Dengan mengunakan bahasa Italia, Grazella berteriak memanggil seseorang. Suara gadis itu menggelegar hingga terdengar di lantai bawah mansion.
Kepalanya menunduk melihat ke bawah, pada pria berpostur tinggi tegap dengan headband di kepalanya. Pria itu yang menemukan Grazella waktu kabur, dan bersembunyi di cafe.Pria yang merasa dipanggil, serta beberapa maid, yang sedang melakukan tugasnya pun, langsung mengarahkan pandangan ke atas. Terlihat gadis dengan surai panjang coklat dengan tangan menggenggam pembatas balkon.Grazella langsung mengangkat tangan, dan mengarahkan jari tengah ke pria berseragam serba hitam itu."Fu©k you! Gara-gara kamu aku harus menikah dengan pria tua itu! Kamu cowok apa'an pake bando, hah? Mau cosplay jadi Atta Halilintar kamu!" teriaknya sekali lagi, hingga beberapa maid langsung menatap pria yang di kenal dengan Jack, salah satu tangan kanan Gabriel.Mereka melihat ke arah Jack, dan Grazella secara bergaGrazella yang mendapat serangan mendadak, langsung terjatuh di marmer dingin di sana. Kepalanya terasa sangat pusing."Nyonya!" Wanita paruh baya itu segera membantu Grazella.Sedangkan Selena semakin marah, saat mendengar sebutan maid itu. Wanita itu segera melayangkan tangannya di udara. Wajah Bibi Margaret terlihat menoleh ke samping. "Apa yang kau bicarakan tadi! Kenapa kau memangilnya, Nyonya! Aku yang Nyonya di sini!" Dengan tidak tau malu Selena menampar wanita paruh baya itu, Jessie sedikit tidak suka dengan apa yang wanita itu lakukan."Selena, sudah. Lebih baik kita ke atas saja, aku capek. Emma kamu bawa semua ini ke kamarku." perintahnya datar."Baik, Nona." Emma segera melakukan tugasnya, dia mengikuti dari belakang kedua wanita itu.Sementara Bibi Margaret, langsung memanggil salah satu anak buah Gabriel untuk menggendong Grazella ke kamar. Setelahnya paruh baya itu memanggil Jack, salah satu tangan kanan Gabriel,
Grazella menatap tajam ke arah suaminya. "Tidak mau! Bibirmu kotor!""Kamu istriku, El. Aku mau kamu menyentuhku, sekarang!" Gabriel langsung menyambar bibir istrinya.Mereka melakukan ciuman itu dengan mesranya di kamar. Grazella berusaha melepaskan ciuman itu, namun tenaganya tidak berarti apapun untuk Gabriel. Hingga beberapa menit kemudian gadis itu sedikit terlena, dan menikmati aktivitas itu. Mereka pun melanjutkan ke ronde selanjutnya, dengan berani Grazella mencoba yang mengendalikan permainan itu.Beberapa detik kemudian seorang gadis mengumpat kesal. "5hit! Mataku ternodai, " umpat gadis bersurai pink membulatkan matanya.Gadis itu melongo melihat kelakuan Grazella, dia pun bergegas keluar dari kamar sang kakak."Dasar pasangan m3sum! Masih siang sudah begituan! Memang jal4ng mahir!"Gadis bernama Jessie pergi dengan perasaan yang campur aduk. Sedangkan dua insan manusia itu masih saja melanjutkan aksinya. Saat Grazella
Pria berwajah tampan itu menatap dingin ke arah sang adik. "Kenapa?" ucap Jessie dengan datar."Dia istriku! Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghinanya, termasuk kau! Jadi jaga mulutmu itu!""Ck. Kau gila! Lihatlah wajahnya! Apa kau buta Kak! Selena lebih cocok untukmu!" sambung gadis bersurai pink itu."Jaga bicaramu, Jessie! Dia Kakak iparmu! Jangan bahas jal4ng itu di depan Istriku!""Kau buta, Gabriel! Dia yang j4lang! Kenapa kau mengkhianati Selena hanya karena gadis jelek sepertinya! Dia hanya mengincar hartamu, Gabriel!""Kau tau apa, Jess? Lebih baik diam, atau silahkan kau pergi dari mansion ini. Aku mencari Istri untuk menghabiskan uangku, bukan untuk menambah uangku!" Gadis bersurai pink itu tersenyum miring, dia semakin membenci Grazella.Karena sedari dulu Gabriel tidak pernah membentaknya, bahkan berani mengusirnya. Tetapi sekarang? Terlihat di sana para maid dengan cekatan menyi
Satu tamparan keras mendarat di wajah cantik sang wanita. Bukan Selena, tapi Grazella dengan lihainya menampar wajah tunangan dari suaminya itu."Kamu pikir aku lemah?" Setelah memberikan senyum remeh, Grazella segera melangkah menuju kamarnya."Dasar maid gila! Lihat saja kau akan di pecat Gabril besok! Sialan!" teriak Selena dengan wajah merah padam. Sementara Grazella hanya melambaikan tangan tidak perduli.Saat akan naik lift, gadis itu bertemu dengan adik ipar laknatnya. "Hey Adik ipar, tuh temanmu sedang asyik di bawah, tolong, ya usir dia,""Ahh ... satu lagi, tolong bilang ke Kakak b4jinganmu itu, kalau mau berbuat begituan dengan tunangannya, jangan di mansion ini. Karena bagaimana pun aku masih istrinya. Tolong hargai aku, dasar pria brengs3k!" sambung gadis itu dengan menggebu. Grazella segera masuk lift, dan mengabaikan wajah Jessie yang sudah kebingungan. Gadis bersurai pink itu segera menuju ke bawah. Matanya melotot
Pria dengan manik biru gelap sudah siap dengan setelan kantornya. Dia sedang berada di ruangan kerjanya."Apa jadwalku padat, Wil?" tanyanya pada sang sekretaris. Wiliam memang menginap di mansion Gabriel karena pekerjaan mereka sangat padat. "Tidak, Tuan. Anda hanya meeting dengan perusahaan yang kemarin kita batalkan sepihak,""Dan juga, Tuan besar menyuruh anda untuk makan malam di mansion utama," sambung Wiliam. Gabriel menghela napas kasar, dia tau pasti ayahnya itu ingin membahas perusahaan."Ya sudah, kau tunggu di mobil saja, aku ingin bertemu Istriku dulu,""Baik, Tuan." Wiliam segera angkat kaki dari ruangan itu , sedangkan Gabriel menuju kamarnya.Gabriel membuka pintu kamar dengan pelan. Pria itu melihat istri kecilnya sedang berada di balkon, dengan cekatan Gabriel melangkah menuju balkon, dan memeluk Grazella dari belakang."Morning, El." Gabriel mencium belakang leher sang istri."Ini masih pagi, jangan m3sum, Leon!" Gadis itu sangat jengah dengan tingkah suaminya."Aku
Raib sudah tab bergambar apel separuh tersebut. "Fu¢k! Hapus semua vidio itu, Wil!" "Maaf, Tuan. Video itu sudah trending di publik. Bahkan sampai ke media luar." Terlihat wajah Gabriel sudah merah padam."Hubungi Jack! Suruh dia bawa Istriku pulang ke mansion!""Baik, Tuan." Wiliam segera keluar dari ruangan.Gabriel terlihat memijit pelipisnya, dia sangat pusing menghadapi tingkah istri nakalnya itu. Di sana terlihat Grazella menaiki sebuah mobil kap terbuka hanya dengan Jack di sampingnya.Grazella juga dengan percaya dirinya Tidak memakai cadar, dan menghamburkan uang di jalanan. Sontak hal itu akan menjadi pertanyaan publik, yang bisa saja salah satu musuhnya mengenali sang istri. • • • Grazella sudah kembali ke mansion, dia akan segera ke kamar dan istirahat. Belum juga sampai, suara seseorang membuatnya berhenti."Eh j4lang! Ini perbuatanmu kan!" Gadis itu menunjukan heels–nya yang patah.
Gabriel ingin mengabaikan kenyataan bahwa istrinya bisa mengeluarkan asi, tapi hatinya justru ingin sekali menghisap nippl3 sang istri dan ingin membuktikan ucapan sang dokter.Grazella hanya bisa menggigit bibirnya, dengan memejamkan mata. Sungguh sentuhan suaminya ini membuatnya lemah. Dia sangat membenci tubuhnya karena selalu saja kalah dengan sentuhan Gabriel."Cantik," ucap pria itu sambil mengusap tanda kissmark yang sudah menempel di sana. Gabriel memilih menunda hal itu."Dasar pria tua m3sum!" Grazella sangat muak dengan tingkah Gabriel.Bagaimana tidak? Pria itu sangatlah m3sum. Setiap malam Grazella di haruskan menggunakan pakaian laknat yang aneh, ada berbentuk kucing, perawat, dosen, bahkan jaring-jaring yang tidak berfaedah. Gadis itu sangat kewalahan menghadapi g4ya s3ks aneh dan kasar suaminya itu.Setelah sekian purnama, akhirnya Gabriel membantu memasangkan dress itu dengan benar. Setelah selesai mereka segera menuju
Pernyataan Grazella membuat wanita beda generasi itu menjatuhkan rahangnya, apalagi saat melihat wajah dingin Gabriel. Mereka terlihat sedikit takut, karena mereka tahu betul tabiat Gabriel. Berbeda dengan pria paruh baya itu, dia terlihat tertawa terbahak. "Kau benar sekali, Nak! Dia memang brengs3k! Tapi tolong kamu jaga dia, ya, meskipun sifatnya sangat minus," "Daddy yakin kalau dia mencintai seseorang, itu akan selamanya dan jangan panggil aku Paman, panggil saja Daddy, mengerti nak?" pinta paruh baya tersebut dengan lembut. Grazella pun hanya bisa mengangguk."Tunggu hukumanmu, baby," bisik Gabriel yang membuat tubuh gadis itu meremang, dengan santainya pria itu menelusupk4n tangan kekarnya masuk ke p4ha dalam miliknya. Bahkan dress itu sudah di sibakan sedari kapan Grazella tidak tahu.Gadis itu menyikut lengan Gabriel, untuk tidak berbuat m3sum. Namun pria itu enggan merespon. Dengan gampang, tangan kekar itu justru semakin liar, d