Sandra langsung melangkah dengan cepat ke ruang kerja suaminya begitu sampai di rumah, dia sudah tak sabar ingin bercerita kepada suaminya itu.
“Bapak di ruang kerjanya, Bi?” tanya Sandra pada bibi untuk memastikan.“Iya, Nya.”Tanpa mengetuk pintu Sandra langsung menerobos masuk, di dalam dia mendapati sang suami yang sedang tekun memelototi kertas-kertas di depannya, laki-laki itu hanya mengerutkan kening saat sang istri masuk ruang kerjanya dengan tergesa.“Yah, ayah tahu tidak.”“Tidak,” kata sang suami.Sandra langsung memasang wajah cemberut, Robert langsung menghela napas, puluhan tahun beruimah tangga dengan sang istri dia sudah sangat hapal, istrinya itu pasti ingin membicarakan hal yang dianggapnya penting dan tentu saja dia akan makin kesal kalau Robert masih berkutat dengan pekerjaannya.“Ibu belum bilang, tentu saja ayah tidak tahu,” kata Robert sambil menggenggam tangan sang istri.Ada senyBella menarik napasnya dalam, hatinya begitu tak tenang akhir-akhir ini, dia menyesali keputusannya yang menjabak Ana waktu itu. Seharusnya dia bisa mengalahkan popularitas Ana dengan cara lain, bukan dengan membuat wanita itu tidur dengan suaminya, ide yang dulu dia anggap sangat cerdik kini membuatnya tercekik sesal. Bella tahu setelah Ana pergi suaminya seperti orang linglung, yang sering memikirkan wanita itu, bahkan dia sering mengabaikannya di saat mereka bersama, hal yang tak pernah dilakukan Raffael sejak mereka kecil dulu. Muka Bella bertambah kusut saat dia mengingat tentang pertemuan dengan keluarganya waktu itu, dia bahkan sengaja meminta om dan tantenya untuk datang dan membantunya untuk membujuk Raffael. Bella menyangka harga diri Raffael yang sangat tinggi membuat laki-laki itu malu karena memperlakukannya dengan semena-mena, tapi nyatanya Raffael langsung menolak begitu saja ‘niat baiknya’ bahkan juga tiket bulan madu yang dibe
“Mereka sudah masuk dan memesan kamar hotel, apa saya juga harus merekam apa yang mereka lakukan?” “Baik, saya mengerti.” Malam memang sudah jauh merangkak mendekati pagi, bulan dan bintang yang absen dalam bertugas membuat malam ini makin gelap, apalagi gerimis yang baru saja datang membuat hawa dingin makin menyerang, itulah yang dirasakan laki-laki bertopi itu. Sekarang dia memang ada di lobi hotel bintang lima, salah satu hotel mewah yang tamunya kebanyakan orang-orang berkantung tebal. “Kenapa AC distel sedingin ini memangnya mereka tidak tahu kalau dilur sedang hujan,” gerutunya. Dia merapatkan jaket yang dia kenakan lalu saat pasangan itu mulai melangkah ke dalam dengan diantarkan seorang belboy, diam-diam dia juga ikut melangkah, dan langkahnya berhenti begitu tahu nomer kamar yang pasangan itu pesan, sebuah senyum terbit di bibirnya. Tuannya tidak menyuruhnya merekam kejadian di balik pintu kamar itu, padahal dia
Dulu bagi Raffael pulang adalah, bertemu dengan Bella, entah itu di rumah, di apartemen atau bahkan di hotel yang kebetulan dekat dengan lokasi syuting Bella. Tapi hal itu kini hanya kenangan, yah kenangan yang bagi Raffael tak pantas untuk diingat lagi. Rumah orang tuanya adalah tempat dia pulang, seperti saat dia masih belum menikah dulu, bahkan dia jarang sekali pulang ke rumahnya sendiri, meski di sana dia pasti akan diperlakukan seperti raja, di sana dia memiliki asisten yang sama dengan sekompi tentara.Kamar masa bujangnya yang dulu biasa dia gunakan untuk bermain game semalam suntuk atau melihat film-film yang dia inginkan menjadi sarangnya sekarang, bukan karena dia ingin melihat film atau apa akan tetapi di kamar inilah dia pernah tidur bersama dengan Ana, meski bukan kenangan manis yang tertinggal, tapi tetap saja itu sudah cukup untuknya. “Kamu melihat berita itu?” tanya sang ibu, meski sangat yakin kalau Raffael tak mungkin melewat
Belajar dari pengalamannya yang waktu itu memperlakukan Ana dengan sangat kasar padahal wanita itu sama sekali tak bersalah, Raffael untuk mencoba untuk tidak langsung terbawa emosi. Dia membiarkan saja Bella memeluknya dengan erat. Raffael ingin mengukur kondisi hatinya sendiri, apa rasa itu masih ada, rasa yang dia jaga hampir seumur hidupnya hanya untuk satu wanita.Isak tangis Bella terdengar sangat menyedihkan, hal yang selama ini menjadi kelemahan Raffael, dia tidak suka melihat wanitanya menangis, jadi sedapat mungkin dia akan melakukan segala cara agar Bella bisa tersenyum kembali, yah ternyata rasa itu masih ada, apakah ini yang dikatakan cinta buta, tangan Raffael sudah terangkat untuk memeluk Bella seperti biasanya, ingin menenangkan wanita yang pastinya sedang menghadapi masalah besar itu, tapi kilasan tangis Ana malam itu berkelebat di depannya juga senyum ceria Romeo saat dia menemui anak itu, kemudian foto-foto Bella yang masuk hotel dengan seorang laki-laki
Penghuni rumah mewah itu langsung heboh begitu sang nyonya rumah datang dengan membawa artis cilik yang saat ini menjadi idola berbagai kalangan. Kelucuan, serta kecerdasan Romeo dipadukan dengan akting yang sangat bagus juga suara yang merdu membuat hampir semua orang mengaguminya, apalagi anak itu yang selalu terlihat santun dan tidak sombong menambah nilai lebih untuk anak itu. “Wah ternyata Romeo lebih tampan aslinya, astaga rasanya pingin banget cubit pipinya,” kata salah satu asisten rumah tangga dengan mencubit pipinya sendiri. Romeo memang artis, tapi selama ini penggemarnya rata-rata anak-anak seusianya meski mereka juga datang bersama orang dewasa, tapi di sini dia dikelilingi orang dewasa yang memandang kagum padanya. “Kamu mau makan kue, Romeo nanti bibi buatkan,” kata salah seorang chef pastry di rumah ini.Romeo memandang wanita itu sebentar, biasanya jika ditawari seperti itu dia akan ijin dulu pada mama, om Ada
Sebenarnya Raffael ingin membiarkan saja para bodyguardnya mengantar Bella ke rumahnya, tapi tentu saja dia tidak mau menambah daftar panjang perbuatan pengecut yang dia lakukan. Dulu dia meminta Bella secara baik-baik, bahkan jauh sebelum pernikahan itu hubungan mereka juga sangat erat sebagai sepasang sahabat, jadi kali ini dia ingin mengembalikan Bella dengan baik-baik juga. Berita yang sedang viral di media massa untuk menjadi daftar salah satu alasan yang akan dia pergunakan untuk menekan orang tua Bella. Butuh waktu setengah jam bagi orang suruhan Raffael untuk sampai di tempat ini. “Apa kamu sudah pastikan rumah Bella bersih dari wartawan?” tanya Raffael begitu orang yang dimaksud datang. “Sudah tuan, kami juga sudah menyebarkan gosip kalau Bella ada di tempat lain, rumah itu sekarang bersih.” Raffael mengangguk dan menaiki salah satu mobil yang dibawa anak buahnya dan meminta dua orang yang lain untuk menaiki mo
Ibunya memang tak mengatakan apapun, tapi anggukan itu sudah cukup memberinya jawaban.Raffael berjalan lunglai ke sofa yang ada di dekatnya, dia takut kalau berdiri lebih lama akan terjatuh. Syukurlah Romeo sudah kembali masuk ke dalam di temani salah satu asisten mamanya, sehingga anak itu tidak melihatnya yang shock seperti ini. Dia saja yang laki-laki dewasa terkejut seperti ini, apalagi Romeo yang hanya anak-anak.Selama tujuh tahun ini dia selalu membayangkan bagaimana rupa anak yang gugur dalam kandungan Ana. Rasa bersalah itu terus saja menghantuinya membuatnya seperti orang gila. Raffael meremas rambutnya dengan kasar, dia bingung tak tahu harus menyikapi hal ini seperti apa. Dia bahkan tak tahu apa rasa di hatinya saat ini, kejutan ini begitu tiba-tiba. “A...apa ibu tahu sejak awal?” tanya Raffael dengan suara bergetar. “Iya, ibu bertanya langsung pada dokter, waktu itu dokter be
“Romeo!” Ana langsung mendorong tubuh Adam yang menghalangi pintu, dia langsung merebut putranya yang ada dalam gendongan Raffael. “Hati-hati,” kata Raffael sambil memegang pinggang Ana, saat wanita itu akan terjatuh karena bobot tubuh Romeo yang terlalu berat untuknya. Mungkin untuk laki-laki dewasa seperti Raffael ataupun Adam mungkin bobot anak itu yang hampir dua puluh lima kilo gram tidak terlalu berat, akan tetapi bagi Ana yang bertubuh mungil akan sangat berat, mungkin dia lupa kalau putranya itu bukan lagi bayi yang biasanya di gendong. Adam menghela napas, Romeo yang memang sedang tertidur lelap tampak tak terganggu dengan perebutan itu. “Biar aku yang membawa Romeo ke dalam kalian butuh bicara.” “Tidak biar aku saja yang membawanya ke dalam.” Raffael terlihat tak terima dan akan mengambil Romeo kembali dari tangan Ana. Adam menyipitkan matanya, melihat reaksi Raffael sepertinya laki-laki itu sudah tahu kenyataan