Aria tampak berubah sejak pindah di Capital. Dia tampak dingin dalam berurusan dengan ayah kandung dan adik tirinya.“Apa kamu mengerti?”Jenny mengangguk dengan ekspresi hormat sebelum kemudian menatap Aria dengan ekspresi ragu.“Tapi bagaimana dengan Stefan? Dokter mengatakan dia menderita serangan jantung. Stefan Crowen bisa saja menggunakan penyakitnya untuk menghindari Kasus penggelapan dananya akan tertunda dan dia tidak akan mudah mengirimnya ke penjara lagi.”“Tidak perlu terburu-buru. Masih ada waktu untuk mengirim ke penjara. Biarkan dia melihat wajah munafik orang-orang yang dia perlakukan dengan baik setelah membuang ibu, aku dan Ramus,” balas Aria dengan ekspresi gelap.“Jangan khawatirkan tentang penyakit jantungnya. Orang jahat akan hidup lebih lama. Jika pun dia mati sebelum membusuk di penjara, anggap saja itu adalah takdirnya.”Jenny berkedip menatap wajah cantik Aria yang acuh tak acuh mengatakan hal yang tidak berperasaan seperti itu tentang ayah kandungnya.“Baik
“Delin ingin pergi ke taman bermain dan aku ingin bertemu Ibu.”“Kalau begitu ajaklah pengasuh ke taman bermain sebelum menemui Ibu di toko. Maaf ibu tidak bisa pergi bersama kalian.” Aria berkata menyesal sambil menatap buku sketsanya.Ada klien penting yang harus ditemui hari ini. dia tidak bisa menghabiskan lebih banyak waktu bersama anak-anaknya.“Tidak apa-apa. Aku tahu Ibu sibuk.” Dixon berkata penuh pengertian.Aria tersenyum sambil berkata, “Ibu akan cepat menyelesaikan pekerjaan Ibu dan menemani kalian ke taman bermain, okey.”Dixon menganggukkan kepalanya.“Oke, kami akan menunggu Ibu.”“Baik-baik ya sayang, Ibu sayang kalian.”“Aku juga sayang Ibu.”Setelah mengobrol beberapa saat Aria mengakhiri panggilannya dan mengalihkan pandangannya pada Jenny yang masih ada di kantornya.“Jenny, kamu tidak perlu menemaniku bertemu klien. Pergilah untuk menemani anak-anakku ke taman bermain. Aku akan lebih tenang jika kamu juga ikut menjaga mereka.”Meski ada pengasuh, Aria masih tidak
Setelah menemani Delin di taman bermain, mereka akhirnya mereka pulang. Aria tidak bisa datang menemani mereka karena kliennya penting mengajaknya makan malam.Di dalam kamar mandi, usai mandi Dixon menarik sebuah bangku sebelum naik untuk menatap cermin wastafel di depannya. Dia terdiam menatap refleksi wajahnya di cermin di depannya.Dia meraba-raba wajah kecilnya dan tidak melihat kemiripan wajahnya dengan ibunya. Kadang dia mendengar komentar pelayan di sekitarnya bahwa dia sama sekali tidak mirip dengan ibunya. Jika keluarga Garrett tidak melihatnya dilahirkan oleh Aria, mereka ragu Dixon adalah putranya.Dixon diingatkan dengan sosok pria tampan yang dilihatnya di layar papan iklan di pusat kota.Dario Clark, CEO Clark Corporation.Dixon tidak pernah berharap akan bertemu dengan ayah kandungnya. Dia bahkan tidak tahu seperti apa wajah ayah kandungnya.Ketika melihat wajah pria itu sangat mirip dengannya, jauh di lubuk hati kecilnya Dixon berharap pria itu adalah ayah kandungnya
“Dixon apa yang kamu lakukan di ruang kerja Ibu?” Aria terkejut melihat putranya berada di ruang kerjanya.Dixon menyilangkan tangan kecilnya di punggungnya, meremas foto di tangannya sambil tersenyum gugup menatap ibunya.“Aku sedang menunggu Ibu,” ujarnya sambil tersenyum manis untuk menutupi kegugupannya. Dia merasa bersalah sudah berbohong pada ibunya.Aria sama sekali tidak curiga dan membungkuk untuk mengelus rambut Dixon merasa bersalah karena tidak bisa menepati janjinya untuk menemani anak-anaknya.“Maaf, Ibu tidak bisa menemani kalian jalan-jalan.”Dixon menggelengkan kepalanya masih dengan senyum manis di wajahnya.“Tidak apa-apa kok. Aku tahu ibu sangat sibuk.”Aria justru semakin merasa bersalah mendengar ucapan Dixon. Dia tidak menyadari perilaku ganjil Dixon tanpa menyembunyikan sesuatu di belakang punggungnya.“Ibu sungguh minta maaf ....” kata Aria sesaat sebelum tersenyum cerah pada putranya.“Tapi Ibu punya kabar baik untuk kamu dan Delin.”Dixon mengangkat alis pen
Banyak artikel lengkap tentang Dario Clark.Dixon terkagum pria itu bukan hanya sekedar pengusaha biasa, tetapi dia berasal dari keluarga bergengsi dan mengembang bisnis keluarga Clark di usia muda. Pria itu sangat terkenal di Capital.Dixon dengan cepat berpindah ke artikel lain. Mata Dixon menyipit membaca sebuah judul artikel yang menarik minatnya.Calon istri Dario Clark menghilang dengan misterius tujuh tahun yang lalu.Calon istri?Dixon dengan gemetar meng-klik judul artikel tersebut. Segera halaman berisi rangkaian kata muncul di layar gadget. Dixon dengan pelan dan hati-hati membaca setiap kata yang tertulis di artikel. Tidak ingin melewatkan informasi apa pun.... Tujuh tahun yang lalu, Tuan Muda Dario Clark, usai mengakhiri pertunangannya dengan putri keluarga Steward, Hanna Steward, memutuskan untuk menikah dengan Nona Muda yang tidak terkenal dari keluarga Crowen, Aria Crowen.Jantung Dixon berdegup kencang, nama Aria Crowen tampak asing baginya. Tapi dia tahu itu adalah
“Aa ... aku ... aku sedang ingin berganti baju,” balas Dixon dengan suara kecil sambil menundukkan kepalanya seperti anak kecil yang tertangkap berbuat nakal. Entah sudah berapa kali dia berbohong pada ibunya hari ini.Aria tidak menyadari hal itu dan tersenyum geli.“Kamu malu ibu melihatmu berganti baju?” Dia membungkuk menatap wajah kecil putranya dengan senyum menggoda.Dixon setinggi pinggangnya. Kadang dia takjub sekaligus sedih dengan pertumbuhan si kembar.Dixon menghindar tatapan ibunya dan berbohong.“Ya.”Aria terkekeh sambil mencubit kedua pipinya gemas dan penuh sayang.“Untuk apa malu. Bagi Ibu kamu adalah bayi yang baru ibu lahirkan kemarin. Kadang ibu sedih melihatmu dan Delin tumbuh begitu cepat.”Dixon mendongak menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya.“Ibu ... seperti apa ayah kandung kami?”Tubuh Aria membeku mendengar pertanyaan Dixon.Suasana menjadi kaku di dalam kamar. Dixon menatap Aria dengan tatapan penuh harap
Dixon tidak ingin membuat ibunya sedih dan tidak bertanya lagi tentang ayah kandungnya. Dia balas memeluk tubuh Aria.“Aku juga minta maaf ibu. Dixon tidak akan bertanya lagi tentang pria itu lagi. Dia meninggalkan kita dan ibu. Aku tidak akan mencarinya.”Aria merasa hatinya tertusuk mendengar kata-kata putranya. Dia memeluk tubuh kecil Dixon erat. Setitik air mata mengalir di pipinya.Maaf Dixon.........Keesokan paginya Aria cuti dan tidak berangkat ke toko seperti biasa. Dia membawa si kembar untuk melihat-lihat sekolah.“Ibu, Ibu, kita benaran akan sekolah di sini?”Delin melompat-lompat antusias di tempat duduknya.Aria mengangguk.“Iya, Ibu mungkin akan lama di sini. Aku tidak ingin mengabaikan pendidikan kalian dan lingkungan sosial. Kalian berdua harus bergaul dengan baik nanti dengan teman-teman baru,” ujar Aria menatap Dixon dan Delin.Dixon dan Delin mengangguk kepala mengerti.“Di Capital tidak seperti di Meksiko, kalian harus menahan diri agar tidak mememarkan identitas
Di dalam sebuah mobil sedan, sosok pria terlihat memandang keluar jendela dengan ekspresi dingin dan menyendiri.Haris meliriknya melalui kaca spion melihat ekspresi bos besar tampak murung. Suasana dalam mobil seperti gua es dan suram.Sudah berhari-hari dia masih belum ada kemajuan dalam penyelidikannya tentang Aria Crowen. Wanita itu muncul tiba-tiba dan menghilang seperti hantu.Bosnya terus menatapnya dengan ekspresi gelap setiap hari mendengar kemajuan penyelidikannya untuk mencari calon istrinya yang kabur. Tidak hanya itu, mood Dario sangat jelek dan berimbas pada pekerjaannya. Banyak karyawan yang datang untuk memberi laporan, keluar dari kantornya dengan ekspresi seperti keluar dari penjara azkaban.Haris mendesah dalam hati berharap keajaiban Nona Aria muncul dari udara tipis.Bunyi dering ponselnya menarik Haris dari lamunannya. Dia menunduk dan melihat layar ponselnya di atas dasbor sesaat. Ekspresinya berubah melihat nama Kyle di layar ponselnya.Dia segera memasang earp