Lisa uring-uringan mencari ibunya, sudah beberapa hari ia mencari namun sama sekali tak membuahkan hasil. Ibunya seperti hilang di telah bumi, sama sekali tak ada jejak yang ditinggalkan.t
Selama itu, Lius selalu mendampingi istrinya. Memberikan motivasi hingga masukan agar Lisa selalu merasa tenang.
Namun tanpa Lisa sadari, Lius selalu menyeringai di belakang tubuhnya.
Hingga saat ini nyatanya Lasmi masih ada pada Lius, menjadi tawanan di penjara buatannya.
Disana, Lasmi diperlakukan tak layaknya seorang manusia. Bahkan lebih baik perlakuannya terhadap hewan ketimbang Lasmi.
“Huh.” Mengela nafas.
“Tenanglah, mungkin mama sedang menikmati liburannya.”
“Liburan apa sampai selama ini, bahkan aku tidak menerima notifikasi apapun dari kartu-kartunya.”
“Tenanglah sayang, kenapa kau jadi marah padaku?”
Lisa menyadari sikapnya, ia pun mengubah mimik wajahnya dan berhambur memeluk
Hari ini Sekar bersama Antonio mengunjungi rumah menantunya, rasa rindunya terhadap Rania membuat keduanya nekat mengunjungi rumah Zaky.“Apa ini tidak apa-apa, Dad?” cicit Sekar di depan pintu.“Mau bagaimana lagi, putri kita juga tidak bisa di hubungi. Sudah berapa kali kita mencoba namun tak pernah ada balasan.”Antonio menekan bel, cukup lama hingga terdengar suara sahutan dari dalam rumah.Zaky membuka pintu, wajahnya nampak sangat terkejut melihat mertuanya kini berdiri di depan pintu rumahnya. Ada rasa kesal yang tiba-tiba muncul dalam benaknya, kedatangan mertuanya yang mendadak itu membangkitkan amarah Zaky.“Apa kau tidak ingin membawa kami masuk, Nak?” ucap Antonio.“Oh, maafkan aku. Silakan masuk, Mom, Dad.”Sekar melihat tiap sudut rumah yang Zaky tempati, tak sebesar seperti yang pernah putrinya ceritakan. Dari sini Sekar berpendapat jika putrinya hanya ingin
-KALI INI, APAKAH SEORANG SUAMI AKAN MEMPERCAYAI INSTING SEORANG IBU?-Hari ini tiba-tiba keadaan Lasmi memburuk, kesehatan yang semula baik-baik saja tiba-tiba drop. Semua orang panik, mereka berusaha menghubungi Lius yang sudah lama tak datang mengunjungi mertuanya itu.Salah satu dari mereka juga menghubungi dokter biasanya.Menunggu dengan cemas, beberapa anak buah menanti dokter keluar dari dalam kamar.Tubuh Lasmi sudah lemah, kurus kering seakan tak terurus. Dengan pakaian dan ranjang seadanya, tubunya itu terkapar tak berdaya.“Bawa menantuku kesini.”Hanya itu yang selalu Lasmi ucapkan, dan semua orang masih berusaha menghubungi tuannya yang entah kemana.Mereka takut dihantui Lasmi jika keinginanya tak di penuhi hingga ajal menjemput.-Lius sedang bersama dengan Lisa, hari ini istrinya itu tiba-tiba jatuh sakit. Padahal semalam masih nampak baik-baik saja, en
-SEMOGA KALIAN MENYUKAI CERITA INI-Lisa terbangun dari tidurnya, dadanya naik turun seiring dengan deru nafas yang memburu. Ia menatap kesekeliling kamarnya.Matanya beralih menatap punggung tangannya lalu Lius yang tengah tertidur di sampingnya.“Apa aku bermimpi?” gumamnya.Lisa masih merasa apa yang dialaminya itu adalah nyata, bahkan rasa sakit itu masih sangat terasa di dadanya.Ia mengusap dadanya, merasakan apa yang semalam ia rasakan. Ia ingin memastikan jika itu hanyalah mimpi, namun kenapa sakitnya terasa nyata?“Sayang, kau sudah bangun?”Lisa sedikit menjauh saat tangan Lius hendak menggapainya.“Kemarilah, aku hanya ingin memeriksa demammu saja.”Lisa terdiam, ia merasakan hangat punggung tangan Lius di keningnya.“Syukurlah, panasnya sudah turun.”“A-apa aku semalam demam?”Lius tersenyu
Lio sudah siap membawa Lea pulang, bukan ke rumah dimana ia tinggal. Namun dimana seharusnya ia berada.Semua persiapan sudah dilakukan, pemalsuan identitas juga sudah selesai dikerjakan. Maka tibalah saat nya bagi keduanya untuk keluar dan pergi terbang.Semua anak buah bawah tanah menjaga ketat kedua tuannya selama perjalanan, walau yakin tak ada yang tahu tentang kepergian nona mudanya itu namun mereka tetap waspada.Lea yang terluka parah beberapa waktu lalu begitu menorehkan luka pada benak semua anak bawah tanah. Sejak saat itu mereka selalu menjaga Lea begitu ketat, tak perduli dapat penolakan sekalipun mereka tetap melakukan penjagaan.“Lio, suruh mereka kembali saja. Aku baik-baik saja.”Lea terus mengeluk dengan penjagaan untuk dirinya itu, ia merasa rishi melihat semua wajah anak bawah tanah bergantian mengawalnya.“Mereka hanya tidak ingin kau terluka lagi, begitupun dengan aku. Melihat kau seperti itu rasanya s
-Jika bukan kita yang berusaha, jika bukan kita yang memperjuangkan. Lantas siapa? Apa kita hanya akan diam dan menunggu takdir bermain dengan kehidupan?- Azalea Khaliqa==================================================================Wilson begitu bahagia melihat kembali putrinya, begitu juga dengan Leo yang tak hentinya mengucap syukur atas kembalinya Lea. Kini akhirnya keluarga mereka dapat berkumpul bersama, saling memberi kehangatan juga kegembiraan.Kedatangan Lio juga Lea benar-benar di sambut meriah di rumah hutan, Toni yang tak pernah menyentuh dapur pun dengan sengaja menyiapkan hidangan makan malam khusus untuk kedua majikannya.Bagi Toni, Lea juga Lio tak hanya sekedar atasan. Keduanya sudah layaknya keluarga bagi Toni, bagi laki-laki yang selama ini hidup sebatang kara.“Wah, aku baru tahu kalau kak Toni bisa masak.”“Sengaja hanya untuk hari ini, saya hanya ingin merayakan kembaliny
-Jika kau tak mampu, jangan menyalahkan keadaan untuk ketidak mampuanmu itu.- Adelio Dameer Dharmendera================================================================Lius mendengar apa yang terjadi pada Lasmi, pada akhirnya mau tidak mau ia harus datang dan mengunjungi mertuanya itu.Tak ingin menggunakan mobil lamanya, dengan sengaja Lius mengganti mobilnya.Setibanya di markas miliknya, ia disambut oleh beberapa orang kepercayaan.“Bagaimana?”“Sudah beberapa hari selalu sama, dokter yang menangani mengatakan jika kita harus bersiap untuk semua kemungkinan buruknya.”Tak lagi berkomentar, Lius terus melangkah menuju kamar yang selama ini Lasmi tempati.Benar saja, Lius melihat tubuh Lasmi sudah penuh dengan alat medis saat ia baru masuk. Seorang perawat keluar saat melihat Lius, begitu juga sengan semua orang yang ada disana.Satu persatu keluar, meninggalkan L
Hari ini Lasmi benar-benar menyerah dengan keadaan, ia melepas semua dendam dalam hatinya untuk kehidupan damai sang putri.“Udah mati, Bro.”Lasmi menghembuskan nafas terakhirnya dalam keadaan yang sangat tidak layak sebagai manusia. Di tempat kumuh dan kotor itu ia merelakan hidupnya.Melepaskan semua marah juga kecewa, hanya satu inginnya. Bertemu dan memeluk putri kesayangannya, namun melihat Lius yang selalu menahannya membuat keinginan itu perlahan pudar dari benak Lasmi.Sebagai seorang ibu, Lasmi tetaplah mencintai putrinya. Terlepas dari rasa gagal ia menjadi ibu untuk Lisa, ia tetap menyayangi dan menanti putrinya itu.Seseorang mencoba menghubungi Lius, mengabarkan tentang kematian wanita yang adalah mertua tuannya.Namun lagi-lagi tak ada sahutan, Lius lagi-lagi tak bisa mereka hubungi.Lisa terbangun dengan derai air mata yang sudah membasahi wajahnya. Dadanya terasa begitu sakit, membuat Lisa yang tengah terl
Hampir saja terperosok, beruntung Lius sigap menopang Lisa."Hati-hati, kau bisa terluka."“Aku mau ke bawah, aku mau bertemu mama.” Menghempas kasar tangan suaminya."Aku akan turun denganmu, tapi kumohon berhati-hatilah sayang. Kau sedang sakit." Lisa hanya diam, membiarkan Lius memapah tubuh lemahnya itu.Lius membawa istri nya turun perlahan, melangkahkan kakinya dengan banyak pertanyaan yang kini memenuhi benak Lius sendiri.Namun sesampainya mereka di lantai satu, semua nampak sepi. Tak ada tanda-tanda ibunya datang. Dengan tatapan marah Lisa menatap ketiga pelayannya.“Mana mamaku, kalian bilang dia pulang.” Bentaknya.Satpam pun menunjuk ke arah pintu depan, Lius mulai merasa curiga. Ia mengerutkan alis ketiga menatap ketakutan pada satpam rumahnya.“Ada apa sebenarnya? Kenapa kalian ketakutan?”“Sebaiknya anda lihat sendiri, Tuan. Saya tidak berani,” cicitnya.