Alex merasa heran karena sayup-sayup dia mendengar Bastian menyebut nama istrinya, apalagi melihat reaksi gadis saat tadi melihat Bastian seperti seseorang yang terkejut.
'Apa mereka saling mengenal? Kenapa gadis terlihat sangat syok?" bingungnya di dalam hati, namun juga dia sangat penasaran.Bastian ingin mengejar tetapi melihat Alex di hadapannya dia merasa ragu, akhirnya pria itu pun hanya bisa memandangi Gadis keluar dari pesta tersebut. Walaupun sebenarnya kakinya sudah gatal ingin segera mengejar wanita cantik itu."Maaf Tuan Bas, apa Anda mengenal istri saya?" Alex sudah tidak bisa lagi membendung rasa penasarannya.Tatapannya begitu tajam seperti seorang suami yang tengah cemburu saat istrinya didekati oleh pria lain."Ah, tidak. Hanya saja dulu pernah bertemu dengannya satu kali," kilah Bastian, "aku pernah menolongnya saat dia di jambret, makanya cukup terkejut tadi."Alex merasa ragu dengan jawaban Bastia. Dia menatap dengan mata menyipit seolah mencari kebohongan dari jawaban pria tampan yang tengah berdiri di hadapannya.Bastian pun menyadari itu, kemudian dia pun berkata, "sebaiknya kamu kejar istrimu, daripada dia lari! Memangnya kau tidak takut dia kenapa-napa?"Alex menepuk jidatnya, dia baru sadar jika Gadis pergi dari sana, padahal pria itu ingin bertanya lebih jauh. "Kalau begitu saya permisi dulu Tuan," ucapnya dengan terburu-buru, kemudian Alex pun pergi dari sana.Sementara Gadis sampai di parkiran di mana Asoka saat ini tengah menunggu. Dia heran saat melihat Nona mudanya keluar dari pesta, padahal baru beberapa menit mereka di dalam sana."Maaf Nona, Tuan muda di mana? Kenapa cepat sekali keluarnya?""Dia masih di dalam. Aku sakit perut, bisa kita pulang sekarang!" pintanya dengan tatapan memohon."Saya akan menunggu Tuan muda dulu, Nona.""Gadis!" panggil Alex, seketika membuat wanita itu menoleh. "Kenapa kamu pergi begitu saja dari pesta? Apa kamu tahu yang tadi mengobrol denganku itu adalah orang penting!" kesalnya."Maaf Om, tapi perut aku sakit, jadi aku ingin pulang. Kepalaku juga mendadak menjadi pusing, mungkin karena tidak terbiasa dengan pesta ramai seperti itu," bohong Gadis sambil berpura-pura memegangi kepalanya.Alex menatap tajam seolah ia tak percaya dengan jawaban wanita itu, namun gadis yang tahu akan kecurigaan suaminya pun pura-pura limbung, hingga pada akhirnya Alex menyuruh Asoka untuk membawa mereka pulang.Dia merasa heran melihat Gadis terus melamun menatap ke jalan, seperti sedang memikirkan sesuatu. Alex pun menggenggam tangan sang Istri, sontak Gadis terkejut dengan perlakuan pria dingin itu. Tapi entah kenapa melihat Gadis sakit, membuat Alex merasa tak tega dan sedih.'Kamu kenapa Gadis? Apa yang kamu pikirkan? Sebelum berangkat kamu baik-baik saja, sebenarnya apa yang terjadi?' batin Alex penasaran.Dia tak ingin memaksa istrinya cerita, dia akan menunggu waktu yang pas. Karena dia tau saat ini Gadis sedang menyembunyikan sesuatu darinya.'Kenapa aku harus bertemu dia? Kenapa kamu berada di sini. Apa nanti kamu akan membawaku kembali atau malah berlaku tak perduli.' batin Gadis sambil memejamkan matanya...Mobil pun sudah sampai di kediaman Delamo. Gadis dan Alex turun setelah Asoka membukakan pintu mobil.Setelah sampai kamar, Gadis langsung menuju kamar mandi untuk mengganti baju. Sedangkan Alex memilih menunggu wanita itu di ranjang, sambil memainkan hp-nya.Tak lama Gadis pun keluar dengan kimono tidurnya, dia berjalan ke arah meja rias untuk membersihkan wajahnya. Setelah selesai ia berjalan ke arah sofa, sementara Alex terus memperhatikan gerak-gerikwanita itu sedari tadi."Tidurlah di sini!" titah Alex sambil menepuk sebelah ranjangnya."Hah?" Gadis menganga mendengar itu, dia sampai mengorek telinganya takut salah dengar."Apa kau congean? Aku tak akan mengulang perkataanku. Jika kau masih tidur di sofa, akun ku bakar sofa itu!" ucap dingin Alex sambil merebahkan tubuhnya."Astaga! Apa dia kesambet? Apa dia salah minum obat atau mabuk?" heran Gadis dengan sikap Alex yang mendadak perduli.Padahal pria itu yang memintanya tidur di sofa. 'Dasar pria aneh.' batin Gadis sambil berjalan ke ranjang dan merebahkan tubuhnya. 'Aaah ... empuknya. Sudah lama sekali aku tak tidur di kasur beginian.'BERSAMBUNG......Gadis mengerjapkan matanya, dia meraba samping kasurnya tapi kosong. Padahal jam baru menunjukan pukul 06.00 pagi. Gadis pun melangkah ke westafel untuk mencuci muka lalu beranjak keluar kamar menuju dapur.Mama Indah sepertinya belum bangun, karena Gadis belum melihatnya. Dia menuju dapur dan memasak sarapan pagi.Alex baru pulang joging dan mendengar kegaduhan di dapur. Saat dia sampai di sana sontak kedua matanya membulat. Dia terkejut saat melihat dapur bagaikan kapal roboh dari langit.''Ada apa ini? Kenapa berantakan sekali?'' tanya Alex pada pelayan di sana.''Maaf Tu-Tuan, Nona muda sedang memasak sarapan, padahal kami sudah melarangnya, tapi Nona memaksa, Tu-tuan," jawab pelayan itu gugup.''Yeeay! Akhirnya nasi gorengku siap!'' seru Gadis dengan gembira.Tak terasa sudut bibir Alex tertarik ke atas, entah kenapa sekarang dia sangat suka dengan tingkah konyol istrinya itu. Mendekat ke arah Gadis dan bertanya, "kamu lagi apa?'' tanyanya berbasa-basi, padahal dia tau istrinya
Jam 19.00 Alex pulang, tapi dia cukup terkejut saat melihat penampilan istrinya yang sangat cantik. Pria itu sampai tak mengedipkan matanya, bahkan tangannya terhenti saat membuka dasi.'Kenapa dia bisa seberubah itu?' batin Alex penasaran.Gadis tersenyum tipis, lalu dia mendekat ke arah Alex dan membantu pria itu membuka jasnya. Alex hanya diam saja, bahkan harum rambut Gadis begitu menusuk indera penciumannya.'Hahaha! Terpana kan kamu Mas,' kekeh Gadis di dalam hatinya.Entah kenapa Alex tak bisa berkutik, dia benar-benar terpana seperti melihat bidadari. Sampai-sampai ia tak sadar jika jas dan kemejanya sudah terlepas."Udah kali Mas ngeliatinnya. Aku tahu kok, kalau aku ini cantik, tapi jangan ngiler juga," ledek Gadis sambil terkekeh kecil.Alex segera mengelap bibirnya, tapi ternyata tak ada apapun. Dia menatap tajam Gadis karena sudah berani mengerjainya. "Siapa juga yang terpesona. Kau pikir, kau secantik apa? Tidak ada perubahan apapun. Bahkan kau lebih jelek," sanggahnya s
Cuaca panas menyinari kota yang padat dengan penduduk itu, banyak orang berlalu lalang di bawah panas terik matahari.Siang ini Gadis akan berangkat ke kantor Alex untuk mengantarkan makan siang untuknya. Dia mengenakan drres selutut dengan rambut di gerai.Mobil melaju meninggalkan kediaman Delamo, membelah jalanan yang macet, entah karena ojek online atau lalu lalang lainnya.Gadis melihat jalanan yang begitu ramai, menatap semua objek yang bisa di jangkau oleh mata. Menerawang ke dalam sebuah kenangan indah dan pahit.Ada kesedihan terpancar di kedua mata indahnya, memancarkan kesedihan dan kerinduan akan sesuatu yang membuat nya rindu.Air matanya jatuh tanpa bisa di bendung lagi, dia merasakan kerinduan yang teramat sangat. Tapi juga tersirat kesedihan dalam air matanya.35 menit sudah, akhirnya mobil sampai di depan gedung kantor Alex. Gadis melangkah menuju resepsionis untuk menanyakan apakah Alex ada di kantor atau tidak.Kemudian menaiki lift sampai ke lantai 15. Karena ruang
''Loh kaka cantik, kok namain aku stres sih? Aku ini gak stres ka, aku masih sehat tau,'' jawab Gadis dengan muka polosnya.''Heh, gara-gara kamu tau aku sama Alex gagal ciuman, hah!" sungutnya pada Gadis.Wanita itu tersenyum tipis, lalu berdiri menghampiri Sandra.''Hah, ciuman? Ciuman itu yang biasa aku dan Mas Alex lakukan ya, Kak? Yang bibirnya di hisap itu, kan?" bohong Gadis memanas manasi Sandra.Sontak Alex melotot kaget, mendengar pertanyaan dari mulut istri polosnya itu. Bahkan mereka belum pernah berci uman sama sekali, sebab Alex takut Gadis menolaknya.''Iya, itu kamu tahu. Dan kamu sudah mengagalkan nya!'' kesal Sandra sambil menghentakan kakinya.''Eum, maaf Kak, aku kan gak tahu," sesal Gadis pura-pura.''Lagian kok Kaka mau sih? itu ... apa namanya?'' bingung Gadis sambil mengetuk dagunya, pura-pura lupa.''Ciuman!" jengkel Sandra.''Nah, itu. Kenapa Kaka cantik mau? '' tanya Gadis kembali.''Ya, memang kenapa? Toh kami mau sama mau ini,'' jawab Sandra dengan angkuh.
Gadis mendiamkan Alex saat pria itu sudah pulang. Biasanya dia akan sangat banyak bicara tapi kali ini diam seribu bahasa.Jujur saja Gadis sangat kecewa kepada Alex, karena walau bagaimanapun dia sudah mulai membuka hati yang untuk menerima pria itu, tapi Alex malah langsung menghancurkan hatinya.Pagi hari.Gadis bangun lebih awal, dia tersenyum tipis saat melihat wajah tampan suaminya yang masih terlelap tidur.'Lihat saja Tuan arrogant. Aku akan membalas rasa sakitku.' Tersenyum menyeringai dengan ide gila di benaknya.Saat wanita itu akan bangkit dari ranjang, tiba-tiba Alex menariknya dari belakang hingga membuat Gadis seketika terjatuh kembali dengan posisi menghadap ke arah iya tampan tersebut."Apa kau masih marah kepadaku? Kenapa kau diam saja? Jangan terus mendiamkanku seperti itu. Aku merasa ada yang kurang dari dirimu kalau kau tidak mengoceh terus-menerus," ucap Alex dengan mata yang masih tertutup.'Dasar Tuan Arogan. Sudah tahu aku sedang marah, pakai bertanya lagi. P
Siang telah berganti malam, matahari telah bergulir di ganti indahnya bulan.Gadis menatap bulan yang semakin terang menyinari malam yang gelap. Dia sedang menunggu Alex pulang, karena jam sudah menunjukan pukul 8 malam, tapi pria itu belum juga kembali.Sedangkan di tempat lain, Alex masih duduk di kursi kebesarannya. Dia ingin pulang tapi dia masih banyak kerjaan dan juga memikirkan cara bagaimana untuk memulai malam pertama.Jam sudah menunjukan pukul 22.p00 malam, dan mobil Alex baru terparkir di halaman Mansion.Dia turun dan melangkah menuju kamarnya, di buka pintu itu dengan perlahan. Saat kepalanya menyembul dari pintu, Ale, melihat kamarnya dalam keadaan gelap. Dia berpikir mungkin saja Gadis sudah tertidur.Dia pun melangkah dengan perlahan menuju sofa di kamar itu, menaruh jas dan membuka kemejanya. Alex tidak menyalakan lampu kamarnya, karena dia pikir takut akan membangunkan sang istri.Setelah 15 menit membersihkan diri, Alex melangkah menuju ranjang. Tapi pas dia naik k
"Pah, kata mas Alex belum sempat," potong Gadis.''Iya, Pa, Ma. Aku dan Sandra tidak berciuman, sungguh. Aku dan dia tidak sampai berciuman," jelas Alex dengan takut.''Tidak, kamu bilang? Tapi hampir kan.?" sentak tajam Mama Indah.Alex hanya diam saja, pandangannya melirik ke arah Gadis dengan tajam.'Nih anak bisa gak sih, gak nanya di saat kayak gini. Mama dan Papa kan jadi marah sama aku. Awas ya kau cewek Alien, tunggu pembalasan ku nanti!' geramnya mengumpat.''Ma, Pa, kok kalian marahin Mas Alex sih?" tanha Gadis pura-pura bingung.''Sayang, Alex sudah salah, jadi Mama akan hukum dia!'' ujar Mama Indah sambil menjewer telinga Alex.''Aaawh! Aduuh ... aduuh Ma ... sakit! Telinga aku jangan di jewer. Ampun!'' ringis Alex saat Mama Indah menjewer telinganya.Asoka dan Gadis hanya terkekeh melihat Alex menahan sakit. Lalu Gadis melangkah menuju Mama mertuanya.''Ma, udah ya! Kasian tuh Mas Alex." Mohon Gadis pada mertuanya itu.''Tapi, dia ini sudah berciuman dengan Sandra, Nak! D
Malam ini Alex pulang lebih larut, dia sudah menyiapkan rencana jika dirinya akan meng-unboxing Gadis. Mau atau tidak, wanita itu akan jatuh dalam genggamannya.Sesampainya di dalam kamar tidak disangka Gadis baru saja keluar dari kamar mandi dengan pakaian tidurnya. Namun, entah kenapa kali ini wanita itu terlihat sangat cantik dan begitu seksi.Setelah melepas jas dan juga dasinya, Alex berjalan mendekat ke arah Gadis sambil melepas beberapa kancing kemeja. Dia menatap lapar ke arah wanita itu, membuat Gadis yang melihatnya pun menegak ludahnya dengan kasar."Kamu mau apa, Mas?" tanyanya dengan gugup.Tetapi Alex tak menjawab, tatapannya tajam penuh ingin. Kemudian dia mendorong tubuh Gadis hingga terlentang di atas ranjang lalu menindih tubuh wanita itu. "Bukankah kita sudah sepakat akan memulainya dari awal? Jadi kenapa tidak sekalian kita melakukannya?""Melakukannya? Maksud kamu?" bingung Gadis yang memang belum mengerti dengan ucapan Alex."Tadi pagi kamu bilang bahwa kamu akan