“Melissa? Kalian juga membiusku dengan obat perangsang?!” Dia mendesis marah saat diseret dengan cepat di lorong kamar hotel.Tenaganya melemah akibat obat perangsang hingga tidak bisa melawan pelayan itu.“Benar,” kata pelayan itu sebelum tersenyum melepaskan Aria.“Kita sudah sampai.”Mereka berhenti di depan pintu kamar hotel nomor A 1845.Meski Aria dibius dengan obat perangsang, dia tidak mabuk dan pikirannya masih sedikit jernih.Telinga cukup tajam untuk mendengar suara aneh dari dalam. Seperti suara terengah-engah seorang pria.“Apa yang kamu lakukan membawaku ke sini?” dia berkata waspada dan berjalan mundur menjauhi kamar itu.Punggungnya menabrak seseorang di belakangnya.“Nona Melissa, saya sudah melaksanakan perintah Anda,” kata pelayan itu berbicara dengan orang di belakang Aria.“Saya permisi.” Pelayan itu dengan cepat pergi meninggalkan mereka.Aria cepat berbalik dan menyipit marah.“Melissa, ini semua perbuatanmu?” desisnya menahan amarah.Di depannya sosok Melissa m
Teriakan dan geraman buas dari dalam terdengar teredam di balik pintu tertutup.Kaki Aria melemas dan dia jatuh ke lantai. Tubuhnya gemetar. Dia memegang kepalanya yang pusing. Panas di tubuhnya naik drastis.Desahan suara berat dari dalam kamar hotelnya membuatnya merinding dan merindukan sebuah sentuhan pria di tubuhnya.Napas Aria terengah-engah. Tangannya tanpa sadar bergerak mengusap payudaranya. Putingnya mengeras dari balik gaunnya.“Tidak ....” Aria terengah-engah sambil menggelengkan kepalanya mencoba berpikir jernih.Dia berdiri dan meninggalkan kamar itu dengan langkah sempoyongan. Namun efek obat bius mulai tidak terkendali.Aria berhenti dan bersandar di dinding dengan terengah-engah. Wajahnya memerah padam. Tangannya mengusap gaunnya gerah. Dia ingin melepaskan gaunnya dari tubuhnya. Dia merasa sangat panas dan gerah.“Aria. Apa yang terjadi padamu?”Seseorang memanggil namanya dan menghentikan pikiran liar Aria untuk melepaskan gaunnya.Orang itu memegang bahu Aria tela
Dario menekan tubuh Aria ke atas tempat tidur. wanita itu terus mengerang dengan suara sensual yang membutakan akal sehatnya.Dario melepaskan cumbuannya di leher wanita itu dengan napas terengah-engah. Matanya berkabut nafsu memandang wanita di bawah tubuhnya.Rambutnya tersebar di seprei putih. Wajah Aria memerah dan berkeringat. Bibirnya bengkak dan memar akibat ciuman mereka beberapa saat yang lalu.Aria menatapnya dengan mata berkaca-kaca dengan nafsu yang sangat jelas di matanya.Dario merasakan kejantanannya mengeras hanya pandangan wanita itu.“Kamu sangat cantik,” bisiknya serak membelai pipi Aria.Aria mendesah menggosok pipinya ke telapak tangannya besar seperti anak kucing.“Sentuh aku ... kumohon ....” Dia meraih telapak tangan Dario di pipinya dan menggenggamnya untuk meremas payudaranya di balik gaun.Dario memandang telapak tangannya di payudara Aria namun tidak bergerak untuk meremasnya seperti permintaan wanita itu.Aria Kesadaran Aria sangat kabur. Panas di tubuhnya
Setengah jam kemudian Aria tertidur lelap di tempat tidur.Sementara itu Dario masuk ke kamar mandi air dingin untuk meredakan ketegangan di tubuhnya.Selama beberapa saat dalam keheningan kamar, Aria perlahan membuka matanya. Dia mengerjap menatap kosong langit-langit kamar hotel.Dia memegang kepalanya dan mengerang merasakan kepalanya seperti dihantam palu godam. Dia perlahan bangun. Dia mengerang merasakan tubuhnya lengket dan kelelahan seolah dia habis melakukan lari maraton. Terutama bagian intimnya terasa lembap. Terasa sisa-sisa sensasi aneh di bagian intimnya yang membuat Aria memerah.Dia dengan cepat melirik ke bawah dan mendesah lega melihat gaunnya masih utuh. Namun celana dalamnya hilang entah ke mana dan bagian bawahnya terasa dingin.Otaknya perlahan memproses semua kejadian sebelum dia kehilangan akal sehatnya.Melissa dan Tuan Brown lalu ....Wajah Aria berubah dari merah ke pucat ketika ingatan saat dia melemparkan dirinya ke pelukannya Dario membanjiri kepalanya. d
Suasana menjadi hening di antara mereka. Aria masih di tempat tidur sementara Dario bersandar di meja dengan tangan menyilang di depan dada menatap wanita itu.“Apa yang terjadi padamu? Siapa yang membiusmu dengan obat perangsang?”Pertanyaan Dario mengingat apa yang diperbuat Melissa pada dirinya.“Melissa ....” Dia menggertakkan gigi marah.Jika rencana Melissa berhasil, dia akan berakhir dengan mengerikan dengan Tuan Brown.Namun nasibnya masih harus terjebak dengan obat perangsang dan pria yang sangat ingin dia jauhi.“Melissa Crowen? Tampaknya adik tirimu tidak bisa hidup dengan tenang barang sedikit pun. Selalu menargetkanmu untuk membalas kebenciannya,” komentar Dario melirik Aria.Dia mengingat laporan dari bawahannya yang diperintahkan untuk mengawasi Aria dan anak-anaknya selama dia tidak ada di Capital. Aria dan Melissa terlibat dengan perseteruan di mal dan mempermalukan Melissa dengan brutal.Aria tersenyum dingin.Sedari kecil Melissa selalu menggangungnya dan tidak akan
Di aula pesta, Emily mengamati para tamu pesta gelisah. Matanya terus melirik ponsel yang digenggamnya. Sudah saru jam, dia belum menerima kabar Melissa.“Nyonya Crowen, mengapa kamu begitu gelisah? Apa pesta keluargaku membuatmu tidak senang?” Seorang wanita paruh baya bertanya dengan nada sinis pada Emily.Dia adalah Kate, Nyonya Derrick sekaligus Ibu Kevin.Sejak terbongkar Melissa menjebak putranya, hubungan Kate dan Emily memburuk. Kedatangan Emily di pestanya membuat Kate tidak senang. Namun dia tidak bisa berbuat apa-apa Emily dijamin oleh Tuan Muda Carter.Para Nyonya di sekitar menoleh mendengar pertanyaan Nyonya Derrick dan menatap Emily yang sedari tadi diam.“Benar, Nyonya Crowen tidak biasanya kamu diam. Apa terjadi sesuatu?” Seorang Nyonya bertanya sok.Emily menegang kemudian tersenyum palsu.“Tidak, sedang menunggu panggilan putriku.”“Oh, Melissa? Aku tidak melihatnya di pesta. Ke mana dia pergi?” tanya salah satu Nyonya menatap ke sekeliling.“Tuan Muda Carter masih
“Kalian berbicara seolah putri kalian lebih baik daripada putriku. Bilang saja kalau kalian iri Melissa menikah dengan Tuan Muda Carter!” Dia menatap mereka galak sambil mengangkat dagunya angkuh.Para Nyonya mendengus.“Apa kamu pikir Melissa akan bertahan dengan kebencian Nyonya Jones? Ibu mana yang mau menerima calon menantu mandul. Putrimu itu pembaca kutukan!” desis Kate penuh kebencian.Putra satu-satunya juga diagnosis mandul. Dia menyalahkan semuanya pada Melissa.“Dia merusak reputasi Kevin dan menjebaknya dengan anak haram dari bajingan liar! Syukurlah dia mandul. Nyonya Jones akan membuatnya menderita karena mengakhiri garis keturunan keluarga Jones,” lanjutnya menatap Emily mengejek.“Apa kamu bilang beraninya kamu menyebut putriku pembawa kutukan!” Emily mengamuk hendak menyiram Kate dengan gelas sampanye di tangannya.“Coba saja kalau kamu berani! Ini pesta keluargaku dan aku bisa membuatmu diseret keluar dari sini! Bahkan Tuan Muda Jones tidak akan bisa membelamu,” desi
Emily berbinar dan amarahnya mereda. Dia mendengus memandang para Nyonya angkuh.“Aku akan mengingat wajah dan ejekan kalian hari ini. Ketika putriku menikah dengan Carter, aku akan membalas penghinaan kalian. Ingat itu!” Ancam Emily dan berbalik kesal meninggalkan mereka.Tunggu saja dia menjadi Ibu mertua Carter. Menantunya akan meningkatkan statusnya di lingkaran elite masyarakat kelas atas dan Melissa akan jadi Nyonya Muda Jones. Dia akan membantu membalaskan penghinaan para Nyonya sosialita dan Kate pada dirinya.“Jangan dengarkan apa yang dia katakan. Dia hanya menggertak. Siapa tahu Tuan Muda Carter akan membuang Melissa saat menyadari reputasi buruknya,” kata Kate menenangkan para Nyonya yang menjadi ragu setelah mendengar ancaman Melissa.“Benar, jika Tuan Muda Carter waras, dia akan membuang Melissa Crowen. Dia dan ibunya sama-sama tidak tahu malu.”“Lagi pula ada Nyonya Jones yang tidak akan membiarkan mereka berdua seenaknya menggunakan status keluarga Jones untuk menggert
Regina tersenyum melihat mereka selalu bertengkar. Seluruh anggota keluarga Clark berkumpul di kamar rawatnya untuk menyambut anggota baru keluarga Clark.Delin dan Aria menggoda bayi di pelukannya, sementara ayah mertuanya duduk santai di sofa mengupas apel.“Apa kamu sudah memikirkan anak untuk bayinya?” Aria bertanya dengan lembut menatap cucunya penuh cinta.Dixon dan Regina saling pandang tersenyum mengalihkan pandangannya pada Dario yang menyendiri di sofa.“Kami belum memikirkannya, tapi bagaimana kalau ayah yang memberi nama?” kata Regina.Dia mendengar dari Dixon ayah mertuanya tidak pernah membesarkan Dixon dan Delin sejak bayi. Dia bahkan tidak memberi mereka nama karena masalah hubungan orang dewasa. Dia bahkan tidak diberi kesempatan untuk menyaksikan pertumbuhan dan memberi nama bayi yang hilang setelah dilahirkan Aria.Suasana menjadi sunyi. Aria tersenyum menatap suaminya lembut.“Sayang, bagaimana menurutmu?”Dario kaku duduk di sofa dan menatap bayi di pelukan Regin
“Aku tahu sayang, aku tahu kamu kuat. Kita harus berjuang demi anak kita.”“Aku tidak memiliki anak lagi ....” Regina mendesis kesakitan meremas kuat tangan Dixon.“Iya, kita tidak akan memiliki anak lagi. Kamu sangat penting bagiku.” Dixon akan menyetujui apa pun yang minta Regina. dia mengusap wajahnya yang berkeringat memberinya kekuatan dan dukungan.Mereka cukup memiliki satu saja. Dia hanya membutuhkan Regina.“Nyonya, ayo dorong lagi. Kepala bayinya mulai kelihatan ....” Dokter yang menangani persalinan Regina memberitahu mereka.Dixon gembira dan mencium pipi istrinya.“Sayang, kamu dengar itu? Bayi kita akan segera keluar. Aku akan menemanimu di sini, ayo berjuang sayang dan mendengar tangisan bayi kita,” Dixon memberi istrinya semangat sambil melap keringat di wajahnya.“Nyonya Regina, mari ambil napas dalam-dalam sekarang. Bernapaslah, hembuskan dan dorong ,...” Dokter membimbingnya.Regina menarik napas dalam-dalam mengumpul tenaganya yang tersisa. Kehadiran Dixon di sisin
Delapan bulan kemudian, Regina di dorong ke ruang bersalin. Dia akan melahirkan sebelum perkiraan jatuh tempo. Seluruh anggota keluarga Clark sudah menunggu di depan ruang operasi dengan cemas, hanya satu orang yang kurang, yaitu Dixon.Teriakan Regina terdengar dari ruang bersalin hampir setengah jam. Aria berjalan bolak-balik di depan ruang bersalin cemas, sementara Dario menatap istrinya dengan tegang. Kedua pasangan itu sangat cemas. Aria mengkhawatirkan Aria sementara Dario tegang karena memikirkan insiden istrinya melahirkan anak mereka yang ketiga meninggal saat setelah dilahirkan.Dario yang biasa tenang mau tak mau menjadi gugup dan takut. Mereka sangat menantikan bayi lahir di keluarga Clark setelah dua puluhan tahun.“Delin, apa kamu sudah menghubungi Dixon?” Aria bertanya cemas karena belum juga melihat putra datang. Aria berjuang di dalam untuk melahirkan keturunan keluarga Clark, tapi sang suami tidak ada untuk menemaninya.“Tenang, Bu. Aku sudah memberitahu Dixon
Dixon memelototinya dan berkata dengan dingin. “Ibu tidak perlu repot. Aku akan sendiri akan melakukannya.”“Oh benarkah? Apa hatimu tidak sakit?” Delin terlihat tidak percaya.Regina juga menatapnya namun tidak mengatakan apa pun. Namun sorot matanya memiliki arti yang dengan ucapan Delin.“Aku bilang akan mengurusnya. Aku tidak ada hubungan apa pun lagi dengan Freya!” balas Dixon menggertakkan gigi.“Sudah cukup, jangan bertengkar.” Aria melerai pertengkaran putra putrinya.Dia meraih tangan Regina dan bertanya khawatir. “Regina, bagaimana keadaanmu? Apa kamu terluka?” Dia bertanya cemas dan menatap perut Regina.Dia mengingat Georgina mendorong Regina ke lantai. Regina mengandung cucu keluarga Clark dan takut dia mengalami keguguran.“Dixon, cepat bawa istrimu periksa ke dokter!” Aria panik. Bagaimana ini bayi keluarga Clark yang paling dinantikan.“Ibu, jangan khawatir, aku baik-baik saja.” Aria menenangkan ibu mertuanya. Dia tidak merasa perutnya sakit atau berdarah di area bawah
“Hari ini kamu menjambak Regina, aku akan membuat rambut Freya dicukur habis. Kamu menampar Regina, akan menampar Freya ratusan kali. Kamu mendorong dan menendang Regina, aku akan menyuruh sekelompok orang memukul Freya sampai babak belur!” Ini pertama kalinya Aria sangat marah dan sakit hati atas penderitaan Regina karena memiliki ibu berdarah dingin seperti Georgina mengingatkannya pada saat dia di keluarga Crowen.Karena Georgina adalah ibu kandungnya, Regina dipaksa diam oleh keadaan dan tidak bisa melawan Georgina saat ditindas.Raut wajah Georgina berubah pucat dan ketakutan.“Ka ... kamu! Kamu tidak bisa menyakiti Freya!” serunya marah dan panik.Aria tersenyum dingin mendekatinya dengan langkah mengancam.“Aku bisa melakukannya! Aku akan melakukannya sekarang!”Tubuh Aria mungil hingga bisa dibandingkan dengan tubuh Georgina yang tinggi dan montok. Namun Georgina yang gemetar ketakutan mundur.“Aku tidak akan mengganggu Regina lagi! Jadi jangan mengganggu Freya!” Georgina han
Tapi melihat bagaimana Georgina memperlakukan Regina sangat jahat, sikapnya pada Regina berubah dan dia membela kakak iparnya.Georgina mengangkat dagunya angkuh dan tidak takut menghadapi keluarga Clark. dia bukan suaminya yang menjilat keluarga Clark. Dia sudah tidak peduli lagi dengan Harion jika dia menyinggung keluarga Clark. suaminya hanya peduli dengan keluarga Hadley dan menjual putrinya. Dia memiliki simpanan di luar dan anak laki-laki yang dia sembunyikan.Maka dia tidak akan menjaga keluarga Hadley dan tidak takut menyinggung keluarga besannya yang kuat.“Memang begini cara kami mendisiplinkan anak-anak di keluarga Hadley yang berbuat salah. kalian orang luar tidak usah ikut campur!”“Oh, begitu. Terus kenapa kamu tidak membawa Freya ke sini dan mendisiplinkannya dengan cara yang sama karena dia sudah membuat masalah dan mempermalukan Dixon! Kudengar dia dirawat di rumah sakit, aku akan menyeretnya ke sini dan melihat bagaimana kamu akan mendisiplinkannya!” cibir Delin.R
“Aku sudah pernah di posisiku. Aku tidak peduli apa yang terjadi dengan Freya. Dia menjebak suamiku di kamar hotel dan masih ingin aku menyerahkan suamiku padanya? Dialah yang menyebabkan semua ini terjadi. Dia kawin lari dengan pria lain dan menyebabkan keluarga Hadley jatuh. Dia harus menanggung konsekuensinya,” ujarnya tersenyum dingin.“Ibu bahkan jika kamu memaksaku meninggalkan Dixon dan menyerahkan suamiku pada kakakku demi membayar jasa melahirkanku, keluarga Clark tidak akan sudi menikahi Freya.”“Tidak ada gunanya kamu membuat keributan di sini dan mempermalukan keluarga Hadley. Jika ayah mendengar ini, ayah tidak hanya berurusan denganmu, tapi juga Freya.”Georgina menggertakkan gigi tidak bisa membantah ucapan Regina. dia sangat tidak menyukai putri ini dan semakin membencinya karena dia tidak berperasaan pada Freya. Dia tidak pernah memberi keuntungan apa pun pada keluarga Hadley tetapi juga menghancurkan hidup Freya. dia sangat berdarah dingin pada saudara perempuannya
Apa yang terjadi pada Freya sampai Georgina bersikeras agar dia bercerai dengan Dixon dan memberikan suaminya pada kakaknya.“Ibu, kamu konyol dan menggelikan. Kenapa aku harus memberikan suamiku pada kakakku? Bahkan jika aku bercerai, memangnya ibu pikir bisa memaksa Dixon menikahi kakakku?” cibirnya mencela.“Ibu tidak peduli! Kamu harus bercerai dengan Dixon dan membuat Dixon menikahi Freya!” Georgina tetap ngotot.Regina tertawa dan ingin menangis. Hanya ibu kandungnya yang bisa melakukan hal yang paling tak tertahankan dan tidak masuk akal.“Bu, kamu sangat tidak waras dan konyol. Atas dasar apa aku harus memberikan suamiku pada kakakku?!”Georgina mengangkat tanyanya memukul wajah Regina.“Aku yang melahirkanmu dan membesarkanmu! Kamu harus menurutiku! Bahkan jika aku menyuruhmu mati, kamu harus mati!”Regina menggertakkan gigi merasa sangat perih di pipinya. Di banyak penonton, dia tidak bisa membalas Georgina seperti yang dia lakukan pada Freya.Dia mengepalkan tangannya menat
“Aku tidak tahu apa yang terjadi pada Freya. aku di rumah sakit untuk pemeriksaan!”“Pemeriksaan? Kamu akhirnya punya penyakit?!” Georgina berharap Regina benar-benar punya penyakit dan dicampakkan keluarga Clark agar putri sulungnya bisa menggantikan dia sebagai istri Dixon.Apa itu sesuatu yang dikatakan ibu kandung pada anaknya? Georgina terlalu tak berperasaan.Ekspresi Regina tidak bahagia. Dia tahu ibunya sangat bias dan tidak menyayanginya sebagai ibu kandung. Tapi sebagai ibu kandungnya, dia sangat tidak berperasaan mengharapkan Regina punya penyakit.Setelah lama tidak bertemu dengan ibunya, ketidaksukaan ibunya menjadi lebih parah dan dia terlihat sangat membenci Regina.“Aku tidak akan memberitahumu,” balas Regina dingin tidak ingin membagi momen bahagia kehamilannya dengan ibu kandungnya.Dia meraih map cokelat besar yang ditinggal Aria di atas meja dan ingin meninggalkan kantin menghindari perkelahian dengan Georgina di depan banyak orang.“Siapa yang mengizinkan kamu per