"Mas, ini rumah siapa?" tanya Fatma saat mereka turun dari mobil dan dia melihat rumah yang begitu megah di hadapannya berlantai dua."Ini rumah kita," jawab Andre, "ayo masuk! Aku akan memperkenalkan kamu pada pelayan yang ada di sini."Wanita itu mengangguk sambil tersenyum, kemudian dia menggandeng lengan sang suami masuk ke dalam rumah dan melihat ada lima pelayan berjejer di sana, kemudian Andre pun memperkenalkannya satu persatu."Sekarang kita ke kamar yuk! Kamu juga pasti capek kan?" Namun Fatma mendengar nada bicara yang begitu aneh dari suaminya."Yakin ke kamar ngajak aku istirahat?" tebak Fatma sambil melirik ke arah sang suami saat berada di anak tangga."Sekalian bermain, hehe ..." Andre terkekeh kecil kemudian dia menggendong tubuh sang istri, membuat Fatma seketika mengalungkan tangannya."Mas, takut jatuh. Lebih baik aku turun dan jalan sendiri saja ya.""Tubuh kamu tidak berat, bahkan ringan seperti kapas." Pria itu tersenyum begitu manis, tatapannya lurus ke depan m
"Laki-laki Bu," jawab pelayan itu sambil menundukkan kepalanya."Hah? Laki-laki?" lirih Fatma yang sedikit kebingungan, karena dia merasa tidak mempunyai teman laki-laki selama ini.Wanita itu pun berjalan menuju ruang tamu, dan saat sampai di sana ada seorang pria yang tengah berdiri di depan pintu dengan posisi membelakanginya. "Maaf, Anda siapa? Kenapa cari saya?"Pria tersebut seketika membalikkan tubuhnya, dan itu tentu saja membuat Fatma sangat kaget, karena yang datang ternyata adalah mantan suaminya sendiri."Mas Satria," lirih Fatma dengan tatapan terkejut.Pria itu tersenyum melihat Fatma dari atas sampai bawah. 'Ternyata dia baik-baik saja.'"Maaf Mas, ada apa ya kamu malam-malam menemuiku?" Terdengar nada bicara Fatma sedikit canggung, karena walau bagaimanapun dia sekarang sudah menjadi seorang istri dan tidak mungkin mengizinkan mantan suaminya untuk masuk ke dalam tanpa seizin dari Andre."Sayang, siapa yang bertamu?" tanya Andre dari dalam rumah, sebab tadi dia mendeng
Pagi ini Fatma sudah berkemas karena besok dia sudah berangkat bulan madu bersama dengan Andre. Setelah selesai wanita itu berjalan ke ruang makan untuk meminum teh bersama umi dan abinya, karena kebetulan tadi pagi kedua orang tuanya datang."Umi, bantuin aku masak yuk! Aku mau bikin makan siang untuk dibawa ke kantornya mas Andre, nih."Dengan senang hati umi membantu putrinya, mereka pun membuat makanan kesukaan Andre, dan setelah selesai Fatma pun bersiap pergi ke kantor suaminya dengan senyum yang selalu terpantri di wajah cantiknya.Dia menyadari bahwa saat ini Andre sudah berhasil merebut hati dan cintanya, serta menggeserkan nama Satria di hatinya. Bahkan bayang-bayang percintaan mereka selalu saja berputar di kepala, mengingat bagaimana ganasnya Andre saat berada di atas ranjang.''Semoga mas Andre suka dengan masakan aku," lirih Fatma sambil tersenyum, kemudian merapikan gamis serta jilbabnya sebelumnya masuk ke dalam kantor.Wanita itu pun menaiki lift menuju lantai atas di
"Apa kalian tidak becus bekerja! Kenapa bisa seperti ini!" marah Andre sambil menggebrak meja dengan begitu kasar.Suaranya menggelar di ruangan itu, sehingga membuat semua karyawan yang menghadiri meeting tersebut pun merasa ketakutan, bahkan lutut mereka terasa begitu lemas melihat kemarahan bosnya."Saya mempekerjakan kalian di sini, menggaji kalian di sini, untuk memajukan perusahaan, bukan untuk membuatnya bangkrut. Kalau kalian tidak mampu untuk bekerja, silahkan kalian pergi dari sini!"Semua orang tidak ada yang bisa menjawab, bahkan hanya untuk sekedar mengangkat wajah saja mereka tidak sanggup, karena kemarahan Andre seperti seekor singa yang siap menyantap mangsanya."Ma-maaf Pak, ini berkas yang Anda minta." Wanita yang baru saja masuk menyerahkan sebuah berkas kepada Andre dengan tangan sedikit gemetar.Dengan sedikit kasar Andre merampas berkas tersebut, karena saat ini dirinya sedang dikuasai emosi sebab gara-gara keteledoran karyawannya dia harus mengalami kerugian cuk
"Azizah, kamu ada di sini juga? Ayo duduk!" Fatma menarik salah satu kursi yang ada di sampingnya.Wanita itu langsung terduduk. "Maaf jika aku mengganggu. Tapi aku ingin berbicara dengan kamu Mbak. Kemarin aku ke rumah umi dan abi, tapi kata mereka kamu sudah tidak tinggal di sana."Fatma mengangguk lalu mengelap mulutnya dengan tisu, kemudian dia pun berkata, "memangnya ada hal penting apa?""Begini Mbak ... aku sebenarnya ingin meminta maaf karena dulu tidak pamit kepada Mbak, tidak berterima kasih atas segala bantuan Mbak, kepadaku. Tapi saat itu aku tidak bicara, karena tidak mau saja menambah beban hidup Mbak jadi aku memutuskan untuk pergi."Azizah masih merasa bersalah bahkan setelah pertemuannya bersama dengan Fatma di resepsi pernikahan wanita itu, tetap saja masih mengganjal seperti ada sesuatu hal yang belum plong di dalam hatinya."It's okay, aku memahami kamu kok. Jangan terlalu dipikirkan! Kita ini kan sudah seperti adik kakak, jadi sudah sepatutnya kita saling memaafk
"Kita udah sampai sayang." Andre membangunkan sang istri saat pesawat sudah mendarat, mereka berjalan keluar dari pesawat tersebut dan masuk ke dalam bandara untuk mengambil koper.Akan tetapi seketika Fatma tercengang saat membaca nama bandara tersebut yang ternyata adalah Bandar Internasional Dubai."Mas, kita ada di Dubai?" kaget Fatma dengan tatapan membulat dan langsung dibalas anggukkan oleh Andre dengan senyuman yang manis."Iya, kamu kan selalu ingin ke sini. Bukankah sedari dulu cita-citamu ingin sekali pergi untuk jalan-jalan ke Dubai? Jadi sekarang aku kabulkan."Tanpa terasa Fatma meneteskan air mata, dia memeluk penuh rasa haru pada suaminya. Sungguh tak pernah terbayangkan oleh Fatma jika saat ini dia menginjakkan kaki di kota tersebut, di mana Fatma ingin sekali ke sana namun tak pernah kesampaian."Hei jangan menangis sayang! Apa kamu tidak suka aku membawamu ke sini?" Andre mengusap lembut air mata yang membasahi pipi istrinya."Aku sangat bahagia, Mas, sampai aku tid
Fatma juga ikut tercengang saat melihat pria tampan yang ditabrak oleh suaminya,dia sampai melihat bergantian ke arah Andre dan juga pria tampak tersebut.'Astagfirullah!Kenapa wajah mereka sama?' kaget Fatma di dalam hati.Sementara Andre masih tidak berkedip dengan mulut sedikit menganga, dia masih tak percaya jika ada pria yang mirip dengannya begitu pula dengan pria tersebut."Maaf, apa kita saling mengenal?" tanya pria tampan yang berada di hadapan Andre. "Kenapa wajah kita sangat mirip?""Aku tidak tahu, maaf, nama saya Andre.""Saya Geovano Abraham, panggil saja Vano. Bisakah kita duduk sebentar!"Andre mengiyakan karena dia pun sangat penasaran kenapa wajah mereka begitu sama, lalu ketiganya pun duduk di salah satu meja yang kosong. Tak lupa Andre mengenalkan Fatma kepada pria tampan tersebut."Tuan Vano, perkenalkan ini adalah istri saya, namanya Fatma."Vano langsung mengulurkan tangannya, akan tetapi Fatma langsung menangkupkan kedua tangan di depan dada sambil mengangguk k
"Apa pertanyaanku masih kurang jelas Mah? Apakah aku punya kakak atau punya adik?"Tante Lena seketika bungkam, wajahnya mendadak menjadi gugup dan tegang, membuat Andre seketika memicingkan matanya. "Kenapa Mama terlihat tegang begitu? Apakah ada sesuatu hal yang Mama sembunyikan dariku selama ini?"Wanita itu tidak menjawab. Dia bangkit dari duduknya dan pergi begitu saja, namun Andre yang sudah kepalang penasaran pun mengejar sang mama dan saat sampai di ruang tamu dia menahan tangannya."Kenapa Mama pergi? Itu membuktikan bahwa Mama memang menyembunyikan sesuatu dariku. Sekarang katakan kepadaku! Apa yang Mama sembunyikan selama ini? Apakah benar bahwa aku mempunyai saudara?"Kedua netral tante Lena sudah dipenuhi oleh linangan air mata, membuat Andre semakin yakin bahwa mamanya sedang menyembunyikan sesuatu hal yang penting darinya.Tidak menjawab, tante Lena malah menangis, membuat Fatma mengusap lengannya. "Mas, kamu jangan menekan Mama seperti itu dong!""Siapa juga yang menek