Di taman belakang hotel, Hanna berdiri di depan mengenakan gaun hitam dengan mantel menutupi bahunya.
Aria dengan cepat berdiri dan menatap Hanna. Ada perasaan bersalah yang teramat besar menekan hatinya saat melihat wajah sahabatnya. Dia mengingat kata-kata Melissa dan menatap Hanna dengan perasaan bersalah.
Aria melangkah ke depan.
“Hanna aku ....”
Plak!
Hanna menampar wajahnya keras.
Wajah Aria miring ke samping. pipinya terasa menyengat akibat tamparan Hanna. Dia memegang pipinya dan menoleh menatap Hanna. Matanya berkaca-kaca. Pipinya kirinya memerah dengan tanda telapak tangan
“Hanna ....”
“Jalang,” desis Hanna dengan suara sedingin es. Menatapnya dengan tatapan belati.
“Hanna ... maafkan aku,” bisik Aria dengan pelan.
“Maaf, aku benar-benar tidak tahu Dario akan membuangmu,” lanjutnya sambil menundukkan kepalanya.
“Aku sungguh minta ma
Tubuh Aria membeku. Matanya melebar menatap Hanna dengan wajah pucat.“Ha ... Hanna ... kamu, kamu ... itu tidak mungkin, kan?” Dia terbata-bata menatap Hanna tidak percaya.Hanna tersenyum manis.“Kamu sungguh percaya aku menganggapmu sahabatku selamanya setelah tahu kamu tidur dengan pacarku?” cibirnya sinis.Aria tidak menjawab. Dia menatap Hanna dengan tatapan terluka. Dia tidak menyangka mendengar kebenaran itu dari mulut Hanna secara langsung. Dia pikir saat itu mungkin adalah suruhan Melissa atau pun Emily. Ternyata sahabatnya sendiri yang melakukannya.Dia menundukkan kepalanya berpikir dia pantas mendapatkannya. Dia tidur dengan pacar Hanna dan hamil dengan pria itu. Hanna pasti sungguh sangat membencinya dan ingin menyingkirnya.“Kamu sudah tahu selama ini ... tapi mengapa kamu berpura-pura tidak tahu dan masih membiarkanku tinggal di apartemenmu?” Aria menanyakan pertanyaan yang mengganjal hatin
Air mata mengalir di pipinya dan rasa sakit menyakitkan membengkak di dadanya.Ramus sudah meninggal.Adik satu-satunya, keluarga terakhirnya sudah meninggal.Aria bagai kesurupan dan tidak bisa menerima kenyataan.Suara lembut Hanna berbisik seperti bisikan iblis di telinganya.“Aria, kamu pembawa bencana. Ibumu meninggal, keluargamu membuangmu, kamu menghancurkan mimpiku dan adikmu ... Ramus meninggal karena kamu.”Aria menatap gadis di depannya dengan tatapan kosong.Hanna tersenyum dingin dan mengulurkan tangannya mendorong Aria ke kolam.Aria jatuh ke dalam kolam yang dingin. Matanya melebar menatap ke atas. Meski dingin menusuk tubuhnya, napasnya tertahan, dia tidak berusaha menyelamatkan diri.Matanya membelalak kosong. Ke sekelilingnya sunyi. Dunianya mendadak hening.Ibu ....Semua salahku. Aku tidak bisa menjaga Ramus.Air mulai memenuhi dadanya. Oksigen menepis. Rasa dingin men
“Nona, tolong kembali ke tempat tidurmu ....” dokter itu menghalangi jalannya dan mencoba membujuknya.“Kubilang minggir! Aku ingin melihat adikku ....” Aria menggertakkan giginya. Dia tidak akan percaya dengan ucapan Hanna sebelum dia melihat sendiri adiknya.“Nona kumohon ... Tuan Clark akan menghukumku.”“Apa yang terjadi di sini?”Aria dengan cepat menoleh dan melihat sosok Dario muncul di ambang pintu dengan ekspresi kusut.“Tuan Clark ....” Dokter yang menghalangi Aria menghela napas lega.“Syukurlah Anda datang. Nona Aria turun dari tempat tidur dan bersikeras keluar. Saya tidak bisa menghentikannya,” ujarnya menjelaskan.Dario mengerutkan keningnya menatap Aria dengan tatapan khawatir sekaligus lega melihatnya sudah sadar.Dia masuk mendekati Aria.“Aria, kamu baru saja bangun. Kamu tidak seharusnya turun—“Plak!
Aria dengan cepat melepas cincin di jari manisnya dan melemparkannya ke wajah Dario.Dario menatap cincin yang bergelinding di lantai dingin. Dia menatap Aria dengan tatapan dalam.“Aku tidak akan melepaskanmu meski kamu ingin pergi dariku.”“Kamu tidak bisa menahanku!” Aria kemudian dengan marah mendorong Dario menyingkir dari jalannya.“Aria, ke mana kamu pergi? Kamu masih sakit.” Dario menghalangi jalannya dan mencengkeram tangannya.“Lepaskan aku brengsek!” Aria berteriak marah menarik tangannya dari cengkeraman Dario.“Aku tidak akan membiarkanmu pergi. Kamu masih sakit pikiranmu tidak jernih.” Dario menariknya ke arah tempat tidur.“Lepaskan aku! Aku membencimu! Kamu seharusnya membiarkanku mati tenggelam di kolam!”Wajah raut wajah Dario berubah dengan cepat. Dia mencengkeram bahu Aria.“Aria, aku tidak akan membiarkanmu mati. Jangan ber
“Tunggu Aria, apa yang terjadi padamu? Apa kamu menangis?”Aria tidak menjawab selama beberapa saat.“Seth, apa kamu ingat beberapa bulan yang lalu kamu pernah berkata ingin membawaku ke keluarga Garrett.” Aria menarik napas dalam-dalam sambil mengambil menghapus air matanya.“Apakah sekarang ... kamu bisa membawaku ke keluarga Garrett?” bisiknya lirih.Terdengar hening di ujung telepon sebelum suara Seth terdengar cemas.“Aria, katakan apa yang terjadi padamu? Tiga bulan yang lalu kamu sempat meneleponku. Tapi saat itu aku meninggalkan ponselku apartemen sebelum pulang di Meksiko.”“Aku baru kembali sebulan yang lalu dan mencari keberadaanmu. Tapi aku tidak bisa menemukanmu. Aku baru tahu dari berita hari ini bahwa kamu akan menikah dengan Dario Clark. Aria, apa itu benar?”Aria menganggukkan kepalanya.“Ya, tapi sekarang aku tidak ingin menikah dengannya,
"Aku tidak berharap akan diterima di keluarga Garrett,” ujarnya dengan suara lemah.Seth menghela napas.“Jangan khawatirkan tentang itu, keluarga Garrett akan menerimamu. Kamu satu-satunya cucu perempuan di keluarga Garrett,” ujarnya menghiburnya.Namun Aria tidak menjawab. Dia mendongak melihat dua orang pria mengenakan jas hitam masuk ke kamarnya.“Nona Aria, mulai hari ini kami akan menjaga Anda di luar pintu atas perintah Tuan Clark. Jika Anda membutuhkan sesuatu Anda bisa memanggil kamu di luar pintu,” ujar salah satu pria dengan hormat lalu meninggalkan Aria, berjaga di luar pintu setelah memberi salam.“Apa yang terjadi?” Seth mendengar kata-kata pengawal itu melalui telepon.Ari tersenyum pahit.“Dario mengutus penjaga untuk mengawasiku. Dia memperlakukan aku seperti tahanan,” ujarnya lelah.“Bajingan itu—!“ Seth mendengar ucapan Aria.&ldqu
Dario tiba-tiba meraih kerah jasnya.“Tutup mulutmu,” desisnya dengan suara mengancam.“Jangan berani mengatakan itu tentang kakekku. Jika sesuatu terjadi padanya, kamu dan keluargamu akan membayarnya.” Dia menatap dokter itu dengan tajam.Dokter itu ketakutan oleh ancaman Dario. cengkeramannya di keras bajunya hampir mencekiknya.“Ba ... baik Tuan Clark. Maafkan saya.” Dia buru-buru meminta maaf dengan tubuh berkeringat dingin.Dario mendengus dan melepaskan cengkeramannya dari keras baju dokter itu. dia mengalihkan pandangannya pada sosok tua kakek Igor yang berbaring lemah di atas kasur.“Apa yang terjadi pada kakekku? Aku mendengar berita Kakek muntah darah setelah meminum obat?” ujarnya dengan gigi terkatup, lalu menatap Clara di ambang pintu dengan dingin.Clara hanya tersenyum tenang. Nampan di tangannya berisi bubur dan satu botol obat untuk kakek Hendry.“Masalah Tu
Keluarganya sudah memperingatkannya untuk tidak memprovokasi Dario. Namun Clara tidak bisa menerima keadaannya dan sangat membenci Dario dalam hati.Dia jauh lebih benci pada Kyle yang memberikan hak waris pada bajingan itu dengan begitu mudah.Clara tidak ingin menyerah, dia ingin menggunakan kakek Igor menurunkan wasiatnya pada Noah. Bagaimana pun pemegang peran penting di keluarga Clark masihlah kakek Igor. Dario dan Kyle tidak akan bisa melawan jika Kakek Igor menurunkan wasiatnya pada Noah.“Ini peringatan terakhirku, jangan mencampuri urusan perawatan kakek.” Dario menatap Clara dengan pandangan mengancam sebelum mengalihkan pandangannya pada kepala pelayan di samping ranjang.“Kepala pelayan pecat semua pelayan dan perawat di sini. Siapa yang membuat mereka berkumpul dan membuat sesak dj dalam kamar saat kakek sakit,” desis Dario menatap mengancam para pelayan di dalam kamar.“Suruh Dokter Lee datang ke sini sek