“Mama?” Leon termangu menatap ibunya yang datang secara mendadak bersama Chelsi.
Apakah mereka mendapat alamatnya dari Rara?
Tetapi belum sempat ia bertanya, Rita sudah mendekat dengan wajah yang merah padam. Ia berhenti tepat di depan Ayana dan menunjuk wajahnya. “Kamu! Kamu sengaja 'kan pura-pura sakit untuk menarik simpati anakku? Iya 'kan?!” tuduh Rita dengan suara tajam. “Dasar wanita nggak tahu diri kamu!”
Ayana sontak menggeleng panik. “Nggak Bu, Ayana beneran sakit. Ayana bahkan baru aja tau kalau Mas Leon ke sini pagi ini. Ayana nggak mungkin—”
“Halah, nggak usah banyak alasan kamu!” sela Rita dengan suara sinis. Ia lalu beralih pada Leon yang masih mendekap Ayana. “Leon, ayo kita pulang sekarang. Kamu harus ke kantor 'kan? Kamu nggak perlu nemenin wanita miskin ini di sini!”
Leon menghela napas berat. “Tapi Ma—”
Rita menggeleng keras. &l
Ayana menatap bulan yang bersinar dibalik jendela ruangannya. Langit juga dipenuhi taburan bintang yang berkerlap-kerlip dengan indah, dan membuat bibirnya otomatis melengkung ke atas.Leon yang melihat hal itu tanpa sadar ikut tersenyum. Hari ini, ia telah memperhatikan kalau kebahagiaan Ayana itu sangat sederhana.Ayana akan tersenyum melihat bunga yang mekar dengan indah di halaman rumah sakit. Ayana akan tersenyum melihat anak-anak yang bermain di taman seberang rumah sakit. Dan sekarang, Ayana bisa tersenyum bahagia hanya dengan memandangi langit malam yang dipenuhi taburan bintang.Leon jadi bertanya-tanya apakah kesedihan Ayana juga berasal dari hal-hal yang sederhana? Ia tidak tahu apakah Ayana adalah wanita yang sensitif?Tetapi mengingat perjuangannya waktu itu, sepertinya Ayana adalah tipe wanita yang tegar dan kuat.‘Apa yang sebenarnya aku ketahui tentang Ayana?’ batin Leon, tiba-tiba merasa gamang.Ia baru sadar kal
‘Chelsi berselingkuh?’Leon membeku di tempat, untuk sejenak tidak bisa mempercayai pendengarannya sendiri.“Tidak mungkin.” Leon menggeleng-geleng dan menatap adiknya dengan tatapan tidak percaya.Hal terakhir yang ia dengar adalah Chelsi yang berselingkuh darinya. Itu mustahil! Bagaimana mungkin Chelsi yang begitu lembut dan perhatian padanya bisa melakukan itu?Rara pasti hanya bercanda.“Rara, kamu jangan asal bicara. Ini bukan hal yang bisa kamu jadikan bahan candaan,” ucap Leon, memberi adiknya tatapan peringatan. Ia tahu Rara terkadang bersikap bar-bar, tetapi bukan berarti dia bisa bicara seenaknya. “Kakak nggak suka kamu bicara kayak gitu.”“Ish! Astaga, Kak!” Rara berdecak frustrasi, hampir saja berteriak di depan saudaranya yang sudah buta hati itu. “Kakak pikir aku bohong? Kakak pikir ini candaan? Aku serius, Kak! Mana mungkin aku bohong.”Leon kembali
Hana dan Ayana terdiam untuk waktu yang lama, merasa syok dengan jumlah yang harus mereka bayar.Ayana sudah mengira kalau biayanya akan mahal, tetapi tidak menyangka akan sebanyak itu.‘Ya Allah, dari mana aku bisa dapat uang sebanyak itu saat ini juga? Lima belas juta bukan uang yang sedikit.’Ayana jadi kebingungan di tempat, sementara petugas administrasi terus menatap keduanya, menunggu respon.Hana yang melihat hal itu buru-buru buka suara, “Mm, maaf Mbak, tapi saya cuma punya uang 10 juta sekarang, jadi apa bisa dicicil, Mbak? Nanti setelah saya mendapatkan uangnya, saya pasti akan langsung bayar lunas,” ujar Hana cepat dengan pandangan mengiba. Ia tidak tahu lagi harus bagaimana.Sayangnya, petugas administrasi menggelengkan kepalanya dengan tegas. “Maaf ya Bu, tapi sesuai peraturan di rumah sakit ini, pasien harus melunasi biayanya terlebih dahulu. Kalau tidak, pasien yang bersangkutan tidak boleh pergi dari r
Leon bergegas turun menuju bagian administrasi untuk menanyakan informasi tentang Ayana. Ia yakin kalau Ayana telah kembali, tetapi ia hanya ingin memastikan segalanya.“Iya Pak, ada yang bisa dibantu?” kata petugas administrasi dengan ramah ketika Leon mendekat.“Saya mau tahu, apa pasien yang bernama Ayana Salsabilla sudah pulang hari ini, Mbak?” tanya Leon.Petugas itu mengangguk dan segera memeriksa komputernya. Leon menunggu dengan tidak sabar sambil memikirkan alasan kenapa Ayana tidak memberitahukan apa-apa padanya.Apakah ia tidak sepenting itu di mata Ayana?Padahal Leon telah menemaninya selama seharian penuh, jadi ia kira Ayana setidaknya peduli untuk menelepon Leon terkait kabarnya.Entah kenapa Leon merasa terluka dan kecewa dengan hal itu.Tetapi kemudian, kilasan mengenai Leon yang selama ini mengabaikan Ayana dan menyiksanya secara mental mendadak terngiang. Perasaan kecewa Leon dengan cepat berubah menjadi perasaan bersalah.Leon merasa begitu egois, sebab selama ini
“Ehh, anu, itu Ma ... I-ini Chelsi lagi teleponan sama teman Chelsi, Ma! Iya!” Chelsi bicara dengan terbata-bata dan tertawa hambar, berusaha menutupi kegugupannya.Jantungnya berdentum layaknya genderang, rasanya ia hampir mengalami serangan panik karena dipergoki secara tiba-tiba. Apalagi sekarang, tatapan Rita yang terarah padanya dipenuhi kecurigaan.Ekspresinya bahkan sama sekali belum berubah saat mendengar jawaban Chelsi. Malahan, Rita terlihat tidak percaya. “Teman siapa?” tanyanya lagi.Rita mendekat dan tidak melepas sedikit pun pandangannya dari Chelsi. Rasanya aneh mendengar Chelsi memanggil temannya dengan sebutan ‘Sayang’ dengan nada seperti orang jatuh cinta.Chelsi memaksakan dirinya untuk tersenyum manis. “Ah, Mama kayak nggak tahu aja. Ini teman sesama model aku, Ma,” jelas Chelsi dengan suara mendayu-dayu, seperti biasa berusaha merayu ibu mertuanya. “Namanya Clara, Ma. Dia teman dekatnya Angel juga.”Kecurigaan Rita sedikit memudar, dan kini digantikan oleh raut pe
“Eh, Kak Ayana udah pulang?“Rara yang melihat Ayana baru kembali ke rumah mereka dengan cepat mendekat. Senyumnya mengembang dan ia tidak bisa menahan diri untuk berlari menghampiri kakak iparnya itu.Rara mungkin terlalu antusias sampai-sampai ia hampir terpeleset saat mencoba berhenti di depan Ayana. Leon yang melihat hal itu dengan gesit berdiri di depan Ayana dan menahan tangan Rara.“Astaga Rara, hati-hati! Kalau kamu ceroboh kayak gitu, nanti kamu bisa melukai Ayana.” Kata-kata itu meluncur begitu saja dari mulut Leon yang mulai protektif.Rara menaikkan satu alisnya heran, kemudian merotasikan bola matanya malas.‘Sejak kapan Kak Leon jadi seperhatian ini sampai-sampai jadi over protektif?’Rara sebenarnya merasa gemas dan geli di saat bersamaan. Walaupun, tidak bisa dipungkiri bahwa ia menyukai perubahan sikap Leon pada Ayana yang tidak lagi kasar.“Iya, iya, Rara juga tau kok, Kak. Mana mungkin Rara mau nyelakain Kak Ayana,” ucap Rara. Ia bukan Chelsi yang selalu bermuka dua
“Le-leon?”Chelsi terbelalak kaget dan napasnya tercekat. Tubuhnya menegang, sementara degup jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dan seperti akan meledak. Dalam sekejap, tangannya mendingin dan ia gugup bukan main.‘Sial! Kenapa Leon tiba-tiba muncul di sini?’Chelsi mencoba mengatur ekspresi dan napasnya yang memburu. Ia tidak menyangka kalau Leon akan melihatnya ketika hendak menampar Ayana. Ia bahkan tidak mendengar suara langkah kaki pria itu di belakangnya.‘Apakah mungkin Leon mengikutiku sejak tadi sampai ke sini? Astaga, bagaimana ini? Aku bisa mati!’ Chelsi menjerit dalam hati.Sebisa mungkin ia menjaga ekspresinya terlihat tetap tenang, meskipun ia mulai merasa kelabakan di tempat. Terlebih dengan tatapan membara penuh amarah yang dilayangkan Leon padanya. Sementara itu, Ayana yang tadinya memejamkan mata perlahan membuka matanya mendengar suara Chelsi. Ia tadinya bingung karena tidak merasakan apa pun, tetapi kemudian Chelsi menyebut nama Leon. Suaranya terdengar sang
“Mama!” Chelsi segera menghampiri Rita saat melihat sang ibu mertua yang terus berteriak memanggil Leon. “Mama udahlah, Leon nggak akan dengar.”Dengan lembut, Chelsi membalik tubuh Rita dan mencoba menenangkannya. Rita terus berdecak kesal dengan wajah memerah padam karena amarah yang tidak bisa dia kontrol.“Nggak bisa, Sayang! Mama nggak habis pikir sama Leon! Dia berubah! Dan itu pasti karena wanita miskin nggak tahu diri itu, ck!” Rita mendecak dengan emosi yang membumbung tinggi.Rita masih saja tidak bisa berhenti mengomel. Kemarahannya sudah berada di puncak dan baru kali ini Leon tidak mendengar ucapannya. Dan ia yakin itu semua pasti karena pengaruh Ayana.“Ma, udahlah. Apa yang dikatakan sama Leon itu benar, itu semua sudah menjadi keputusan kami,” kata Chelsi dan dalam sedetik kemudian memasang wajah sendunya. Ia mendadak melepaskan tangannya dari pundak ibu mertuanya, lalu mengusap kedua matanya dengan dramatis. “Ya, walaupun Chelsi sebenarnya nggak rela, tapi mau bagaima