Hari ini Alex masuk kedalam kantor dengan wajah yang begitu bahagia, bahkan senyum indah selalu terukir di wajah tampannya.Asoka yang melihat bosnya seperti itu merasa heran, tidak biasanya Alex bersikap seperti itu, bahkan dia tidak pernah menyapa karyawannya. ex terkenal dingin dan cuek pada semua karyawan, walaupun dia sangat teliti dan tegas soal kerjaan.'Ini si Bos kenapa dah? Gak biasanya kayak gini. Senyum-senyum sendiri, kayak orang gelo. Apa si Bos abis kepentok mulutnya Nona muda ya, sampai otaknya geser begitu? Iiiih ... Nona muda ternyata serem juga ya, masa ke pentok mulutnya bisa bikin orang jadi gelo?' Asoka sibuk dengan pemikirannya sendiri, sampai Alex memanggilnya dari tadi pun dia tidak dengar.Alex yang kesal karena Asoka malah melamun di saat dirinya berbicara, akhirnya pulpen pun mendarat di kening pria itu.''Waah, gelo-gelo, Bos."Asoka terkejut saat sebuah pulpen mendarat di keningnnya, dia bahkan belum sadar sudah menyebut Bosnya dengan sebutan 'gelo.Mata
Sontak Ale, tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Asoka, bahkan dia sampai memegang perutnya karena sakit.Sedangkan Asok yang di tertawakan, malah manyun dengan kesal, dia berniat bertanya malah di tertawakan oleh Bosnya.''Apaan sih Bos, orang nanya kok malah di ketawain? Emang pertanyaan saya ada yang lucu ya, bos?" kesal Asoka.''Hahah! Iya, iya ... gimana saya gak ketawa, kamu nanyainnya begituan.''''Lah, kan saya nanya bos, sebab saya tidak tahu arti dan maksud lubang belut itu apa? Tadi pagi Bos bilang lubang belut itu nikmat. Apanya yang nikmat Bos? Yang ada di gigit mah, iya.''''Kamu mau tau Sok, arti dan maksudbya lubang belut itu apa?''''Mau, mau, Bos. Biar saya gak kayak orang bego. Kalau sudah tau kan lega.''''Kamu memang sudah bego Sok, hahaha!"Sedangkan Asok merengut kesal mendengar ocehan Bosnya, bukannya menjawab tapi Alex malah meledek dirinya.''Baiklah, baiklah. Saya akan kasih tau kamu apa itu lubang belut yang membuatmu penasaran.''Alex pun mendekat
Gadis berdiri menatap pria di hadapannya, ada raut kerinduan terpancar dari kedua matanya.''Maaf Tuan, Anda siapa ya?" tanya Gadis pada pria itu.''Gadis, kamu jangan pura-pura gak kenal sama kaka. Ayo kita pulang!'' ajak pria itu sambil memegang tangan Gadis.''Lepas Tuan! Anda salah orang. Saya benar-benar tak mengenal Anda,'' ucap Gadis sambil melapas kasar tangan itu.''Maaf Tuan, sepertinya Anda salah orang. Fia ini adalah Gadis, menantu saya," timpal Mama Indah.Pria itu tampak kaget dengan ucapan Mama Indah, dia menatap Gadis dengan tajam.''Gadis, jelaskan sama kaka, apa benar kamu sudah menikah?" Pria itu pikir, saat di pesta semu kebohongan jika Gadis sudah menikah, ternyata benar.''Maaf, kita tidak saling mengenal. Anda tidak perlu tahu. Ayo Ma kita pulang! Sepertinya orang ini gila," ujar Gadis sambil menarik tangan mertuanya.Mama Indah yang bingung hanya menurut, dia benar-benar bingung dengan pria itu yang ngotot mengenal Gadis. Saat mereka akan melangkah, pria itu me
Malam ini Alex pulang lebih lambat, dia masih memikirkan kejadian tadi siang di restoran. Alex sangat kesal, karena kartu nama yang di berikan pria itu hilang, padahal dia sudah menaruhnya di kantung celana.Dia memasuki Mansion dengan lesu, melangkah ke kamar melewati ruang tamu.Tapi saat dia hendak naik tangga, Alex di panggil Mama Indah dan mereka pun menuju ruang keluarga untuk mengobrol.Mama Indah melihat wajah kusut anak semata wayangnya itu, sangat terlihat jika Alex sangat banyak pikiran.''Nak, kamu kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran kamu?''''Iya Ma, aku kepikiran sama kejadian tadi siang.''''Nak, percayalah dengan istrimu. Walaupun Mama juga merasa ada yang Gadis sembunyikan.Tapi Lex, kita jangan memaksanya. Tunggulah sampai dia bercerita."''Itu Ma yang bikin aku pusing, kalau Gadis saja gak tau ayahnya siapa, lalu siapa Papa yang pria itu maksud?''"Kalau saran papa sih, jangan menekannya dulu. Lama-lama juga kamu akan tahu apa yang pria itu maksud," timpal papa Jh
Saat ini Alex berjalan menghampiri semua orang yang ada di meja makan, semua mata tertuju padanya, betapa tidak, saat ini dia berjalan dengan memegangi pinggangnya.''Lex, kamu kenapa? Kok pinggangnya di pegangin begitu sih?'' tanya Mama Idah dengan khawatir.''Mama tanya aja noh, sama mantu alien-nya Mama, dia apain nih pinggang aku," jawab Alex setelah mendudukan bokongnya di kursi.Semua mata tertuju pada Gadis, mereka penasaran, terutama Asoka dan papa Jhon.''Loh, kok Gadis? Memang dia yang buat kamu begini?'' heran Mama Indah. "Nak, Alex di apain? Kok sampe begini?'' tanya papa Jhon penasaran.''Aku gak ngapa-bgapain kok Pah. Aku cuma dorong Mas Alex aja dari tempat tidur," jawab Gadis santai.'Mampus gw kalau sampai dia bilang dia dorong gw karena gw belum mandi dan ketek gw bau. Bisa malu nih, turun sudah harga diri gw sebagai CEO ternama.' cemas Alex dalam hati.''E-eh nggak kok Pah. Gadis gak sengaja. Iya kan sayang?'' Alex mengedipkan sebelah matanya pada Gadis.Kedua oran
"Hahaha! Lex, Lex. Ternyata kamu di dorong sampai tuh pinggang patah, cuma gara-gara Gadis gak mau di sentuh kamu, gara-gara badan kamu bau dan keteknya asem? Hahaha!" ledek papa Jhon sambil tertawa geli, bahkan air matanya sampai keluar dari sudut mata.''Bos, Bos. Ya jelas Nona Muda dorong lah, haha!" timpal Asoka sambil memegang perutnya, karena sedari tadi tertawa terbahak-bahak.''Diam kamu! Sudah, kita berangkat sekarang, atau gajimu aku potong 80%!'' ancam Alex dengan tatapan tajamnya.''Dan kamu! Awas saja, tunggu hukuman ku nanti! Kamu sudah membuat harga diri ku jatuh berkeping-keping!" tunjuknya pada Gadis.Yang di tunjuk malah santai saja memakan sarapannya. Gadis tidak memperdulikan omongan Alex.''Nak, kamu gak sarapan dulu?" tanya Mama Indah.''Nggak Ma. Seleraku dah hilang. Tiap hari selalu hilang selera makan gara-gara nih cewek alien, bisa-bisa badanku tinggal tulang semua," cetus Alex, lalu beranjak meninggalkan meja makan.Sedangkan Gadis tersenyum tipis melihat ke
Saat ini di kantor DELAMO GROUP sedang ramai oleh tatapan kasihan pada salah satu karyawan di sana.Bagaimana tidak, saat ini di depan kantor DELAMO GROUP sedang berdiri seseorang di bawah terik matahari, menghadap bendera merah putih dengan kaki di angkat satu, dan kedua tangan di telinga.Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Asoka, asisten Alex, CEO di perusahaan itu.Asoka di hukum oleh Alex karena dia sudah meledeknya tadi pagi. Asoka di minta berdiri di bawah panasnya matahari yang mulai meninggi, dengan kaki di angkat satu dan kedua tangan di telinga.Di balik jendela Alex tersenyum puas melihat Asoka menekuk wajahnya kesal. Dia tahu pasti Asoka saat ini sedang kepanasan, tapi Alex membiarkan pria itu di sana, bahkan dia meminta satu security untuk mengawasinya."Itulah hukuman untukmu, Sok. makanya jangan macam-macam kepadaku, hahaha!" tawanya dengan puas.Jam menunjukan pukul 11.00 siang, Asoka sudah sangat gosong berjemur di bawah terik matahari. Dia bahkan tak di berikan
"Jadi benar kalau Gadis adalah menantu dari kediaman Delamo?" tanya Bastian memastikan.''Betul. Dan Anda ada urusan apa, Tuan?" tanya Mama Indah lagi.''Sebenarnya saya kesini untuk bertemu Gadis, sebab saya yakin kalau dia adalah orang yang selama ini saya cari."''Orang yang Anda cari?" heran Mama Indah.''Benar Nyonya. Gadis adalah adik saya yang kabur dari rumah, dan kami sedang mencarinya sudah 5 tahun ini," jelas Bastian dengan wajah sendu.Mama Indah dapat melihat raut kesedihan dari wajah pria di hadapannya itu.''Tapi Tuan, Gadis itu adalah anak sahabat saya, dan orang tuanya pun masih ada. Bahkan ayahnya baru beberapa bulan yang lalu meninggal, itu kenapa Gadis saya nikah kan dengan anak saya, Alex.'' bohong mama Indah.Dia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya.''Meninggal? Orang tua? Maaf Nyonya, kalau boleh tahu orang tuanya bernama siapa?" Bas penasaran.''Nama ayahnya Hendra dan Ibunya Hasna." Mama Indah terpaksa berbohong, sebab ia ingin tahu terlebih dahulu sampai