Sejak kejadian di mana Gadis menyelamatkannya, Alex semakin giat mencari tahu info tentang Gadis. Tetapi sudah 2 hari ini masih tak ada perubahan.
"Ck! Kenapa susah sekali mencari tahu soal dia? Aku merasa seperti ada benteng kokoh yang sulit di tembus," gumam Alex sedikit prustasi, "apa dia bukan orang sembarangan?" Berbagai pertanyaan terus saja bermunculan, membuat pria itu sampai tidak fokus dalam bekerja.Tiba-tiba Asoka masuk, tetapi Alex tak sadar. "Tuan," panggilnnya."Sejak kapan kau masuk?" Alex menatap tak suka."Baru saja, Tuan.""Kenapa tak mengetuk pintu dulu!" Tatapannya semakin tajam."Maaf Tuan, tapi saya sudah mengetuk pintu, hanya Tuan tak menjawab." Asoka menunduk takut saat melihat tatapan Alex."Hm." Alex menggerakan tangannya, lalu Asoka pun memberikan berkas penyelidikan tentang Gadis, tapi lagi-lagi tak ada kemajuan...Sore ini Alex pulang lebih cepat, dia masuk kedalam rumah dengan langkah tegapnya, namun tatapannya seperti sedang mencari seseorang."Lex," panggil papa Jhon, "kemarilah!"Pria itu duduk di hadapan sang papa sambil mengendurkan dasinya. "Kenapa, Pah?""Malam ini tolong kamu hadiri acara di Hotel Boyden Star ya! Papa tak bisa kesana sebab ada kerjaan di luar kota, jadi kamu wakilkan!"Alex hendak menolak sebab ia sangat lelah, tapi papa Jhon memaksa, sebab itu adalah acara pertemuan para pembisnis di dunia, jadi tak mungkin jika tak ada perwakilan dari dirinya."Jangan lupa, kamu bawa Gadis juga kesana!" titah papa Jhon dengan cuek."Hah? Nggak, Pah. Aku bisa kesana sendiri," tolak Alex."Tak ada bantahan! Mau gak mau, kamu harus datang bersama Gadis. Dia gak akan malu-maluin kok di sana, tenang aja." Papa Jhon seakan tahu apa yang ada di dalam pikiran putranya, membuat Alex hanya bisa pasrah.Sesampainya di kamar, ia tak mendapati sang istri. "Kemana wanita itu? Tumben sekali dia tak menyambutku?'' Alex merasa seperti ada yang kurang saat Gadis tak ada.Biasanya setiap ia pulang Gadis selalu stay di depan rumah. Tetapi hari ini tumben sekali ia tak melihatnya. "Ah, sudahlah ... kenapa aku jadi mikirin dia sih?" Pria itu mengusap kasar wajahnya.Dia pun berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Setelah selesai dia keluar dan melihat Gadis sudah berada di sana."Kau dari mana saja, hah? Siapkan baju untuk nanti malam!" titahnya dengan suara ketus.Namun, Alex sedikit di buat bingung saat melihat rambut Gadis yang di gerai. "Baik Om," jawab Gadis sambil membalikan tubuhnya.Seketika Alex terhenyak dengan tatapan tak berkedip, dia benar-bemar terpana melihat penampilan baru istrinya saat ini."Cantik," ucapnya tanpa sadar.Gadis tersenyum mendengarnya, kemudian dia mengalungkan tangannya di leher kekar sang suami. "Tak usah terpesona gitu dong, Om. Aku tahu kok, kalau aku ini cantik." Dia mengedipakn sebelah matanya.Alex langsung menoyor kening wanita itu sehingga pelukan Gadia terlepas. "Pede. Siapa juga yang terpesona. Mau kamu di vermak seperti apapun tak ada bedanya. Sama-sama jelek," ujarnya dengan acuh.Pria itu sangat gengsi mengakui kecantikan Gadis, sebab jantungnya saat ini sedang ber-uforia saat wanita itu tadi menggodanya."Ah, masa sih?" Gadis masih menggoda Alex sambil berlenggak lenggok di hadapannya."Cepat siapkan! Nanti malam kita akan pergi!" titahnya dengan wajah yang sudah kembali datar."Iya, iya. Bawel banget sih!" gerutu Gadis dengan hentakan kakinya, "jadi laki jangan datar-datar napa, Om? Yang ada gak bakal laku. Jangankan aku, bencong aja gak ada yang mau."Wanita itu terus saja mengoceh dengan kesal, sebab Alex tak bisa di ajak bercanda. Wajah pria itu terlalu dingin dan datar, sehingga untuk senyum saja itu adalah sebuah anugerah...Gadis terlihat sedikit gugup, dia meremas kedua tangannya saat berada di dalam mobil. Tapi Alex tak perduli, dia duduk dengan santainya dan tatapan lurus.'Kenapa wanita ini sangat gelisah ya?' batin Alex penasaran saat melihat kegelisahan di wajah Gadis, tapi ia enggan menanyakannya.Hingga mobil sudah sampai di sebuah gedung megah di mana acara di langsungkan, bahkan banyak mobil-mobil mewah berjejer di sana."Ayo turun!" titah Alex saat Asoka membuka pintu mobilnya.Gadis nampak diam saja, dia takut dan ragu untuk masuk kedalam gedung tersebut. Melihat itu Alex merasa sangat kesal."Hey, ayo masuk! Aku tak ada waktu untuk menunggu!" tegasnya dengan tatapan tajam."Om, apa bisa saya pulang saja? Saya--""Tidak bisa! Jangan banyak drama, ayo masuk!" Alex menarik tangan Gadis memintanya untuk menggandeng lengannya.'Ya Tuhan, apa yang harus ku lakukan?' batin Gadis cemas.Alex merasa heran dengan reaksi Gadis. Tetapi dia mencoba untuk menepisnya walau rasa penasaran menghinggapi hati dan pikirannya.Mereka masuk kedalam dan Gadis sedikit bersembunyi di balik bahu kekar sang suami, seperti menghindari sesuatu. "Bisa jaga sikapmu, tidak! Jangan membuat malu diriku, paham!" tegasnya dengan nada berbisik."Kalau gitu aku pulang saja ya, Om?" pinta Gadis kembali, tetapi Alex langsung menggeleng dengan tegas.Dia ingin tahu apa yang membuat istrinya begitu takut dan cemas saat berada di tempat itu. Hingga tiba-tiba saja salah satu klien Alex bertanya soal Gadis."Dia adalah istri saya." Pria itu memperkealkan Gadis tanpa ragu, membuat wanita itu menatapanya dengan kaget.Tadinya Gadis pikir jika Alex tak akan mengakuinya sebagai istri di hadapan semua orang, apalagi di sana pembisnis handal di seluruh dunia."Waah! Cantik sekali ya Tuan. Sayang, Anda tak mengundang saya," ucap pria berumur 40 tahun di hadapan Alex.Pria dingin itu hanya tersenyum tipis, dia pun mengajak Gadis untuk duduk di salah satu kursi saat MC memulai acara penyambutan. Banyak sekali tamu di sana, bahkan musuh dari Alex dari klan Mafia hitam pun hadir di sana dan sedang menatapnya dengan tajam.Akan tetapi Alex tak perduli, dia hanya memasang wajah datar tanpa ekspresi, tak perduli dengan tatapan para musuh-musuhnya di sana."Om, aku ke toilet dulu ya," pamit Gadis.Alex hanya menjawab dengan gerakan tangan, membuat wanita itu segera mencari dimana letak toilet berada."Tuan muda, entah kenapa saya merasa nona muda terlihat sangat gelisah." Asoka akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan rasa penasaran yang sejak tadi ia pendam."Hm, aku pun merasa begitu," jawab acuh Alex.Datanglah seorang pria ternama dengan balutan jas mewah dan menjabat tangan Alex. "Tuan Bastian, senang bisa bertemu dengan Anda," ucap Alex sedikit menunduk hormat, sebab ia tahu pria tampan yang ada di hadapannya itu adalah orang terkaya no 6 di dunia."Anda datang bersama siapa, Tuan Alex?" tanya Tuan Bastian berbasa-basi."Saya datang bersama istri saya. Nah ... itu dia, Tuan!" Alex melambaikan tangannya ke arah Gadis, meminta wanita itu mendekat. "Tuan Bas, perkenalkan ini Gadis, istri saya."Gadis segera menoleh. Seketika matanya membulat kaget saat melihat pria yang berada di hadapannya, begitu pula dengan Bastian. Keduanya sama-sama diam terpaku, membuat Alex dan Asoka merasa aneh."Gadis," lirih Bastian dengan wajah yang masih terlihat Syok.'Kenapa harus bertemu dia di sini?' Gadis memundurkan langkahnya, lalu dia langsung berbalik dan berlari keluar dari gedung itu.BERSAMBUNG........Alex merasa heran karena sayup-sayup dia mendengar Bastian menyebut nama istrinya, apalagi melihat reaksi gadis saat tadi melihat Bastian seperti seseorang yang terkejut.'Apa mereka saling mengenal? Kenapa gadis terlihat sangat syok?" bingungnya di dalam hati, namun juga dia sangat penasaran.Bastian ingin mengejar tetapi melihat Alex di hadapannya dia merasa ragu, akhirnya pria itu pun hanya bisa memandangi Gadis keluar dari pesta tersebut. Walaupun sebenarnya kakinya sudah gatal ingin segera mengejar wanita cantik itu."Maaf Tuan Bas, apa Anda mengenal istri saya?" Alex sudah tidak bisa lagi membendung rasa penasarannya.Tatapannya begitu tajam seperti seorang suami yang tengah cemburu saat istrinya didekati oleh pria lain."Ah, tidak. Hanya saja dulu pernah bertemu dengannya satu kali," kilah Bastian, "aku pernah menolongnya saat dia di jambret, makanya cukup terkejut tadi."Alex merasa ragu dengan jawaban Bastia. Dia menatap dengan mata menyipit seolah mencari kebohongan dari jaw
Gadis mengerjapkan matanya, dia meraba samping kasurnya tapi kosong. Padahal jam baru menunjukan pukul 06.00 pagi. Gadis pun melangkah ke westafel untuk mencuci muka lalu beranjak keluar kamar menuju dapur.Mama Indah sepertinya belum bangun, karena Gadis belum melihatnya. Dia menuju dapur dan memasak sarapan pagi.Alex baru pulang joging dan mendengar kegaduhan di dapur. Saat dia sampai di sana sontak kedua matanya membulat. Dia terkejut saat melihat dapur bagaikan kapal roboh dari langit.''Ada apa ini? Kenapa berantakan sekali?'' tanya Alex pada pelayan di sana.''Maaf Tu-Tuan, Nona muda sedang memasak sarapan, padahal kami sudah melarangnya, tapi Nona memaksa, Tu-tuan," jawab pelayan itu gugup.''Yeeay! Akhirnya nasi gorengku siap!'' seru Gadis dengan gembira.Tak terasa sudut bibir Alex tertarik ke atas, entah kenapa sekarang dia sangat suka dengan tingkah konyol istrinya itu. Mendekat ke arah Gadis dan bertanya, "kamu lagi apa?'' tanyanya berbasa-basi, padahal dia tau istrinya
Jam 19.00 Alex pulang, tapi dia cukup terkejut saat melihat penampilan istrinya yang sangat cantik. Pria itu sampai tak mengedipkan matanya, bahkan tangannya terhenti saat membuka dasi.'Kenapa dia bisa seberubah itu?' batin Alex penasaran.Gadis tersenyum tipis, lalu dia mendekat ke arah Alex dan membantu pria itu membuka jasnya. Alex hanya diam saja, bahkan harum rambut Gadis begitu menusuk indera penciumannya.'Hahaha! Terpana kan kamu Mas,' kekeh Gadis di dalam hatinya.Entah kenapa Alex tak bisa berkutik, dia benar-benar terpana seperti melihat bidadari. Sampai-sampai ia tak sadar jika jas dan kemejanya sudah terlepas."Udah kali Mas ngeliatinnya. Aku tahu kok, kalau aku ini cantik, tapi jangan ngiler juga," ledek Gadis sambil terkekeh kecil.Alex segera mengelap bibirnya, tapi ternyata tak ada apapun. Dia menatap tajam Gadis karena sudah berani mengerjainya. "Siapa juga yang terpesona. Kau pikir, kau secantik apa? Tidak ada perubahan apapun. Bahkan kau lebih jelek," sanggahnya s
Cuaca panas menyinari kota yang padat dengan penduduk itu, banyak orang berlalu lalang di bawah panas terik matahari.Siang ini Gadis akan berangkat ke kantor Alex untuk mengantarkan makan siang untuknya. Dia mengenakan drres selutut dengan rambut di gerai.Mobil melaju meninggalkan kediaman Delamo, membelah jalanan yang macet, entah karena ojek online atau lalu lalang lainnya.Gadis melihat jalanan yang begitu ramai, menatap semua objek yang bisa di jangkau oleh mata. Menerawang ke dalam sebuah kenangan indah dan pahit.Ada kesedihan terpancar di kedua mata indahnya, memancarkan kesedihan dan kerinduan akan sesuatu yang membuat nya rindu.Air matanya jatuh tanpa bisa di bendung lagi, dia merasakan kerinduan yang teramat sangat. Tapi juga tersirat kesedihan dalam air matanya.35 menit sudah, akhirnya mobil sampai di depan gedung kantor Alex. Gadis melangkah menuju resepsionis untuk menanyakan apakah Alex ada di kantor atau tidak.Kemudian menaiki lift sampai ke lantai 15. Karena ruang
''Loh kaka cantik, kok namain aku stres sih? Aku ini gak stres ka, aku masih sehat tau,'' jawab Gadis dengan muka polosnya.''Heh, gara-gara kamu tau aku sama Alex gagal ciuman, hah!" sungutnya pada Gadis.Wanita itu tersenyum tipis, lalu berdiri menghampiri Sandra.''Hah, ciuman? Ciuman itu yang biasa aku dan Mas Alex lakukan ya, Kak? Yang bibirnya di hisap itu, kan?" bohong Gadis memanas manasi Sandra.Sontak Alex melotot kaget, mendengar pertanyaan dari mulut istri polosnya itu. Bahkan mereka belum pernah berci uman sama sekali, sebab Alex takut Gadis menolaknya.''Iya, itu kamu tahu. Dan kamu sudah mengagalkan nya!'' kesal Sandra sambil menghentakan kakinya.''Eum, maaf Kak, aku kan gak tahu," sesal Gadis pura-pura.''Lagian kok Kaka mau sih? itu ... apa namanya?'' bingung Gadis sambil mengetuk dagunya, pura-pura lupa.''Ciuman!" jengkel Sandra.''Nah, itu. Kenapa Kaka cantik mau? '' tanya Gadis kembali.''Ya, memang kenapa? Toh kami mau sama mau ini,'' jawab Sandra dengan angkuh.
Gadis mendiamkan Alex saat pria itu sudah pulang. Biasanya dia akan sangat banyak bicara tapi kali ini diam seribu bahasa.Jujur saja Gadis sangat kecewa kepada Alex, karena walau bagaimanapun dia sudah mulai membuka hati yang untuk menerima pria itu, tapi Alex malah langsung menghancurkan hatinya.Pagi hari.Gadis bangun lebih awal, dia tersenyum tipis saat melihat wajah tampan suaminya yang masih terlelap tidur.'Lihat saja Tuan arrogant. Aku akan membalas rasa sakitku.' Tersenyum menyeringai dengan ide gila di benaknya.Saat wanita itu akan bangkit dari ranjang, tiba-tiba Alex menariknya dari belakang hingga membuat Gadis seketika terjatuh kembali dengan posisi menghadap ke arah iya tampan tersebut."Apa kau masih marah kepadaku? Kenapa kau diam saja? Jangan terus mendiamkanku seperti itu. Aku merasa ada yang kurang dari dirimu kalau kau tidak mengoceh terus-menerus," ucap Alex dengan mata yang masih tertutup.'Dasar Tuan Arogan. Sudah tahu aku sedang marah, pakai bertanya lagi. P
Siang telah berganti malam, matahari telah bergulir di ganti indahnya bulan.Gadis menatap bulan yang semakin terang menyinari malam yang gelap. Dia sedang menunggu Alex pulang, karena jam sudah menunjukan pukul 8 malam, tapi pria itu belum juga kembali.Sedangkan di tempat lain, Alex masih duduk di kursi kebesarannya. Dia ingin pulang tapi dia masih banyak kerjaan dan juga memikirkan cara bagaimana untuk memulai malam pertama.Jam sudah menunjukan pukul 22.p00 malam, dan mobil Alex baru terparkir di halaman Mansion.Dia turun dan melangkah menuju kamarnya, di buka pintu itu dengan perlahan. Saat kepalanya menyembul dari pintu, Ale, melihat kamarnya dalam keadaan gelap. Dia berpikir mungkin saja Gadis sudah tertidur.Dia pun melangkah dengan perlahan menuju sofa di kamar itu, menaruh jas dan membuka kemejanya. Alex tidak menyalakan lampu kamarnya, karena dia pikir takut akan membangunkan sang istri.Setelah 15 menit membersihkan diri, Alex melangkah menuju ranjang. Tapi pas dia naik k
"Pah, kata mas Alex belum sempat," potong Gadis.''Iya, Pa, Ma. Aku dan Sandra tidak berciuman, sungguh. Aku dan dia tidak sampai berciuman," jelas Alex dengan takut.''Tidak, kamu bilang? Tapi hampir kan.?" sentak tajam Mama Indah.Alex hanya diam saja, pandangannya melirik ke arah Gadis dengan tajam.'Nih anak bisa gak sih, gak nanya di saat kayak gini. Mama dan Papa kan jadi marah sama aku. Awas ya kau cewek Alien, tunggu pembalasan ku nanti!' geramnya mengumpat.''Ma, Pa, kok kalian marahin Mas Alex sih?" tanha Gadis pura-pura bingung.''Sayang, Alex sudah salah, jadi Mama akan hukum dia!'' ujar Mama Indah sambil menjewer telinga Alex.''Aaawh! Aduuh ... aduuh Ma ... sakit! Telinga aku jangan di jewer. Ampun!'' ringis Alex saat Mama Indah menjewer telinganya.Asoka dan Gadis hanya terkekeh melihat Alex menahan sakit. Lalu Gadis melangkah menuju Mama mertuanya.''Ma, udah ya! Kasian tuh Mas Alex." Mohon Gadis pada mertuanya itu.''Tapi, dia ini sudah berciuman dengan Sandra, Nak! D