Melissa mengibaskan rambutnya dengan ekspresi sinis.“Aku hanya menduga. Siapa pun akan terpikirkan seperti itu mengingat dulu dia begitu miskin bahkan tidak bisa membeli gaun pesta. Dia bahkan tidak melanjutkan kuliahnya.”“ Kita tidak tahu dari mana dia mendapat uang sebanyak itu untuk membuat brand perhiasan terkenal. Apalagi dengan usianya yang begitu muda,” ujarnya menyeringai sinis pada Aria.Kevin ingin menjawab bahwa Aria memiliki dukungan Garrett namun Aria memotongnya.Aria menatapnya datar sebelum kemudian tersenyum.“Ada banyak cara untuk mendapatkan uang, misalkan pinjaman bank dan lain-lain. Ada pun bagaimana bisa menjadi terkenal tergantung bagaimana kamu mengelola usahamu. Tidak semua orang berpikiran picik sepertimu yang hanya tahu menjual tubuh sepanjang hari untuk mendapat uang instan.” Aria tersenyum sebelum melanjutkan kalimatnya dengan tajam.“Kecuali kamu memiliki pengalaman sendiri menjual tubuh untuk mendapat uang?”Wajah Melissa berubah pucat mendengar kalima
“Benar. Nona Crowen tidak pernah bercermin pada masa lalunya sendiri sebelum mengumbar masa lalu orang lain. Kupikir tujuh tahun akan mengubahmu, ternyata kamu tetap sama kotor seperti masa lalumu,” ujarnya Kevin menimpali dengan penuh dendam, tidak memedulikan akan menyinggung Tuan Muda Jones yang mendengar percakapan mereka.Karena tipuan Melissa dia kehilangan wanita yang dicintai. Dia benci wanita manipulatif seperti Melissa. Dia berharap Carter sadar sebelum menikahi wanita manipulatif itu.Melissa tidak bisa berkata-kata mendengar penghinaan Aria dan Kevin. dia menggertak gigi penuh kebencian dalam hati.Dia memasang wajah pura-pura sedih dan meraih lengan Carter.“Carter, mereka menggertakku ... aku bukan wanita seperti itu.”Carter menatap mereka bertiga dengan ekspresi tenang. Dia menarik lengannya dari Melissa.“Aku penasaran bagaimana kalian bertiga saling mengenal. Melissa, bagaimana kamu bisa mengenal Miss Quinzy, bahkan tahu masa lalunya?”Melissa tergagap-gagap. Carter
Dia menatap Melissa tajam.“Kamu mungkin berpikir Aria adalah saudaramu. Tapi dia adalah Miss Quinzy pencipta brand perhiasan Ms. Quinzy yang terkenal. Dia memiliki perusahaan yang lebih baik dari perusahaan Quin. Kamu bukan Miss Quinzy, jangan berpikir bisa menyinggung semua orang.” Dia menatap Melissa dengan tatapan kecewa.“Kamu dan Miss Quinzy bersaudara, tapi Miss Quinzy lebih bermartabat dari pada kamu. kamu sungguh mengecewakan aku.”Setelah mengatakan itu dia meninggalkan Melissa.Melissa mengepalkan tangannya erat. Hatinya berdarah dengan kebencian dan kemarahan mendengar kata-kata tunangannya.Mengapa semua orang lebih menyukai Aria?!Dia paling benci dibanding-bandingkan dengan Aria.Aria lebih bermartabat daripada aku? Melissa mendengus dingin.Akan kubuktikan dia hanya seorang pelacur!Dengan hati mendidih penuh amarah, Melissa mencari ibunya yang berbincang dengan Nyonya Jones.Jones memasang tampang angkuh mendengar kalimat menjilat Emily.“Nyonya Jones, kulitmu sangat
Tuan Brown menjauh dari istrinya yang gemuk dan menepi di sudut ruangan.Dia merasa gerah dan jengkel beberapa rekan bisnisnya mengejeknya budak istrinya yang mengerikan serta memanjat status keluarga istrinya demi menjadi pengusaha JK Group.Ini penghinaan bagi harga dirinya. Meski Tuan Brown sering mendengarnya selama dua puluh tahun, dia tidak bisa menahannya lagi. Masa mudanya dihabiskan untuk melayani istrinya yang gemuk dan mengerikan.Dia merindukan seorang wanita muda yang cantik dan menggairahkan untuk menggantikan istrinya yang mengerikan.Tuan Brown melonggarkan kerah kemejanya dan mengambil gelas sampanye dari seorang pelayan yang lewat.Dia meneguk dalam sekali teguk untuk melampiaskan kejengkelannya. Untunglah tidak ada yang memperhatikannya dan istrinya tidak mencari membuat Tuan Brown merasa bebas saat sendirian.Saat dia menyambil sampanye lagi dari seorang pelayan dan memandang ke sekeliling aula, mengamati para tamu pesta.Seorang wanita bertumbuh sintal dengan gaun
“Tentu saja urusanku karena aku ayah si kembar. Aku tidak suka ibu dari anak-anakku berdansa dengan pria lain. Anak-anak tidak akan suka,” desis Dario cemberut.Aria mendengus.“Jangan menggunakan anak-anak untuk mengaturku.”Dario berbalik menghadapnya dan meraih bahunya.“Apa sebenarnya kamu ingin dekat dengan Kevin Derrick?” “Aku dan Kevin ada urusan bisnis, mengapa suka mencampuri urusanku.” Aria menepis tangan Dario dari bahunya. “Apa kamu lupa bagaimana perlakuannya padamu dulu? Dan kamu masih membiarkannya terus mendekatimu,” kata Dario menuntut.“Ya, dan aku memaafkannya karena dia tahu bagaimana meminta maaf. Tidak seperti seseorang bahkan tidak pernah meminta maaf ataupun merasa bersalah.” Aria menatapnya dingin dan berjalan meninggalkannya.Baru setengah jalan dia tiba-tiba merasa pusing dan langkahnya menjadi goyah hampir jatuh. Seorang pelayan menabraknya dan membuat gelas Wine tumpah di gaunnya.“Maafkan aku Nona!” Pelayan itu meminta maaf dengan panik melihat gaun bir
“Melissa? Kalian juga membiusku dengan obat perangsang?!” Dia mendesis marah saat diseret dengan cepat di lorong kamar hotel.Tenaganya melemah akibat obat perangsang hingga tidak bisa melawan pelayan itu.“Benar,” kata pelayan itu sebelum tersenyum melepaskan Aria.“Kita sudah sampai.”Mereka berhenti di depan pintu kamar hotel nomor A 1845.Meski Aria dibius dengan obat perangsang, dia tidak mabuk dan pikirannya masih sedikit jernih.Telinga cukup tajam untuk mendengar suara aneh dari dalam. Seperti suara terengah-engah seorang pria.“Apa yang kamu lakukan membawaku ke sini?” dia berkata waspada dan berjalan mundur menjauhi kamar itu.Punggungnya menabrak seseorang di belakangnya.“Nona Melissa, saya sudah melaksanakan perintah Anda,” kata pelayan itu berbicara dengan orang di belakang Aria.“Saya permisi.” Pelayan itu dengan cepat pergi meninggalkan mereka.Aria cepat berbalik dan menyipit marah.“Melissa, ini semua perbuatanmu?” desisnya menahan amarah.Di depannya sosok Melissa m
Teriakan dan geraman buas dari dalam terdengar teredam di balik pintu tertutup.Kaki Aria melemas dan dia jatuh ke lantai. Tubuhnya gemetar. Dia memegang kepalanya yang pusing. Panas di tubuhnya naik drastis.Desahan suara berat dari dalam kamar hotelnya membuatnya merinding dan merindukan sebuah sentuhan pria di tubuhnya.Napas Aria terengah-engah. Tangannya tanpa sadar bergerak mengusap payudaranya. Putingnya mengeras dari balik gaunnya.“Tidak ....” Aria terengah-engah sambil menggelengkan kepalanya mencoba berpikir jernih.Dia berdiri dan meninggalkan kamar itu dengan langkah sempoyongan. Namun efek obat bius mulai tidak terkendali.Aria berhenti dan bersandar di dinding dengan terengah-engah. Wajahnya memerah padam. Tangannya mengusap gaunnya gerah. Dia ingin melepaskan gaunnya dari tubuhnya. Dia merasa sangat panas dan gerah.“Aria. Apa yang terjadi padamu?”Seseorang memanggil namanya dan menghentikan pikiran liar Aria untuk melepaskan gaunnya.Orang itu memegang bahu Aria tela
Dario menekan tubuh Aria ke atas tempat tidur. wanita itu terus mengerang dengan suara sensual yang membutakan akal sehatnya.Dario melepaskan cumbuannya di leher wanita itu dengan napas terengah-engah. Matanya berkabut nafsu memandang wanita di bawah tubuhnya.Rambutnya tersebar di seprei putih. Wajah Aria memerah dan berkeringat. Bibirnya bengkak dan memar akibat ciuman mereka beberapa saat yang lalu.Aria menatapnya dengan mata berkaca-kaca dengan nafsu yang sangat jelas di matanya.Dario merasakan kejantanannya mengeras hanya pandangan wanita itu.“Kamu sangat cantik,” bisiknya serak membelai pipi Aria.Aria mendesah menggosok pipinya ke telapak tangannya besar seperti anak kucing.“Sentuh aku ... kumohon ....” Dia meraih telapak tangan Dario di pipinya dan menggenggamnya untuk meremas payudaranya di balik gaun.Dario memandang telapak tangannya di payudara Aria namun tidak bergerak untuk meremasnya seperti permintaan wanita itu.Aria Kesadaran Aria sangat kabur. Panas di tubuhnya