-JANGAN LUPA TAMBAHKAN CERITA INI KE DALAM PUSTAKA KALIAN, JANGAN LEWATKAN UPDATE SELANJUTNYA-
^_^
Lius begitu memanjakan Lisa, semua kebutuhan Lisa selalu ia sediakan dengan tangannya. Perlakuan manis itu membuat rasa bersalah Lisa semakin besar, ia merasa menjadi istri yang durhaka.
Terlebih Lius sering mengutarakan rasa lelahnya selama ini mengurus perusahaan.
“Apa kau lelah? Biarkan mereka yang mengerjakan semua pekerjaan.”
Lius tersenyum, membelai puncak kepala Lisa.
Keduanya berbaring bersama, saling memeluk berbagi kehangatana. Dan ini adalah untuk pertama kali semenjak keduanya berjauhan.
“Maafkan aku sayang, aku akhir-akhir ini mengabaikanmu.”
“Sayang, sudah berapa kali kau meminta maaf padaku.” Rengeknya, beringsut semakin merapatkan tubuh keduanya.
Tiba-tiba Lisa teringat dengan keberadaan ibunya, sudah beberapa hari ia tak melihat ibunya bera
-TERIMA KASIH SEMUANYA-Lio terus mengutuk dirinya, akibat kecemburuan serta kebodohannya kini ia berakhri di diamkan Lea.Seharian ini Lea tak ingin bertemu dengan dirinya, bahkan Lea juga pergi dari rumah ketika ia masih terlelap dibawah selimut.“Bodoh, kenapa kau melakukan itu.” Rutuknya memukul kepala.Hari itu, rasa cemburu bercampur dengan rasa rindu. Memenuhi seluruh relung hati hingga pikiran Lio, hanya satu inginnya yaitu mengikat Lea hanya untuk dirinya.Dan dengan bodohnya, ia pun menarik Lea masuk kedalam kamar. Mengukung Lea hingga memaksakan keinginanya untuk berbagi kehangatan.Walau sempat menolak, namun ternyata Lea juga menikmatinya. Kedua anak manusia itu saling berbagi rasa hingga melepas rindu bersama.Namun di bawah mentari selanjutnya, Lea tersadar lebih dulu. Menatap kesal pada Lio yang begitu lelap di sebelahnya.Dengan rasa kesal itu ia memutuskan un
-YUK BANTU LIKE DAN KOMEN UNTUK CERITA LEA AGAR SEMAKIN MENARIK.-:)Perlahan Lio membuka matanya, namun ia sama sekali tak bisa melihat sekitarnya. Matanya tertutup sebuah kain hitam, menjadi penghalau bagi dirinya melihat disekitar.“Brengsek kalian! Beraninya main belakang.” Umpatnya.Namun hening tak ada sahutan, seolah Lio ditinggal di tempat itu sendirian.Lio berusaha melepaskan diri, ia bergerak secara acak demi bisa melepas ikatan pada tangannya. Namun semakin ia bergerak, tali itu seakan semakin mencengkeram pergelangan tangannya.Begitu sakit, hingga terasa perih pada kulit.Lio hanya bisa mendesah frustasi, ia berusaha tenang namun bayangan wajah Lea membuatnya dilemma.Ia sendiri tak tahu, sudah berapa lama sejak ia meninggalkan rumah Lea. Hanya satu kekhawatirannya kali ini, keselamatan Lea.Lio merapalkan doa, ia memohon agar Lea marah padanya hingga ia tak mence
-TERIMA KASIH SELALU BERSAMA KAMI, SATU KOMENTAR KALIAN MEMBAWA KAMI PADA PERBAIKAN-Mojiko menerima kabar jika anak buahnya berhasil menangkap suami dari wanita bertopeng. Ia pun segera memerintahkan pada mereka untuk membawanya ke gudang kota mati.Mojiko menjadi bersemangat, ia ingin melihat wajah yang sudah berhasil meluluhkan hati wanita bertopeng yang dikenalnya sangat dingin itu.Dengan semangat menggebu-gebu ia pergi meninggalkan rumah sakit, tak perduli larangan dokter yang menahannya untuk tak pergi.Di tengah perjalanan, ia meminta salah seorang anak buahnya untuk membuka akses cctv tempat yang sudah mereka lalui.“Dengan begini, dia akan menemukan sendiri keberadaannya. Tak perlu kita susah-susah mengundangnya datang.”Saat dirinya tiba, ia melihat seorang laki-laki duduk dengan tangan juga kaki terikat.“Selesaikan.”Lio yang saat itu sudah sadar menja
-ADAKAH DARI KALIAN YANG BERHARAP LIUS DAN LEA BERSAMA KEMBALI?-“Akhhhhhhhhh!” mata Lio membelalak.Lio menangis tanpa suara, ia berusaha merangkak menjangkau Lea. Namun tak bisa, Lio tak bisa bergerak jauh dari tempatnya berada.Lea menangis, rasa sakit juga perih menjalar di seluru tubuhnya kali ini.Dengan kejam Mojiko menyayat telapak kaki Lea begitu dalam. Darah segar mengalir keluar, membuat tawa kemenangan Mojiko menggelegar.“Lea, kumohon Lea.” Batin Lio menangis.Lio masih berusaha, bergumul dengan tanah ia berusaha menarik dirinya pergi. Lio marah pada dirinya sendiri, ia berkali-kali memukuli kedua kaki yang tak berfungsi itu.Ia memohon untuk tubuhnya kembali bereaksi, namun semua usaha itu hanya membawanya pada rasa frustasi.“Hahah, kalian tidak akan bisa melawanku. Disini, aku yang berkuasa. Kalian hanya semut yang dengan gampang bisa aku musn
-SELALU DUKUNG KAMI YA, TINGGALKAN KOMENTAR KALIAN PADA SETIAP CERITANYA-~Wilson merasakan sesak di dada, begitu nyeri terasa menusuk ke ulu hatinya. Brian terus menangis sejak pagi, sepertinya bayi itu merasakan apa yang saat ini tengah dirasakan ibunya.Brian tak ingin disentuh siapapun, bayi itu terus menangis dengan memeluk erat bingkai foto ibunya.“Diam lah, Nak. Kau tak lelah apa menangis seharian?” ucap Wilson pada cucunya.Wilson begitu sedih, menatap bergantian putra juga cucunya. Satu menangis pada gendongannya, satu lagi masih terlelap entah kapan kembali membuka matanya.“Bangunlah, Nak.”Toni tak tahu harus bagaimana membantu Wilson saat ini, Brian menolak untuk disentuh olehnya. Hanya Wilson satu-satunya orang yang bisa menyentuh bayi itu.“Apa terjadi sesuatu dengan nona Lea ya? Sampai tuan muda tak berhenti menangis begitu,” gumam Toni.
Hampir satu minggu lamanya Lio juga Lea berada di markas bawah tanah, hingga saat ini kondisi Lea juga masih tak kunjung sadarkan diri.Hari itu Lea terpaksa menerima 17 jahitan untuk luka robek pada telapak kakinya, belum luka tusuk pada area punggung.Lio dengan setia selalu berada di samping Lea, hanya jika ia ingin ke kamar mandi baru bisa meninggalkan Lea namun.“Tuan, anda bisa beristirahat dulu. Saya akan menjaga nona.”“Tidak, pergilah. Kalian jaga saja markas ini, jangan biarkan siapapun masuk tanpa ijin dariku.”Tak ada lagi yang bisa membujuk Lio saat ini, laki-laki itu terus duduk di tempatnya menggenggam tangan wanitanya“Bangunlah, aku merindukanmu.”Lio memejamkan matanya, bayangan kebahagiaan keduanya terdahulu kembali terulang dalam ingatannya. Bagaimana keduanya tertawa lepas dan saling menggoda.Senyum juga tawa Lea, membawa Lio pada sebuah rasa kebahagiaan tak terhingga. D
Lisa uring-uringan mencari ibunya, sudah beberapa hari ia mencari namun sama sekali tak membuahkan hasil. Ibunya seperti hilang di telah bumi, sama sekali tak ada jejak yang ditinggalkan.tSelama itu, Lius selalu mendampingi istrinya. Memberikan motivasi hingga masukan agar Lisa selalu merasa tenang.Namun tanpa Lisa sadari, Lius selalu menyeringai di belakang tubuhnya.Hingga saat ini nyatanya Lasmi masih ada pada Lius, menjadi tawanan di penjara buatannya.Disana, Lasmi diperlakukan tak layaknya seorang manusia. Bahkan lebih baik perlakuannya terhadap hewan ketimbang Lasmi.“Huh.” Mengela nafas.“Tenanglah, mungkin mama sedang menikmati liburannya.”“Liburan apa sampai selama ini, bahkan aku tidak menerima notifikasi apapun dari kartu-kartunya.”“Tenanglah sayang, kenapa kau jadi marah padaku?”Lisa menyadari sikapnya, ia pun mengubah mimik wajahnya dan berhambur memeluk
Hari ini Sekar bersama Antonio mengunjungi rumah menantunya, rasa rindunya terhadap Rania membuat keduanya nekat mengunjungi rumah Zaky.“Apa ini tidak apa-apa, Dad?” cicit Sekar di depan pintu.“Mau bagaimana lagi, putri kita juga tidak bisa di hubungi. Sudah berapa kali kita mencoba namun tak pernah ada balasan.”Antonio menekan bel, cukup lama hingga terdengar suara sahutan dari dalam rumah.Zaky membuka pintu, wajahnya nampak sangat terkejut melihat mertuanya kini berdiri di depan pintu rumahnya. Ada rasa kesal yang tiba-tiba muncul dalam benaknya, kedatangan mertuanya yang mendadak itu membangkitkan amarah Zaky.“Apa kau tidak ingin membawa kami masuk, Nak?” ucap Antonio.“Oh, maafkan aku. Silakan masuk, Mom, Dad.”Sekar melihat tiap sudut rumah yang Zaky tempati, tak sebesar seperti yang pernah putrinya ceritakan. Dari sini Sekar berpendapat jika putrinya hanya ingin