Namun perutnya yang besar yang menekan tubuh Dario membuatnya tidak nyaman.“Tunggu dulu. Sayang mengapa kamu terasa bulat? Apa kamu memasukkan bola ke perutmu? ”Perasaan haru Aria hancur sekejap karena komentar pria itu. dia melepaskan pelukannya dari tubuh Dario dan memukul lengannya kesal.“Kamu yang bulat! Perutmu yang penuh bola!” serunya marah sangat tersinggung.Ibu hamil paling sensitif, apalagi wanita yang tidak suka yang dikomentari seolah tubuh mereka.“Aduh, sayang, aku masih sakit ....” keluh Dario mengusap lengannya. Dia terlihat sangat kurus, sangat jauh berbeda dengan dirinya yang kekar dan berotot.Amarah Aria seketika menghilang secepat debu terbang.“Apa aku menyakitimu? Di mana yang sakit?” Dia bertanya cemas mengelus lengan kurus Dario. melihat tangannya hanya tinggal dagun dan tulang membuatnya sedih.Matanya berkaca-kaca.“Lihat kamu sangat kurus begini ....”Dario tersenyum mencubit hidung mungilnya lalu melirik ke bawah perutnya. Wajah terkejut melihat perut
Aria mengerjap mendengar kata-kata Dario, lalu marah mengomeli Dario.“Lalu kenapa? Jika aku tidak mengatakan itu, apakah kamu akan bangun?” Dia melipat tangannya di depan dada balik memelototi Dario.Dario menariknya duduk di pangkuannya dan mengelus pipinya.“Istriku, mana aku mungkin aku akan membiarkanmu menikah dengan pria lain. Karena itulah aku di sini, membuka mata di depanmu. Apa kamu masih ingin mencari pria lain?”“Istri apa? Kamu bahkan belum melamarku,” gerutunya cemberut lalu mengelus perutnya.“Liat perbuatanmu, setelah membuatku hamil, kamu tidak segera melamarku dan membuatku menderita ejekan. Kamu harus bertanggung jawab!” dengusnya mengerucutkan bibirnya.Dario menunduk menatap perut buncit Aria yang hamil tujuh bulan. Dia mengelus perutnya, ekspresinya berubah lembut.Dia merasa bersalah tidak menyaksikan awal kehamilan Aria dan bagaimana perkembangan anaknya.Mengapa dia selalu ditakdirkan tidak menyaksikan pertumbuhan anak-anaknya?“Maaf, maaf sudah membuatmu men
Tangis Aria teredam dalam ciumannya. Dia memejamkan matanya dan membalas ciuman Dario.Mereka berciuman selama beberapa saat untuk melepaskan kerinduan mereka satu sama lain.Dario melepaskan bibirnya dan menatap wajah merah Aria sambil tersenyum.“Sudah tenang?” Dia menjawil hidung mungil Aria.Wajah Aria merah tersipu.“Apaan sih ....” Dia mengerucutkan bibirnya cemberut.Namun senyum mekar di wajahnya yang cantik. Dario tersenyum dan menunduk menatap perut buncit Aris.Dia menyandarkan pipinya di perut Aria untuk merasakan pergerakan bayi mereka di dalam perutnya.“Apa dia akan menendang lagi?” Dia mendongak menatap Aria dengan ekspresi ingin tahu.Aria tersenyum geli mengelus rambutnya.“Jika kamu bicara padanya, dia akan merespons dengan tendangan.”“Benarkah? Baiklah kalau begitu.” Dario terdiam sesaat dengan ekspresi serius tampak sedang memikirkan sesuatu untuk diucapkan.“Halo nak, aku ayahmu—“Dia berhenti merasakan tendangan lembut.Aria tersentak dan meringis merasakan te
Beberapa hari kemudian, Aria mengambil cuti hamil dari pekerjaannya dan sekaligus menemani Dario melakukan terapi karena dia koma selama tujuh bulan, tubuhnya lemah dan harus beradaptasi.Beberapa kenalan dan kerabat keluarga Clark datang melihat kondisinya. Mereka datang namun diusir oleh Dario. Dario tidak menyukai kebisingan dan tidak mengusir mereka.Haris bolak-balik rumah sakit untuk memberi laporan tentang manajemen perusahaan selama tujuh bulan saat Dario masih koma.Saat ini di kamar rawat VIP, Dario memeriksa dengan teliti hasil laporan Haris tentang perkembangan perusahaan dan kinerja Noah selama menggantikannya.Ketika pertama kali mendengar bahwa adik tirinya yang menggantikannya, raut wajahnya cemberut gelap. Namun setelah melihat hasil kinerja Noah dan tidak ada korupsi, atau tindakan kotor di belakang layar Clara yang memanfaat putranya, barulah dia rileks. Namun tetap saja, Dario tidak senang.“Meski pekerjaannya bersih. Dia masih pemula dan lambat, ada beberapa kesal
“Meski Clara tidak baik, putranya jauh lebih baik darinya. Aku sungguh kagum Noah tumbuh tanpa mengikuti sifat ibunya atau pun Tuan Kyle. Bukankah dia luar biasa?” Dia menatap Dario sambil tersenyum meraih tangannya. Dia bangun dan duduk di sebelahnya.Dario bergeser memberinya ruang dan memeluk pinggangnya.“Ayolah, meski kamu tidak menyukainya, setidaknya bersikap baiklah dan jangan mendorongnya menjauh.”Dario menatapnya dengan mata menyipit.“Apa yang sudah dia lakukan sampai kamu menilainya begitu tinggi. Hubungan kalian begitu dekat saat aku koma?” katanya sedikit cemburu.Aria mencubit pinggangnya.“Jangan berpikir aneh-aneh. Jika bukan karena Noah yang membantuku, apa menurutmu aku bisa mengurus tiga perusahaan sekaligus dan tekanan para kerabat kamu dalam keadaan hamil selama tujuh bulan sementara kamu koma? kamu sangat tidak tahu bersyukur,” omelnya.Dario meringis merasakan cubitan Aria di pinggangnya bikin ngilu.“Maaf, maaf, ini salahku,” gumamnya agak pelan.“Kamu harus
Noah sesaat tertegun.“Apa kamu serius?” Dia bertanya dengan hati-hati.Wajah Dario tetap tanpa ekspresi.“Aku akan terlihat jahat jika membuangmu setelah semua usahamu membantu meringankan beban Aria. Memberimu posisi manager general cukup bagus untukmu. Itu juga ... pengakuanku padamu.” Dia membuang muka pada kalimat terakhirnya.Aria tersenyum mendengar kata-katanya.Akhirnya Dario bisa mengakui Noah.Noah membeku sesaat sebelum kemudian tersenyum. Cukup lebar untuk mengungkap bahwa dia senang dengan pengakuan saudara laki-laki yang dikaguminya.“Terima kasih kak, aku sangat menghargainya. Tapi ....” Dia berhenti sejenak menatap Aria dan Dario dengan tatapan ragu-ragu.“Tapi apa? Kamu tidak suka dengan posisi general manager?” Dario bertanya dengan mata menyipit.Aria mencubit lengannya dan menatapnya dengan tatapan peringatan.Dia mengapa dia begitu berpikiran negatif?Noah menggelengkan kepalanya agak cemas, takut Dario marah.“Bukan ... bukan seperti itu. Aku menghargai posisi g
Dia menghela napas dan tersenyum.“Baiklah, itu cukup bagus menjadi pamain basket. Dixon sangat menyukai tim basketmu.”Mereka kemudian mengobrol selama setengah jam. Lebih tepatnya Aria dan Noah yang mengobrol. Sementara Dario memakan buah-buahan yang dipotong Aria.Dia tidak terlihat membenci Noah atau cepat-cepat mengusirnya pergi cukup menunjukkan penerimaannya pada adik tirinya. Aria senang dengan perubahan sikap Dario pada Noah.Setelah Noah pergi, Aria duduk di sebelahnya memeluknya.“Lihat, Noah tidak seburuk itu, kan?” Godanya menggelitik pinggang Dario.Dario melingkari bahunya menariknya dalam pelukannya dan menatapnya dengan mata menyipit.“Mengapa kamu begitu antusias dengan hubunganku dan Noah?”“Karena aku melihatmu kesepian.”“Kesepian?” dario mendengus mencubit dagu Aria.“dengan adanya kamu di sisiku, apa aku masih terlihat kesepian?” ujarnya dengan ekspresi geli mengecup bibir mungil Aria.Aria menggelengkan kepalanya dan mendorong wajahnya.“Bukan, bukan seperti i
Lewat satu bulan, Dario akhirnya keluar dari rumah sakit. Seperti yang dijanjikannya pada Aria untuk menjemput anak-anak mereka dan mengunjungi keluarga Garrett untuk meminta restu menikahi Aria, Dario memesan tiket ke Meksiko setelah mengurus sisa pekerjaannya.Aria bergerak tidak nyaman di tempat duduk dalam kabin kelas kelas bisnis.Ini kedua kalinya dia meninggalkan Capital.Pertama kali dia meninggalkan Capital untuk menghindari pengejaran Dario dan datang ke keluarga Garrett. Sekarang dia bepergian dengan pria yang dulu dihindari dan pergi ke keluarga Garrett untuk memperkenalkannya sebagai calon suami dan meminta restu keluarganya.Betapa aneh dan lucu situasinya saat ini. Dia tidak yakin keluarga Garrett akan menerimanya situasi ini dia pulang dengan Dario mengingat keluarganya sudah tahu bagaimana masa lalunya dengan pria itu.Perasaan jadi semakin gelisah hanya dengan memikirkannya saja.Dia belum memberitahu keluarganya akan datang berkunjung bersama Dario, dan mereka tidak