author-banner
Mulaklot
Mulaklot
Author

Novel-novel oleh Mulaklot

Istri Yang Dicurangi Oleh Suami

Istri Yang Dicurangi Oleh Suami

Bagaimana perasaanmu saat mengetahui suami yang selama ini kamu cintai ternyata hanya menjadikanmu pelarian? Sakit? Sudah pasti! Ayana Nashwa Zia yang akrab dipanggil Ana merasa hidupnya sangat tidak adil. Hatinya hancur sampai-sampai memilih diam dan berlalu pergi.
Baca
Chapter: Menangis
Dengan telaten perawat itu menuntun Ana untuk menyusui kedu bayi kembarnya. Terlihat kalau Ana masih sangat kaku, tapi suster mengatakan bahwa itu adalah hal wajar bagi wanita yang baru saja melahirkan. Ana terharu, bayinya ternyata bisa mengkoordinasikan refleks mengisap dan menelan. Tanpa sadar wanita itu menitikkan bulir bening dari kelopak matanya karena kebanyakan bayi prematur tidak bisa mengkoordinasi refleks mengisap dan menelan. "Suster, kira-kira berapa lama mereka akan berada di sini?" "Tidak bisa dipastikan Ibu, tapi kalau bayi-bayi Ibu perkembangannya sudah stabil, seperti kenaikan berat badan bayi sudah dinyatakan baik dan stabil oleh dokter, suhu tubuh stabil tanpa bantuan inkubator, maka bayi-bayi Ibu sudah boleh pulang." terang suster sambil mengambil bayi dalam gendongan Ana dan meletakkannnya ke dalam inkubator lagi. Setelah itu, bayi yang kedua ia letakkan lagi ke dalam gendongan Ana. "Tapi sepertinya mereka akan cepat pulang karena mereka adalah bayi-bayi pint
Terakhir Diperbarui: 2024-05-01
Chapter: Terngiang-Ngiang
Blam!Suara pintu tertutup dengan keras. Melani ketakutan. Masih sangat jelas dalam bayangannya bagaimana wanita itu terjatuh dan ada darah yang mengalir dari sela-sela pahanya. Melani mengunci pintu, mematikan lampu, dan memblokir akses masuknya cahaya dengan menutup rapat jendela dan gorden. Drrrrt! Drrrrt!Handphonenya berdering, tapi secepat kilat benda itu sudah tak berbentuk lagi. Melani memastikan bahwa benda itu sudah tidak berfungsi lagi. Dalam ruangan gelap gulita, ia terduduk dan memeluk erat kedua lututnya. Samar-samar mulutnya bergumam, "tidak! tidak! tidak! argghhh!" Melani menjambak rambutnya akibat frustasi. Sang Surya telah tenggelam ditelan malam yang kian menguasai bumi, tapi wanita itu masih diam tak bergeming. Rupanya sang putri kian ketakutan dengan ilusi-ilusi yang kini merajai pikirannya. Tok! Tok! Bahkan mendengar suara ketukan pintu saja dia merasa sangat ketakutan. Kedua tangannya memeluk erat kedua lututnya. Kakinya gemetar."Mel, ini mama. Kamu kenapa
Terakhir Diperbarui: 2024-04-16
Chapter: Bertemu
Ana merasakan sakit luar biasa menjalar ke seluruh tubuhnya. Bukan seperti ini yang dia inginkan. Penyelesaian masalah dan kehidupan tenang bersama si kembar. Itulah harapan terbesarnya. Siapa sangka wanita jelmaan iblis itu sanggup memperlakukannya seperti ini. Ana memegang perutnya dan memohon kepada anak-anaknya untuk bertahan. Sungguh Ana tidak akan sanggup kalau sampai terjadi sesuatu pada anak-anaknya. Tuhan selamatkan kami! Handphonenya berdering. Namun sungguh ia sudah tak sanggup untuk sekadar mengangkatnya saja. Ana meminta tolong kepada orang yang ada di sana untuk mengambil handphonenya dari dalam tasnya dan Ana melihat bahwa orang yang menghubunginya adalah Dinda. Ana meminta orang itu untuk menjawab panggilan itu dan mengatakan keadaan Ana saat ini.Dinda terkejut. Dinda menyesal, tidak seharusnya ia meninggalkan Ana. Dalam keadaan panik dan menangis, ia menghubungi Bima dan mengatakan keadaan Ana. Bima juga terkejut. Setahunya Ana baik-baik saja. Kenapa tiba-tiba sepert
Terakhir Diperbarui: 2024-04-01
Chapter: Kamuflase
Hari ini Ana bersama Dinda pergi berbelanja untuk membeli baju bayi-bayinya. Karena jenis kelamin yang belum diketahui Ana sengaja memilih warna-warna yang bisa dipakai perempuan atau pun laki-laki. Sebenarnya dia sudah belanja kebutuhan anaknya, hanya saja dia merasa sedikit bosan di rumah dan mengajak Dinda untuk berbelanja. Ana memilih baju-baju dengan teliti dan memastikan bahwa baju-baju itu aman untuk kulit anak-anaknya kelak."Kak, lihat deh bajunya bagus banget. Dinda yakin baju ini akan sangat cocok untuk si kembar. Mereka pasti kelihatan sangat lucu kalau memakai ini," Ana tersenyum."Iya kamu benar, tapi ini baju untuk anak usia lima tahun," Ana menggelengkan kepalanya."Tapi bisa saja kalau si kembar memakai ini kak. Justru itu yang akan membuat mereka makin lucu. Pokoknya ini wajib beli ya, kak dan si kembar juga harus memakainya nanti. Ini mode zaman sekarang tahu kak," lagi-lagi Ana menggelengkan kepalanya. Tahu apa anak baru lahir tentang mode. Ada-ada saja memang an
Terakhir Diperbarui: 2024-02-02
Chapter: Sedikit Demi Sedikit
Alan bernapas lega setelah mengatakan segalanya pada Melani. Tinggal selangkah lagi. Ia tahu bahwa ia telah menyakiti hati wanita itu. Tapi ini lebih baik daripada terus-terusan memberi harapan kosong pada wanita itu. Alan memandang foto USG yang diberikan Ana kepadanya. Terhitung dua hari semenjak pertemuan terakhir mereka dia tidak menemui wanita itu. Ia tersenyum, ternyata rindu setelah tidak memiliki itu sangat menyakitkan. Ya, ia merindukan wanita itu, apalagi perut besarnya yang berisi anak-anaknya. Dia mengelus foto itu,"tunggu papa, nak. Papa akan berusaha semaksimal mungkin untuk bisa kembali bersama dengan mama kalian. Papa ingin menebus semuanya. Bantu papa jaga mama dulu ya, nak." ***Ana tertawa senang melihat interaksi mantan ibu mertuanya dengan bayi di dalam kandungannya. Bayi-bayinya seolah mengerti dengan apa yang dikatakan oleh wanita paruh baya itu. Mereka selalu merespon setiap perkataan yang keluar dari mulut wanita itu."Mama semakin nggak sabar melihat merek
Terakhir Diperbarui: 2024-01-14
Chapter: Tekad yang Kuat
Alan masih merenung menyesali segala pesakitan yang telah ia berikan untuk Ana. Rasa malu seketika muncul dalam dirinya. Setelah Ana menyeselesaikan ungkapan sakit hatinya, ia sadar betul betapa berengseknya seorang Alan. Bahkan ketika Bima membawa Ana pulang secara tiba-tiba pun, ia tidak berani menahan karena ia sadar Ana butuh ketenangan setelah apa yang telah terjadi.Tidak percaya diri, itulah yang ia rasakan saat ini. Hatinya terasa terkoyak kala mengingat air mata Ana yang berjatuhan membasahi kedua belah pipinya. Masih sanggupkah ia menampakkan diri ke hadapan wanita itu. Wanita yang selama ini hanya menerima penderitaan selama hidup bersamanya. Ya, dari semua perkataan Ana, Alan berkesimpulan bahwa selama ini ia belum pernah memberikan kebahagiaan untuk Ana. Rasa sakit yang bertubi-tubilah yang ia berikan untuk wanita yang sedang mengandung anaknya itu. Alan tersenyum lagi. Lebih tepatnya senyuman yang mengejek dirinya sendiri. Bahkan dengan teganya ia sempat berpikiran bah
Terakhir Diperbarui: 2023-09-29
Anda juga akan menyukai
DMCA.com Protection Status