Dario mengatupkan bibirnya dengan ekspresi dingin di wajahnya.“Kamu tidak seharusnya di sini,” desisnya mengancam.Kevin masih tersenyum, terlihat lebih ramah dari sebelumnya.“Mengapa? Memangnya kamu siapanya Aria? Suaminya?” balasnya mencemooh.“Siapa yang kamu bilang? Dia bukan suamiku. Aku tidak pernah menikah.” Aria memasuki ruang tamu dengan ekspresi tenang menatap kedua pria yang saling bersitegang.Dario menatapnya dengan ekspresi tidak senang.“Mengapa dia ada di sini?” desisnya menuntut.“Aku yang mengizinkannya masuk.”“Kamu seharusnya tidak membiarkannya masuk dan berinteraksi dengan anak-anak,” desis Dario menahan amarahnya.“Suruh dia pergi dari rumah ini.”Aria mengernyit menatapnya marah.“Ini rumahku dan Kevin adalah temanku. Urusan aku untuk membiarkannya masuk dan berinteraksi dengan anak-anak.”“Aku ayah Delin dan Dixon. Aku tidak suka pria lain dekat dengan anak-anakku. Apa yang mereka pikirkan melihat ibunya dengan pria yang bukan suaminya.”Aria menyipit menata
Seth memperhatikan ketegangan di antara ketiga orang dewasa di ruang tamu.“Apa yang terjadi di sini?” Dia tersenyum ramah menatap Dario dan seorang pria tak dikenal.Ketiga orang dewasa tidak ada yang menjawab pertanyaannya.“Paman Seth!” Dixon berlari menghampiri Seth dan menggenggam kain celananya.“Syukurlah Paman datang. Dua pria itu hampir bertengkar. Mereka menakuti Delin,” ujarnya dengan ekspresi tidak suka.“Oh, begitu?” Seth mengalihkan perhatiannya pada Kevin dengan ekspresi menilai.Kevin balas menatapnya dengan tatapan menilai. Sejujurnya dia cukup terkejut ada pria lain yang dekat dengan Aria, bahkan masuk ke rumahnya seolah dia sudah sering datang.Siapa dia? Apa hubungannya dengan Aria?“Aria, aku tidak tahu kamu punya tamu. Siapa dia? Ini pertama kalinya aku melihatnya” tanya Seth pada Aria sambil tersenyum tanpa melepaskan pandangannya dari Kevin.Aria bergerak tidak nyaman. Identitas Kevin agak spesial sebagai mantan tunangannya.“Dia teman lamaku. Kevin Derrick. Ke
“Tapi kamu jelas sedang bertengkar dengan Dario sebelum aku datang.”“Aku tidak bisa mengendalikan kemarahanku padanya,” balas Aria menggerutu.“Kamu seharusnya dia membiarkan mereka masuk.”“Apa yang kalian lakukan dengan berbisik-bisik dan mengabaikan tamu di sini,” kata Dario tidak senang melihat mereka begitu dekat saling berbisik.Aria cepat mengalihkan pandangannya dan merasa pusing melihat ruang tamunya agak ramai.Tiga pria yang tidak diharapkannya berkumpul dengan saling bermusuhan membuat situasinya jadi canggung. Dia berharap bisa mengusir mereka dan tidak akan menerima lagi mereka bertamu.“Nyonya, makan siang sudah siap.” Seorang pelayan keluar dari dapur menyelamatkan Aria dari situasi canggung.“Ah, baiklah,” kata Aria tersenyum lega.Seth menatap kedua pria lain dengan senyum palsu yang dingin.“Kenapa kalian tidak pergi? Jangan bilang kalian ingin makan siang di sini?”Jika kalian cukup peka, enyalah dari sini.“Kamu berkata seolah Tuan rumah,” balas Dario sinis.“Ari
“Terima kasih untuk makan siang ini Aria,” ujar Kevin ketika Aria mengantarnya keluar.Aria mengangguk dengan senyum sopan.“Jangan lupa untuk datang pesta keluargaku beberapa hari lagi.”“Ya, aku akan ingat.”“Aku berharap pesta keluargamu tidak akan kacau seperti pesta pertunanganmu dulu.” Dario muncul dari belakang Aria dan mencemooh.Kevin menatapnya kesal.Aria meliriknya tajam.“Tuan Clark, jika kamu ingin datang mengunjungi Delin tolong beritahu aku dan aku akan mengantar Delin padamu. Aku harap kamu tidak menerobos masuk ke rumahku lagi.”Setelah mengatakan itu dia berbalik masuk ke dalam rumahnya, melewati Seth bersandar di samping pintu dengan menyilang di depan dada.Hanya tiga pria dewasa di luar pintu saling menatap dengan tatapan tajam. Tidak ada yang beranjak meninggalkan rumah Aria.“Kapan kalian akan pergi?” Seth berkata bosan melihat kedua pria itu belum meninggalkan rumah Aria.“Bagaimana denganmu, mengapa kamu tidak pergi?” Mata Dario menyipit menatapnya tajam.Set
Hotel Beach, pukul tujuh malam.Di aula pesta tempat pesta perayaan keluarga Derrick, Aria memasuki aula dengan tangan menggandeng lengan Seth.Aula tampak ramai dihadiri oleh para tamu dari berbagai eselon kelas atas dan selebriti papan atas. Meski keluarga Derrick tidak setenar Clark dan Jones, keluarga Derrick masih memiliki posisi khusus di masyarakat kelas atas.Aria mengamati ke sekeliling.Aula pesta sangat luas dan bersinar terang benderang memperlihat kemewahan. Pemusik mengadakan pertunjukan langsung di atas panggung marmer hitam. Alunan musik klasik bergema terdengar merdu. Para tamu mengenakan tuxedo dan gaun formal, berbicara dengan sopan dan lembut dengan gelas wine di tangan. Semua itu menggambarkan pemandangan klasik dari masyarakat kelas atas.Meski bukan pertama kali Aria datang ke pesta, dia tetap gugup karena ini pertama kali dia bersosialisasi untuk menjalin relasi bisnis.Beberapa tamu menatap Aria penasaran, terutama pria tampan di sebelahnya yang pertama kali m
William mengalihkan pandangannya dan baru menyadari keberadaan Aria. Dia mengernyit menatap dengan heran.“Kamu ... Aria Crowen?” katanya ragu-ragu menatap wanita dewasa di depannya. “Tuan William, apa kabar?” Aria bertanya sopan.Mulut William terbuka, menatap penampilannya dari atas ke bawah dengan tatapan terkejut.Benarkah wanita di depannya itu adalah Aria Crowen? Dia tampak berbeda dengan gadis lusuh yang direndahkan dari keluarga Crowen.“Kamu benar-benar Aria Crowen?” Dia bertanya memastikan sebelum kemudian raut wajah berubah merendahkan.Dia masih meremehkan Aria yang merupakan anak yatim yang dibuang dari keluarga Crowen. Hubungan buruk dengan Melissa menambah ketidaksukaan pada Aria. Ditambah keluarga Crowen yang diambang kebangkrutan menyebabkannya semakin meremehkan Aria.“Siapa yang mengizinkanmu masuk ke pesta ini? Keluarga kami tidak mengundangmu,” ujarnya mencemooh.“Kamu sama tidak tahu malu seperti Melissa Crowen dan Emily. Kami tidak mengizinkan keluarga Crowen m
Dia menatap putranya dengan ekspresi penuh harap dan bangga.“Baiklah. Kevin bicaralah dengan Tuan Muda Garrett dan Aria. Kalian harus memperbaiki hubungan kalian karena kesalahan di masa lalu. Minta maaflah jika kamu salah. Bagaimana pun kalian saling mencintai di masa lalu.”Suara Wiliam agak keras untuk bisa didengar Aria dan Seth.Wajah Kevin terlihat malu karena ucapan ayahnya.“Ayah pergilah, Tuan Brown sudah menunggumu,” desaknya sebelum William memperlakukan diri lebih jauh lagi.“Baiklah, sampai jumpa Tuan Muda,” Dia berpamitan pada Seth yang kemudian dibalas dengan senyum mencemooh.William berpura-pura tidak sadar dan berbalik meninggalkan mereka.“Ayahmu sangat luar biasa bermuka tebal. Kamu tidak mewariskan sifa ayahmu, kan?” kata Seth mengejek pada Kevin.Kevin memasang wajah datar. Dari ayahnya dia mengetahui identitas luar biasa Seth sebagai salah satu pengusaha dari perusahaan raksasa Garrett Group. Karena dia sepupu Aria, Kevin menemukan identitas sebenarnya Aria dan
Seth menatap punggung Kevin dan berdecak mengambil sampanye dari seorang pelayan yang lewat.Dari ujung mata dia melihat Dario memasuki aula pesta sendirian. Pria itu menatap ke sekeliling tampak mencari seseorang. Ekspresi wajahnya tak kalah gelap dari Seth melihat Aria menggandeng lengan Kevin berkeliling menyapa para tamu penting.....Kevin memperkenalkan Aria pada relasi bisnisnya dan bertukar kartu nama.Aria membuka identitasnya bukan sebagai Nona Muda Garrett, tapi sebagai Miss Quinzy, perancang perhiasan yang sudah terkenal di luar negeri, mengundang kekaguman dari relasi bisnis Kevin. Mereka memuji gaun dan perhiasan yang dikenakan Aria.Ini pertama kali Aria terlibat dalam percakapan bisnis dengan pengusaha dan dia sangat gugup. Di masa lalu dia tidak terlalu memusingkan ini karena Seth yang menyediakan sumber saya investor. Kevin banyak membantunya beradaptasi membuatnya mendapat banyak kartu nama dari beberapa pengusaha yang ingin menjalin kerja sama dengannya.“Miss Qui