Sontak Ale, tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaan Asoka, bahkan dia sampai memegang perutnya karena sakit.Sedangkan Asok yang di tertawakan, malah manyun dengan kesal, dia berniat bertanya malah di tertawakan oleh Bosnya.''Apaan sih Bos, orang nanya kok malah di ketawain? Emang pertanyaan saya ada yang lucu ya, bos?" kesal Asoka.''Hahah! Iya, iya ... gimana saya gak ketawa, kamu nanyainnya begituan.''''Lah, kan saya nanya bos, sebab saya tidak tahu arti dan maksud lubang belut itu apa? Tadi pagi Bos bilang lubang belut itu nikmat. Apanya yang nikmat Bos? Yang ada di gigit mah, iya.''''Kamu mau tau Sok, arti dan maksudbya lubang belut itu apa?''''Mau, mau, Bos. Biar saya gak kayak orang bego. Kalau sudah tau kan lega.''''Kamu memang sudah bego Sok, hahaha!"Sedangkan Asok merengut kesal mendengar ocehan Bosnya, bukannya menjawab tapi Alex malah meledek dirinya.''Baiklah, baiklah. Saya akan kasih tau kamu apa itu lubang belut yang membuatmu penasaran.''Alex pun mendekat
Gadis berdiri menatap pria di hadapannya, ada raut kerinduan terpancar dari kedua matanya.''Maaf Tuan, Anda siapa ya?" tanya Gadis pada pria itu.''Gadis, kamu jangan pura-pura gak kenal sama kaka. Ayo kita pulang!'' ajak pria itu sambil memegang tangan Gadis.''Lepas Tuan! Anda salah orang. Saya benar-benar tak mengenal Anda,'' ucap Gadis sambil melapas kasar tangan itu.''Maaf Tuan, sepertinya Anda salah orang. Fia ini adalah Gadis, menantu saya," timpal Mama Indah.Pria itu tampak kaget dengan ucapan Mama Indah, dia menatap Gadis dengan tajam.''Gadis, jelaskan sama kaka, apa benar kamu sudah menikah?" Pria itu pikir, saat di pesta semu kebohongan jika Gadis sudah menikah, ternyata benar.''Maaf, kita tidak saling mengenal. Anda tidak perlu tahu. Ayo Ma kita pulang! Sepertinya orang ini gila," ujar Gadis sambil menarik tangan mertuanya.Mama Indah yang bingung hanya menurut, dia benar-benar bingung dengan pria itu yang ngotot mengenal Gadis. Saat mereka akan melangkah, pria itu me
Malam ini Alex pulang lebih lambat, dia masih memikirkan kejadian tadi siang di restoran. Alex sangat kesal, karena kartu nama yang di berikan pria itu hilang, padahal dia sudah menaruhnya di kantung celana.Dia memasuki Mansion dengan lesu, melangkah ke kamar melewati ruang tamu.Tapi saat dia hendak naik tangga, Alex di panggil Mama Indah dan mereka pun menuju ruang keluarga untuk mengobrol.Mama Indah melihat wajah kusut anak semata wayangnya itu, sangat terlihat jika Alex sangat banyak pikiran.''Nak, kamu kenapa? Apa ada yang mengganggu pikiran kamu?''''Iya Ma, aku kepikiran sama kejadian tadi siang.''''Nak, percayalah dengan istrimu. Walaupun Mama juga merasa ada yang Gadis sembunyikan.Tapi Lex, kita jangan memaksanya. Tunggulah sampai dia bercerita."''Itu Ma yang bikin aku pusing, kalau Gadis saja gak tau ayahnya siapa, lalu siapa Papa yang pria itu maksud?''"Kalau saran papa sih, jangan menekannya dulu. Lama-lama juga kamu akan tahu apa yang pria itu maksud," timpal papa Jh
Saat ini Alex berjalan menghampiri semua orang yang ada di meja makan, semua mata tertuju padanya, betapa tidak, saat ini dia berjalan dengan memegangi pinggangnya.''Lex, kamu kenapa? Kok pinggangnya di pegangin begitu sih?'' tanya Mama Idah dengan khawatir.''Mama tanya aja noh, sama mantu alien-nya Mama, dia apain nih pinggang aku," jawab Alex setelah mendudukan bokongnya di kursi.Semua mata tertuju pada Gadis, mereka penasaran, terutama Asoka dan papa Jhon.''Loh, kok Gadis? Memang dia yang buat kamu begini?'' heran Mama Indah. "Nak, Alex di apain? Kok sampe begini?'' tanya papa Jhon penasaran.''Aku gak ngapa-bgapain kok Pah. Aku cuma dorong Mas Alex aja dari tempat tidur," jawab Gadis santai.'Mampus gw kalau sampai dia bilang dia dorong gw karena gw belum mandi dan ketek gw bau. Bisa malu nih, turun sudah harga diri gw sebagai CEO ternama.' cemas Alex dalam hati.''E-eh nggak kok Pah. Gadis gak sengaja. Iya kan sayang?'' Alex mengedipkan sebelah matanya pada Gadis.Kedua oran
"Hahaha! Lex, Lex. Ternyata kamu di dorong sampai tuh pinggang patah, cuma gara-gara Gadis gak mau di sentuh kamu, gara-gara badan kamu bau dan keteknya asem? Hahaha!" ledek papa Jhon sambil tertawa geli, bahkan air matanya sampai keluar dari sudut mata.''Bos, Bos. Ya jelas Nona Muda dorong lah, haha!" timpal Asoka sambil memegang perutnya, karena sedari tadi tertawa terbahak-bahak.''Diam kamu! Sudah, kita berangkat sekarang, atau gajimu aku potong 80%!'' ancam Alex dengan tatapan tajamnya.''Dan kamu! Awas saja, tunggu hukuman ku nanti! Kamu sudah membuat harga diri ku jatuh berkeping-keping!" tunjuknya pada Gadis.Yang di tunjuk malah santai saja memakan sarapannya. Gadis tidak memperdulikan omongan Alex.''Nak, kamu gak sarapan dulu?" tanya Mama Indah.''Nggak Ma. Seleraku dah hilang. Tiap hari selalu hilang selera makan gara-gara nih cewek alien, bisa-bisa badanku tinggal tulang semua," cetus Alex, lalu beranjak meninggalkan meja makan.Sedangkan Gadis tersenyum tipis melihat ke
Saat ini di kantor DELAMO GROUP sedang ramai oleh tatapan kasihan pada salah satu karyawan di sana.Bagaimana tidak, saat ini di depan kantor DELAMO GROUP sedang berdiri seseorang di bawah terik matahari, menghadap bendera merah putih dengan kaki di angkat satu, dan kedua tangan di telinga.Orang itu tak lain dan tak bukan adalah Asoka, asisten Alex, CEO di perusahaan itu.Asoka di hukum oleh Alex karena dia sudah meledeknya tadi pagi. Asoka di minta berdiri di bawah panasnya matahari yang mulai meninggi, dengan kaki di angkat satu dan kedua tangan di telinga.Di balik jendela Alex tersenyum puas melihat Asoka menekuk wajahnya kesal. Dia tahu pasti Asoka saat ini sedang kepanasan, tapi Alex membiarkan pria itu di sana, bahkan dia meminta satu security untuk mengawasinya."Itulah hukuman untukmu, Sok. makanya jangan macam-macam kepadaku, hahaha!" tawanya dengan puas.Jam menunjukan pukul 11.00 siang, Asoka sudah sangat gosong berjemur di bawah terik matahari. Dia bahkan tak di berikan
"Jadi benar kalau Gadis adalah menantu dari kediaman Delamo?" tanya Bastian memastikan.''Betul. Dan Anda ada urusan apa, Tuan?" tanya Mama Indah lagi.''Sebenarnya saya kesini untuk bertemu Gadis, sebab saya yakin kalau dia adalah orang yang selama ini saya cari."''Orang yang Anda cari?" heran Mama Indah.''Benar Nyonya. Gadis adalah adik saya yang kabur dari rumah, dan kami sedang mencarinya sudah 5 tahun ini," jelas Bastian dengan wajah sendu.Mama Indah dapat melihat raut kesedihan dari wajah pria di hadapannya itu.''Tapi Tuan, Gadis itu adalah anak sahabat saya, dan orang tuanya pun masih ada. Bahkan ayahnya baru beberapa bulan yang lalu meninggal, itu kenapa Gadis saya nikah kan dengan anak saya, Alex.'' bohong mama Indah.Dia tak mungkin mengatakan yang sebenarnya.''Meninggal? Orang tua? Maaf Nyonya, kalau boleh tahu orang tuanya bernama siapa?" Bas penasaran.''Nama ayahnya Hendra dan Ibunya Hasna." Mama Indah terpaksa berbohong, sebab ia ingin tahu terlebih dahulu sampai
Seketika raut wajah Alex terkejut, dia masih tak percaya kalau foto yang di ponsel Bastian adalah Istrinya, sebab dari penampilan pun sungguh jauh berbeda.''Iya, memang mirip, tapi mereka berbeda. Lihatlah! Adik Anda ini modis sedangkan Istri saya ndeso.'' ucap Alex.Gadis ang mendengar Alex mengatakannya ndeso, tidak terima, dia menginjak kaki suaminya.Sontak pria itu meringis sakit.''Heh cewek alien! Bisa gak sih gak usah nginjek kaki, hah! Sakit tau gak! Gak cukup kamu bikin pinggangku patah, sekarang mau bikin kaki ku patah juga!'' kesal Alex pada Istrinya itu.''Ya lagian kamu ngapain ngatain aku ndeso? Bikin sebel aja," cetus Gadis.''Heh cewek alien. Kamu itu memang ndeso tahu ..." menoyor keningnya, "gak nyadar ya?"Saat Gadis ingin menginjak kakinya lagi, Alex segera menghindar ke samping.''Berani kamu injek kaki ku lagi, akan ku buat kamu gak bisa tidur sampai subuh, mau!'' ancam Alex pada Istri alien-nya itu.Pertengkaran mereka tak luput dari pandangan Bastian, dia h
.12 tahun sudah berlalu, kini keluarga Gadis dan Alex sudah bahagia bersama kedua anaknya, bahkan saat ini Gadis sedang mengandung anak ketiga dan baru menginjak 5 bulan.Gara saat ini sudah dewasa, dia sudah kuliah di salah satu Univercity di Amerika, yaitu UNSAN tempat Gadis kuliah dulu dan menimba ilmu di sana.Dan Cesa adik Gara, kini berusia 14 thun kelas 3 SMP. Dan sebentar lagi akan lulus dan masuk ke SMA.Semua sudah bahagia bersama pasangannya masing masing, begitu pun dengan Bas dan Vio, mereka juga sudah mempunyai 2 anak yang 1 sudah kelas 1 SMP dan yg kedua kelas 5 SD. Vio tinggal di rumah yang Bas pernah tempati Dulu bersama Siska.🍀🍀🍀🍀🍀🍀2 Tahun sudah Gara tak pulang ke indonesia, sebab kuliahnya dan pekerjaannya sangatlah membuat dia sibuk, hingga tak sempat untuk pulang ke rumah.Pesawat mendarat dengan mulus di bandara Soekarno Hatta. Seorang pria tampan yang menjadi idola banyak wanita turun dari pesawat dan langsung keluar bandara, dimana seorang supir sudah
Tidak terasa Vio sudah bekerja dengan Bas selama 3 bulan lamanya. Bahkan mereka semakin dekat, dan Bas juga mulai membuka hatinya kembali, hingga ia pun melamar Vio beberapa hari yang lalu . Bahkan Vio diminta Bas untuk menempati salah satu apartemennya...Pagi ini Vio sudah bangun dan menyiapkan sarapan yang akan dia bawa ke kantornya untuk Bas. Vio memasak nasi goreng dengan telur dadar. Setelah semua siap Vio pun berangkat, tapi baru saja ia sampai loby Apartemen, tiba-tiba Bas muncul di balik mobil mewahnya.Bas kemudian mengajak Vio untuk masuk kedalam mobil. ''Queen, itu apa?'' tunjuknya ke arah kotak yang di pegang Vio.''Ini aku buatin hubby sarapan. Sebagai ucapan terimakasih karena sudah ngizinin aku tinggal di apartemen.'' jelas Vio.''Wah kebetulan dong! Aku belum sarapan sayang.''''Yasudah, nanti makan di kantor ya," ujar Vio.Bas menggeleng dengan cepat. ''Aku mau di sini saja. Kamu suapi aku.'' Vio pun mengangguk, lalu membuka kotak itu dan mulai menyuapi Bas dengan
''Ma, aku mau nanya sesuatu deh sama Mama?'' tanya Gadis saat mereka berada di restoran ''Apa sayang?''''Itu Ma, kak Bas apa belum punya calon lagi ya?"''Eum, kayaknya sih belom. Soalnya dia gak pernah tuh bawa atau ngenalin ceweknya sama Papa Mama," jelas Mama Intan.Gadis manggut manggut. ''Emang kenapa sih sayang?'' heran Mama.''Nggak apa-apa sih Ma. Cuma penasaran aja sama percintaan kakak tersayang ku itu."Mama menggelengkan kepalanya dengan heran. Dari dulu Gadis selalu saja kepo dengan urusan percintaan Bas.Gadis mengedarkan pandangannya ke segala sisi restoran. Saat matanya tertuju ke pintu masuk, dia kaget sebab Kakaknya masuk dengan seorang perempuan cantik. Tapi melihat dari interaksi keduanya sepertinya mereka bukan sepasang kekasih, tapi lebih ke atasan dan bawahan.''Kak!'' teriaknya memanggil Bas.Bas menoleh ke sumber suara, soalnya dia seperti mengenali suara tersebut. Dan benar saja, saat Bas menengok ternyata ada Mama dan adiknya yang sedang berada di retoran
Malam ini semua sudah berkumpul di ruang tamu, bahkan Bas dan pak Hendrik, pengacara keluarga Bramantyo pun sudah hadir di sana. Sedangkan Gara dan Cesa sedang bermain di taman belakang bersama Mama dan Bik Irah.''Pa, ayo katakan ada apa?'' tanya Gadis dengan nada tak sabar.''Kamu ini Dek, gak sabaran sekali sih," ledek Bas sambil menggelengkan kepalanya.''Yeee Kakak. Bukannya gitu Kak, aku hanya penasaran saja."''Sudah, sudah. Papa akan bicara ... jadi begini, Papa kan sudah tua, umur Papa sudah tak muda lagi, dan cuma kalianlah anak anak Papa. Dan kalian tentu tahu kekayaan Papa seberapa banyak,'' ujar Papa.Gadis dan Bas mengerutkan dahinya bersamaan. ''Jadi, apa hubungannya dengan kami?'' tanya Bas dengan heran.''Papa akan membagi warisan untuk kalian. Itu sebabnya, Papa meminta Gadis untuk pulang ke Mansion.'' "Oooowwwhh," ucap Gadis dan Bas bersamaan.''Papa akan membagi adil bagian kalian! 50% untuk Gadis dan 50% untuk Bas."''Papa akan memberikan perusahaan BM Group pada
''Cucu Oma!" seru Mama Intan saat melihat Gara dan Cesa sampai di Swiss.Gadis mencium tangan kedua orang tuanya, lalu memeluk mereka. Dan Alex pun melakukan hal yg sama, setelah itu mereka ke ruang tamu.''Pa, sebenarnya ada apa? Kenapa Papa sampai nyuruh aku pulang?'' tanya Gadis dengan tak sabar.Papa terkekeh pelan mendengar pertanyaan putrinya. ''Kamu ini, gak sabaran amat sih? Baru aja dateng, masa udah nanya aja?'' heran Papa''Ya habis aku penasaran tahu Pa. Ayolah Pa, katakan saja.'' pinta Gadis sambil bergelayut manja di lengan Papanya.''Iya nanti ya. Kamu kan baru sampai. Sebaiknya istirahat dahulu," ujar Papa sambil mengecup kening putri kesayangan nya itu.''Momy kayak anak kecil deh? Masa manja banget sama Opa?'' ucap Gara dengan gelengan kepala, saat melihat Gadis begitu manja pada Papa.''Memangnya kenapa? Apa cuma kamu dan Cesa saja yang bisa manja Boy, sama Momy? Momy juga bisa dong," ledek Gadis.''Tapi, kenapa gak sama Dady?'' tanya Gara kembali dengan mata yg mas
Siang ini Gadis, Alex dan Gara bersama Cesa sudah berada di bandara. Mereka akan menjemput Mama yang baru saja pulang dari liburannya di rumah Rehan yang berada di jerman.''Oma!" seru Gara dan Cesa, saat Mama Indah masuk kedalam mobil.'' lHallo cucu-cucu kesayangan Oma. Bagaimana kabar kalian?'' tanya Oma sambil memangku Cesa di jok belakang.''Baik Oma, Gara kangen banget sama Oma.''''Oma juga sayang. Kamu gimana Baby, kangen gak sama Oma?'' tanya Oma menjawil pipi Cesa.Cesa mengangguk. ''Kangen Oma.''Mobil pun melaju meninggalkan bandara. Dan selama di dalam mobil, Gara dan Cesa selalu bertanya pada Mama Indah, sehingga membuat wanita itu sedikit pusing di buatnya.Sedangkan Gadis dan Alex tersenyum melihat kebahagiaan keluarga kecilnya. Mereka berharap kalau kebahagiaan itu, akan mereka rasakan selamanya.Tiba tiba ponsel Gadia berbunyi, dan ternyata dari Papa Wahyu.''Hallo, Pa.''''Emang ada apa, Pa?''''Eum, begitu ... Ya sudah, nanti aku usahakan secepatnya untuk pulang Pa
James memacu mobil menuju aprtemennya. Tapi di tengah jalan ada panggilan masuk dari Gara.''Hallo, bocah! Ada apa?'' tanya James.''Apa kau yakin?''''Hem, baiklah. Kita ketemu dimana?''''Okey, Om kesana.''Telpon pun terputus. James segera memutar balikan mobilnya, menuju tempat dimana ia dan Gara akan bertemu.Setelah 15 menempuh perjalanan, James pun sampai di sebuah restoran. Lalu ia masuk kedalam ruang VVIP yang sudah di sewa Gara.''Ada apa?'' tanya James, saat dia duduk di hadapan anak itu.Gara menyerahkan tabletnya pada James, lalu memutar rekaman video. James sangat terkejut, saat melihat pria yang ada di video itu. Wajahnya tiba-tiba tegang.''Om kenal dia?'' tanya Gara dengan mimik wajah penasaran.''Kau, dapat darimana video itu?'' tanya James.''Ck, bukannya jawab, malah balik nanya!'' gerutu Gara.''Sudah, kau jawab saja!"''Tadi waktu aku antar Momy ke Mall, aku tak sengaja melihat dia mengintai kami di balik pohon. Pas aku perhatikan, dia malah pergi.''James mengan
''Kalian darimana saja? Kenapa lama sekali?'' tanya Gadis dengan wajah galaknya, menatap Gara dan James yang baru saja sampai Mansion.''Hehe ... maaf Mom! Aku tadi terlalu seru sama Aldi, terus Om James juga ketemu klien nya.'' tutur Gara dengan bohong.James mengangguk, tanda iya dengan jawaban GaraGadis menghela napasnya. Kemudian ia menyuruh Gara untuk bersih bersih. Lalu makan siang, sedangkan James berlalu ke kamar tamu, untuk menemui istrinya.'Maaf Mom. Aku tak bermaksud bohong. Aku hanya tak mau, membuat Momy cemas.' batin Gara.Gara dan James memang sudah kongkalikong, saat di mobil tadi. Mereka sudah menyiapkan jawaban, untuk pertanyaan Gadid. Sebab mereka tahu, pasti Gadis akan bertanya kenapa mereka lama.**********''Bagaimana sayang? Apa sudah ada berita, jika pernikahan mereka hancur atau gedungnya roboh?'' tanya perempuan di sebelah seorang pria bule.Bule itu menggeleng. ''Belum Beib. Sepertinya, gagal," jawabnya.''Hah, gagal? Bagaimana bisa? Tak mungkin, jika ada
James dan Gara berlari cepat menaiki tangga ke lantai 2. Sebab lift sangat lama. Setelah sampai Gara mengarahkan jam tangannya ke segala arah dan bunyi di jam tangan Gara semakin keras.Gara dan James terus mengikuti arah titik di jam itu.Hingga mereka berhenti di toilet laki-laki. James dan Gara mencari sesuatu yang mereka sedang cari, dan Gara menemukannya.''Om, di sini.'' tunjuk Gara pada bawah westafel.James segera berlari ke arah Gara lalu mengecek bawah westacel. Dan ternyata benar, sebuah Bom berukuran kepalan tangan di pasang di bawah tempat pencuci tangan.''Bagaimana Om? Ini Bom yang mampu meledakan satu gedung dalam satu kali ledakan Om,'' cemas Gara.''Ya, Om tahu itu. Kita harus segera mematikannya sebelum meledak. Jika tidak, maka akan banyak korban jiwa.'' ''Om, waktunya 15 menit lagi!" panik GaraJames mencoba meneliti kabel bom itu, tapi sangat rumit. Dia tak mampu untuk mematikannya. Akhirnya James menelpon seseorang lalu melakukan video Call.''Hai Bro! Tumben ka