Aku mencintaimu.Kalimat itu terus terngiang-ngiang dalam benak Aria hampir setiap saat. Dia terganggu. Jantungnya berdebar tanpa bisa dia kendalikan.Sepanjang dia mengenal seorang pria, sedikit yang mengatakan mencintainya.Kevin adalah salah satunya. Namun pria itu justru menghianatinya, membuatnya patah hati.Lalu Dario ....Sepanjang dia mengenal seorang Dario Clark. Pria itu adalah orang yang angkuh dan ego tinggi. Dia tidak pernah mengatakan perasaannya di masa lalu. Kecuali saat dia melamar untuk menikahinya. Mungkin, batinnya ragu-ragu.Tapi Aria melihat itu sebagai tipuan Dario untuk mengikatnya tetap di sisinya.Namun Aria tidak yakin perasaan Dario pada dirinya benar tulus atau sekedar tipuan lagi?Hati Aria rumit. Dia benci mengapa pria itu masih memiliki pengaruh pada dirinya sementara dia mencoba untuk tidak terjerat sekali lagi dengan pria itu.Aku mencintaimu.Aria membuang napas dengan kesal. Dia memejamkan matanya mencoba mengusir kalimat itu dari benaknya.Aku menc
“Ayo ambil tas kalian,” kata Aria melepaskan celemek di tubuhnya dan menuntun si kembar meninggalkan dapur.Bibi pengasuh meminta izin akan datang ke sekolah Delin dan Dixon pada pukul sembilan hingga kebutuhan anak-anak Aria yang urus.Ketika mereka keluar dari rumah sebuah mobil Audi hitam menunggu di luar alih-alih mobil Van yang selalu mengantar anak-anak ke sekolah.Seorang pria tampan dalam setelan jas biru gelap bersandar di badan mobil dengan kaca mata hitam di wajahnya.Dia berdiri tegap dan melepaskan kaca mata di wajahnya sambil tersenyum ala Prince Charming.“Selamat pagi.” Dia melambai pada si kembar dan mengedipkan sebelah matanya pada Aria.Mulut Aria terbuka, dan dia memelototinya.Pria itu penyebab dia gagal buat sarapan untuk si kembar.“Apaan sih dia ....”“Papa!” Delin berbinar dan berlari ke arah Dario.Sementara Dixon tetap berdiri di sebelah Aria sambil menggenggam tangan ibunya dengan muka cemberut.Dario berlutut dan merentangkan tangannya untuk memeluk putrin
Aria entah mengapa agak merasa bersalah ketika perubahan ekspresi Dario. Pria sudah meminta maaf dan membantunya semalam.Namun Aria masih memperlakukannya dengan suam-suam kuku.Dia membuka mulut hendak berbicara pada Dario.Namun pria itu memotong dan berkata pada si kembar.“Siap berangkat sekolah?” Dia membuka pintu belakang penumpang untuk si kembar“Ya!” seru Delin masuk ke dalam mobil tanpa menunggu Aria dan Dixon.“Ibu, Dixon, ayo masuk! Kita akan terlambat ke sekolah!” seru Delin melambai dari dalam mobil.Dixon cemberut dan mendongak menatap ibunya.“Ibu ....”Aria menghela napas dan tersenyum lembut mendorongnya masuk ke dalam mobil. Dia tidak punya pilihan lain.“Masuklah Dixon, ibu akan pergi bersama kalian.”Dixon dengan enggan masuk ke dalam mobil menyusul Delin.Ketika Aria menyusulnya duduk bangku penumpang Dario menahannya dan menutup pintu penumpang.“Kamu duduk di sebelahku.”Aria sempat memprotes ketika Dario tiba-tiba menggenggam tangannya. Dia membuka pintu bang
“Menyebalkan sekali! Beraninya dia mempermainkan aku!” Aria menggerutu membanting tas di atas meja kerja sebelum menghempaskan tubuhnya di kursi empuk.“Anda terlihat kesal Nona. Siapa yang membuatmu kesal?” Jenny asistennya berdiri di depan meja kerjanya bertanya heran.“Hanya seorang bajingan mesum,” dengus Aria bersungut-sungut.“Bagaimana ada pria yang begitu menyebalkan. Apa menggodaku begitu menyenangkan? Di satu sisi dia seorang bajingan. Di sisi lain bisa berubah menjadi lembut dan menyebalkan di saat bersamaan. Apa pria seperti itu bisa dipercayai?”“Ah, ini tentang seorang pria?” goda Jenny tersenyum tipis. Jarang melihat bosnya yang tenang dan lembut bersungut-sungut tentang seorang pria.Aria tidak pernah membicarakan tentang seorang pria sedemikian rupa. Bahkan Tuan Muda Seth pun tidak membuatnya seperti itu.“Tampaknya pria itu memiliki perasaan khusus dihati Nona.”Aria langsung melotot.“Omong kosong! Aku membencinya!” bantahnya.Jenny hanya tersenyum dengan pengertian
“Melissa dan Emily berniat menjual untuk persiapan pelarian ke luar negeri setelah apa yang terjadi di pesta. Mereka berpikir tidak ada gunanya mempertahankan perusahaan Quin. Untunglah saya sudah waspada mencegah siapa pun membeli properti tersebut. Saat ini mereka tengah putus asa menjual perusahaan Quin dan mencari investasi. Namun berkat pengaruh Garrett Grup, tidak ada yang berani bertindak.”“Kerja bagus.” Aria tersenyum dingin mengepalkan tangannya.“Bagus sekali, keluarga Crowen menggunakan semua hasil kerja keras ibuku setelah apa yang mereka lakukan padaku dan Ramus,” desisnya memukul meja kerjanya.“Ibu memiliki harta sebanyak itu, namun tidak ada satu pun dari mereka memiliki hati untuk menyelamatkan adikku.” Aria menggertak gigi penuh kebencian. Matanya tampak memerah oleh kemarahan dan kesedihan.Jenny menghela napas menatapnya bersimpati.Aria menatapnya tajam.“Jangan biarkan siapa pun membeli perusahaan Quin. Bertindaklah sebagai perwakilan Garrett Group berpura-pura
“Nona rumah ini sudah bukan milikmu. Tuan Crowen menggadaikan rumah ini sebagai jaminan utangnya. Bahkan rumah ini tidak cukup untuk membayar semua utangnya. Dia menyerahkan banyak surat-surat properti real Estate sebagai jaminan. Jika dia tidak segera membayar utang, properti real Estate ini akan kami sita.”Wajah Melissa memucat.Apa Stefan gila menggadaikan properti real Estate?! Apa dia tahu nilai real Estate yang dihasilkan per-tahun dari bangunan sewa, toko dan apartemen?!”Melissa menggertakkan gigi penuh kebencian pada Stefan Crowen.“Tapi ... semua properti itu menjadi milikku. Kalian tidak bisa mengambilnya. Kamu seharusnya menagih pada Stefan Crowen!”Staf itu menatapnya dengan tatapan bosan.“Apa kamu punya surat yang menjamin bahwa properti itu milikmu?”Melissa terdiam. Dia tidak punya. Dia tidak memikirkan hal ini sebelumnya.Ketika Stefan sekarat karena penyakit jantung dia menganggap semua milik keluarga Crowen adalah miliknya.“Anda tidak punya, kan?” kata staf itu s
Begitu keadaannya mereda, akan kembali untuk membalas dendam pada Aria, batinnya penuh kebencian.Staf itu mengangkat alis heran.“Kamu bisa membayar utang ayahmu?”Melissa mengangkat dagu angkuh dan memelototinya.“Apa kamu pikir keluarga Crowen miskin hingga tidak bisa membayar?!”“Berapa pinjaman yang dilakukan ayahku di bank?!”Staf itu hanya menyeringai dan menunduk isi dokumen di tangannya.“Kamu harus membayar sesuai dengan harga yang tertera di kerta ini.”Ketika Melissa melihat jumlah pinjaman Stefan di dokumen itu, dia memiliki keinginan untuk membunuh ayahnya.Bahkan menjual ginjalnya tidak bisa membayar hutangnya, batin Melissa kejam.“Apa kamu bisa membayar jumlah ini?” kata staf pria mencemooh.Melissa menggertak gigi menahan amarah. Dia dengan cepat menenangkan diri dan mengangkat dagu angkuh.“Tentu saja! Beri aku waktu sehari dan aku akan membayar utang ayahku!”Lagi pula, jika dia gagal mendapat harga tinggi dari menjual perusahaan Quin, dia masih memiliki buku reken
Di salah satu ruang privat kafe, terlihat Melissa duduk dengan gelisah. Dia berkali-kali mengecek jam tangannya dan minum air putih.“Tenang, jangan khawatir.” Dia menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan dirinya.Melissa tidak mengkhawatirkan dia akan ditipu. Dia sudah menyelidiki tentang perusahaan Garrett Group. Garrett Group adalah perusahaan raksasa di Meksiko.Cabang mereka tersebar hampir di seluruh dunia dan keluarga Garrett merupakan keluarga terkaya urutan kedua di Eropa. Clark Corporation, maupun JS dan JK Corporation tidak bisa dibandingkan dengan perusahaan raksasa tersebut.Dia tidak menyangka perusahaan raksasa sekelas Garrett Group akan menghubunginya untuk membahas pembelian perusahaan Quin yang sudah bangkrut saat tidak ada satu pun pengusaha di Capital yang berniat membeli atau menawarkan harga rendah yang tidak masuk akal.Dibandingkan dengan Garrett Group, para pengusaha itu tidak ada apa-apanya.Dia berharap Garrett Group akan menawarkan harga tinggi, batin Me