Share

Setiap masalah akan menemukan jalan keluarnya. Dan semua usaha tidak akan yang sia-sia jika dilakukan dengan ikhlas

"Semakin hari kondisi Shilla makin aneh. Tidak mau bicara juga tidak mau makan dan minum. Kerjanya hanya melamun saja, seperti orang depresi," tutur Budhe Siti dengan pandangan menerawang ke depan.

Kuhirup dalam-dalam udara yang terasa semakin menyusut. Sesal itu rasanya berjejalan di dalam dadaku menindih jantung dan ulu hati membuat aku sulit bernafas. Ruang tamu yang cukup luas ini mendadak terasa pengap.

"Atas saran Pak ustadz kami membawa Shilla ke pondok pesantren untuk meminta bimbingan Mbah Yai agar Shilla bisa menerima semua ketetapan Gusti Alloh atas hidupnya." Sambung Budhe Siti sambil menyusut air mata di sudut matanya.

"Astaghfirullah......." Tak kuasa menahan sesal, air mataku pun tak kuasa lagi kubendung. Berulangkali aku mengusap kasar lelehan bening yang entah kenapa bisa kutahan.

Bodoh.... bodoh....bodoh....., rutukku dalam hati ketika kalimat-kalimat kasar yang pernah aku ucapkan kembali terngiang di telingku.

Ya Alloh betapa kejamnya aku padanya. Kemara
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status