Jika bukan demi reputasi keluarga Clark, Dario sudah lama menendang Kyle dan Clara dari kediaman Clark tanpa memberinya satu sen pun.Haris meringis mendengar teriakan keras Kyle hampir melukai gendang telinganya. Dia tahu lebih baik untuk tidak mencoba mendamaikan ayah dan anak. Haris tetap di sisi Dario.“Maafkan saya Tuan Kyle. Tuan Dario sedang sibuk saat ini hingga tidak bisa menjawab panggilan Anda.”“Jangan berani berbohong padaku! Suruh Dario membuka kartu kredit—“ Haris buru-buru memotongnya.“Maafkan saya Tuan Kyle, aku akan menghubungi Anda lagi,” ujar Haris sebelum mematikan sambungan teleponnya.Dia menghembuskan napas lega. Telinganya mendengar umpatan dan teriakan Kyle.Dario meliriknya dari ujung matanya.“Kamu masih belum belajar untuk tidak menghubungkan aku dengan pria tua itu,” ujarnya dengan suara dingin.“Maafkan saya Tuan Clark.” Haris meminta maaf dengan ekspresi meringis.Dia bukan Dario yang bisa melawan Kyle yang merupakan ayah kandungannya apalagi yang hany
Dario tersenyum dingin dan mencengkeram lengan erat.“Tampaknya kamu lebih suka dipaksa—“Kaca di belakang Aria terdengar dipukul-pukul dan suara terendam dari dalam.Aria menegang.Dixon! ....Dixon melihat seorang pria tiba-tiba muncul dan menekan ibunya ke mobil. Matanya melebar menyadari siapa pria itu. Dario Clark!Matanya menyipit ingin tahu menatap wajah Dario. mendengar ibunya tampak berdebat dengan pria itu, lalu Dario mencengkeram dagu ibunya kasar. Wajahnya terlihat dingin dan tidak ramah.Ekspresi Dixon berubah marah. Dia bergegas membuka pintu mobil di sebelahnya. Namun menemukan pintu mobil terkunci. Dixon cemas mencoba membuka-buka pintu mobil sementara matanya terus melirik ke sebelahnya melihat ibunya masih bersama Dario. Dario melecehkan ibunya membuatnya semakin marah. Wajah pria itu sangat dingin dan mencengkeram lengan ibunya kasar.Dia memukul-mukul kaca jendela marah sambil memanggil ibunya.Mata Dario menyipit tajam menatap kaca jendela mobil di belakangnya“S
“Apa kamu gila?” Dia mendesis dingin.Aria menatapnya marah dengan mata berkaca-kaca.“Aku tidak peduli! Aku tidak terkurung atau barang sedetik pun dengan bajingan sepertimu ... Ah!” Aria berteriak ketika dunianya berputar.Ah tidak Dario menariknya sebelum menindih tubuh Aria ke bawah tempat tubuhnya“Dario Clark, apa kamu lakukan?!” Aria berkata gugup sambil melirik Haris. Wajah memerah malu karena Dario menindih tubuhnya dengan intim saat ada orang bersama mereka.Ekspresi Dario tampak gelap saat dia mencengkeram dagu Aria dan berbisik dengan suara rendah. “Aku tidak keberatan memperkosamu di sini jika kamu tidak menutup mulutmu.”Aria langsung menutup mulutnya dengan wajah pucat memelototi Dario ngeri.Bajingan gila!.....Sopir Aria tidak berdaya menghentikan menculik majikannya. Dia dengan tergesa-gesa mengambil ponselnya di saku dan menghubungi polisi untuk mengadukan kasus penculikan Aria.“Mohon maaf bisa Anda sebutkan nomor pelat mobil?” tanya polisi dengan sopan di seberan
Aria menatap keluar jendela mobil. Hiruk pikuk kendaraan dan gedung pencakar langit sudah lama menghilang digantikan deretan pepohonan hutan di sepanjang jalan, menolak memperhatikan pria di sebelahnya. Pun dengan Dario yang tidak mengucapkan sepatah kata pun.Haris memperhatikan dari kaca spion dan tidak berani berbicara pada salah satu dari mereka. Suasana dalam mobil goa dingin.Butuh tiga jam perjalanan sebelum mobil Dario berhenti di depan sebuah vila.Aria menatap vila tersebut dengan ekspresi rumit. Vila ini menyimpan kenangan saat dia dikurung selama masa kehamilannya.Vila ini berada di tempat terpencil. Akan sulit bagi orang lain untuk mengetahui keberadaannya dan mengeluarkannya dari cengkeraman Dario. Jika Seth di sini, Aria akan menghubungi sepupunya. Sayang dia bahkan tidak membawa ponselnya untuk menghubungi SethDario keluar lebih dulu dan memandang Aria yang masih dalam mobil.“Turun.”Aria menatapnya marah dan tidak turun dari mobil sambil menyilangkan tangannya di d
Aria terkejut melihat Dixon dan Seth datang. Bagaimana Seth bisa ada di Capital?Pikiran Aria terputus ketika mendengar Dixon berteriak memanggilnya.Aria dapat melihat ekspresi terkejut di wajah Dario. Yah, dia tidak bisa menyembunyikan Dixon dari Dario.Aria kemudian malu menyadari kondisi tubuhnya setengah telanjang di atas tempat tidur dengan Dario di atas tubuhnya. Aria merutuk Seth dalam hati karena membawa Dixon ke dalam kamar dan membuatnya melihat kondisinya yang memalukan.Untunglah tubuh Dario menutupinya dari pandangan Dixon dan Seth. Dia menendang Dario yang linglung dan melepaskan borgol yang tidak terkunci dari tangannya. Dia menarik selimut untuk menutupi tubuhnya yang setengah telanjang.Dixon berlari naik ke tempat tidur dan menerjang Aria dengan pelukan erat.Aria balas memeluknya erat-erat.“Ibu, kamu tidak apa-apa kan? Kamu tidak terluka?” Dixon bertanya menatapnya dengan mata berkaca-kaca penuh dengan kekhawatiran.Aria malu dan berharap Dixon tidak menyadari ap
“Kemarilah Dixon ....” Seth mengulurkan tangannya pada Dixon.Dario menepis tangannya dan berdiri berhadapan dengan Seth.“Siapa kamu? Beraninya kamu masuk ke vilaku tanpa izin dan mengambil wanitaku serta anakku,” desisnya dingin.“Kamu tahu kamu bisa dituntut atas penculikan. Aku bisa memastikanmu mendekam di penjara,” desisnya mengancam Dario.“Aku ragu kamu bisa melakukan itu,” balas Dario meremehkannya.“Yang seharusnya mendekam di penjara adalah kamu. Membawa senjata api dan menerobos ke rumah orang lain,” ujarnya melirik pistol di tangannya.Dia mengerutkan keningnya menebak-nebak identitas pria itu. Bagaimana dia bisa tahu vilanya dan menerobos dengan senjata di tangannya.Dario menetapnya curiga.“Aku tidak ingin berbasa-basi denganmu. Minggir sebelum aku membunuhmu,” desis Seth menatapnya tajam.“Ayo Dixon.”Dario menghalanginya dengan ekspresi marah di wajahnya.“Dan apa yang membuatmu berpikir aku akan membiarkan kalian pergi. Bahkan jika kamu bisa membawanya pergi dari si
Dario menarik bibirnya membentuk garis lurus dengan ekspresi muram di wajahnya m“Ayo Dixon.” Sambil menggenggam tangan Dixon, Seth berbalik meninggalkan kamar itu.Ketika Dario menatap Dixon yang sangat patuh pada pria itu dan menggenggam tangannya, hatinya terganggu dan berharap bisa menjauhkan Dixon dari pria itu.Dia putranya!Apa hubungan Aria dengan pria itu? Mengapa putranya begitu dekat dengannya?Aria tidak memedulikan Dario dan melilitkan tubuhnya dengan selimut turun dari tempat tidur.Dario tiba-tiba menahan lengannya dan menatapnya dengan mata menyipit.“Apa hubunganmu dengan pria itu?”Aria menatapnya tajam.“Tidak ada hubungannya denganmu!” Dia menepis tangannya dan berjalan mengambil setengah gaunnya yang robek di lantai.Sebelum Aria pergi dia mendengar Dario berkata.“Aku tidak akan menyerah. Aku akan mendapatkanmu dan anak-anakku.”......“Bagaimana kamu datang ke Capital?” Di dalam mobil Van, Aria bertanya menatap Seth di sebelahnya.Mereka sudah meninggalkan vila
“Tidak buruk.” Seth berkomentar ketika Aria melewatinya.Aria tersenyum padanya dan mengucapkan terima kasih atas pujiannya.Seth melihat Aria menggendong Dixon, mengulurkan tangannya untuk menggendong Dixon.“Biarkan aku saja. Pasti berat menggendongnya.”Aria menggelengkan kepalanya sambil tersenyum kecil.“Tidak apa-apa. Aku ingin terus menggendongnya karena ketika dia bangun dia aku tidak akan bisa menggendongnya,” lanjutnya terkekeh mengingat sifat dewasa kecil Dixon yang tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil.Seth juga tersenyum pemikiran dengan Aria.“Ayo masuk.” Aria mengajak Seth masuk ke dalam rumahnya.Saat Aria masuk dia melihat sosok kecil Delin berteriak sambil berlari menghampirinya. Bibi pengasuh mengikutinya di belakang.“Ibu .....” Delin menerjang memeluk kaki Aria. Dia mendongak menatap Aria dengan mata berkaca-kaca.“Ibu, kamu dari mana saja. Mengapa ibu tiba-tiba pergi meninggalkan Delin ....” Dia berkata dengan ekspresi cemberut.Gadis kecil itu tampak tida