"Mas pulangnya cepet kok sayang Jam Delapan juga sudah pulang, tapi Mas lihat kamu sudah tidur nyenyak, jadi Mas tidak tega membangunkan padahal tadi malam Mas belikan martabak kesukaan kamu loh." Arga dan Sarah memang menyimpan kunci rumah sendiri jadi mereka tidak saling merepotkan.
Sarah menyunggingkan bibirnya, padahal Sarah tidak tidur hingga jam dua belas malam menunggu Arga pulang, tetapi karena tidak ingin merusak moodnya pagi ini, Sarah memilih diam, agar Arga tidak membuat kebohongan lainnya.
Setelah selesai Sarapan Sarah pamit pergi kerja lebih dulu, Sarah tidak seperti teman-teman kantornya yang selalu mendapat antar jemput dari Suami, Sarah memilih pergi dan pulang kerja sendiri.
Sarah hari ini sibuk dengan audit keuangan dikantornya, dia berusaha seprofesional mungkin dalam bekerja, tidak ingin masalah pribadi mengganggu urusan pekerjaan. Sarah terkenal dengan sikap tegas dan pekerja keras, Sarah tidak ingin image yang sudah susah payah ia bangun selama ini lenyap hanya karena masalah pribadi yang belum tentu benar.
Sejak datang kekantor tadi pagi, Sarah melihat banyak teman-temannya yang saling berbisik sambil melihat kearah Sarah, Sarah yakin ini pasti ada hubungannya dengan fotonya yang viral kemarin.
"Akan aku coba menutup mata dan telinga ini Mas." Ujar Sarah dalam hati, makan siang pun ia lewatkan begitu saja, waktu istirahatnya banyak dihabiskan dengan mengotak-atik gadgednya yang mulai tadi kemarin menjadi teman setianya.
"[Ibu Sarah dipanggil keruangan Pak Randi bu]" Terdengar Suara merdu sekretaris Bosnya dari sambungan telepon, Pak Randi merupakan Anak pemilik perusahaan tempat Sarah bekerja, wajar saja Sarah menjadi panik karena takut sudah melakukan kesalahan hingga harus bertemu dengan Bos yang terkenal sangat galak itu.
"[Baik Saya langsung menemui beliau]" Sarah langsung memutuskan sambungan telepon itu dan bergegas keruangan Bosnya karena tidak ingin Pak Rendi mengeluarkan suara amukannya yang akan membuat gempar kantor.
Tok...Tok
"Masuk." Ujar Bos Sarah singkat.
Sarah langsung masuk kedalam ruangan Bosnya itu dengan hati deg-degkan.
Banyak Karyawan perempuan yang mencoba mendekati Randi tetapi semuanya mundur teratur setelah mengetahui Randi yang super galak kepada siapa pun, menurut analisa Sarah mungkin sikap Randi yang galak ini yang membuat ia dijauhi perempuan hingga belum menikah diusia yang terbilang sudah sangat matang.
"Bapak memanggil Saya Pak?" Tanya Sarah setelah dipersilahkan duduk.
"Gimana kamu sudah mengambil keputusan tentang tawaran kekantor cabang tempo hari?" Tanya Randi tanpa basa basi, tangannya mengetuk-etuk meja.
Sarah memijit-mijit pelipisnya, dia benar-benar lupa menceritakan perihal promosi jabatan ini kepada Arga.
Tidak kunjung mendapat jawaban, Randi kembali mengulangi pertanyaannya.
"Saya butuh jawaban kamu kalau memang kamu menolak Saya segera mencari gantinya karena kantor cabang sudah tidak bisa dibiarkan kosong tanpa ada yang mengawasi." Kali ini Randi sedikit memberi penekanan disetiap kalimatnya.
Sarah mengambil nafas dalam-dalam, sebenarnya Sarah ingin sekali mengambil kesempatan yang mungkin tidak akan datang untuk kedua kalinya ini.
Setelah diam cukup lama, akhirnya Sarah memberanikan diri untuk berkata jujur kepada Bos galaknya itu.
"Kalau Bapak mengizinkan beri Saya waktu hingga besok siang, karena Saya belum menceritakan perihal ini kepada Suami Saya." Setelah berbicara Sarah menundukkan kepalanya, takut mendapat semprotan dari Bos nya yang akan menggegerkan seluruh ruangan kantor.
"Saya beri waktu sampai besok, karena kalau kamu tidak mau masih banyak karyawan lain yang pasti tidak akan menolak jika diberi kesempatan bagus seperti ini, ingat kesempatan tidak akan datang untuk dua kali." Sarah mengangguk.
***
Sore ini Sarah memilih pulang lebih awal dari biasanya, membuat Arga sedikit kaget melihat Istrinya sudah pulang lebih awal dari biasanya.
"Wah ada angin apa nih." Tanya Arga dengan nada menyindir, Sarah hanya bisa membalas dengan senyum tipis, tidak lupa pula Sarah mencium tangan Suaminya yang lebih dulu sudah sampai dirumah.
"Aku mandi dulu ya Mas, setelah itu kita makan sate, tadi aku sudah membeli sate ditempat langganan kamu." Arga pun sangat antusias, Arga memang menyukai makanan khas sumatera barat itu.
Sambil mandi Sarah mencoba menata kata-kata yang akan ia sampaikan kepada Suaminya. Setelah selesai mandi Sarah langsung menyiapkan Sate kepiring.
"Hemm wangi satenya buat Mas tidak tahan pengen cepet-cepet makan deh." Ujar Arga yang dari tadi sudah menunggu.
"Jangan capek-capek Sayang, sini Mas bantuin." Ujar Arga sambil mengelus-elus pipi Sarah, wajah Sarah berubah menjadi merona, walaupun sudah delapan tahun menikah, Sarah masih saja sering salah tingkah jika digoda atau dimanjakan Suaminya itu, Selain mempunyai wajah tampan Arga juga sangat pandai mengambil hati Sarah.
"Mas aku mau bicara." Ujar Sarah disela-sela menikmati sate.
Arga yang tadinya fokus dengan makanannya, melihat Sarah dengan muka cukup serius.
"Kamu masih tidak percaya kalau Mas pulang cepat tadi malam?" Tanya Arga sambil memegang tangan Sarah, seperti orang yang sedang panik.
Sarah tersenyum tipis kemudian menggelengkan kepalanya.
"Yang penting kamu tidak macam-macam diluar Mas." Ujar Sarah sambil menatap Arga.
Arga mendekati Sarah, beberapa kali ia mencium tangan Sarah.
"Kamu harus percaya sama Mas, selama delapan tahun kita menikah apa pernah Mas macam-macam? Mas sangat menyayangi kamu Sarah!" Sarah mengangguk dan menatap teduh wajah Suaminya, Sarah semakin mengaggumi Arga yang kelihatan semakin tampan dari biasanya.
"Mas!"
"Iya Sayang?" Ujar Arga sambil menatap mata Sarah, bola mata yang selama ini sangat Arga kagumi.
"Aku mendapat promosi jabatan di kantor cabang, Bosku meminta jawaban besok siang, menurut kamu aku harus menerima atau menolak Mas, aku masih ragu, walaupun ini sebenarnya sangat aku inginkan tetapi aku memikirkan kamu Mas, selama menikah kita tidak pernah berpisah apa lagi ini tempatnya jauh dari rumah, kita pasti akan jarang bertemu karena aku tidak mungkin bolak-balik dari rumah kekantor." Sarah bersandar dipundak Suaminya.
Diluar dugaan ternyata Arga menyambut sangat antusias, padahal selama ini Arga tidak pernah mengizinkan Sarah jika di tugaskan keluar kota untuk urusan pekerjaan, dengan dalih takut Sarah digoda lelaki lain.
"Bagus dong, Mas bangga banget deh sama kamu, kamu berhak menerima tawaran itu, lagian kan tidak terlalu jauh, satu minggu sekali Mas bisa mengunjungi kamu."
"Mas tidak keberatan?" Arga menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, Sarah masih tidak menyangka dengan jawaban yang diberikan Arga, bukannya senang Sarah malah menaruh rasa curiga karena perubahan Arga.
Belum Selesai Sarah bercerita, tiba-tiba terdengar handphone Arga berbunyi cukup kencang, Arga langsung melangkah agak menjauh dari Sarah setelah melihat kearah layar handphonenya.
"Siapa Mas?" Tanya Sarah penasaran karena Arga langsung bergegas mencari kunci mobil.
"Teman yang mau mengajak ketemuan ternyata sudah menunggu, Mas langsung cabut ya."
"Tapi Mas ini sudah malam loh kamu mau kemana?" Ujar Sarah keberatan tetapi Arga tidak menghentikan langkahnya, setelah mencium kening Sarah, Arga langsung mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi, Sarah hanya bisa memperhatikan mobil yang dikendarai Arga sampai mobil itu benar-benar hilang dari pandangannya.
Bersambung.
Setelah Arga pergi, Sarah memilih masuk kekamarnya dan kembali mengotak-atik ponselnya, Sarah menjadi kecanduan membuka aplikasi sosial media yang dulu sangat ia benci karena menganggap hanya akan membuang-buang waktunya saja. Sarah memang banyak menghabiskan waktunya untuk bekerja, sekedar untuk bertemu dengan teman-temannya saja tidak ada, jadi wajar Sarah tidak banyak mempunyai teman dekat, sejak mulai ketagihan membuka sosial media, Sarah kembali menemukan teman-teman lamanya, walaupun tidak bisa bertemu langsung tetapi Sarah sudah merasa bahagia. Setelah puas bercengkrama online dengan teman-teman lamanya, tangan Sarah mencoba mencari nama yang membuat fotonya viral beberapa hari ini. Mata Sarah tertuju pada satu foto yang baru saja di upload oleh perempuan bernama Ayu itu. "Terimakasih Sayang sudah menepati janjinya malam ini, kadonya lucu banget, nanti aku pakai saat kita bulan madu ya." Tidak berapa lama, Ayu kembali mengupload foto dia sedang memeluk seorang laki-laki yang
Hari ini Sarah tidak masuk bekerja, Randi memberinya waktu untuk mempersiapkan semua keperluannya sebelum kepindahannya besok, setelah melalui pertimbangan yang matang akhirnya Sarah mengambil kesempatan untuk pindah kekantor cabang. Tidak banyak barang yang Sarah bawa saat pindah nanti, karena perusahaan sudah menyiapkan semua yang Sarah butuhkan.Arga meminta Sarah meninggalkan mobil untuknya."Mobil kamu ditinggal saja ya, kamu kan sudah diberi fasilitas dari kantor buat apa bawa mobil lagi, mendingan mobilnya untuk aku saja disini." Ujar Arga, sejak kejadian tempo hari, sikap Arga masih dingin kepada Sarah walaupun dia tahu Sarah akan pindah meninggalkannya beberapa hari lagi."Tapi itu mobil kesayangan aku Mas, lagian kamu kan biasa pakai motor, kalau pakai mobil nanti nambah dong biaya minyaknya." Ujar Sarah masih berusaha menolak keinginan Arga."Sama Suami perhitungan banget sih sekarang kamu." Sarah menghela nafas panjang, Arga memang sudah lama meminta dibelikan mobil tetap
Sarah masih tidak percaya ternyata berita miring tentang Suaminya belakangan ini tidak hanya isapan jempol belaka, saat ini Sarah melihat secara langsung dengan mata dan kepalanya, Suaminya keluar dari Hotel dengan seorang perempuan dengan sangat akrab dan cukup mesra. Berkali-kali Sarah menarik nafas dan menguatkan diri, akhirnya setelah melihat mobil yang ditumpangi Arga dan perempuan itu pergi, Sarah juga memutuskan untuk pulang kerumah tetapi sebelum pulang ia singgah kewarung bakso didekat rumahnya, tujuannya untuk berjaga-jaga kalau Arga ternyata sudah sampai dirumah lebih dulu, Sarah tidak ingin Arga tahu bahwa dia sudah mengetahui semua perbuatan Arga dibelakangnya sebelum dia membalas semua perbuatan Arga. "Dari mana saja kamu keluyuran malam-malam begini? mau alasan urusan kerjaan lagi?" Arga kelihatan sangat marah, Sarah memilih tidak menanggapi Arga, Sarah hanya menunjukkan kantong plastik yang berisi bakso yang ia beli tadi. "Ternyata kamu sudah pintar mencari alasan y
"Kenapa harus aku yang mengganti, bukannya kamu yang sengaja membanting handphone kamu sendiri? pasti ada yang sedang kamu sembunyikan." Ujar Sarah, Arga bukannya menjawab dia memilih pergi dan meninggalkan Sarah. Sarah semakin kesal, ia langsung membuka handphonenya dan membuka akun sosial media milik Ayu, Sarah berusaha mencari nomor handphone perempuan yang sudah membuat rumah tangganya bersama Arga bermasalah, Usaha Sarah membuah kan hasil, ternyata Ayu mencantumkan nomor handphonenya untuk mempromosikan sebuah Cafe. Tanpa berpikir panjang lagi, Sarah langsung mencoba menghubungi Ayu. "[ Hallo ini siapa ya]" Suara perempuan sangat lembut terdengar dari ujung sambungan telepon itu. "[Aku Sarah istrinya Mas Arga]" Ujar Sarah tanpa basa basi."[Ada urusan apa kamu menelponku?]" Nada Ayu seketika berubah yang tadinya sangat lembut saat ini berubah menjadi ketus. "[Tentu kamu ada urusan denganku karena kamu sudah lancang memposting fotoku tanpa izin, aku mau bertemu dengan kamu sek
Setelah melakukan perjalanan tiga puluh menit akhirnya Sarah tiba didepan rumah sahabatnya Clara, malam ini dia berniat bermalam disini sebelum ia memutuskan akan kemana nantinya."Hai besti, akhirnya kamu sampai juga digubukku." Ujar Clara sambil memeluk Sarah seperti sudah lama sekali tidak berjumpa, sejak menikah Sarah memang tidak pernah lagi mengunjungi rumah sahabatnya itu, walaupun mereka satu kantor tetapi intensitas pertemuan dan komunikasinya tidak selancar waktu mereka masih sama-sama gadis, Clara adalah seorang janda yang ditinggal meninggal oleh Suaminya beberapa bulan yang lalu, saat ini Clara hanya tinggal sendirian, saat mengetahui sahabat lamanya berniat menginap dirumahnya Clara menyambut dengan sangat antusias."Maaf merepotkan ya Cla, aku tidak tahu mau kemana, untuk menenangkan diri." Ujar Sarah dengan wajah sendu, Sarah sudah menceritakan semua kecurigaannya terhadap Suaminya kepada Clara."Ya ampun pipi kamu kenapa Sarah?" Clara baru menyadari pipi sahabatnya itu
Hati Sarah benar-benar remuk, saat Suaminya lebih mengkhawatirkan Ayu dibandingkan dengan perasaan Istrinya sendiri.Arga mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang, berulangkali Sarah memohon agar Arga menurunkan laju mobil itu tetapi Arga tidak menggubrisnya."Aku kira kamu Istri yang baik Sarah tetapi ternyata aku salah, kamu perempuan bar-bar yang dengan tega menyakiti perempuan lain, apa salahnya Ayu yang dengan ikhlas memberikan aku handphone, itu demi kelancaran pekerjaanku, kamu tahu kan handphoneku hancur gara-gara kamu, bukannya mengganti malah sibuk marah-marah, harusnya kamu berterimakasih kepada Ayu.""Demi kelancaran pekerjaan atau kelancaran hubungan kalian Mas." "Jangan banyak omong kamu Sarah, lama-lama aku muak dengan sikap arogan kamu seperti ini, lebih baik cepat-cepat kamu pindah kerja, biar aku sedikit tenang."Sarah mengehela nafas berusaha menenangkan hatinya. Dia tidak menyangka Arga berbicara sekasar itu kepadanya. "Mau apa kita kesini Mas?" Tanya Sarah sa
"Sarah maafkan Ibu ya kalau Ibu sudah menyakiti hati kamu, Mas yakin dari lubuk hatinya dia tidak bermaksud menyakiti kamu, Ibu hanya sedang pusing memikirkan Dara yang sebentar lagi mau menikah."Sarah memilih diam diujung ranjang tempat tidur. Arga mendekatinya dan mengelus rambut Sarah."Mas juga minta maaf ya kalau sikap Mas tadi di Cafe menyakiti hati kamu, Mas cuma tidak ingin kehilangan pekerjaan Sarah, mudah-mudahan kamu bisa paham dan mengerti ya, setelah Mas mendapatkan Cafe itu sepenuhnya, Mas akan menjauh dari Ayu, untuk sekarang ikuti saja alurnya seperti ini."Sarah menatap Arga dengan perasaan belum percaya dengan apa yang diucapkan Suaminya itu "mana ada sih maling mau ngaku" Ujar Sarah lirih."Jadi apa maksud Ayu memanggilmu dengan panggilan Suamiku Mas? apa kah ini juga bagian dari sandiwara? aku tidak akan memaafkan kamu jika kamu berani bermain api dibelakangku Mas."Arga semakin mendekat, ia mengelus tangan Sarah, tidak tahu kenapa Sarah yang tadinya menggebu-gebu
"Maaf Bu, sedang apa disini? kalau ingin ke Cafe, hari ini Cafe sedang tutup karena didalam sedang ada acara keluarga pemilik Cafe ini." Lelaki berperawakan gempal dengan memakai baju security memberi penjelasan kepada Ayu.Sarah kaget bukan kepalang, hampir saja jantungnya copot karena takut ketahuan."Oh ternyata sedang tutup ya, Saya kira buka hari ini karena sudah langganan.""Ibu sering kesini ya?" Tanya Security itu.Dijawab anggukan oleh Sarah."Kebetulan lagi lewat daerah sini makanya sekalian mampir, tapi sayang malah lagi tutup." Sarah memasang wajah sedih, agar Security itu percaya."Iya lain kali saja datang lagi ya Bu, karena Owner nya sedang ada acara." Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Sarah mencoba menggali informasi dari Security yang Sarah nilai cukup ramah itu."Ownernya sedang ada acara apa Pak? sayang banget Cafenya sampai ditutup ya? padahal Saya yakin pengunjung pasti banyak yang datang karena hari libur." "Ya jelas ditutup lah Mbak, orang Ownernya sedang
"Arga apa yang sedang Kamu lakukan disini? " Tanya Abi tidak kalah kagetnya saat mengetahui ternyata yang datang adalah Arga. "Aku tidak ada urusan dengan Mu, Aku datang kesini hanya ingin bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada Sarah, Aku sadar setelah Kami berpisah ternyata Aku sangat membutuhkan Sarah, Aku tidak bisa hidup tanpa Sarah. " "Setelah semua yang Kamu lakukan, Kamu masih bisa bilang seperti ini? lebih baik Kamu pergi, saat ini Sarah menjadi tanggung jawab Ku, sebentar lagi Kami akan segera menikah tolong jangan pernah datang dan temui calon Istri Ku lagi. ""Benar yang dikatakan Abi Sarah? yakin Kamu bisa hidup bersama lelaki seperti Dia? Aku yakin didalam hati Mu masih tersimpan rapi namaku." Sarah yang dari tadi memilih diam sekarang ikut bersuara. Dengan suara sedikit bergetar, Sarah menatap Arga penuh amarah. "Dalam hidup Ku, tidak ada yang lebih pedih daripada pengkhianatan yang sudah Kamu lakukan Mas. Aku berusaha memulihkan diri dan menemukan kebahagia
"Dasar mandul, mau pakai baju semahal apapun, Kamu itu tetap terlihat kampungan. " Teriak Ayu tidak mau kalah dari Clara. PlakkkTamparan keras melayang ke pipi Ayu, membuat Arga melotot tidak menyangka, Sarah yang Ia kenal dulu kini sudah sangat berubah. "Arga tolong Kamu bimbing Istri kesayangan Kamu ini, sekarang anggap saja Kita tidak pernah saling mengenal. " Masih dengan raut muka terkejut, Arga menarik tangan Ayu pergi meninggalkan Sarah yang kelihatan sangat emosi. "Aku seneng banget Kamu sudah berani seperti ini Sarah. " Clara menggenggam erat tangan Sarah. Sarah masih menatap kepergian Arga dan Ayu, ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan walaupun Sarah sudah ikhlas melepaskan Arga. ****Sudah hampir satu tahun Arga dan Sarah berpisah, selama itu pula Sarah tidak lagi mendengar kabar Arga. Sarah sudah mulai terbiasa menjalani kehidupan nya seorang diri, kehidupan ekonominya pun semakin membaik bahkan selain bekerja saat ini Sarah sudah memilikimu usaha yang lumayan be
"Jangan salah paham Sayang, tidak mungkin Aku mengkhianati Kamu, Aku hanya kebetulan lewat sini saja, melihat Sarah lagi marah-marah sama sekuriti, Aku hanya kasihan ternyata Sarah belum berubah, Dia masih seperti yang dulu suka marah-marah. " Ucap Arga, pintar memutar balikkan fakta. "Sepertinya Kamu belum move on ya Sarah, ingat Mas Arga sudah bahagia menjadi Suamiku tolong jangan mendekati nya lagi kalau tidak Aku pastikan hidup Kamu tidak akan tenang. " Ancam Ayu kepada Sarah. "Siapa yang belum move on? Aku atau Mas Arga? Dia sengaja mengirimi Aku bunga, coklat dan meneror rumah Ku berharap Aku meminta bantuan nya. "Ayu mengepalkan tangannya, matanya menatap Sarah penuh emosi. "Apa benar yang dikatakan perempuan ini Mas?" Teriak Ayu dengan sangat kuat.Arga menggelengkan kepalanya dan mengajak Ayu masuk kedalam mobil. "Jawab pertanyaan Ku dulu Mas, Aku ingin semuanya jelas. ""Apa lagi yang mau dijelaskan, Aku kesini karena kebetulan, Aku sudah bahagia bersama Kamu apalagi seb
"[Jangan Kamu kira Kamu akan bahagia tanpa Ku Sarah, Aku pastikan Kamu akan kembali ke pelukan ku]" Pesan dari nomor baru yang Sarah yakini adalah pesan dari Arga. Sarah memilih tidak membalas pesan tersebut, akhir-akhir ini Sarah memang sering menerima pesan-pesan dari nomor baru. Sambil menunggu proses pengadilan, Sarah kembali ke rumah yang sudah disediakan dari kantornya. Sarah mulai membiasakan diri dengan kehidupan barunya, Abi juga tidak pernah lagi menghubunginya, Abi bahkan seperti hilang ditelan bumi, Sarah tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Ibu Sarah ada kiriman bunga. " Ujar Salah satu karyawan saat Sarah baru masuk kantor pagi ini. Kening Sarah berkerut. "Dari siapa Mbak? " Tanya Sarah kepada bagian resepsionis kantornya. "Tidak ada nama pengirimnya Bu, tadi cuma dianterin sama kurir. " Setelah mengucapkan terimakasih Sarah membawa buket bunga berwarna merah yang cukup besar itu keruangan nya. Teman kantornya banyak yang menggoda. "Cie-cie ada penggemar rahas
Abi melihat handphone yang ada ditangan Sarah, di sana terlihat fotonya dan Sarah. "Loh ini kan foto kita Sarah, ini tidak bisa dibiarkan" Abi emosi hendak mencari orang yang sengaja mengabadikan momennya bersama Sarah secara diam-diam. "Sudah lah Mas, mau Kamu cari kemana, Aku pastikan Mereka sudah tidak ada disini lagi, lagian Aku sudah tidak ambil pusing lagi, toh sebentar lagi Aku dan Mas Arga bukan lagi Suami Istri. "Abi yang tadinya berdiri dan matanya mengawasi sekitar rumah makan itu kembali duduk didekat Sarah. Mereka menghabiskan makanan yang ada didepannya. Disela-sela makan, Abi menanyakan sesuatu kepada Sarah. "Sarah kalau boleh Aku tanya kenapa Arga sampai saat ini masih mengawasi Kamu, apakah Dia masih mempunyai rasa kepada Mu? dan kalau Arga masih menginginkan Kamu kembali, apa yang akan Kamu lakukan?" Sarah menghela nafas kasar, tiba-tiba selera makannya hilang. "Sebenarnya Aku sudah males membicarakan tentang Mas Arga, Aku sudah benar-benar tutup buku, Aku ing
Sarah mengambil cuti bekerja selama dua minggu untuk mengurus semuanya, bahkan saat ini Sarah harus mengontrak rumah karena rumahnya sudah disita. Hari ini Sarah akan pergi ke Pengadilan untuk mengurus perceraian nya. tanpa Ia sadari ia berpapasan dengan Mona. Pertemuan dua perempuan yang dulu sangat dekat itu kelihatan sangat canggung, bahkan Mona dengan sengaja membuang muka menghindari Sarah, tetapi Sarah ingin meminta maaf secara langsung kepada Mona. Sarah mendekati Mona yang duduk tidak jauh darinya, Mereka sama-sama sedang menunggu antrian dipanggil oleh petugas. "Mon apa kabar? " tegur Sarah berbasa-basi. "Seperti yang Kamu lihat, saat ini rumah tangga ku hancur karena Kamu, sekarang Kamu sudah puas kan dan pastinya senang sebentar lagi Mas Abi akan menjadi seorang duda, kalian akan leluasa tanpa penghalang. "Sarah menatap wajah Mona yang kelihatan lebih kurus dan tidak seceria dari biasanya, Sarah yakin saat ini Mona sedang tertekan, karena Sarah tahu Mona tidak menging
Masih dengan wajah bengong, Sarah memperhatikan dua orang itu tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan. "Anda Ibu Sarah kan, Istrinya Pak Arga?""Saya bukan lagi Istri Mas Arga, kalau kalian mau mencari Mas Arga jangan pernah datang ke rumah ini lagi, karena Mas Arga tidak tinggal disini lagi." Sarah yakin ada sesuatu dan Dia tidak ingin ikut campur dengan urusan yang menyangkut Arga. "Tidak bisa begitu Bu, Ibu sudah menandatangani surat persetujuan tentang peminjaman uang ini, Pak Arga sudah menjadikan rumah ini jaminan atas uang yang Ia pinjam kepada Kami, dan sesuai perjanjian jika tiga bulan berturut-turut tidak membayar maka rumah ini akan Kami sita. "Ternyata Arga sudah meminjam sejumlah uang ke Bank dan tidak membayar angsuran nya. "Apa? kalian akan menyita rumahku? tidak akan bisa, rumah ini atas namaku kalau urusan Mas Arga, cari saja orangnya langsung dan jangan pernah datang kesini lagi, lagian Aku tidak pernah menandatangani apapun. " Sarah tidak mau kalah, Ia memper
Sarah mulai menyusun rencana untuk membalas perbuatan Arga yang secara diam-diam sudah menikah dengan Ayu. Bahkan Arga tidak sedikitpun terlihat menyesali perbuatannya. Waktu libur Sarah tinggal dua hari lagi, ini dimanfaatkan Sarah dengan sangat baik, Ia mendatangi Cafe AA untuk meminta alamat rumah orang tua Ayu, Sarah teringat Papanya Ayu tidak merestui hubungan Arga dan Ayu saat itu, mengingat Arga masih berstatus Suaminya. "Pak bolehkah Saya meminta alamat rumah orangtuanya Ibu Ayu, ada urusan yang harus Saya selesaikan dengan beliau." Ujar Sarah dengan sedikit memohon kepada Satpam yang berjaga. Satpam itu tidak langsung memberikan alamat kepada Sarah, Ia malah bengong. "Saya minta tolong banget sama Bapak. " Sarah menyatukan tangannya memohon. "Loh ini bukannya mantan Istrinya Bapak Arga yang datang waktu acara lamaran Ibu Ayu beberapa waktu yang lalu ya?" Rupanya Satpam tersebut masih ingat dengan Sarah. Sarah mengangguk kan kepalanya. "Tolong Saya ya Pak.""Ibu tidak
"Tolong Mas, ada penyusup masuk ke rumah kita" Teriak Ayu, tidak lama kemudian Arga keluar dengan hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya. "Rumah kita Kamu bilang? sejak kapan Kamu membeli rumah ini dari Ku?" Sarah semakin menguatkan suaranya membuat para tetangga berbondong-bondong datang melihat keributan itu. Arga kelihatan sangat panik, wajahnya pucat saat mengetahui Sarah ada didalam rumah. "Sejak kapan Kamu pulang Sayang? " Tanya Arga berusaha selembut mungkin untuk membuat hati Sarah lunak. "Sejak Kamu enak-enak berduaan dikamar sama perempuan jalang ini Mas. " Mata Sarah beradu dengan mata Arga. "Jangan bicara seperti itu Sarah, ini hanya salah paham saja, lepaskan Ayu, dia hanya curhat karena sedang ada masalah dengan orangtuanya. "Sarah tersenyum mengejek. "Curhat berduaan dikamar dengan Suami orang? Kamu kira Aku ini bodoh dan perempuan tidak punya perasaan? " Emosi Sarah semakin memuncak, Ia cengkeram sangat erat tangan Ayu yang sudah merah-merah terk