Gabriel yang melihat air mata Grazella menetes ke kakinya hanya diam. Pria itu tidak perduli dengan sang istri yang menangis dalam diam.
Gabriel tetap melanjutkan aktivitasnya. Tidak ada suara yang terdengar di sana, kecuali suara mesin hairdryer. Hingga pria itu selesai mengeringkan surai panjang istrinya.Gabriel menekan tombol di samping meja, dan berbicara dengan seseorang. Setelah selesai, pria itu kembali mendekati sang istri, dengan membawa sebuah krim.Gabriel duduk di tepi ranjang, dan membalikan tubuh sang istri untuk menghadapnya. Terlihat gadis itu masih setia menangis. Grazella hanya menunduk, dengan air mata yang tak kunjung reda.Gabriel menyadari itu, tetapi dia tidak perduli. Gabriel membuka bathrobe yang menutupi labirin Grazella tanpa perlawanan. Gadis itu tidak berteriak atau pun marah, dia hanya menangis dengan bahu yang sudah bergetar hebat.Gabriel mengoleskan krim itu ke jarinya, lalu ia ratakan di areaSiang ini matahari menampilkan sinar garangnya. Terlihat di gedung terbengkalai itu, seorang pria bertopi, dengan tinggi mampai, dan wajah super tampan terlihat sedang sibuk.Pria itu sedang mempersiapkan senapan di lantai gedung itu, dia memposisikan senapan dengan baik. Setelahnya dia tengkurap untuk bersembunyi dengan mengarahkan ujung senapan ke arah target, agar dapat melihat target dengan jelas.Matanya langsung melihat paruh baya yang ia tau sebagai seorang mafia.Terlihat paruh baya itu sedang menunggu targetnya, paruhbaya itu membawa banyak rombongan dan anak buah.Tidak lama setelah itu, dia melihat sebuah mobil Jeep mendatangi tempat tersebut, sang pria yakin itu adalah targetnya. berbeda dengan sang paruh baya, targetnya hanya bersama beberapa anak buahnya saja.Mereka semua memasuki bangunan di mana paruh baya itu menunggunya."Maaf sudah membuat Anda menunggu, Mr. Justin," ucap ketua mafia tersebut, sembari menjabat tangan de
Dengan mengunakan bahasa Italia, Grazella berteriak memanggil seseorang. Suara gadis itu menggelegar hingga terdengar di lantai bawah mansion. Kepalanya menunduk melihat ke bawah, pada pria berpostur tinggi tegap dengan headband di kepalanya. Pria itu yang menemukan Grazella waktu kabur, dan bersembunyi di cafe.Pria yang merasa dipanggil, serta beberapa maid, yang sedang melakukan tugasnya pun, langsung mengarahkan pandangan ke atas. Terlihat gadis dengan surai panjang coklat dengan tangan menggenggam pembatas balkon.Grazella langsung mengangkat tangan, dan mengarahkan jari tengah ke pria berseragam serba hitam itu."Fu©k you! Gara-gara kamu aku harus menikah dengan pria tua itu! Kamu cowok apa'an pake bando, hah? Mau cosplay jadi Atta Halilintar kamu!" teriaknya sekali lagi, hingga beberapa maid langsung menatap pria yang di kenal dengan Jack, salah satu tangan kanan Gabriel.Mereka melihat ke arah Jack, dan Grazella secara berga
Grazella yang mendapat serangan mendadak, langsung terjatuh di marmer dingin di sana. Kepalanya terasa sangat pusing."Nyonya!" Wanita paruh baya itu segera membantu Grazella.Sedangkan Selena semakin marah, saat mendengar sebutan maid itu. Wanita itu segera melayangkan tangannya di udara. Wajah Bibi Margaret terlihat menoleh ke samping. "Apa yang kau bicarakan tadi! Kenapa kau memangilnya, Nyonya! Aku yang Nyonya di sini!" Dengan tidak tau malu Selena menampar wanita paruh baya itu, Jessie sedikit tidak suka dengan apa yang wanita itu lakukan."Selena, sudah. Lebih baik kita ke atas saja, aku capek. Emma kamu bawa semua ini ke kamarku." perintahnya datar."Baik, Nona." Emma segera melakukan tugasnya, dia mengikuti dari belakang kedua wanita itu.Sementara Bibi Margaret, langsung memanggil salah satu anak buah Gabriel untuk menggendong Grazella ke kamar. Setelahnya paruh baya itu memanggil Jack, salah satu tangan kanan Gabriel,
Grazella menatap tajam ke arah suaminya. "Tidak mau! Bibirmu kotor!""Kamu istriku, El. Aku mau kamu menyentuhku, sekarang!" Gabriel langsung menyambar bibir istrinya.Mereka melakukan ciuman itu dengan mesranya di kamar. Grazella berusaha melepaskan ciuman itu, namun tenaganya tidak berarti apapun untuk Gabriel. Hingga beberapa menit kemudian gadis itu sedikit terlena, dan menikmati aktivitas itu. Mereka pun melanjutkan ke ronde selanjutnya, dengan berani Grazella mencoba yang mengendalikan permainan itu.Beberapa detik kemudian seorang gadis mengumpat kesal. "5hit! Mataku ternodai, " umpat gadis bersurai pink membulatkan matanya.Gadis itu melongo melihat kelakuan Grazella, dia pun bergegas keluar dari kamar sang kakak."Dasar pasangan m3sum! Masih siang sudah begituan! Memang jal4ng mahir!"Gadis bernama Jessie pergi dengan perasaan yang campur aduk. Sedangkan dua insan manusia itu masih saja melanjutkan aksinya. Saat Grazella
Pria berwajah tampan itu menatap dingin ke arah sang adik. "Kenapa?" ucap Jessie dengan datar."Dia istriku! Aku tidak akan membiarkan siapa pun menghinanya, termasuk kau! Jadi jaga mulutmu itu!""Ck. Kau gila! Lihatlah wajahnya! Apa kau buta Kak! Selena lebih cocok untukmu!" sambung gadis bersurai pink itu."Jaga bicaramu, Jessie! Dia Kakak iparmu! Jangan bahas jal4ng itu di depan Istriku!""Kau buta, Gabriel! Dia yang j4lang! Kenapa kau mengkhianati Selena hanya karena gadis jelek sepertinya! Dia hanya mengincar hartamu, Gabriel!""Kau tau apa, Jess? Lebih baik diam, atau silahkan kau pergi dari mansion ini. Aku mencari Istri untuk menghabiskan uangku, bukan untuk menambah uangku!" Gadis bersurai pink itu tersenyum miring, dia semakin membenci Grazella.Karena sedari dulu Gabriel tidak pernah membentaknya, bahkan berani mengusirnya. Tetapi sekarang? Terlihat di sana para maid dengan cekatan menyi
Satu tamparan keras mendarat di wajah cantik sang wanita. Bukan Selena, tapi Grazella dengan lihainya menampar wajah tunangan dari suaminya itu."Kamu pikir aku lemah?" Setelah memberikan senyum remeh, Grazella segera melangkah menuju kamarnya."Dasar maid gila! Lihat saja kau akan di pecat Gabril besok! Sialan!" teriak Selena dengan wajah merah padam. Sementara Grazella hanya melambaikan tangan tidak perduli.Saat akan naik lift, gadis itu bertemu dengan adik ipar laknatnya. "Hey Adik ipar, tuh temanmu sedang asyik di bawah, tolong, ya usir dia,""Ahh ... satu lagi, tolong bilang ke Kakak b4jinganmu itu, kalau mau berbuat begituan dengan tunangannya, jangan di mansion ini. Karena bagaimana pun aku masih istrinya. Tolong hargai aku, dasar pria brengs3k!" sambung gadis itu dengan menggebu. Grazella segera masuk lift, dan mengabaikan wajah Jessie yang sudah kebingungan. Gadis bersurai pink itu segera menuju ke bawah. Matanya melotot
Pria dengan manik biru gelap sudah siap dengan setelan kantornya. Dia sedang berada di ruangan kerjanya."Apa jadwalku padat, Wil?" tanyanya pada sang sekretaris. Wiliam memang menginap di mansion Gabriel karena pekerjaan mereka sangat padat. "Tidak, Tuan. Anda hanya meeting dengan perusahaan yang kemarin kita batalkan sepihak,""Dan juga, Tuan besar menyuruh anda untuk makan malam di mansion utama," sambung Wiliam. Gabriel menghela napas kasar, dia tau pasti ayahnya itu ingin membahas perusahaan."Ya sudah, kau tunggu di mobil saja, aku ingin bertemu Istriku dulu,""Baik, Tuan." Wiliam segera angkat kaki dari ruangan itu , sedangkan Gabriel menuju kamarnya.Gabriel membuka pintu kamar dengan pelan. Pria itu melihat istri kecilnya sedang berada di balkon, dengan cekatan Gabriel melangkah menuju balkon, dan memeluk Grazella dari belakang."Morning, El." Gabriel mencium belakang leher sang istri."Ini masih pagi, jangan m3sum, Leon!" Gadis itu sangat jengah dengan tingkah suaminya."Aku
Raib sudah tab bergambar apel separuh tersebut. "Fu¢k! Hapus semua vidio itu, Wil!" "Maaf, Tuan. Video itu sudah trending di publik. Bahkan sampai ke media luar." Terlihat wajah Gabriel sudah merah padam."Hubungi Jack! Suruh dia bawa Istriku pulang ke mansion!""Baik, Tuan." Wiliam segera keluar dari ruangan.Gabriel terlihat memijit pelipisnya, dia sangat pusing menghadapi tingkah istri nakalnya itu. Di sana terlihat Grazella menaiki sebuah mobil kap terbuka hanya dengan Jack di sampingnya.Grazella juga dengan percaya dirinya Tidak memakai cadar, dan menghamburkan uang di jalanan. Sontak hal itu akan menjadi pertanyaan publik, yang bisa saja salah satu musuhnya mengenali sang istri. • • • Grazella sudah kembali ke mansion, dia akan segera ke kamar dan istirahat. Belum juga sampai, suara seseorang membuatnya berhenti."Eh j4lang! Ini perbuatanmu kan!" Gadis itu menunjukan heels–nya yang patah.
Di ruangan inap yang luas, nan mewah tersebut terlihat hening. Gabriel duduk di kursi dengan memegang tangan Grazella. Pria itu mengecup tangan sang istri dengan lembut.Mata Gabriel terus melihat ke arah perut sangat istri. Lagi-lagi buliran bening keluar dari sana. Dia merasa menjadi suami paling tidak berguna.Lenguhan Grazella membuat pria itu, langsung menghapus kasar wajahnya.Gabriel menetralkan wajahnya, dan tersenyum lebar menyambut kesadaran sang istri."Hey, Sayang," sapa Gabriel. Grazella ikut tersenyum, dia berusaha untuk bangun."No, kamu harus banyak istirahat," tolak Gabriel. Namun gadis itu menggeleng, ia tetap memaksa untuk duduk. Gabriel pun membantu Grazella untuk duduk."Mau sesuatu?" tawarnya."H–haus," jawab sang gadis lemas.Dengan langkah seribu, Gabriel mengambil air minum yang berada di nakas samping brangkar."Mana yang sakit, h'm?" Gabriel mengusap lembut wajah istri kecilnya.Gadis itu menggeleng lemah. Dia melihat arah pandang suaminya, dan tersenyum lemb
Pria dengan wajah panik itu semakin kesal saat melihat jalanan yang macet, di depannya terdapat kecelakaan beruntun."Cepat cari jalan lain, Wil! Aku membayarmu bukan untuk bersantai!" seru Gabriel."Baik, Tuan" Wiliam yang tahu Gabriel sudah kesal pun memilih memutar arah dan mencari rute lain.Hingga beberapa menit kemudian mereka sampai di depan sebuah gedung kosong yang sudah sangat usang. Gabriel dengan cepat turun dari mobil itu."Tunggu, Riel! Mungkin mereka menjebakmu! Tunggu anak buahmu," saran Wiliam."Persetan dengan itu! Istriku sedang menunggu!" segahnya.Wiliam mengusap rambutnya kasar, dia terus menghubungi Jack, agar cepat sampai.Gabriel berlari bak kesetanan, langkahnya berhenti melihat mobil yang sangat ia kenali terparkir di sana, matanya sudah berkobar penuh kebencian."Dasar sial4n kau Selena! Akan kubunuh kau!" sumpahnya. Samar-samar dia mendengar tangisan histeris istrinya. Gabriel segera menuju ke
Setelah hampir sepekan Bibi Margaret cuti, akhirnya ia kembali ke mansion sang majikan. Wanita paruh baya itu menyerngitkan dahi melihat gerbang utama terbuka lebar, tidak biasanya.Bibi Margaret segera masuk, dia heran karena tidak melihat para penjaga."Kemana para penjaga?" gumamnya bingung.Sepanjang berjalan menuju mansion sangat sepi tidak ada penjaga seperti biasanya. Saat berada di halaman alangkah terkejutnya wanita itu melihat semua penjaga sudah tergeletak pingsan.Setelah mengingat sesuatu, matanya melotot sempurna."Nyonya!" Paruh baya itu berlari masuk ke mansion.Saat melewati dapur dia di buat melongo melihat para maid sudah pingsan. Dia langsung menuju lift dan mencari Grazella.Paruh baya itu menangis histeris, dia mengambil benda pipihnya dan mendial Jack, tangannya terlihat bergetar. • • •Pria itu menendang meja di depan dengan kerasnya. Seluruh orang yang berada di
Lima orang pegawai toko sudah mulai menyiapkan berbagai perlengkapan, dua wanita terlihat memasukan pakaian dan sepatu bayi di raknya. Sedangkan tiga laki-laki memasang kelambu dan lampu untuk mempercantik kamar itu.Mereka akan menyulap kamar yang sudah di kosongkan Gabriel menjadi 'Baby room' Grazella dan Sheryl hanya diam memandangi mereka semua yang bekerja.Grazella yang melihat album toko itu seketika berbinar."Apakah ini contoh modelnya?" tanya sang gadis dengan semangat."Iya, Nyonya. Tetapi Anda tenang saja, karena Tuan Gabriel sudah memilihnya," jelas salah satu pegawai itu."Huh?" Grazella sedikit terkejut, pegawai itu tersenyum dan melanjutkan perkataannya."Anda sangat beruntung Nyonya, sedari pagi Tuan sudah menyuruh toko kami untuk buka, dan hampir 4 jam Tuan Gabriel memilih sendiri design–nya,""Tuan Gabriel tidak ingin membuat Nyonya lelah," sambung pegawai itu."Apa kau sangat menantikan keha
Saat Gabriel menghis4p dengan kuat semangka Grazella, dia merasakan sesuatu yang sangat familiar di lidahnya."J–jadi itu semua benar," batinnya dengan wajah penuh kebingungan. Gabriel menatap wajah Grazella yang sudah mendongak ke atas dengan mata tertutup."5hit! Kenapa wajahnya sangat s3ksi!" Batinnya menggeram kesal."Baby, apa benar itu 4si milikmu?" Tubuh Grazella langsung mematung, wajahnya sudah pucat pasi."K–kenapa? Apa kamu jijik?" tanya Grazella. Gadis itu terlihat sedikit kecewa dengan hal itu."No! Aku sangat menyukainya," ungkap Gabriel. Gadis itu hanya diam, dia masih syok kenapa bisa suaminya tahu."Kamu tau dari mana?""Tidak penting, sejak kapan kamu melakukan itu?" Grazella kebingungan dengan pertanyaan sang empu."Menukar itu dengan milikmu?" Grazella menggaruk tengkuknya."Sejak aku berusa kabur," jawab sang gadis. "Mulai sekarang jangan pernah kamu lakukan itu lagi," per
Grazella menatap datar pada wanita di depannya. Selena yang mendapatkan tatapan itu tersenyum puas."Kamu tau? Bahkan kami pernah s3ks di ruang ganti, karena dia selalu mengingink4n tubuhku," ucapnya bangga. Selena tersenyum lebar.Grazella berusaha untuk tenang, meskipun dadanya sangat sakit mendengar hal itu. Tidak bisa di pungkiri dia sangat marah mengetahui suaminya masih saja bersama wanita lain.Gadis itu tidak tahu, kalau Selena dan Gabriel sudah tidak berhubungan, dan pertunangan itu sudah batal."Ya ... mungkin Suamiku memang b4jingan. Dia banyak melakukan s3ks di luaran sana. But it's ok, dia sudah berjanji hanya tubuhku yang akan dia nikmati, jadi apa yang harus aku takutkan?" jelas Grazella yakin."Sekarang aku Istrinya, dan Nyonya satu satunya di mansion ini. Aku juga diterima baik oleh Keluarganya. Jadi aku tidak perduli Suamiku dengan wanita lain, yang penting statusku sah menjadi Istrinya dan bukan hanya sebagai pemuas naf
Sepasang sejoli sedang berjalan di koridor rumah sakit, yang di ikuti oleh beberapa pria berbadan kekar menggunakan pakaian serba hitam. Gabriel dan Grazella berhenti kala melihat Lucas yang sudah menunggu di depan ruangan."Hey, Grazella. Akhirnya kita bisa bertemu lagi," sapa pria dengan jubah putih itu"Halo, Lucas. Bagaimana kabarmu?" jawab Grazella. Dia menjabat tangan Lucas yang sudah menyapanya."Seperti yang kau lihat, sangat baik," balas Lucas dengan tertawa."Sudah, cukup. Dan kamu, Baby. Jangan kecentilan! Dia adalah sepupuku, dan untukmu, Lucas, kita periksa Anakku sekarang!" perintahnya datar. Gabriel mengusap tangan Grazella dengan kasar, dia tidak ikhlas gadisnya di sentuh oleh pria lain. Gadis itu langsung menatap tajam ke arah sang suami."Baiklah, ayo aku antar kalian ke bagian obgyn." Lucas segera mengantar mereka ke salah satu dokter terbaik di rumah sakitnya. Mereka segera menuju ruang dokter obgyn."Ini dokter Chatrine, dia yang akan memeriksa Istrimu," jelas
Sinar pagi sudah menjalankan tugasnya. Terlihat wanita dengan surai panjang coklat sedang tidur dengan nyenyak.Seseorang dengan pakaian maid sudah siap melakukan tugasnya. Dia membersihkan kamar mandi dan merapikan meja rias sang Nyonya. Suara berisik itu membuat Grazella terbangun.Grazella mengusap matanya yang perlahan terbuka. Dia kebingungan melihat maid tersebut, dari belakang dia bukanlah Emma ataupun Bibi Margaret. Karena maid yang di ijinkan masuk hanyalah mereka berdua."K–kamu siapa?" tanya Grazella langsung. Sang empu yang merasa di panggil segera membalikan tubuhnya dan menghampiri Grazella."Anda sudah bangun, Nyonya?" balas Maid tersebut. Mata Grazella membulat sempurna mendengar suara itu."S–Sheryl?" Maid itu mengangguk."Pagi Nyonya. Maaf saya terlambat, tapi perkenankan saya mengucapkan ini,""Selamat atas pernikahan Nyonya dan Tuan. Semoga kalian bisa bersama sampai akhir hayat, dan juga selamat atas kehamilan Nyonya, saya sangat bahagia mendengar semua itu Nyonya.
Di mansion mewah itu terlihat sangat kacau, semua barang yang ada di ruang tamu itu sudah berantakan tak berbentuk."Brengs3k! Karenamu saham di perusahaan itu semakin turun! Bahkan semuanya sudah menjual saham mereka, mana janjimu yang akan mengembalikan semuanya,Selena! Dasar j4lang!" seru paruh baya tersebut.Tangan kekarnya melayangkan tamparan pada wajah cantik putrinya. Gadis bernama Selena itu menjerit memohon ampun pada sang ayah. "Ampun, Dad. Aku janji akan membuat Gabriel kembali padaku," sumpah sang gadis."Kalau dengan cara lembut tidak bisa, aku akan melakukannya dengan paksa! Aku akan membuat Gabriel kembali mendukung perusahaan itu, Dad!" seru Selena."Bagaimana caranya! Sekarang saja aku dengar dia sudah punya kekasih baru. Ck. Dimana peranmu sebagai tunangannya Selena! Apa kau hanya di anggap seorang j4lang untuknya!" cecar paruh baya itu."Sial4n! Harusnya dulu aku benar-benar membunuh gadis itu!" se