Aturan dalam meja makan tidak boleh berbicara saat makan.
Setelah selesai makan dan membantu Bibi Molly membersihkan meja. Aria ragu-ragu sejenak sebelum bertanya pada Bibi Molly.
“Bibi, apa Dario mengucapkan sesuatu sebelum pergi kerja?”
Aria tidak bisa menahan dirinya untuk bertanya tentang Dario. biasanya setiap pagi, dia akan selalu melihat Dario berangkat kerja. Karena bangun kesiangan, Aria tidak bisa melihat Dario berangkat kerja. Perasaannya agak mengganjal.
Bibi Molly terdiam sejenak sebelum berkata.
“Bibi lupa belum memberitahu Nona ....” Bibi Molly menatap Aria sebelum berkata, “Tadi pagi Tuan Muda berkata, dia mungkin tidak akan pulang dalam waktu dekat dan menginstruksi Bibi untuk merawat Nona dengan baik selama Tuan Muda tidak ada.”
Alis Aria terangkat penasaran.
“Apa Dario melakukan perjalanan bisnis?”
Bibi Molly menggelengkan kepalanya. “Bibi tidak tahu karen
Jauh di lubuk hatinya, Aria ingin pergi ke Capital untuk mendengar kabarnya tapi dia selalu mengurungkan niatnya dan tidak berani ke Capital untuk menghadap Dario. Takut dia hanya akan kecewa, apalagi jika mendengar kabar pertunangan atau pernikahan Dario dengan Hanna diadakan tanpa sepengetahuannya. Dia juga takut melihat berita di TV.Namun Aria tidak bisa menahan kerinduannya untuk bertemu pria itu. Mungkin karena dia hamil anak pria itu, Aria sangat ingin bertemu dengan Dario.“Bibi, apa masih belum ada kabar dari Dario?” Aria mendongak menatap Bibi Molly yang tengah menyajikan camilan di meja.Bibi Molly menggelengkan kepalanya.Aria menghela napas kecewa. Dia sungguh sangat merindukan pria itu. Keinginannya untuk bertemu dengan Dario semakin membesar setelah pria itu dua minggu tidak memberi kabar.Aria terlihat berpikir sejenak sebelum berkata hati-hati, “Bibi, untuk pemeriksaan kandungan minggu ini, bisakah aku periksa ke
Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginan hatinya dan bangkit dari tempat tidur.Aria mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih tebal dan mantel bulu serta syal. Dia mengambil tas dan memasukkan ponsel berserta dompet ke dalam tas.Aria turun dari lantai dua dan mencari Bibi Molly. Namun Bibi Molly sudah pergi ke pasar dan belum kembali.Aria menggigit bibir bawahnya sambil berpikir sejenaknya sebelum masuk ke dalam kamar Bibi Molly."Maafkan aku Bibi ....” Aria berkata dengan bersalah saat dia mengambil buku keuangan dari laci samping tempat tidur Bibi Molly. Ada beberapa lembar uang tunai dan kartu kredit di dalam buku itu.Aria tidak pernah diberi uang dan hanya diberikan barang-barang mahal oleh Dario. Di dengan terpaksa mengambil kartu kredit dan uang tunai dari buku keuangan Bibi Molly. Uang ini digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dan vila.“Maaf Bibi, aku akan mengembalikan kartu kredit ini padamu nanti,&
“Ke rumah sakit saja, Pak.” Aria kemudian menyebutkan rumah sakit tempat Ramus di rawat. Hanya itu tempat yang bisa ditujunya. Dia tidak bisa menemui Hanna atau pergi ke kediaman Crowen.....“Apa kamu bilang Bibi?! Aria pergi dari vila?!’’ Di kantor CEO, Dario menggebrak meja kerjanya mendengar laporan Bibi Molly.“Maafkan saya Tuan Muda karena tidak mengawasi Nona Aria. Saya benar-benar ceroboh,” Bibi Molly berkata dengan menyesal.Dario mengatur napasnya yang agak panik. Dia pikir Aria melarikan diri dari vila. Apa Aria mendengar sesuatu dan memutuskan pergi?Dario agak panik. Dia sudah berusaha agar berita di ibu kota tidak terdengar oleh Aria.“Bibi, tolong jelaskan pelan-pelan apa yang terjadi?” kata Dario tergesa-gesa menahan amarah di dadanya.Bibi Molly agak takut mendengar suara Dario yang marab.“Awalnya tadi pagi Nona berkata sangat merindukanmu dan ingin p
“Aku ....” Aria tergagap. Entah mengapa merasa bersalah.“Maaf pergi tanpa izin. Aku datang karena merindukanmu,” setelah mengatakan itu dia membuang muka.“Jangan salah paham. Ini bukan keinginanku tapi anak-anakmu. Anak-anakmu yang merindukanmu,” ujarnya ketus.Kemarahan dan Dario mendadak hilang mendengar kata-kata Aria. Meski dia mengatakan itu karena anak-anaknya, dia tetap datang karena merindukannya.Dario menunduk dan melihatnya agak gemuk di balik mantel tebalnya. Dia menghela napas dan berkata lembut.“Jika kamu merindukan aku, kamu bisa meneleponku,” ujarnya lembut, sedikit tenang.“Bagaimana aku bisa meneleponmu jika kamu sendiri tidak meneleponku selama sebulan ini.”Dario terdiam dan menatap Aria lekat-lekat. Gadis itu menatap ke samping, tidak ingin melihatnya.Dario tertawa kecil dan mengulurkan tangannya pada Aria.“Maaf aku sibuk belakang
“Baiklah, aku akan menjenguk Ramus lain kali,” gumamnya pelan.Dario meliriknya sesaat. Entah apa yang dia pikirkan, tapi saat menatap Aria, ekspresi wajahnya tampak rumit. Dia dengan cepat mengalihkan pandangannya dan fokus menyetir....Begitu sampai di vila pribadi, Dario membawa Aria ke dalam rumah dan menghidupkan penghangat ruangan untuk menghangatkan tubuh mereka.Aria menatap ke sekeliling melihat interior ruangan sangat elegan dan maskulin. Tidak ada jejak seorang wanita tinggal di vila ini. Awalnya Aria takut, Dario sudah menikah dengan Hanna dan tinggal bersama di vila.Dia berpikir terlalu berlebihan.Tapi siapa tahu Dario memiliki banyak rumah. Dia dan Hanna tinggal di tempat lain.Aria berbalik menatap Dario yang sibuk menyalakan perapian sebelum bertanya ragu-ragu.“Dario ....” panggilnya dengan suara pelan.Dario mendongak dengan alis terangkat.“Ya?”Aria
Dario memutuskan rencana pernikahannya dengan Hanna dan tiba-tiba melamarnya. Siapa yang tidak akan terkejut ketika berada di posisinya.Aria menundukkan kepalanya menatap Dario dengan ekspresi kompleks.“Kamu ... apa yang sebenarnya kamu rencana?”Dia tidak percaya Dario akan mengubah hatinya secepat itu dan mengorbankan Hanna demi dirinya.Dia tidak tahu hubungan Dario dan Hanna sedalam apa, tapi kerja bisnis keluarga Clark dan Steward tidak bisa dianggap enteng. Dengan putusnya hubungan Hanna dan Dario, pasti menimbulkan masalah yang serius.Apa Dario rela berkorban sejauh itu demi dirinya?Aria tidak yakin dia sepenting itu di hati Dario.“Aku tahu aku sudah membuatmu bingung,” ujar Dario menghela napas dan bangkit.Dia menatap Aria dengan ekspresi sungguh-sungguh.“Aria, aku tidak tahu apa aku mencintaimu atau tidak. Tapi aku akan membebaskanmu dari status sebagai simpanan. Aku tidak ak
Aria sedikit mempercayainya meski dia merasa ragu-ragu.Dario meraih tangan Aria dan memakai cincin di jari manisnya untuk mengalihkan perhatian Aria.“Mulai sekarang, aku akan menikahimu. Kamu tidak boleh menolak demi anak-anak kita,” ujarnya sedikit menuntut.Aria menatap sedikit sebal.“kamu terlalu memaksa membuatku curiga.”Dario menyentil bahunya.“Kamu terlalu curigaan. Tidak akan ada yang terjadi,” bisiknya lembut.Aria membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, namun Dario buru-buru menutupi bibirnya dengan ciuman.“Kamu membuatku sedih. Aku melakukan semuanya demi kamu dan anak-anak, kenapa kamu terus mencurigai aku,” bisiknya setelah melepaskan bibir AriaAria menghela napas.“Maaf, aku hanya saja aku merasa janggal.”“Kamu tidak perlu khawatir. Cukup tinggal di vila dan menjaga kesehatanmu demi anak-anak kita. Beberapa hari lagi,
Aria memandang dirinya di depan cermin. Tubuhnya menggemuk. Perutnya agak membuncit di balik gaun putih tipis yang dikenakannya.Dia meremas tangannya gugup. Kadang Aria merasa ini tidak nyata. Hubungannya dengan Dario berubah begitu tiba-tiba dan mereka akan mengumumkan pernikahan di depan seluruh keluarga kolongmerat di Capital.Dia tidak yakin dirinya layak menjadi istri seorang Dario Clark. Secara mereka berbeda status sosial. Keluarga Crowen hanya keluarga kaya yang baru muncul puluhan tahun silam, tidak seperti keluarga lain yang memiliki garis bangsawan yang sudah ada selama delapan generasi.Kehormatan dan kekayaan keluarga Crowen ada karena Delia Garrett. Belum lagi, pengaruh keluarga Crowen sudah lama memudar puluhan tahun silam setelah kematian Delia Garrett.“Apa yang kamu pikirkan?” Dario tiba-tiba muncul di belakangnya dan memandang Aria di cermin.“Aku tidak tahu ... aku hanya sedikit gugup,” ujar Aria meremas