Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginan hatinya dan bangkit dari tempat tidur.
Aria mengganti pakaiannya dengan pakaian yang lebih tebal dan mantel bulu serta syal. Dia mengambil tas dan memasukkan ponsel berserta dompet ke dalam tas.
Aria turun dari lantai dua dan mencari Bibi Molly. Namun Bibi Molly sudah pergi ke pasar dan belum kembali.
Aria menggigit bibir bawahnya sambil berpikir sejenaknya sebelum masuk ke dalam kamar Bibi Molly.
"Maafkan aku Bibi ....” Aria berkata dengan bersalah saat dia mengambil buku keuangan dari laci samping tempat tidur Bibi Molly. Ada beberapa lembar uang tunai dan kartu kredit di dalam buku itu.
Aria tidak pernah diberi uang dan hanya diberikan barang-barang mahal oleh Dario. Di dengan terpaksa mengambil kartu kredit dan uang tunai dari buku keuangan Bibi Molly. Uang ini digunakan untuk memenuhi kebutuhannya dan vila.
“Maaf Bibi, aku akan mengembalikan kartu kredit ini padamu nanti,&
“Ke rumah sakit saja, Pak.” Aria kemudian menyebutkan rumah sakit tempat Ramus di rawat. Hanya itu tempat yang bisa ditujunya. Dia tidak bisa menemui Hanna atau pergi ke kediaman Crowen.....“Apa kamu bilang Bibi?! Aria pergi dari vila?!’’ Di kantor CEO, Dario menggebrak meja kerjanya mendengar laporan Bibi Molly.“Maafkan saya Tuan Muda karena tidak mengawasi Nona Aria. Saya benar-benar ceroboh,” Bibi Molly berkata dengan menyesal.Dario mengatur napasnya yang agak panik. Dia pikir Aria melarikan diri dari vila. Apa Aria mendengar sesuatu dan memutuskan pergi?Dario agak panik. Dia sudah berusaha agar berita di ibu kota tidak terdengar oleh Aria.“Bibi, tolong jelaskan pelan-pelan apa yang terjadi?” kata Dario tergesa-gesa menahan amarah di dadanya.Bibi Molly agak takut mendengar suara Dario yang marab.“Awalnya tadi pagi Nona berkata sangat merindukanmu dan ingin p
“Aku ....” Aria tergagap. Entah mengapa merasa bersalah.“Maaf pergi tanpa izin. Aku datang karena merindukanmu,” setelah mengatakan itu dia membuang muka.“Jangan salah paham. Ini bukan keinginanku tapi anak-anakmu. Anak-anakmu yang merindukanmu,” ujarnya ketus.Kemarahan dan Dario mendadak hilang mendengar kata-kata Aria. Meski dia mengatakan itu karena anak-anaknya, dia tetap datang karena merindukannya.Dario menunduk dan melihatnya agak gemuk di balik mantel tebalnya. Dia menghela napas dan berkata lembut.“Jika kamu merindukan aku, kamu bisa meneleponku,” ujarnya lembut, sedikit tenang.“Bagaimana aku bisa meneleponmu jika kamu sendiri tidak meneleponku selama sebulan ini.”Dario terdiam dan menatap Aria lekat-lekat. Gadis itu menatap ke samping, tidak ingin melihatnya.Dario tertawa kecil dan mengulurkan tangannya pada Aria.“Maaf aku sibuk belakang
“Baiklah, aku akan menjenguk Ramus lain kali,” gumamnya pelan.Dario meliriknya sesaat. Entah apa yang dia pikirkan, tapi saat menatap Aria, ekspresi wajahnya tampak rumit. Dia dengan cepat mengalihkan pandangannya dan fokus menyetir....Begitu sampai di vila pribadi, Dario membawa Aria ke dalam rumah dan menghidupkan penghangat ruangan untuk menghangatkan tubuh mereka.Aria menatap ke sekeliling melihat interior ruangan sangat elegan dan maskulin. Tidak ada jejak seorang wanita tinggal di vila ini. Awalnya Aria takut, Dario sudah menikah dengan Hanna dan tinggal bersama di vila.Dia berpikir terlalu berlebihan.Tapi siapa tahu Dario memiliki banyak rumah. Dia dan Hanna tinggal di tempat lain.Aria berbalik menatap Dario yang sibuk menyalakan perapian sebelum bertanya ragu-ragu.“Dario ....” panggilnya dengan suara pelan.Dario mendongak dengan alis terangkat.“Ya?”Aria
Dario memutuskan rencana pernikahannya dengan Hanna dan tiba-tiba melamarnya. Siapa yang tidak akan terkejut ketika berada di posisinya.Aria menundukkan kepalanya menatap Dario dengan ekspresi kompleks.“Kamu ... apa yang sebenarnya kamu rencana?”Dia tidak percaya Dario akan mengubah hatinya secepat itu dan mengorbankan Hanna demi dirinya.Dia tidak tahu hubungan Dario dan Hanna sedalam apa, tapi kerja bisnis keluarga Clark dan Steward tidak bisa dianggap enteng. Dengan putusnya hubungan Hanna dan Dario, pasti menimbulkan masalah yang serius.Apa Dario rela berkorban sejauh itu demi dirinya?Aria tidak yakin dia sepenting itu di hati Dario.“Aku tahu aku sudah membuatmu bingung,” ujar Dario menghela napas dan bangkit.Dia menatap Aria dengan ekspresi sungguh-sungguh.“Aria, aku tidak tahu apa aku mencintaimu atau tidak. Tapi aku akan membebaskanmu dari status sebagai simpanan. Aku tidak ak
Aria sedikit mempercayainya meski dia merasa ragu-ragu.Dario meraih tangan Aria dan memakai cincin di jari manisnya untuk mengalihkan perhatian Aria.“Mulai sekarang, aku akan menikahimu. Kamu tidak boleh menolak demi anak-anak kita,” ujarnya sedikit menuntut.Aria menatap sedikit sebal.“kamu terlalu memaksa membuatku curiga.”Dario menyentil bahunya.“Kamu terlalu curigaan. Tidak akan ada yang terjadi,” bisiknya lembut.Aria membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, namun Dario buru-buru menutupi bibirnya dengan ciuman.“Kamu membuatku sedih. Aku melakukan semuanya demi kamu dan anak-anak, kenapa kamu terus mencurigai aku,” bisiknya setelah melepaskan bibir AriaAria menghela napas.“Maaf, aku hanya saja aku merasa janggal.”“Kamu tidak perlu khawatir. Cukup tinggal di vila dan menjaga kesehatanmu demi anak-anak kita. Beberapa hari lagi,
Aria memandang dirinya di depan cermin. Tubuhnya menggemuk. Perutnya agak membuncit di balik gaun putih tipis yang dikenakannya.Dia meremas tangannya gugup. Kadang Aria merasa ini tidak nyata. Hubungannya dengan Dario berubah begitu tiba-tiba dan mereka akan mengumumkan pernikahan di depan seluruh keluarga kolongmerat di Capital.Dia tidak yakin dirinya layak menjadi istri seorang Dario Clark. Secara mereka berbeda status sosial. Keluarga Crowen hanya keluarga kaya yang baru muncul puluhan tahun silam, tidak seperti keluarga lain yang memiliki garis bangsawan yang sudah ada selama delapan generasi.Kehormatan dan kekayaan keluarga Crowen ada karena Delia Garrett. Belum lagi, pengaruh keluarga Crowen sudah lama memudar puluhan tahun silam setelah kematian Delia Garrett.“Apa yang kamu pikirkan?” Dario tiba-tiba muncul di belakangnya dan memandang Aria di cermin.“Aku tidak tahu ... aku hanya sedikit gugup,” ujar Aria meremas
Sudah melihat Melissa, dia melihat penampilannya banyak berubah. Rambut pirangnya yang panjang dipotong pendek dan gaun yang dikenakannya merupakan gaun lama. Melissa selalu memakai gaun baru setiap kali ke pesta.Tapi sekarang dia memakai gaunnya yang lama. Tidak hanya gaun, perhiasan, tas dan sepatunya merupakan barang-barangnya yang lama.Kulitnya juga tidak mulus dan bercahaya seperti dulu. Tampaknya situasi keluarga Crowen tidak sebaik dulu.Melissa menyilangkan tangannya di depan dada dan memandang Aria dengan pandangan mencibir.“Aku sungguh tidak menyangka Dario Clark akan memutuskan hubungannya dengan Hanna. Tapi ternyata ... itu karena kamu.” Dia menurunkan pandangannya memandang perut Aria dengan jijik.“Kamu ternyata menggunakan cara kotor untuk memikat Tuan Clark, bahkan menghianati sahabat baikmu. Hanna benar-benar malang dipaksa putus dan dibuang oleh Dario, bahkan membuat keluarga Steward hampir bangkrut.&rdq
Di taman belakang hotel, Hanna berdiri di depan mengenakan gaun hitam dengan mantel menutupi bahunya.Aria dengan cepat berdiri dan menatap Hanna. Ada perasaan bersalah yang teramat besar menekan hatinya saat melihat wajah sahabatnya. Dia mengingat kata-kata Melissa dan menatap Hanna dengan perasaan bersalah.Aria melangkah ke depan.“Hanna aku ....”Plak!Hanna menampar wajahnya keras.Wajah Aria miring ke samping. pipinya terasa menyengat akibat tamparan Hanna. Dia memegang pipinya dan menoleh menatap Hanna. Matanya berkaca-kaca. Pipinya kirinya memerah dengan tanda telapak tangan“Hanna ....”“Jalang,” desis Hanna dengan suara sedingin es. Menatapnya dengan tatapan belati.“Hanna ... maafkan aku,” bisik Aria dengan pelan.“Maaf, aku benar-benar tidak tahu Dario akan membuangmu,” lanjutnya sambil menundukkan kepalanya.“Aku sungguh minta ma