"Kamu yang pernah bilang kepadaku, kalau kamu tidak akan pernah meninggalkanku. Kamu tidak akan pernah berpisah dengan ku kan, Fatma?""Itu memang benar Mas. Tapi aku tidak pernah berjanji..Aku memang sangat mencintai kamu, aku memang tidak ingin berpisah denganmu, tetapi itu dulu Mas. Setelah aku pikir-pikir, apa yang dikatakan abi dan umi itu benar, cinta tak harus memiliki. Jika aku terus bertahan denganmu, hanya akan membuat aku sakit, hanya akan membuat aku semakin menderita karena terus saja mengalah."Pria menggelengkan kepalanya, Satria langsung terduduk dengan tatapan memohon ke arah Fatma, dia sungguh-sungguh tidak ingin berpisah dengan wanita itu.Melihat tatapan Satria Fatma merasa iba tapi keputusannya juga sudah sangat bulat. "Maaf Mas, kamu harus bisa menghargai keputusanku. Sejujurnya aku pun tidak ingin melanggar Nazar ku atau pun mengambil keputusan ini, tetapi ini jalan yang terbaik. Apa kamu ingin membuat hidupku semakin menderita, Mas? Kamu mau semakin menanamka
"Sudah," jawab Rafa pada seorang perempuan cantik.Rafa menatap lekat ke arah wanita yang sedang menunduk dengan wajah sendu, tatapannya lurus mengarah ke lantai. "Kamu yakin tidak ingin bertemu dengan Satria, Azizah?"Ya, wanita itu adalah Azizah. Waktu berada di rumah sakit, Azizah tahu bahwa Rafa ini adalah sahabatnya Satria, dia tidak tahu lagi harus pergi ke mana, dan saat Fatma tidak berada di sana Azizah mendengar jika Rafa membutuhkan pembantu untuk di apartemennya, dia pun berinisiatif untuk bekerja di sana, tetapi Azizah juga meminta Rafa untuk tidak memberitahu keberadaannya kepada Satria."Tidak Tuan, aku sudah tidak ingin lagi bertemu dengan Mas Satria. Aku ingin mengubur semuanya dalam-dalam, aku ingin memulai kehidupanku yang baru." Wanita itu sejenak menghela nafasnya.Dia merasa setelah menikah dengan Satria, entah kenapa hidupnya selalu saja dikelilingi kesialan, bahkan sekarang dia sudah diusir oleh keluarganya dan kehilangan orang terkasihnya, yaitu kedua orang tua
Mamanya Andre menatap ke arah Fatma dengan begitu lekat, bergantian kepada kedua orang tuanya. "Jadi begini ... sebenarnya kedatangan tante dan juga Andre, karena kami ingin mempunyai niat baik ke sini.""Niat baik? Maksudnya Tante?" Fatma semakin gugup."Kamu kan sudah sendiri, dan kamu juga pasti sudah tahu kan kalau Andre itu mencintai kamu. Jadi kedatangan tante dan Andre ke sini untuk melamar kamu."DEGH!Bagaikan disambar petir, Fatma benar-benar sangat syok, jantungnya kian berdebar dengan kuat, nafasnya tertahan dengan mata tak berkedip sama sekali saat mendengar ucapan dari mamanya Andre.Dugaannya ternyata benar, bahwa kedatangan mereka ke sana untuk melamarnya. Tapi berbeda dengan Umi dan Abinya mereka malah tersenyum bahagia saat wanita itu mengutarakan kedatangannya."Tapi Tante, aku kan dan Mas Satria baru saja bercerai, dan aku masih dalam masa iddah." Fatma akhirnya angkat bicara setelah beberapa menit terdiam."Iya aku tahu kok," ujar Andre, "aku akan menunggu sampai
Setelah perceraiannya bersama dengan Satria, Fatma tidak pernah lagi bertemu dengan pria itu, karena Satria juga sekarang lagi mengembangkan usahanya di luar kota. Dia ingin hidup tenang dan damai di sana."Ayo Mas, aku udah siap," ajak Fatma saat dia sudah duduk di kursi roda"Ayo sayang!" Andre membantu Fatma untuk duduk di mobil, setelah itu mereka berpamitan kepada Umi dan Abi karena Andre akan membawa Fatma ke kantornya.Dia ingin Fatma mengetahui tentang kantornya di mana nantinya perusahaan itu akan Andre wariskan kepada istrinya"Mas, aku sebenarnya ingin berbicara serius sama kamu." Fatma menyandarkan kepalanya di bahu kekar Andre yang sedang menyetir."Ada apa?" Pria itu mengelus kepala Fatma dengan begitu lembut."Kamu kan tahu aku tidak bisa memiliki anak, bagaimana pernikahan kita nanti tanpa anak, Mas? Sedangkan--" Lagi-lagi ucapan wanita itu terhenti karena Andre menaruh jari telunjuknya di bibir wanita tersebut."Udah kubilang, jangan pernah mengatakan itu! Aku menerim
Hari yang ditunggu pun telah tiba, saat ini adalah hari spesial bagi Fatma dan juga Andre, di mana mereka akan melangsungkan ijab qobul di rumah Fatma. Sementara acara resepsi nanti malam akan dilangsungkan di sebuah hotel ternama di kota tersebut."Saya terima nikah dan kawinnya Fatma Nur Azzahra dengan mas kawin tersebut tunai." Andre mengucapkan ijab qobul dalam satu kali tarikan nafas."SAAH!"Fatma yang tadinya berwajah tegang pun bisa bernafas lega, dia tersenyum saat semua orang mengatakan sah. Tak terasa air matanya kembali menetes, ini adalah pernikahan keduanya tetapi entah kenapa rasa bahagia melebihi pernikahannya bersama dengan Satria.Setelah mereka meminta restu kepada kedua orang tua masing-masing, keduanya pun saat ini sedang duduk di atas pelaminan menyambut para tamu yang mengucapkan selamat."Kamu hari ini benar-benar cantik sayang," puji Andre dengan begitu tulus. Matanya berbinar penuh pancaran cinta terhadap Fatma.Wanita itu tersipu malu, dia menundukkan kepala
"Azizah!" Fatma berkata dengan raut wajah yang kaget di dalam hatinya.Wanita yang ia tatap berjalan mendekat sambil menggandeng tangan seorang pria yang amat sangat ia kenali, tentu saja raut wajah Fatma bukan hanya terkejut, tetapi juga bingung ada hubungan apa antara Azizah dengan pria itu."Kenapa dia menggandeng tangan Rafa?" bingungnya."Sayang." Andre memanggil Fatma, membuat wanita itu seketika menoleh. "Itu bukannya Azizah dan juga sahabatnya mantan suami kamu ya? Kok bisa bergandengan seperti itu sih?""Aku juga tidak tahu Mas," jawab Fatma dengan lirih, hingga tiba-tiba Azizah sudah berada di depan matanya.Mereka pun langsung berpelukan, dan di sana Fatma menanyakan tentang hubungan keduanya. Ternyata Azizah dan juga Rafa sudah menikah, walaupun pernikahan mereka memang tidak mengundang banyak orang hanya dihadiri oleh keluarganya saja."Jadi sekarang kamu sudah menikah dengan Rafa? Kenapa kamu tidak pernah ngabariku, Azizah?""Maafkan aku ya Mbak, aku hanya tidak ingin me
Andre kembali menyatukan bibirnya bersama sang istri, melumbatnya dengan begitu penuh has rat, mengecap setiap manis bibir Indah tersebut, sementara tangannya sudah nakal dan robek lingerie yang dikenakan oleh Fatma."Kamu begitu cantik sayang," pujinya dengan tatapan hor-ny, sementara kedua tangan sudah menangkup 2 bukit kembar tersebut dan meremasnya secara perlahan, membuat Fatma menahan nafas dan memejamkan matanya."Mmmphh ... sssh." Dia melengkung saat remasan itu terasa begitu nikmat.Sementara Andre tersenyum kemudian dia menurunkan cium annya ke leher Fatma, meninggalkan beberapa jejak keunguan di sana, memberitahukan semua orang bahwa Fatma hanyalah miliknya dan selamanya akan tetap begitu.Tangannya menyusup di balik leher Fatma, membuka tali yang melingkar hingga pengait tersebut terlepas dan menampilkan dua bukit kembar Indah nan kenyal milik Fatma."Sangat indah, benar-benar membuatku tertantang." Andre dengan tatapan tak sabar kemudian dia kembali menciumi telinga Fatma
Pagi hari Fatma terbangun saat mendengar adzan subuh di ponselnya, dia mengerjapkan mata dan merasa kedinginan karena selimutnya sedikit melorot.Melirik ke arah samping dan tersenyum, ternyata yang dialaminya semalam bukanlah mimpi. Perlahan tangannya terangkat mengusap wajah tampan sang suami.'Betapa beruntungnya aku memiliki suami seperti dirimu. Aku merasa aku sudah menjadi seorang Ratu yang amat sangat dicintai oleh rajanya. Jika saja waktu dapat diputar, ingin rasanya aku menikah denganmu sejak dulu, jika melihat bagaimana perlakuan lembutmu dan bagaimana tatapan cintamu kepadaku Mas.' Tanpa terasa Fatma meneteskan air mata.Namun dia terlonjak kaget saat tiba-tiba saja tangannya ditangkap oleh Andre, kemudian dikecupnya dengan begitu lembut. "Good morning my wife tersayang.""Good morning, hubby," jawab Fatma sambil tersenyum manis.Andre tidak menjawab, dia langsung menyelundupkan wajahnya kepada dua gundukan hangat yang begitu kenyal menempel di dadanya, dan melihat kelakuan