iya, iya. Kakak minta maaf."

"Dimaafin kalau ada hadiahnya." Bima memutar bola mata jengah sudah menduga akan permintaan adiknya.

"Iya, iya." jawabnya lagi merasa jengah mendengar kecerewetan Dinda.

"Na, mau makan apa?"

"Eh, terserah saja. Aku ngikut saja." jawabnya setelah tersadar dari lamunannya. Jika seandainya dia memiliki adik atau kakak, pasti kejadian serupa akan terjadi pada dirinya. Hmm! Seandainya.

***

"Kak baju yang itu cantik deh," katanya menunjuk sebuah dress berwarna soft pink.

"Terus?"

"Ya beliin dong buat adek kakak yang cantik ini."

"Ngak, nggak, enak saja. Tadi kamu bilangnya cuma tas, ya. Gak ada dress-dressan."

"Ih, cuma satu saja please!" ucapnya sambil mengeluarkan puppy eyesnya.

"Nggak ada. Kalau mau dress, tas tidak jadi. Pilih salah satu." ucapnya tegas tidak mau dibantah.

"Yaudah tas saja deh." ucapnya lesu.

"Dasar kakak pelit." lanjutnya sambil menghentakkan kaki meninggalkan dress itu. Sedetik kemudian smirk mencurigakan muncul di kedua sudut bibirnya.

"Sebagai adik yang baik. Kak Bima dan kak Ana tunggu disini saja ya. Biar Dinda saja yang mencari tasnya. Kan kasian juga tuh kak Ana." ucapnya.

"Nah, gitu dong. Tumben-tumbenan kamu pengertian." balas Bima tanpa curiga sama sekali.

"Kak Ana juga mau satu kan? Oke akan kucarikan?" potongnya langsung sebelum dijawab Ana.

"Udah Na biarkan saja."

Keduanya duduk di sofa yang disedikan toko. "Na, jika seandainya ada laki-laki yang menawarkan diri untuk mendekati kamu. Apakah kamu mau?"

"Untuk saat ini aku hanya ingin fokus dengan bayi-bayiku. Dan aku juga tidak tahu kapan pastinya hati ini terbuka lagi. Aku tidak mau tertipu dan tersakiti untuk kedua kalinya, Bim." Bima mengangguk. Semoga dia sabar menunggu wanita sebaik Ana.

"Kak," panggil Dinda menghentikan obrolan keduanya.

"Selamat membayar kakakku sayang. Tasnya sudah ada di kasir ya, kak." ucapnya penuh kemenangan.

"Kamu tidak melakukan hal aneh kan?" tatap Bima penuh curiga.

"Ck, kakak curigaan mulu sama adik kakak yang cantik ini. BTW thank you traktirannya ya kakak."

"Sudah dapat tasnya?" Tanya Ana dan diangguki oleh Dinda.

"Punya kakak juga udah aku pilihkan. Kakak pasti suka."

"Hmmm, sepertinya kakak mencium aroma-aroma kejahilan disini." Dinda terkekeh dan saat itu juga Bima datang dengan wajah ditekuk. Kalau tahu begini mending sekalian saja tadi dressnya. Kalau seperti itu pasti adiknya akan berpikir lebih waras.

"Kenapa Bim?" tanya Ana. Bima memberikan struk belanjanya.

"250 juta?" Ana melotot. Bukan perkara nominalnya. Kalau mamanya tahu pasti dia akan diomeli habis-habisan. Siap-siap saja! Seharusnya dia sadar pada saat adiknya berkelakuan tidak seperti biasanya.

"Ini untuk kakak dan ini untuk aku." Dinda menyerahkan salah satu kantong untuk Ana. "Sekali lagi terima kasih ya, kak. Dan siapkan telinga mendengar omelan mama tersayang." ledeknya. Dan saat itu juga Ana tersadar kalau Bima lesu bukan perkara nominalnya melainkan ketidaksiapan mendengar ocehan si macan betina di rumah mereka. Siapa lagi kalau bukan mama Rita tersayang. Mamanya Bima Raharsen dan Dinda Raharsen.

Bab terkait

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Aku, Kamu, dan Orang Tuamu 2

    Drrtttt Drrttt "Halo...""Ana..." Alan menjeda ucapannya. Laki-laki itu menarik napas dalam-dalam. Tidak ada cara lain, Alan memutuskan menghubungi wanita itu. "Maafkan aku. Aku sudah berusaha tidak melibatkanmu tapi mama dan papa memintamu datang." Ana terdiam. Sudah menduga hal ini akan terjadi."Ana.""Iya?""Apa kamu keberatan?""Kamu tenang saja. Aku akan datang. Karna sudah seharusnya kita memberi kejelasan untuk mama dan papa kan?""Kamu benar. Sampai ketemu besok Ana." Tut! bunyi sambungan terputus."Besok kita akan ketemu papa. Kalian baik-baik ya, jangan rewel di hadapan papa. Ini rahasia antara kita." ucapnya sambil mengusap perutnya. Berharap anak dalam kandungannya mengerti dan mau bekerja sama dengan dirinya.Ana menghapus air matanya dan memegang perutnya, "Maafkan mama. Mama terpaksa melakukannya. Mama tidak ingin kalian merasakan sakit sama seperti mama. Mama yakin walau tanpa papa kita tetap bisa bahagia."***"Kamu yakin akan ke sana?" Ana mengangguk walau sebagia

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Hidupku dan Hidupmu

    Sebulan telah berakhir setelah perceraian resmi Alan dan Ana. Keduanya kembali menjalani kehidupan masing-masing. Alan dengan kisah cinta yang baru dan Ana dengan kehamilan tanpa suami. Tidak terasa kandungannya kini sudah menginjak usia 12 minggu. Ana sangat tidak sabar menunggu momen tendangan pertama bayinya. Dokter bilang janinnya baru akan menendang setelah usia 18-21 minggu, itu pun kalau anak pertama. Beda lagi kalau anak kedua atau ketiga si ibu baru akan merasakan tendangan setelah usia kandungan 15-16 minggu. Dan Perut buncitnya menjadi bukti bahwa bayi dalam kandungannya mengalami pertumbuhan.Sama seperti wanita hamil lainnya, Ana juga mengalami fase yang namanya mengidam dan dia selalu menikmati momen itu. Seperti saat ini, wanita itu sedang menyantap rujak mangga muda ala mama Rita. "Pokoknya apapun yang kamu inginkan jangan sungkan-sungkan memintanya." ucap Rita sambil memotong buahnya lagi. "Kamu tidak usah takut dan tidak perlu sungkan jika kamu mau sesuatu. Di rum

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Segelintir Rasa

    Alan terpekur ketika sepasang matanya menemukan cincin di laci meja kerjanya. Alan mengambilnya dan mengamati cincin perak itu. Alan memandangnya lekat dan menemukan ukiran nama Ana di lingkaran cincin itu. "Aku dan kamu bagaikan langit dan bumi. Apa kamu tidak malu memiliki istri seperti ku? Gadis kampungan dan juga yatim piatu." Alan menggeleng. "Aku yakin bahwa kamu adalah orangnya. Wanita yang ditakdirkan Tuhan untukku." Yakinnya tidak menyerah."Sebaiknya kamu pikirkan dulu. Aku takut kalau itu hanya perasaan sesaat kamu. Euforia kamu karena menemukan wanita yang memiliki paras hampir sama dengan wanita yang kamu cintai." Alan menggeleng. "Aku yakin bahwa hati ini seratus persen telah menjadi milikmu. Kalau tidak, bagaimana mungkin aku berani mengajakmu ke jenjang yang lebih serius? Ayana Nashwa Zia, will you marry me?" Wanita itu merogoh tas selempangnya. Mengambil handphonenya dan mengirimkan sebuah pesan untuk Alan."Pemakaman? Untuk apa?" tanya Alan bingung."Kamu akan se

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Rindu

    Malam kian larut tetapi mata Ana enggan terpejam. Sepi kian menemani wanita itu. Ana rindu Alan yang selalu mendekap hangat tubuhnya. Ia rindu wangi tubuh lelaki itu, wangi yang selama ini menemani tidurnya. Mungkinkah ini yang dinamakan hormon ibu hamil? Bisa jadi."Baby, salahkah jika mama merindukan papa kalian? Mama tahu ini tidak benar tapi mama benar-benar merindukannya. Apakah kalian juga merasakannya? Atau jangan-jangan kalian yang ingin bertemu papa?..." "...Maaf. Mama tidak bisa memberikan keluarga yang utuh untuk kalian. Mama juga merasa sedih, tapi mama tidak bisa berbuat apa-apa selain melepas papa kalian. Mama tidak ingin kalian merasakan apa yang mama rasakan. Mama tidak ingin kalian menjadi kesekian untuk papa kalian. Mama tidak ingin kalian diabaikan papa kalian. Tidak apa-apa kan kalau mama sekaligus ayah buat kalian?" Dug! "Baby?" Ana terkejut dan meletakkan tangannya di bagian pergerakan yang ia rasakan. "Iya, mama tidak akan sedih lagi. Kalian tidak mau mama se

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Barbagi Itu Indah

    Ana tersenyum senang ketika janin dalam kandungannya lagi-lagi memberikan tendangan. "Hayo, tendangan siapa ini?" ucapnya sambil mengusap-usap perut buncitnya. Dug! "Aduh! Pelan-pelan sayang!" Ana mengaduh membuat Bima yang kebetulan melewati kamar Ana berlari menghampiri. Laki-laki itu baru saja pulang dari tempat kerjanya. "Ana, kenapa?" Tanya Bima khawatir membuat Ana tertawa melihat ekspresi laki-laki itu. "Ana jangan bercanda!" Ana menghentikan tawanya, kasihan juga melihat wajah panik Bima. Padahal dia dan bayinya baik-baik saja. "Sini deh tangan kamu." pinta Ana dan meletakkan tangan Bima di atas perutnya. "Baby, ayo sapa om Bima." Tidak berapa lama Bima merasakan tendangan itu. Dug! Bima menatap tangannya takjub. "Ana, mereka menendang?" tanyanya dan meletakkan tangannya di atas perut Ana lagi. "Babby, ayo sapa om Bima lagi." ucapnya sangat antusias. Dug! Untuk kedua kalinya Bima dapat merasakan pergerakan bayi dalam kandungan Ana. Rasanya sangat luar biasa. Dalam hat

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   yang Tersembunyi

    Alan tahu tidak akan mudah mengembalikan kepercayaan sang mama. Tapi bagaimana pun caranya ia ingin mengembalikan hubungan manis antara ia dan sang mama. Sudah cukup Ami-mamanya mendiamkannya. "Ma..." panggilnya sembari mendekati mamanya. Ami menoleh tanpa membalas dan kembali menekuni kegiatan menyiram tanamannya. "Ma, mulai hari ini Alan akan tinggal lagi bersama mama dan papa." lanjutnya berharap sang mama memberi respon. Ami meletakkan selang yang dipegangnya dan menyuruh pak Parjo melanjutkan kegiatannya. Setelah itu ia pergi meninggalkan Alan tanpa berkata sepatah kata pun. Alan menghela napas. Ternyata tidak semudah yang ia pikirkan. Laki-laki itu berjalan memasuki rumah dan melihat bahwa dinding ruang tamu rumahnya sudah bersih dari foto-foto pernikahannya. "Bi, foto-foto yang dari sini disimpan dimana?" tanya Alan ke bi Narti yang ketepatan sedang membersihkan ruang tamu itu. "Saya kurang tahu den karena bukan saya yang membantu ibu melepasnya." Alan mengangguk kemudian

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Ana dan Lukanya

    Setelah pelukan penuh haru biru itu berakhir, kini mereka berada di ruang keluarga. Masih ada sisa tangis walau tidak sepilu semula. Situasi canggung terasa memenuhi ruangan itu. Entah apa yang terpikir oleh masing-masing mereka. Sampai akhirnya Rita selaku tuan rumah memecah keheningan."Mi, saya minta maaf. Saya sama sekali tidak berniat untuk menyembunyikannya. Sudah seharusnya saya mengatakan yang sebenarnya. Sekali lagi saya minta maaf, Mi," "Ya, saya kecewa. Sangat-sangat kecewa Rit. Saya pikir kita benar-benar sahabat. Tapi...," "Ma, Ana minta maaf, tapi ini semua murni permintaan Ana agar tante Rita dan juga lainnya merahasiakannya. Ana tidak siap memberitahu mama dan papa. Jadi cukup salahkan Ana, Ma, jangan keluarga ini." Ucap Ana memberi penjelasan. "Ya, kamu memang salah. Kamu menyembunyikan keberadaan cucu yang kami nantikan selama ini. Kamu tahu kan kalau mama dan papa sangat menanti kehadirannya," balas Ami."Ma, cukup. Jangan beri Ana tekanan yang berlebih. Ingat ke

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Ana dan bayi-bayinya

    Bima menuntun Ana hingga sampai ke kamar wanita itu. Namun, tak seorang pun dari keduanya mengeluarkan suara. Bima menyodorkan segelas air putih untuk Ana dan dengan sekejab Ana sudah menandaskan isi gelas itu."Bim, mengapa takdir begitu jahat mempermainkan hidupku? Aku capek Bim. Aku merasa hidupku hanyalah kesia-siaan belaka. Aku benar-benar capek Bim," kata Ana dengan sedih dan terdengar frustasi."Hei, jangan seperti ini. Kamu memiliki mereka. Kalau kamu seperti ini, mereka akan sedih." Ana menggeleng."Aku merasa Tuhan sangat tidak adil dalam hidupku, Bim. Aku merasa kalau aku dilahirkan hanya untuk merasakan sakit selama-lamanya." "Na, jangan seperti ini. Ada kami yang menemani kamu. Sekarang kamu tidur, ya. Tidak usah pikirkan yang aneh-aneh." Ana membaringkan tubuhnya dan Bima menyelimuti wanita hamil itu. Bima menatap sendu wajah Ana merasa prihatin dengan wanita hamil itu. Seharusnya masa sekarang adalah masa paling membahagiakan bagi setiap wanita. Masa menanti-nantikan

Bab terbaru

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Menangis

    Dengan telaten perawat itu menuntun Ana untuk menyusui kedu bayi kembarnya. Terlihat kalau Ana masih sangat kaku, tapi suster mengatakan bahwa itu adalah hal wajar bagi wanita yang baru saja melahirkan. Ana terharu, bayinya ternyata bisa mengkoordinasikan refleks mengisap dan menelan. Tanpa sadar wanita itu menitikkan bulir bening dari kelopak matanya karena kebanyakan bayi prematur tidak bisa mengkoordinasi refleks mengisap dan menelan. "Suster, kira-kira berapa lama mereka akan berada di sini?" "Tidak bisa dipastikan Ibu, tapi kalau bayi-bayi Ibu perkembangannya sudah stabil, seperti kenaikan berat badan bayi sudah dinyatakan baik dan stabil oleh dokter, suhu tubuh stabil tanpa bantuan inkubator, maka bayi-bayi Ibu sudah boleh pulang." terang suster sambil mengambil bayi dalam gendongan Ana dan meletakkannnya ke dalam inkubator lagi. Setelah itu, bayi yang kedua ia letakkan lagi ke dalam gendongan Ana. "Tapi sepertinya mereka akan cepat pulang karena mereka adalah bayi-bayi pint

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Terngiang-Ngiang

    Blam!Suara pintu tertutup dengan keras. Melani ketakutan. Masih sangat jelas dalam bayangannya bagaimana wanita itu terjatuh dan ada darah yang mengalir dari sela-sela pahanya. Melani mengunci pintu, mematikan lampu, dan memblokir akses masuknya cahaya dengan menutup rapat jendela dan gorden. Drrrrt! Drrrrt!Handphonenya berdering, tapi secepat kilat benda itu sudah tak berbentuk lagi. Melani memastikan bahwa benda itu sudah tidak berfungsi lagi. Dalam ruangan gelap gulita, ia terduduk dan memeluk erat kedua lututnya. Samar-samar mulutnya bergumam, "tidak! tidak! tidak! argghhh!" Melani menjambak rambutnya akibat frustasi. Sang Surya telah tenggelam ditelan malam yang kian menguasai bumi, tapi wanita itu masih diam tak bergeming. Rupanya sang putri kian ketakutan dengan ilusi-ilusi yang kini merajai pikirannya. Tok! Tok! Bahkan mendengar suara ketukan pintu saja dia merasa sangat ketakutan. Kedua tangannya memeluk erat kedua lututnya. Kakinya gemetar."Mel, ini mama. Kamu kenapa

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Bertemu

    Ana merasakan sakit luar biasa menjalar ke seluruh tubuhnya. Bukan seperti ini yang dia inginkan. Penyelesaian masalah dan kehidupan tenang bersama si kembar. Itulah harapan terbesarnya. Siapa sangka wanita jelmaan iblis itu sanggup memperlakukannya seperti ini. Ana memegang perutnya dan memohon kepada anak-anaknya untuk bertahan. Sungguh Ana tidak akan sanggup kalau sampai terjadi sesuatu pada anak-anaknya. Tuhan selamatkan kami! Handphonenya berdering. Namun sungguh ia sudah tak sanggup untuk sekadar mengangkatnya saja. Ana meminta tolong kepada orang yang ada di sana untuk mengambil handphonenya dari dalam tasnya dan Ana melihat bahwa orang yang menghubunginya adalah Dinda. Ana meminta orang itu untuk menjawab panggilan itu dan mengatakan keadaan Ana saat ini.Dinda terkejut. Dinda menyesal, tidak seharusnya ia meninggalkan Ana. Dalam keadaan panik dan menangis, ia menghubungi Bima dan mengatakan keadaan Ana. Bima juga terkejut. Setahunya Ana baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba sepert

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Kamuflase

    Hari ini Ana bersama Dinda pergi berbelanja untuk membeli baju bayi-bayinya. Karena jenis kelamin yang belum diketahui Ana sengaja memilih warna-warna yang bisa dipakai perempuan atau pun laki-laki. Sebenarnya dia sudah belanja kebutuhan anaknya, hanya saja dia merasa sedikit bosan di rumah dan mengajak Dinda untuk berbelanja. Ana memilih baju-baju dengan teliti dan memastikan bahwa baju-baju itu aman untuk kulit anak-anaknya kelak."Kak, lihat deh bajunya bagus banget. Dinda yakin baju ini akan sangat cocok untuk si kembar. Mereka pasti kelihatan sangat lucu kalau memakai ini," Ana tersenyum."Iya kamu benar, tapi ini baju untuk anak usia lima tahun," Ana menggelengkan kepalanya."Tapi bisa saja kalau si kembar memakai ini kak. Justru itu yang akan membuat mereka makin lucu. Pokoknya ini wajib beli ya, kak dan si kembar juga harus memakainya nanti. Ini mode zaman sekarang tahu kak," lagi-lagi Ana menggelengkan kepalanya. Tahu apa anak baru lahir tentang mode. Ada-ada saja memang an

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Sedikit Demi Sedikit

    Alan bernapas lega setelah mengatakan segalanya pada Melani. Tinggal selangkah lagi. Ia tahu bahwa ia telah menyakiti hati wanita itu. Tapi ini lebih baik daripada terus-terusan memberi harapan kosong pada wanita itu. Alan memandang foto USG yang diberikan Ana kepadanya. Terhitung dua hari semenjak pertemuan terakhir mereka dia tidak menemui wanita itu. Ia tersenyum, ternyata rindu setelah tidak memiliki itu sangat menyakitkan. Ya, ia merindukan wanita itu, apalagi perut besarnya yang berisi anak-anaknya. Dia mengelus foto itu,"tunggu papa, nak. Papa akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa kembali bersama dengan mama kalian. Papa ingin menebus semuanya. Bantu papa jaga mama dulu ya, nak." ***Ana tertawa senang melihat interaksi mantan ibu mertuanya dengan bayi di dalam kandungannya. Bayi-bayinya seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita paruh baya itu. Mereka selalu merespon setiap perkataan yang keluar dari mulut wanita itu."Mama semakin nggak sabar melihat merek

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Tekad yang Kuat

    Alan masih merenung menyesali segala pesakitan yang telah ia berikan untuk Ana. Rasa malu seketika muncul dalam dirinya. Setelah Ana menyeselesaikan ungkapan sakit hatinya, ia sadar betul betapa berengseknya seorang Alan. Bahkan ketika Bima membawa Ana pulang secara tiba-tiba pun, ia tidak berani menahan karena ia sadar Ana butuh ketenangan setelah apa yang telah terjadi.Tidak percaya diri, itulah yang ia rasakan saat ini. Hatinya terasa terkoyak kala mengingat air mata Ana yang berjatuhan membasahi kedua belah pipinya. Masih sanggupkah ia menampakkan diri ke hadapan wanita itu. Wanita yang selama ini hanya menerima penderitaan selama hidup bersamanya. Ya, dari semua perkataan Ana, Alan berkesimpulan bahwa selama ini ia belum pernah memberikan kebahagiaan untuk Ana. Rasa sakit yang bertubi-tubilah yang ia berikan untuk wanita yang sedang mengandung anaknya itu. Alan tersenyum lagi. Lebih tepatnya senyuman yang mengejek dirinya sendiri. Bahkan dengan teganya ia sempat berpikiran bah

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Sakitnya Sampai ke Ulu Hati

    Alan menghentikan langkahnya dan memerhatikan langkah demi langkah Ana dan Bima. Sudah hampir sepuluh menit mereka berjalan bersama, tapi tak sepatah kata pun menjurus ke arahnya. Dia bagaikan angin lalu yang tidak kelihatan sama sekali. Ana dan Bima sama sekali tidak melibatkannya. Syukurnya dia memakai pakaian kasual kalau tidak, bisa saja orang-orang beranggapan jika dia adalah pengawal Ana dan Bima.Alan menengadah seraya memejamkan mata. Beberapa detik laki-laki itu masih berdiam dengan posisi itu hingga akhirnya ia membuang napas pelan. Setelahnya Alan kembali melangkahkan kedua kakinya untuk menyusul kedua manusia yang sedari tadi mengabaikannya. Dari kejauhan Alan melihat bahwa sekali-kali obrolan keduanya diiring dengan tawa. Entah apa yang sedang mereka bicarakan hingga bisa membuat Ana bahkan tanpa malu mengeluarkan suara tawanya. ***"Jangan menoleh, Na," tegur Bima ketika Ana hendak menoleh ke belakang."Ingat, kamu harus tegas dan jangan bersikap lembek pada Alan. Beri

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Aku Tidak Peduli

    Ana termenung kala teringat dengan ucapan Alan disore tadi. Ana menghela napas pelan. Merasa lelah dengan lika-liku perjalanan hidupnya. Baru beberapa bulan yang lalu laki-laki itu dengan tegas meminta perpisahan dari dirinya. Tapi sekarang laki-laki itu meminta untuk kembali.Bohong jika Ana mengatakan bahwa ia sudah move on dari laki-laki itu. Masih ada rasa yang tersisa untuk Alan. Tapi..., Ana memegang dadanya. Rasa sakit juga masih terasa jelas menusuk relung hatinya. Ana sempat berpikir bahwa ia adalah wanita yang paling beruntung di dunia ini. Dia, gadis yatim-piatu bisa menikah dengan laki-laki seperti Alan. Laki-laki mapan dan tentunya memiliki segudang prestasi dalam karirnya. Jika dibandingkan dengan dirinya, mereka bagaikan langit dan bumi. Makanya Amanda mengatakan kalau Ana adalah Cinderella versi dunia nyata. Tapi dengan sekejap semua hancur. Asa dalam angan Ana sirna begitu saja. Dia hancur sampai rasanya dia ingin menyerah.Ana menghela napas lagi. Takdir memang suli

  • Istri Yang Dicurangi Oleh Suami   Dia Lagi Dia Lagi

    Perjalanan terasa sepi kala keduanya memilih untuk tidak membuka suara. Hingga keduanya sampai di rumah bercatkan putih itu dan barulah Alan membuka suaranya lagi."Na, kita sudah sampai?" ucapnya membuat Ana melihat sekelilingnya dan benar saja keduanya telah tiba. Dari dalam mobil Alan sudah melihat ada Bima di depan pintu menunggu kedatangan Ana. "Terima kasih, Alan. Sampai jumpa dilain waktu," ucapnya seraya bergegas untuk keluar dari dalam mobil."Na, adakah kesempatan bagiku untuk menebus semuanya?" tanya Alan menghentikan gerakan Ana yang hendak membuka pintu mobil."Aku tahu kesalahanku tidak termaafkan tapi ijinkan aku menebus semuanya, Na. Aku ingin memperbaiki semuanya." tuturnya menatap Ana penuh harap."Alan, kamu pasti tahu kalau gelas yang pecah tidak akan bisa kembali seperti semula lagi. Sama sepertiku Alan, luka itu masih menganga dan membekas di sini Alan. Dan aku tidak tahu kapan bekas itu akan hilang." Setelah berkata demikian Ana membuka pintu mobil dan keluar d

DMCA.com Protection Status