Home / Romansa / Istri Tiga Tahun CEO Arrogant / Ternyata seperti ini jadi orang kaya, sendiri dan kesepian.

Share

Ternyata seperti ini jadi orang kaya, sendiri dan kesepian.

Author: iva dinata
last update Last Updated: 2024-07-05 00:30:27
"Nona Olivia ada di taman belakang," beritahu Putra setelah membukakan pintu mobil.

"Saya akan menyuruh pelayanan untuk membawanya ke ruang tamu." Katanya lagi sambil mengekoriku.

"Tidak perlu,"

Aku berjalan masuk, melewati lorong samping menuju ke taman belakang. Langkah demi langkah terasa berat, banyak kenangan bersama Shilla dan Mommy di setiap sudut mansion ini. Istana megah yang sengaja Papa bangun untuk mengurung Mommy, sebagai hukuman atas keegoisan Mommy.

Seperti tujuannya, mansion ini terasa sangat sepi dan menyiksa.

Sari kejauhan nampak seorang wanita duduk diatas kursi roda sambil menatap ke hamparan bunga yang sedang bermekaran.

Sesaat aku menghentikan langkah, ingatan tentang kebersamaan bersama Shilla dan Mommy kembali membayang. Suasana dan wangi bunga seolah menarikku masuk ke dalam lorong waktu yang membawaku ke dimensi lain.

Dari tempatku berdiri dengan jelas aku melihat Shilla dan Mommy sedang tertawa bersama diantar hamparan bunga-bunga. Dua wa
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Dia menolak dirawat karena ingin menebus dosa-dosanya dna mendapatkan pengampunan darimu."

    Pov Shilla. "Maaf jika kedatanganku menyita waktumu." Pagi ini Devon datang bersama Natalia dan Raisa. Katanya ada yang perlu dibicarakan. Jika bukan karena dua sahabatku itu, aku tak akan menuruti permintaan pria ini untuk bicara berdua saja. Pria itu mengulurkan buku menu ke arahku, memintaku memesan minuman dan makan siang. Aku hanya melirik buku menu itu tanpa berniat membukanya apalagi memesan. Saat ini kami duduk di sebuah restoran dekat hotel tempat Natalia dan Raisa menginap. Dua hari yang lalu Raisa menelpon, katanya Natalia mengajak berlibur. Dan kota Surabaya tujuannya. "Kami akan datang berlibur sekalian menjengukmu," katanya melalui sambungan telpon dua hari yang lalu. Dan kini dua sahabatku itu duduk di meja lain tak jauh dari kami. Mereka sedang asyik berbincang berdua sedang bayi Raisa bersama pengasuhnya. "Setidaknya pesanlah segelas minuman." Devon melirik pramusaji yang masih setia berdiri di samping meja kami. "Katakan ada apa?" tanyaku tak pe

    Last Updated : 2024-07-06
  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   Menyusul ke Frankfurt.

    Sampai di rumah pikiranku makin tidak tenang. Sejak tadi aku hanya duduk di atas kursi di depan jendela kamar. Apa benar yang dikatakan Devon? Puluhan kali pertanyaan itu muncul di dalam otakku. Namun tak sekalipun aku berniat membuka amplop coklat yang diberikan Devon tadi. Entah sudah berapa kali aku menghela nafas namun sesak di dada ini tak kunjung hilang. Semakin dipikirkan semakin membuat resah pikiran. "Berjanjilah kamu tidak akan meninggalkan Elgar apapun yang terjadi." Kembali permintaan Papa Leonard menggema di ingatan. Permintaan yang membuatku sampai hari ini tidak pernah mengajukan gugatan cerai. Janji yang berusaha aku tepati meski dalam keadaan terluka. Aku tidak pernah meninggalkan Elgar tapi pria itu yang mengusirku. Memintaku pergi menjauh darinya. Setelah pria itu tahu keberadaanku di sini aku juga tidak pernah mencoba pergi karena janji itu. Bahkan saat aku mengetahui jika mommy Rosa adalah alasan ketidakadilan yang aku dan Mamaku alami aku masih berusa

    Last Updated : 2024-07-09
  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Meski hanya untuk meminta cerai, setidaknya setelah sekian lama dia mencariku

    Shilla tak lagi bertanya dimana Elgar saat ini. Wanita itu bergegas pergi setelah mendengar nama Olivia. Dia berpikir jika Elgar sudah kembali pada mantan kekasihnya itu. Buktinya security yang menjaga pintu gerbang menyebut wanita itu dengan sebutan Nyonya. Dengan tergesa-gesa Shilla berjalan menuju jalan utama. Rasa malu dan kecewa membuat wanita itu tak sekalipun menoleh. Meski security yang tadi berbicara dengannya berteriak memanggilnya berulang kali. "Bodoh....bodoh......bodoh..." Ucapnya sambil berjalan cepat. Kenapa dia datang jaih-jauh hanya untuk melihat kebahagiaan Elgar dan Olivia. Tak seharusnya dia datang ke sini untuk mempermalukan diri sendiri. Beruntung dirinya tak bertemu dengan Elgar juga Olivia sehingga dia tak perlu kehilangan muka di depan dua orang itu. Tak bisa dia bayangkan betapa malunya jika sampai bertemu dengan Elgar. Shilla mengusap wajahnya kasar. Entah kenapa ada air mata yang menetes di kedua pipinya. Tidak, dia tidak cemburu. Dia haru

    Last Updated : 2024-07-10
  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "....... Aku takut kamu salah faham...... "

    "Shilla tidak ada di sini,"Elgar langsung menuju apartemen Kirana. Mengetuk pintu meski hari sudah malam. Namun jawaban Kirana membuatnya sedikit kecewa. "Tapi Shilla datang ke sini kan?" tanya Elgar masih berharap ada sedikit informasi yang bisa dia dapatkan dari sahabat istrinya itu. Kirana bergeming, mulutnya rapat dan tatapannya datar. Wanita itu tak berniat membantu sedikitpun. "Begini, Shilla datang mencariku namun aku sedang berada di Jepang untuk sebuah pekerjaan. Dan.... sepertinya ada sedikit kesalahpahaman jadi, aku harus bertemu dengannya untuk menjelaskan." Elgar kembali menjelaskan namun sama seperti sebelumnya Kirana tetap bungkam. Wanita itu seperti tak peduli dengan rentetan kalimat yang keluar dari mulut Elgar. 'Aku tak peduli,' katanya dalam hati. "Maaf Nona Kirana, tolong Anda jangan salah faham. Mister Elgar hanya ingin menjelaskan sesuatu saja, tidak akan memaksa apalagi menyakiti Nona Shilla. Mohon bantuannya," Putra ikut menjelaskan. Pria itu

    Last Updated : 2024-07-11
  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   Jangan bercanda dengan kesehatanmu, ingatlah dosamu masih sangat banyak. Hiduplah yang lama untuk menebus dosamu."

    "Makanlah, kamu sakit kan, tidak boleh telat makan." Shilla mengulurkan roti rasa coklat itu ke depan Elgar. Tanpa sadar Elgar tersenyum tipis, hatinya berbunga-bunga. Pasti Devon sudah memberi tahu kondisinya pada Shilla. Itu sebabnya Shilla nampak khawatir, apa mungkin kedatangannya Ke Jerman karena hal itu, pikir Elgar. Tak apa jika kepedulian Shilla hanya bentuk dari rasa iba. Setidaknya dengan penyakitnya ada kesempatan untuk mendekati Shilla. Kini dia tahu, alasan Tuhan membuat lambungnya sakit. Sebagai teguran dan berkah yang memberi jalan untuk kembali bersama Shilla. "Kenapa? Apa sebenarnya kamu tidak.... l" "Ti-tidak eh... maksudnya iya, aku sakit. Lambung dan ginjal ku bermasalah. Aku harus makan dan minum obat tepat waktu," jawab Elgar gelapan lalu mengambil sebungkus roti rasa coklat dari tangan Shilla. Ekspresi wajah Shilla berubah sendu. Ada sorot mata khawatir dan iba melihat orang yang pernah membuatnya bahagia kini harus mengalami masalah kesehatan yang cuk

    Last Updated : 2024-07-12
  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Sekarang kita hanya harus berdoa, semoga Alloh melancarkan semuanya."

    Karena sudah memasuki waktu dhuhur aku putuskan untuk melaksanakan sholat dhuhur lebih dukungan sebelum makan siang. Aku memilih kamar tami di lantai atas sedangkan Elgar susah menaiki yanga menuju kamarnya yang ada di lantai dua rumah mewah ini. Di dinding ruang tengah masih terpasang foto Almarhum Papa Leonard dan Mommy Rosa. Dalam foto itu Mommy Rosa tersenyum tipis sedangkan Papa Leonard wajahnya datar. Bahkan dalam foto pun Papa Leonard tak mau berpura-pura bahagia. Tanpa sadar aku menghela nafas, serumit itu cinta mereka. Mungkin raga bisa mengalah namun hati tak mau berubah. Raga mungkin bersanding dengan orang lain namun perasaan cinta tak pernah berpaling. Pasti sangat sakit jadi Mommy Rosa, begitupun Papa Leonard. Dan lebih menderita lagi Mama, yang sudah mengalah namun tetap disalahkan. "Nyonya, silahkan." Aku tersentak saat seorang pelayan menyerahkan mukena yang tadi sempat aku minta. "Ah.... Terima kasih," ucapku berusaha menarik kedua sudut bibirku namun

    Last Updated : 2024-07-15
  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Cepatlah sembuh, aku bosan setiap hari harus merawatmu di sini."

    Sudah dua minggu Shilla menemani dan merawat Elgar selama menjalani pengobatan di rumah sakit. Meski Maaf itu belum sepenuhnya terucap namun Shilla tak pernah meninggalkan pria yang masih sah menjadi suaminya itu. Bibirnya boleh berkata benci dan tak cinta lagi namun hatinya tak pernah bohong. Rasa peduli dan iba membuat wanita yang memiliki paras cantik khas pribumi itu berhenti peduli. Entah benar karena iba atau ada rasa lain yang tak ingin diakuinya. Setiap hari Shilla berada di sisi Elgar, menjaga, menyuapi makan, mengantar saat ingin ke kamar mandi dan sudah dua hari Shilla juga yang mengelap tubuh Elgar dengan air bersih. Semua itu Shilla lakukan dengan telaten meski kadang bibir tipis itu mengeluarkan kalimat gerutunya. "Badanku terasa lebih segar," ucap Elgar dengan senyum mengembang setelah Shilla membersihkan tubuhnya dengan waslap dan air bersih. Hatinya sangat bahagia karena bukan lagi perawat laki-laki yang membantunya membersihkan diri tapi sang istri yang me

    Last Updated : 2024-07-18
  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Tetap diam di tempatmu. Segeralah sehat jika ingin menebus dosa-dosamu."

    "Nanti saya akan kembali lagi, sekarang silahkan beristirahat." Dokter Arinda mengurai senyum termanisnya lalu berjalan menuju pintu. Elgar dan Shilla kompak menghembuskan nafas kasar. Dalam hati ingin sekali mengeluarkan kalimat kasar pada dokter yang menurutnya sangat tidak sopan. "Bagaimana bisa seorang dokter kepo dengan masalah pribadi pasiennya?" gerutu Shilla tanpa sadar. Wajahnya yang bisanya berekspresi datar kini terlihat kesal. Matanya melotot dan bibirnya mengerucut. Untuk apa dia menjaga Elgar jika sudah ada dokter yang begitu memperhatikan pria itu. Bukankah Shilla harusnya senang? Sekarang Shilla bisa pulang ke Surabaya dengan tenang. Tak perlu merasa bersalah apalagi merasa tak tega. Elgar tak hanya mendapatkan dokter yang tepat tapi mungkin bisa mendapatkan calon istri yang baru sebagai pengganti Shilla. Ya, semua sudah benar dan tepat. Tapi entahlah..... hati Shilla bukannya senang. Ada rasa kesal dan marah mengingat setiap perhatian yang dokter Arinda

    Last Updated : 2024-07-21

Latest chapter

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   Kedatangan teman lama.

    Terdengar dering ponsel dari dalam rumah. Elgar yang sedang menyirami tanaman di teras langsung bergegas masuk. Dering panggilan itu sudah di stel khusus untuk satu nomor saja. Sampai didalam segera diraihnya benda pipih yang ada di atas meja ruang tamu. Sebuah senyum merekah dari bibir tegas pria berwajah bule itu saat terlihat kontak dengan nama My Wife nampak dilayar ponselnya. "Halo, assalamu'alaikum," sapanya dengan wajah berbinar dan langsung dijawab oleh lawan bicaranya. [Kamu sedang apa?] Suara dari seberang sana. Elgar pun mengerutkan dahinya. Tidak biasa sang istri tiba-tiba menelpon dan menanyakan kegiatannya. Shilla tipe wanita yang percaya dan memberi kebebasan pada pasangannya. Bukan pencemburu yang selalu meminta pasangannya untuk melaporkan setiap yang dilakukan. "Aku sedang menyiram bunga saat mendengar ponsel berdering." [Sambil bernyanyi dan tertawa sendiri?] "Ya?" Elgar belum bisa mengerti maksud Shilla. "Maksudnya?" [Ya maksud kamu apa, seny

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Biasanya pendiam dan jarang senyum, lah.... iki. kok. guya guyu dewe,

    Sudah satu bulan sepasang suami istri itu menepi di pinggiran kota. Hidup sebagai orang biasa. Pagi hari Shilla dan Elgar berolahraga lari berkeliling jalanan yang masih sepi dan asri. Melewati sawah dan sungai yang airnya terlihat jernih. Perjalanan mereka berakhir di pasar tradisional yang banyak menjajakan jajanan dan makanan tradisional. Elgar yang sebelumnya tidak pernah memakan makanan tradisional sangat senang. "Bukan sehat yang ada gula darahmu naik," tegur Shilla saat sang suami mulai lepas kendali. Sudah satu kantong plastik penuh dengan jajanan pasar di tangan kiri Elgar namun pria blasteran itu masih sibuk memilih makanan lain lagi. "Anggap saja kita berbagi rejeki dengan ibu-ibu penjual di sini," bisik Elgar lalu kembali sibuk dengan deretan jajanan yang dominan berasa manis yang ada di depannya. Jika untuk berbagi Shilla sama sekali tidak keberatan. Sayangnya itu hanyalah alasan Elgar saja. Setiap. sampai di rumah dia memang akan memanggil. beberapa anak kecil

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   Pulang ke Surabaya.

    Setelah mendapatkan rumah sakit yang tepat Elgar dan Shilla memutuskan untuk pulang ke Surabaya. Sejenak melipir ke pinggiran kota untuk menenangkan diri. Di sana Shilla dan Elgar disambut oleh Budhe Siti dan Rizal. Dua orang itu sangat bersyukur melihat Shilla kembali bersama Elgar. Rasa syukur Budhe Siti ucapkan karena Shilla sudah bisa memaafkan Elgar. "Alhamdulillah... Nak, akhirnya kamu bisa membuka hatimu, mengikhlaskan semua yang telah terjadi." Ucap Budhe Situ setelah adegan penyambutan yang diwarna dengan tangis haru. "Shilla ingin seperti Mama, bisa memaafkan meski sakit." "Iya sayang, kamu memang seperti mamamu, punya hati yang lembut dan penuh kasih." Budhe Siti memeluk satu-satunya keponakan yang dimilikinya itu erat. Elgar yang menyaksikan ikut terharu. Pria itu berjalan mendekat lalu berjongkok di depan dua wanita yang duduk di sofa ruang tamu. "Budhe sebagai saksinya, saya janji tidak akan mengulangi kesalahan saya. Saya akan menjaga dan mencintai Shilla

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   Memulai dari awal.

    Meski bersedia memberi kesempatan kedua namun Shilla masih enggan untuk tidur satu kamar dengan Elgar. Wanita cantik dengan rambut panjang sepunggung itu memilih tidur kamar tamu yang ada di lantai bawah rumah mewah peninggalan papa mertuanya. Berbagai alasan Elgar utarakan untuk memaksa istrinya itu tidur di kamar utama namun seperti yang Elgar tahu, istrinya itu sangat keras kepala. "Aku bilang nggak. Kalau kamu maksa aku akan pulang ke Surabaya." Kekeh Shilla sambil mendelik. "Kurasa ikut tinggal di Surabaya lebih baik dari pada tinggal di ibu kota yang udara sangat panas dan banyak polusi." Balas Elgar bersemangat. "Ck...." Tak menyahut Shilla berlalu menuju teras samping. Menyirami bunga-bunga lebih menyenangkan dari pada berdebat dengan Elgar. "Shilla aku lapar. Pengen makan buah." Shilla menoleh, matanya memicing. Pria yang tadi ditinggalkannya di ruang tengah kini sudah duduk kursi panjang dekat pintu penghubung teras samping dan ruang tengah. "Kau punya ka

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   Memulai hidup baru.

    "Sepertinya kita terlalu lunak dengan wanita itu." Sebuah senyum sinis terlihat di bibir Putra. Pagi ini saat di baru sampai di depan pintu kamar inap bosnya, dua anak buahnya langsung memberi laporan. "Ingat, jangan biarkan dia masuk. Kita tidak tahu apa tujuannya mendekati Tuan." "Benar. Mr. Elgar punya banyak musuh baik dalam. urusan bisnis juga pribadi." Sahut Johan. "Ck, Tuan Elgar." Gerald membetulkan ucapan rekannya. "Perbaiki panggilanmu, jangan membuat Tuan Elgar marah." Ya, sejak kesalahpahaman tentang panggilan Olivia oleh security di mansion kini Elgar meminta semua anak buahnya dan karyawannya untukmu memanggilnya Tuan dan memanggil Shilla dengan panggilan Nyonya. "Biasakan lidahmu dengan bahasa Indonesia. Atau Tuan Elgar akan mengirimmu kembali ke Jerman." "Saya mengerti," ujar Johan mengangguk paham. Dan Putra pun menepuk pundak anak buahnya itu. "Berjaga dengan baik. Saya akan masuk melihat keadaan Tuan." Sebelum masuk Putra mengetuk pintu kamar. Baru setelah

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Satu lagi, aku mohon tunggu aku sampai aku sadar. Tolong jangan tinggalkan aku."

    Setelah menjalani perawatan selama hampir satu bulan, hari ini Elgar aka menjalani operasi transplantasi ginjal. Tentu saja setelah Dokter menyatakan kondisinya siap untuk menjalani operasi. Malam ini operasi akan dilakukan, ruang operasi sudah siap juga dengan dokternya. Di ruang rawat inap VVIP Elgar sedang bersia dengan ditemani Shilla dan Putra DM juga Bik Saroh yang sudah seminggu ini ikut bergantian menjaga Elgar. Sebelum dibawa ke ruang operasi Elgar meminta waktu untuk berdua dengan Shilla. "Tolong jangan maafkan aku, aku mohon do'akan agar aku tetap hidup untuk menebus dosa-dosaku padamu." Permintaan Elgar membuat Shilla mengerutkan dahi, bingung. Bagi Shilla permintaan Elgar sangat tidak masuk akal. "Kau takut mati?" tanya Shilla penasaran. "Iya, aku takut mati. Aku takut karena belum menebus semua kesalahan dan dosaku. Dan yang paling kutakutkan kita tidak akan bisa berjodoh di akhirat karena kamu menikah lagi." Sontak saja Shilla melebarkan matanya, kaget dan

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Tetap diam di tempatmu. Segeralah sehat jika ingin menebus dosa-dosamu."

    "Nanti saya akan kembali lagi, sekarang silahkan beristirahat." Dokter Arinda mengurai senyum termanisnya lalu berjalan menuju pintu. Elgar dan Shilla kompak menghembuskan nafas kasar. Dalam hati ingin sekali mengeluarkan kalimat kasar pada dokter yang menurutnya sangat tidak sopan. "Bagaimana bisa seorang dokter kepo dengan masalah pribadi pasiennya?" gerutu Shilla tanpa sadar. Wajahnya yang bisanya berekspresi datar kini terlihat kesal. Matanya melotot dan bibirnya mengerucut. Untuk apa dia menjaga Elgar jika sudah ada dokter yang begitu memperhatikan pria itu. Bukankah Shilla harusnya senang? Sekarang Shilla bisa pulang ke Surabaya dengan tenang. Tak perlu merasa bersalah apalagi merasa tak tega. Elgar tak hanya mendapatkan dokter yang tepat tapi mungkin bisa mendapatkan calon istri yang baru sebagai pengganti Shilla. Ya, semua sudah benar dan tepat. Tapi entahlah..... hati Shilla bukannya senang. Ada rasa kesal dan marah mengingat setiap perhatian yang dokter Arinda

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Cepatlah sembuh, aku bosan setiap hari harus merawatmu di sini."

    Sudah dua minggu Shilla menemani dan merawat Elgar selama menjalani pengobatan di rumah sakit. Meski Maaf itu belum sepenuhnya terucap namun Shilla tak pernah meninggalkan pria yang masih sah menjadi suaminya itu. Bibirnya boleh berkata benci dan tak cinta lagi namun hatinya tak pernah bohong. Rasa peduli dan iba membuat wanita yang memiliki paras cantik khas pribumi itu berhenti peduli. Entah benar karena iba atau ada rasa lain yang tak ingin diakuinya. Setiap hari Shilla berada di sisi Elgar, menjaga, menyuapi makan, mengantar saat ingin ke kamar mandi dan sudah dua hari Shilla juga yang mengelap tubuh Elgar dengan air bersih. Semua itu Shilla lakukan dengan telaten meski kadang bibir tipis itu mengeluarkan kalimat gerutunya. "Badanku terasa lebih segar," ucap Elgar dengan senyum mengembang setelah Shilla membersihkan tubuhnya dengan waslap dan air bersih. Hatinya sangat bahagia karena bukan lagi perawat laki-laki yang membantunya membersihkan diri tapi sang istri yang me

  • Istri Tiga Tahun CEO Arrogant   "Sekarang kita hanya harus berdoa, semoga Alloh melancarkan semuanya."

    Karena sudah memasuki waktu dhuhur aku putuskan untuk melaksanakan sholat dhuhur lebih dukungan sebelum makan siang. Aku memilih kamar tami di lantai atas sedangkan Elgar susah menaiki yanga menuju kamarnya yang ada di lantai dua rumah mewah ini. Di dinding ruang tengah masih terpasang foto Almarhum Papa Leonard dan Mommy Rosa. Dalam foto itu Mommy Rosa tersenyum tipis sedangkan Papa Leonard wajahnya datar. Bahkan dalam foto pun Papa Leonard tak mau berpura-pura bahagia. Tanpa sadar aku menghela nafas, serumit itu cinta mereka. Mungkin raga bisa mengalah namun hati tak mau berubah. Raga mungkin bersanding dengan orang lain namun perasaan cinta tak pernah berpaling. Pasti sangat sakit jadi Mommy Rosa, begitupun Papa Leonard. Dan lebih menderita lagi Mama, yang sudah mengalah namun tetap disalahkan. "Nyonya, silahkan." Aku tersentak saat seorang pelayan menyerahkan mukena yang tadi sempat aku minta. "Ah.... Terima kasih," ucapku berusaha menarik kedua sudut bibirku namun

DMCA.com Protection Status