Share

Kenapa Ada Darah?

"Om ...." Dia mencicit lagi.

Cup! Sebuah kecupan kucuri darinya. Wajahnya semakin memerah.

"Mas ...."

"Bagus." Aku tersenyum. "Marni, kami mau mendengarkan aku?"

Dia mengangguk, anggukan yang amat pelan, yang membuat laki-laki dewasa sepertiku menjadi gemas. Kuambil tangannya, lalu menautkan jemari kami.

"Ini yang seharusnya kita lakukan. Kau adalah istriku, aku suamimu, saat kau bertanya bagaimana anak itu tercipta, dia tercipta dengan cinta."

Marni masih enggan mengedipkan matanya. Kelengahannya itu kugunakan untuk mendekatkan wajah kami. Aku ingin tau, bibir mungil yang biasanya mengeluarkan kata-kata ajaib dan sering mengatakan kalimat bodoh itu, bagaimana rasanya. Sekali pun aku belum pernah mencobanya.

Kudaratkan ciuman kecil, Marni berusaha menolak dan mendorong dadaku, tapi aku takkan membiarkan dia kabur lagi. Kupegang tangannya, sehingga wanita itu berhenti untuk menggeliat.

"Kau percaya padaku?"

Dia mengangguk.

"Aku takkan menyakitimu. Yang perlu kau lakukan, adalah diam d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status