Home / Pernikahan / Istri Tuli Yang Kau Buang / Bab 71 I am Jealous, Beb

Share

Bab 71 I am Jealous, Beb

Author: Fidia Haya
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Bab 71 I am Jealous, Beb

Mama belum bisa pulang, Be. Budemu syok dan penyakit jantungnya kambuh, setelah suami Wulan kabur sebelum akad nikah. Mama sama Indri gantian jagain budemu. Mungkin 5 hari lagi kami pulang. Kamu tidak apa – apa kan? Tanya Iswati melalui video call.

Kan masih ada anak – anak Bude, Ma. Suaminya juga ada? Bening mengerutkan dahi, mengingat Mama akan memperpanjang masa liburannya.

Mereka tidak bisa diandelin. Bisanya cuma ngomong saja. Gak ada yang mau gantiin popok budemu. Kalau Mama dan bulikmu Indri tidak mikirin budemu. Mama sudah pulang. Tapi Mama gak bisa, Be, melihat bulikmu Indri wira – wiri ke rumah sakit ngurusin Bude dan anak – anaknya yang manja itu. Suara Iswati terdengar sewot.

Bening tertunduk. Ia tahu, keluarga budenya memang kaya raya, sayangnya mereka tidak punya pembantu, dan selama ini budenya yang mengerjakan semua pekerjaan rumah. Sedangngkan anak – anaknya dimanja.. Apa Evan baik – baik saja, Ma? Bening kangen. Dia mengalihkan percakapan.

Be
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 72 Gara – gara ular

    Bab 72 Gara – gara ularSemenjak Kama tahu Robert berniat mendekati Bening. Badai melanda hati Kama. Tiap hari lelaki itu uring – uringan. Mukanya masam dan tegang.“Apa kamu sudah mendapatkan info tentang Robert?” tanya Kama pada Adit dengan gusar.“Belum Pak,” jawab Adit. Wajahnya menunduk dan siap menerima semprotan dari Kama.“Kenapa lama sekali? Apa kendalanya?” tuntut Kama tak sabar. Akhir – akhir ini ia kurang bisa menahan emosinya. “Bukankah kamu sudah memiliki fotonya?”“Betul, Pak. Sayangnya informasi mengenai Robert sangat minim. Kami perlu waktu untuk melacaknya.”“Apakah kamu sudah meminta orang kepercayaan kita untuk mengikutinya?” Mata Kama menyelisik.“Sudah Pak. Mereka update memberikan informasi berikut foto – foto.” Adit mempertegas informasinya dengan memberikan beberapa lembar kertas berisi foto – foto Robert.Kama memperhatikan foto – foto itu dengan seksama. Robert terlihat berkeliling ke Mall, terus ke Joli Flower, kemudian nongkrong di coffee shop sampai sore,

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 73 Keinginan seorang Ibu

    Bab 73 Keinginan seorang Ibu Diam – diam mata Bening sering memandang ke paviliun Kama dengan tatapan rindu. Dasar hatinya berharap, lelaki itu muncul membuka pintu lalu menyapanya dengan riang. Sayangnya, impian itu berubah menjadi kekecewaan. Hatinya berdenyut gelisah, mengetahui Kama tidak pernah datang lagi semenjak ia menamparnya seminggu lalu. “Ini kesalahanku, kenapa aku bertindak begitu bodoh, bukankah dia hanya berniat bersikap baik mau menjagaku dari Ibra?” keluh Bening tertahan. Dia lalu menarik napas panjang. “Siapa yang bodoh?” tanya Iswati menghampiri putrinya di teras. Dia mengamati wajah putrinya diselimuti mendung tebal. Bening menengadah, melihat mamanya. “Tidak ada yang bodoh.” “Lho, kamu barusan ngomong begitu?” tanya Iswati heran. Dia lalu mengambil tempat duduk di samping putrinya. “Owh, itu bukan apa – apa. Bening hanya teringat cerita drama tadi,” elak Bening sambil meringis. “Papa mana, Ma?” tanyanya ketika mobil papanya tidak ada. “Papamu ke rumah Ela

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 74 When I am falling in love with you

    Bab 74 When I am falling in love with youRobert menghentikan mobilnya lobby Hotel Horizon, dan tanpa basa – basi dia menyeret Bening masuk ke dalam restorant dan mendudukkan perempuan itu dengan sikap lebih lembut di salah satu tempat duduk yang berada di pojok.Seorang waitress datang. Kemudian menyapa ramah lalu memberikan menu pada keduanya.“Silahkan lihat dulu menunya Pak, Bu. Saya akan kembali sebentar lagi.”Robert mengangguk. Dia lantas melihat menu, sedangkan Bening meletakkan menu itu di atas meja. Dia sama sekali tidak tertarik untuk memesan makanan. Matanya berkeliling melihat situasi restoran yang cukup ramai pengunjung.“Apa kamu sudah memutuskan mau makan apa?” tanya Robert, suaranya ramah dan lembut. Sangat berbeda sekali dengan tadi.“Aku tidak lapar,” cetus Bening tanpa melihat wajah Robert.“Ayolah. Temani aku makan. Sudah lama aku makan sendiri, dan itu tidak enak,” pinta Robert. Nadanya setengah menuntut.“Robert, aku tahu ini tidak sopan, tapi aku belum lapar, d

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 75 No one can hurt you, dear

    Bab 75 No one can hurt you, dear Kama duduk dengan gusar di kantornya. "Apa informasi yang kamu terima itu valid?" "Iya, Pak. Nama Robert aslinya Andi, dia berasal dari Kalimantan, dan berprofesi sebagai gigolo." Adit mengambil napas. "Beberapa kali informan kita melihatnya menemui Ibu Tita di Coffee Shop.” Dia memperlihatkan foto – foto dari detektif yang bekerja untuk Kama. Kama memejamkan mata sejenak. Jadi benar dugaannya, perempuan pemilik scraft hijau itu adalah kakaknya. "Terus, informasi penting apalagi yang kamu terima?" Adit hati - hati mengucapkannya. "Robert membawa Ibu Bening masuk ke Hotel Horizon tadi sore, dan belum keluar sampai sekarang." BRAK Kama memukul meja. Matanya berkilat merah. "Bodoh!! Kenapa tidak dari tadi mengatakannya. Bagaimana kalau terjadi sesuatu dengan Bening?" Kecemasan tergambar jelas dalam suaranya. "Jangan diam di situ, cari tahu di mana Bening dan Robert berada sekarang!" Walau dalam hati Kama tahu, permintaannya musykil. Pegawai hotel t

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 76 My precious baby

    Bab 76 My precious baby Di rumah Bening, benar – benar chaos. Iswati menangis meraung – raung mencari Evan. “Kembalikan cucuku! Kembalikan cucuku!” teriaknya histeris berulang kali sambil memukul dada. Gatot memeluk istrinya dan berusaha menenangkannya. “Istighfar Ma, istighfar. Elang, Kama dan beberapa pemuda di sini sedang mencari Evan. Kita berdoa saja semoga Allah melindungi cucu kita. “Huhuhu…. Ini salahku, Pa. Aku tidak bisa menjaganya dengan baik.” Gatot menarik napas panjang, dia kemudian melihat ke Bening yang sangat terguncang di ruang tengah, ditemani oleh Andini dan Atun. Anak itu sama sekali tidak bicara, dan hanya tangisnya yang terdengar. “Bagaimana kejadiannya Mba Atun. Bagaimana Evan bisa diculik orang?” tanya Andini pada Atun, Dia baru datang. “Saya tidak tahu persis, Mba. Tadi saya sedang membuat sarapan di dapur. Seperti biasa Bapak dan Ibu jalan – jalan pagi bersama Evan. Kemudian mereka katanya mampir beli bubur ayam buat Evan di depan minimart. Sewaktu Ibu

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 77 Beyond all reason

    Bab 77 Beyond all reason Mata Ibra menyisir taman bermain, suasana ramai. Berkali – kali dia melihat Evan makan roti di rerumputan, di mana dia meninggalkan bayi itu sendirian. Hati Ibra berdenyut saat langkahnya menjauh. “Sial! Bagaimana jika Bos Gendut membunuhnya. Aku tidak mau bocah sial itu menghantui sepanjang hidupku!” Dia bergegas kembali mengambil Evan. “Jangan menangis!” kata Ibra. Hari itu dia menyamar sebagai perempuan, dengan memakai gamis dan cadar yang dia curi dari tetangga Ceking. *** Lamat – lamat Herni mendengar suara derit pintu dibuka. Kemudian ia mendengar suara langkah kaki masuk. “Jeng, apa itu kakakmu?” tanya Herni menggoyang – goyangkan tubuh anak perempuannya. Ia lalu melihat jam dinding yang tergantung di tembok, Jam 10 malam. “Gak tahu, Bu. Biarkan saja. Ajeng mengantuk.” Gadis itu merapatkan selimutnya. Cuaca malam itu sangat dingin, dan masuk lewat celah – celah ventikasi. “Bu, bangun. Aku membawa Evan anakku.” “Apaaa!!”Sontak Herni dan Ajeng b

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 78 A day in October

    Bab 78 A day in October Bening kaku melihat Evan diturunkan dari atas pohon. Dia dipeluk oleh mamanya. Rupanya, tubuh bayi itu dimasukkan dalam sebuah tas kain tebal. Sebagian bawahnya dilubangi untuk tempat kaki Evan. Kemudian tas itu digantung di atas dahan kokoh ketapang. “Evan masih hidup!” kata Kama gembira, saat mengeluarkan Evan dari dalam tas. Bayi bertubuh montok itu hanya sedikit lemas, dan sedang tidur. Napas bocah itu turun naik dengan lembut. Serta merta, Bening memeluknya sambil berurai air mata. “Evan, owh Evan anak Mama. Kamu sehat – sehat kan , Nak?” Dengan panik, dia memeriksa tubuh anaknya. Evan membuka matanya dan melihat banyak orang sekelilingnya. Bayi itu kelihatan bingung, lalu menangis. “Cucuku, cucuku kembali. Alhamdulillah Ya, Allah!” teriak Iswati dan Gatot. Mereka berdua sujud syukur. “Kita sebaiknya bawa Evan ke rumah sakit,” usul Elang. “Aku setuju, kita tidak tahu, seharian ini Evan bersama siapa,” Kama menambahkan. Bening mengangguk. Dia peluk a

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 79 Nobody

    Bab 79 Nobody“Katakan dengan jujur, apa Ibra pengidap AIDS?” tanya Ceking pada Ajeng dengan muka merah padam. Tangannya mencengkeram tubuh gadis itu kuat – kuat.Ajeng mengangguk pelan.“Bangs*t!” Ceking menghempaskan tubuh Ajeng ke samping dan memukul tembok Puskesmas hingga tangannya berdarah. Ketakutan akan tertular penyakit AIDS mulai merengkuh tubuhnya.Pria itu lalu melihat Ibra yang masih belum sadar di ranjang. Dia lalu mendekati Ibra dan mau mencekiknya. “Kamu jahat sekali Bra! Aku menyesal kenapa aku tak membunuhmu dulu saat di kau memukulku!”Untungnya, Ibra diletakkan di ruang terpisah dari pasien lain. Sehingga tidak ada orang yang melihat tindakan Ceking.“Maafkan Ibra, Nak,” kata Herni menghiba. Perempuan itu sampai sujud di kaki Ceking. “Dia sudah kena karmanya sekarang.”Ceking mendengus.Ajeng mendekati Ceking. “Maaf, Bang, marah tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik Abang Ceking dan Abang Gendut tes AIDS sekarang. Semoga saja hasilnya negatif.” Dalam situasi

Latest chapter

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 121 Last episode - Immortality

    Bab 121 Last episode - Immortality “Cukup, Kak, cukup. Stop mentololkan keluarga saya!” Sesabar – sabarnya Bening, hatinya panas mendengar Tita menyebut keluarganya bodoh. Kebencian kakak iparnya itu kian menjadi, setelah tahu Dinda berniat bunuh diri, kemudian memutuskan hengkang dari rumah Tita, dan memilih tinggal bersama kakeknya di Gunung Gajah. Sementara Arum lebih suka tinggal bersama Kama dan Bening. “Kenapa? Ini mulut saya dan saya bebas mengatakan apa yang saya mau. Keluarga kamu memang tolol, dan mau pansos pada keluarga kami. Puas!!” Sorot mata Tita penuh kebencian saat mereka mau ON AIR di salah satu stasiun televisi. Sekonyong – konyong, tangan Tita mengambil gunting dari balik bajunya, dan secepat kilat merobek gaun Bening. Saat Bening belum sepenuhnya sadar, perempuan itu lalu menarik rambut panjang Bening, kemudian dengan bengis memotongnya sangat pendek. “Ya ampun!” teriak beberapa kru yang melihat setengah rambut Bening terlempar lepas ke lantai. Mereka tidak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 120 Morning call

    Bab 120 Morning call“Kak… aku mau menikahi Dinda.”Sontak donat yang ada dalam mulut Bening muncrat keluar. Dia menoleh dan menatap bola mata adiknya tak percaya. “Kejutan apa lagi ini, Lang?” tanyanya kaget.Wanita itu ingat, saat Andini meninggalkan Elang, lelaki itu terpuruk dan berpikir tidak mau menikah lagi. Eh, sekarang tiba – tiba dia bilang mau menikahi keponakan Kama. Hatinya dag – dig – dug. Ketakutan yang selama ia simpan, terjadi juga.Elang duduk dengan santai di kursinya.“Salah satu alasannya adalah Kanaya, dia butuh sosok Ibu. Walaupun aku tahu, Mama dan Kakak sangat sayang kepadanya. Tapi, Kanaya butuh real mom, dan aku pikir Dinda adalah wanita tepat untuk Kanaya. Dia sangat sayang pada Kanaya.”“Apa kamu sudah memberitahu Mama soal ini?” tanya Bening. Donat bedak kesukaannya tak lagi membuatnya bergairah.Elang tersenyun nakal. Sifat isengnya mulai tumbuh. “Justru karena itu, aku bilang sama Kakak, supaya Kakak mau membantuku bilang sama Mama. Please… hanya Kakak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 119 Forgiving

    Bab 119 Forgiving“When a deep injury is done to us, we never recover until we forgive.” – Alan Paton“Aku benci Ibra! Aku muak melihat laki – laki itu!” Bening meremas – remas tangannya. “Tolong jangan pinta aku untuk menemuinya!” Bening benar – benar marah saat Kama tiba – tiba mengajaknya ke rumah sakit untuk menjenguk mantan suaminya itu.Bening masuk ke dalam kamar, dan menenggelamkan mukanya di bantal. Air matanya tumpah teringat dengan semua yang dilakukan Ibra.Kama menarik napas panjang, kemudian duduk di tepi ranjang, sembari mengelus kepala Bening.“Sayang, aku paham dengan kemarahanmu. Tapi Ibra menunggumu, aku tidak tega melihat dia selalu memanggil namamu.”Bening bangun dan duduk di sebelah Ibra. Air matanya meluncur deras. “Hatiku sakit Kama! Ibra sangat jahat kepadaku dan Evan, biarkan saja dia menanggung karmanya!”Kama memeluk dan mengecup kening Bening. “Aku mengerti sayang. Hanya saja, tak ada salahnya memafkan orang yang telah menyakiti hati kita. Ibra sudah mend

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 118 The last wish

    Bab 118 The last wish “Tolong beritahu Kak Bening, Mas Ibra sekarat dan ingin sekali bertemu dengannya.” Intan memegang kedua lengan Atun dengan kuat. Setelah dia menceritakan semua yang terjadi. Atun menggeleng. “Maaf Jeng, aku tak bisa. Aku takut Ibu Bening marah kepadaku. Kamu tahu kan, apa yang telah kakakmu lakukan pada Ibu Bening?” Dia khawatir, permintaan itu akan memporak – porandakan kebahagiaan Bening. Ajeng tidak mau perjalanannya sia - sia. “Aku tahu Mba, kakakku memang brengsek, dia telah menghancurkan hidup Kak Bening, tapi tolong Mba Atun, beritahu Kak Bening, bahwasannya kakakku mau meninggal dengan tenang. Aku tahu, selama ini dia menunggu Kak Bening. Mungkin dia mau meminta maaf sama Kak Bening langsung.” Terburu – buru Ajeng mengambil ponsel yang disembunyikan di dalam kantung celananya bagian dalam. “Kalau tidak percaya, lihatlah, lihatlah video ini.” Ajeng memutar video tentang kakaknya. Atun tercekat melihat kondisi Ibra yang sangat mengenaskan. Timbul rasa

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 117 A sweet kiss

    Bab 117 A sweet kiss“Sial!!” Suara gedoran pintu itu membuyarkan kenikmatan Kama yang hampir mencapai puncak nirvana. Dia menghentikan gerakannya.“Buka dulu sayang, siapa tahu penting,” kata Bening, mengusap peluh di kening Kama yang berada di atasnya.Muka Kama cemberut, kelihatan kesal sekali dengan gangguan yang ditimbulkan pagi itu. “Biarkan saja. Kita lanjutkan saja permainan kita. Tanggung!” Tangannya menarik selimut dan menutupi tubuhnya dan Bening.Laki – laki itu kemudian memagut bibir Bening, mengulumnya dengan lembut, kemudian melakukan gerakan lamban naik – turun tapi dengan intense, seirama dengan alunan instrument piano yang mengalun lembut. “Kama… kama apa kamu ada di dalam? Tolong buka pintunya sebentar. Kakak mau bicara.” Dengan tak sabar, Tita menggedor – gedor pintu kamar Kama.“Ibu Tita, maaf, tolong jangan ganggu Bapak dan Ibu dulu, mereka mungkin masih tidur,” kata Atun. “Ibu silahkan tunggu dan duduk dulu di situ.”“Hey… diam kamu!” bentak Tita kasar. “Saya i

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 116 A slice of life

    Bab 116 A slice of life“Oh my God! Meskipun kamu sudah menjadi istri sah Kama, saya tidak sudi dekat – dekat dengan kamu!” ucap Tita songong, saat Bening menyambangi rumahnya siang itu dengan membawa makanan.Kebencian perempuan itu pada Bening telah membuatnya menjadi perempuan buruk, hingga melupakan etika sebagai tuan rumah, dan membiarkan Bening berdiri dari 10 menit lalu.Telinga Anggi yang mendengarnya turut panas, ekor matanya melirik Bening yang berdiri dengan tegar dan tatapan teduh.“Tidak apa – apa, Kak, saya mengerti. Tujuan saya ke sini, selain untuk menjenguk Kakak, saya mau mengajak Kakak untuk menemui Ibu Irina, pekan ini. Beliau ingin sekali bertemu dengan Kakak ipar saya, sekaligus ingin mengajak Kakak bergabung dalam paguyuban Empowering Woman.” Intonasi suara Bening sangat tenang, dan tampak sangat professional menguasai emosinya. “Email resminya, nanti akan dikirim oleh Meli Sudrajat – sekretaris beliau.”Dagu Tita mendongak, sedang tangannya melipat ke depan dad

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 115 A perfect wedding

    Bab 115 A perfect wedding “Tidak! Tidak! Saya tidak setuju dengan pernikahan mendadak ini!” Iswati melipat kedua tangannya ke depan. Dia memaksa tersenyum. “Saya paham kalian orang kaya dan bisa melakukan semua yang kalian mau, tapi tidak pada anak saya.” Terlihat jelas Iswati melindungi keluarganya. “Halah sok, paling juga menginginkan pernikahan mewah tujuh hari tujuh malam, supaya bisa disombongin ke media sosial,” celetuk Tita dengan mulut mencibir. “Cukup Ibu Tita, saya mendengar apa yang Anda katakan! Saya memang tidak seberuntung kalian, tapi seujung kuku pun, saya tidak berniat pansos kepada Kama!” balik Bening. Dia menatap tajam mata Tita. Tita kaget dengan keberanian Bening menyanggah perkataannya. Wanita yang dianggapnya lemah itu ternyata pemberani. “Stop! Papa minta tolong jaga sikapmu.” Sapto memperingatkan Tita. Dia kemudian menghadap ke Iswati dan Gatot. “Maaf jika sikap saya menyinggung keluarga Pak Gatot. Masalahnya, menurut pendapat saya, lebih baik menyegerak

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 14 Agreement

    Bab 14 Agreement “Sebelum istri saya meninggal, dia telah menyiapkan perhiasan buat istri Kama. Tolong terima ini, sebagai tanda pengikat dari Kama.” Sapto melihat orang tua Bening dengan mata lembut. Asisten Sapto kemudian meletakkan kotak kayu berukir di atas meja, dan membukanya. Kedua mata Gatot dan Iswati terbelalak melihat isi kotak tersebut. Di dalamnya terdapat perhiasan lengkap mulai, cincin hingga kalung bertahtakan berlian. Iswati yang duduk di samping suaminya, menelan ludah yang mendadak kering. Sebagai perempuan tak bisa dipungkiri dia terkesima dengan perhiasan seindah itu. Dalam hati dia menaksir harganya mencapai milyaran. Dia ngeri menbayangkan berapa jumlah kekayaan orang tua Kama, sehingga begitu mudahnya memberikan perhiasan dengan harga fantastic. Sementara Bening, terlihat duduk dengan anggun sambil memangku Evan. Kemilau perhiasan itu sama sekali tidak menggetarkan hatinya. “Maaf, Pak, bukannya saya lancang, tidak menghargai niat baik Bapak Sapto. Tapi,

  • Istri Tuli Yang Kau Buang   Bab 113 Fools

    Bab 113 Fools “Katakan sejujurnya Andini, apa benar Kanaya itu bukan anak kamu dan Elang?” desak Bening saat menemui sahabatnya itu di rumahnya. Ia sengaja datang ke rumah Andini pagi – pagi sekali. Andini yang masih memakai jubah tidurnya, tanpa ragu menuang anggur putih ke dalam kristalnya yang mahal. Kemudian dia duduk di seberang Bening. Mulutnya yang habis di filler menyesap anggur putih itu dengan nikmat. “Iya. Amir meninggalkan aku setelah mengetahui diriku hamil.” Wanita cantik itu membasahi bibir bawahnya. “Saat itu aku panik, aku takut menambah dosa, jika aku menggugurkan Kanaya. Maka, ketika Elang menawarkan pernikahan. Kuanggap itu jalan ninjaku untuk menyelamatkan muka. Dari awal aku berniat meninggalkan Elang setelah Kanaya lahir.” “Lantas, apa kamu bisa menjelaskan tentang Elang yang mengidam itu?” tanya Bening dengan mata berkilat. Ia tahu Elang sempat drop saat awal Andini hamil. “Aku mensugesti Elang, itu saja.” Dengan santai Andini menyesap anggur putihnya, dan

DMCA.com Protection Status