Setelah melakukan perjalanan tiga puluh menit akhirnya Sarah tiba didepan rumah sahabatnya Clara, malam ini dia berniat bermalam disini sebelum ia memutuskan akan kemana nantinya.
"Hai besti, akhirnya kamu sampai juga digubukku." Ujar Clara sambil memeluk Sarah seperti sudah lama sekali tidak berjumpa, sejak menikah Sarah memang tidak pernah lagi mengunjungi rumah sahabatnya itu, walaupun mereka satu kantor tetapi intensitas pertemuan dan komunikasinya tidak selancar waktu mereka masih sama-sama gadis, Clara adalah seorang janda yang ditinggal meninggal oleh Suaminya beberapa bulan yang lalu, saat ini Clara hanya tinggal sendirian, saat mengetahui sahabat lamanya berniat menginap dirumahnya Clara menyambut dengan sangat antusias."Maaf merepotkan ya Cla, aku tidak tahu mau kemana, untuk menenangkan diri." Ujar Sarah dengan wajah sendu, Sarah sudah menceritakan semua kecurigaannya terhadap Suaminya kepada Clara."Ya ampun pipi kamu kenapa Sarah?" Clara baru menyadari pipi sahabatnya itu dipenuhi bekas cakaran.Sarah menghela nafas kasar, matanya berkaca-kaca, dadanya sesak saat mengingat kembali pertikaian nya tadi siang bersama Ayu, Sarah tidak menyesali perbuatannya menurutnya Ayu memang harus diberi pelajaran.Melihat Sarah masih enggan bercerita, Clara langsung mengajak Sarah masuk kedalam rumahnya."Sebentar ya Cla, aku mau ambil tas dibagasi dulu."Clara mengangguk."Perlu bantuan?" Teriak Clara, karena melihat Sarah tidak kunjung beranjak dari bagasi mobilnya.Tidak kunjung mendapatkan jawaban, Clara segera menyusul Sarah yang ternyata sedang memegang sebuah handphone keluaran terbaru."Cie handphone baru nih." Goda Clara, karena Sarah sibuk mengotak-atik handphone itu.sarah mendongakkan kepalanya."Bukan handphone ku Cla." Air mata Sarah tidak bisa dibendung, Clara menjadi bingung."Lalu handphone siapa kalau bukan handphone kamu? itu handphone keluaran terbaru yang pasti harganya mahal banget Sar, aku saja mesti nabung tiga bulan sepertinya untuk mendaptkan handphone itu." Clara memang teman Sarah yang suka ceplas ceplos, dia tidak bisa menyembunyikan apapun dari Sarah."Itu yang sedang aku pikirkan Cla, aku tidak tahu ini handphone siapa, aku menemukannya di bagasi mobil tanpa sengaja.""Apa Arga mau memberi kamu kejutan Sar?" Clara mencoba menerka-nerka.Sarah kembali menggelengkan kepalanya."Tidak mungkin Cla, uang dari mana Mas Arga membeli barang mahal seperti ini, untuk membeli rokoknya saja dia masih minta uang sama aku.""Ya sudah kita masuk dulu ya, nanti sama-sama kita lihat isi handphonenya, mana tahu didalamnya ada petunjuk."Sarah segera masuk kedalam rumah, pikirannya gelisah bahkan niat mengambil tas dibagasi mobil menjadi terlupakan akibat penemuan handphone itu.Sarah langsung masuk kedalam kamar yang sudah dipersiapkan Clara."Malam ini kita tidur berdua ya Cla, aku butuh teman."Clara mengangguk, mengelus lengan sahabatnya."Aku kedapur dulu ya Sar, aku mau buat Mie rebus telur ceplok dulu.""Aku tidak lapar Cla." Ujar Sarah menolak dengan halus, karena saat ini pikiran Sarah benar-benar sedang kalut."Sudah jangan menolak, aku buatka sebentar ya, kamu istirahat saja dulu."Tidak perlu waktu lama Clara masuk kedalam kamar."Mie rebus specialnya sudah siap." Teriak Clara sambil membawa dua mangkuk mie instan lengkap dngan keripik cabe kesukaan Sarah.Bukannya menyambut antusias, Sarah kelihatan termenung sambil mengotak-atik handphone yang baru ia dapatkan dibagasi mobil tadi."Kamu baik-baik saja kan Sar?" Tanya Clara sambil menatap sahabatnya itu."Cla ternyata ini hanphonenya Mas Arga, aku menemukan pesan masuknya dari perempuan yang aku pastikan itu Ayu."Suara Sarah bergetar."Dari mana kamu tahu Sar? jangan asal menuduh loh nanti takutnya jadi fitnah.""Lalu punya siapa lagi Cla? yang tidak habis pikir dari mana dia bisa mendapatkan handphone semahal ini? apakah Ayu dengan cuma-cuma memberikan handphone untuk Mas Arga?""Sabar dulu kita cari tahu bersama ya, kata kamu tadi ada pesan masuk kan, mana nomornya biar aku coba telepon langsung." Sarah memberikan nomor yang ada dipesan masuk itu kepada Clara.Saat Clara sibuk mencoba mencari tahu, dada Sarah naik turun antara penasaran dan takut semuanya benar-benar sesuai dengan pikiran jeleknya saat ini."[Hallo dengan Mbak Ayu]" Tanpa basa basi Clara langsung menyebut nama Ayu, Clara memang sahabat Sarah yang bisa diandalkan."[Maaf ini dengan siapa ya]"Bukannya menjawab perempuan disambungan telepon itu malah balik bertanya, membuat Clara geram."[Loh kok malah balik nanya, saya mau reservasi tempat untuk beberapa orang, saya tertarik ingin membuat acara untuk karyawan saya di Cafe AA, apa benar ini dengan Mbak Ayu]" Clara memang paling pintar bersandiwara, bahkan tanpa rencana dia bisa mendapatkan ide cemerlang untuk memancing perempuan disambungan telepon itu."[Benar saya Ayu salah satu owner Cafe AA bu, rencana untuk kapan acaranya ya, untuk jumlah tertentu saya bisa memberikan Ibu diskon loh]" Suara ketus diawal pembicaraan tadi berubah seratus delapan puluh derajat saat mengetahui bahwa ada pelanggan. Sarah mengakui jika Ayu memang pandai dalam bertutur kata, suara nya pun sangat lembut."[Jadi benar ini Ibu Ayu ya? jadi Ibu yang memberi handphone untuk Mas Arga? kamu tahu kan Mas Arga sudah mempunyai Istri, harusnya sesama perempuan kamu punya empati sedikit, bagaimana kalau kamu yang berada diposisi Sarah]" Clara berbicara cukup lantang, tidak mau kalah Ayu pun membalas dengan suara melengking."[Sebenarnya siapa kamu? apa tujuan kamu menelponku]""[Aku juga selingkuhan Mas Arga, jadi kamu jangan sok kecantikan ya, asal kamu tahu Mas Arga hanya memanfaatkan kamu saja, aku yakin setelah mendapatkan yang dia mau kamu bakalan ditinggalkan]" Tidak mau ribut lagi, Sarah meminta Clara mengakhiri sandiwara ini."[kenapa kamu bilang selingkuhannya Mas Arga Cla]" Sarah bertanya dengan wajah bingung, sedangkan Clara membalas dengan senyuman."[Sesekali harus diberi syok therapi perempuan ular itu Sar, aku yakin saat ini dia pasti kepanasan karena percaya kalau Mas Arga tidak selingkuh sama dia saja]" Dua sahabat itu tertawa bersama.Saat Sarah dan Clara memutuskan untuk tidur, tiba-tiba datang sebuah motor berhenti tepat didepan rumah Clara.Tidak lama kemudian, pintu rumah Clara diketuk dengan sangat keras. Clara bersama Sarah mengintip dari balik gorden rumah, untuk memastikan siapa yang bertamu malam-malam."Mas Arga Sar." Ujar Clara dengan raut wajah panik.Sarah memastikan dengan melihat dikaca lebih dekat."Mau apa dia malam-malam kesini Cla." Desih Sarah, Clara hanya bisa menggelengkan kepalanya.Melihat pintu tidak segera dibuka, Arga sepertinya sangat marah ia berteriak-teriak sambil menyebut nama Sarah.Tidak ingin tetangga rumah Clara terganggu mau tidak mau Sarah menemui Arga. Belum sempat Sarah menanyakan maksud kedatangan Arga, Arga sudah lebih dulu menarik tangan Sarah dan mendorongnya masuk kedalam mobil.Tidak tinggal diam dan takut terjadi apa-apa dengan Sarah, Clara mencoba menenangkan keadaan."Mau dibawa kemana Sarah nya Mas Arga, biarkan dia tenang disini dulu.""Diam kamu Cla, jangan ikut campur urusan keluargaku, kalau terjadi apa-apa dengan Ayu aku menuntut pertanggung jawaban kamu karena aku yakin kamu punya andil besar jadi kompor disini." Dengan menatap Clara penuh emosi, Arga masuk kedalam mobil dan membawa Sarah pergi begitu saja.Merasa keadaan Sarah terancam, Clara mengikuti mobil Arga dari belakang, ternyata Arga membawa Sarah kesalah satu Cafe dimana Ayu berada.BERSAMBUNG..Hati Sarah benar-benar remuk, saat Suaminya lebih mengkhawatirkan Ayu dibandingkan dengan perasaan Istrinya sendiri.Arga mengemudikan mobilnya dengan sangat kencang, berulangkali Sarah memohon agar Arga menurunkan laju mobil itu tetapi Arga tidak menggubrisnya."Aku kira kamu Istri yang baik Sarah tetapi ternyata aku salah, kamu perempuan bar-bar yang dengan tega menyakiti perempuan lain, apa salahnya Ayu yang dengan ikhlas memberikan aku handphone, itu demi kelancaran pekerjaanku, kamu tahu kan handphoneku hancur gara-gara kamu, bukannya mengganti malah sibuk marah-marah, harusnya kamu berterimakasih kepada Ayu.""Demi kelancaran pekerjaan atau kelancaran hubungan kalian Mas." "Jangan banyak omong kamu Sarah, lama-lama aku muak dengan sikap arogan kamu seperti ini, lebih baik cepat-cepat kamu pindah kerja, biar aku sedikit tenang."Sarah mengehela nafas berusaha menenangkan hatinya. Dia tidak menyangka Arga berbicara sekasar itu kepadanya. "Mau apa kita kesini Mas?" Tanya Sarah sa
"Sarah maafkan Ibu ya kalau Ibu sudah menyakiti hati kamu, Mas yakin dari lubuk hatinya dia tidak bermaksud menyakiti kamu, Ibu hanya sedang pusing memikirkan Dara yang sebentar lagi mau menikah."Sarah memilih diam diujung ranjang tempat tidur. Arga mendekatinya dan mengelus rambut Sarah."Mas juga minta maaf ya kalau sikap Mas tadi di Cafe menyakiti hati kamu, Mas cuma tidak ingin kehilangan pekerjaan Sarah, mudah-mudahan kamu bisa paham dan mengerti ya, setelah Mas mendapatkan Cafe itu sepenuhnya, Mas akan menjauh dari Ayu, untuk sekarang ikuti saja alurnya seperti ini."Sarah menatap Arga dengan perasaan belum percaya dengan apa yang diucapkan Suaminya itu "mana ada sih maling mau ngaku" Ujar Sarah lirih."Jadi apa maksud Ayu memanggilmu dengan panggilan Suamiku Mas? apa kah ini juga bagian dari sandiwara? aku tidak akan memaafkan kamu jika kamu berani bermain api dibelakangku Mas."Arga semakin mendekat, ia mengelus tangan Sarah, tidak tahu kenapa Sarah yang tadinya menggebu-gebu
"Maaf Bu, sedang apa disini? kalau ingin ke Cafe, hari ini Cafe sedang tutup karena didalam sedang ada acara keluarga pemilik Cafe ini." Lelaki berperawakan gempal dengan memakai baju security memberi penjelasan kepada Ayu.Sarah kaget bukan kepalang, hampir saja jantungnya copot karena takut ketahuan."Oh ternyata sedang tutup ya, Saya kira buka hari ini karena sudah langganan.""Ibu sering kesini ya?" Tanya Security itu.Dijawab anggukan oleh Sarah."Kebetulan lagi lewat daerah sini makanya sekalian mampir, tapi sayang malah lagi tutup." Sarah memasang wajah sedih, agar Security itu percaya."Iya lain kali saja datang lagi ya Bu, karena Owner nya sedang ada acara." Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan, Sarah mencoba menggali informasi dari Security yang Sarah nilai cukup ramah itu."Ownernya sedang ada acara apa Pak? sayang banget Cafenya sampai ditutup ya? padahal Saya yakin pengunjung pasti banyak yang datang karena hari libur." "Ya jelas ditutup lah Mbak, orang Ownernya sedang
"Mas Abi?" Lelaki yang dari awal memperhatikan Sarah itu mengangguk dan tersenyum kearah Sarah. "Lagi ngapain Kamu disini Sarah? bukannya rumah Kamu tidak jauh dari sini? Arga mana?" Abi adalah sahabat Arga, Sarah memamg dekat dengan Abi dan Mona Istrinya, Mereka dulu sering menghabiskan waktu libur bersama.Sarah menjawab hanya dengan senyuman, lalu pamit meninggalkan Abi yang masih mematung menunggu jawaban. Melihat ada yang tidak beres dengan Istri sahabatnya, Abi mengejar Sarah yang melangkah menuju kamar yang sudah ia pesan, tanpa disangka kamar yang mereka pesan ternyata berdampingan. Sebelum masuk kedalam kamarnya Sarah menoleh kebelakang ternyata Abi berjalan dibelakangnya. "Mas Abi mau kemana? kok ngikuti Aku terus." Protes Sarah."Ini Kamarku Sarah." Abi membuka pintu kamarnya, Sarah melototkan matanya kearah nomor kamar, dia hanya bis menggeleng-grlengkan kepalanya."Awas saja kamu beri tahu Mas Arga kalau aku ada disini ya Mas." Ancam Sarah sambil menatap Abi. "Aku j
Sarah dan Abi menghabiskan malam ini bersama. Jam sudah menunjukan pukul empat dini hari.Abi mendengar tangisan diujung ranjang sesaat setelah melakukan hal yang seharusnya tidak mereka lakukan.Abi memeluk Sarah dari belakang, Mereka masih menggunakan selimut bersama."Kenapa Kamu menangis Sayang?" "Yang Kita lakukan ini salah Mas, Aku menyesal sudah menyakiti Mona, bagaimana kalau Dia tahu Aku tidur bersamamu malam ini Mas?" Tangis Sarah semakin kencang, Abi berusaha menenangkan Sarah."Kamu tidak ingat Arga dan Mona sama-sama menyakiti hati Kita, apakah Kamu melihat mereka menyesal melakukannya? bahkan Mereka melakukan ini berulang-ulang Sayang, Kamu tidak perlu menyalahkan diri sendiri seperti itu, Aku akan bertanggung jawab atas semuanya." Abi semakin mengencangkan pelukkannya, Sarah membalikkan badannya, saat ini Mereka saling berhadapan."Aku akan menceraikan Mona secepatnya Sayang, setelah itu Kita bisa bersama-sama untuk selamanya."Sarah langsung menggelengkan kepalanya."J
Sarah menghela nafas panjang, memilih tidak menjawab pertanyaan Mona. Mona juga tidak memaksakan Sarah untuk bercerita."Kapan-kapan kita berjumpa lagi ya Sarah, Aku mau mencoba mencari Mas Abi dulu kedalam, Aku mau memperjuangkan rumah tanggaku dengan Mas Abi sesuai dengan Saran Kamu tadi."Sarah mengangguk dan mempersilahkan Mona masuk kedalam Hotel, Sarah melangkah kearah mobil dan memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi membelah jalanan yang belum terlalu padat pagi ini.Sampai dihalaman rumah tidak ada tanda-tanda Arga dan keluarganya berada disana."Syukur lah paling tidak Aku bisa istirahat sebelum besok pindah." Ujar Sarah, Sarah memang sudah bertekad untuk pindah bekerja dikantor cabang setelah beberapa waktu tertunda.Belum sempat Sarah menutup pintu, Arga berlari menghampiri diikuti Ibu dan Dara dibelakangnya.Sarah berusaha menutup segera pintu itu tetapi dia kalah cepat dari Arga yang sudah berhasil mendorong pintu."Dari mana saja kamu Sarah, tadi malam mau tidak mau Aku
Sarah Akhirnya memutuskan untuk tidak menemui Abi, tekadnya sudah bulat tidak akan berhubungan lagi dengan Abi. Berulang kali Abi menghubungi Sarah tetapi Sarah tetap enggan menjawab telepon dari Abi. Dilain tempat terlihat Abi mondar mandir menunggu kedatangan Sarah menemuinya, Abi sudah benar-benar jatuh cinta kepada Sarah, kehangatan yang diberikan Sarah beberapa hari lalu membuat Abi seperti candu untuk terus bisa bersama Sarah. "Jangan sebut namaku Abi kalau Aku tidak bisa membuat Kamu datang malam ini menemuiku Sarah." Gumam Abi sangat yakin Sarah akan datang. Dert Dert Pesan masuk kehanpdhone Sarah membuat Sarah kesal bukan main. pesan yang dikirimkan Abi kepadanya membuat ia sulit untuk berpikir. Sarah langsung menyambar kunci motor Arga karena mobilnya dibawa Arga malam ini dan memacu kendaraannya menuju Hotel tempat Abi menunggunya. Sarah langsung masuk kedalam kamar yang sudah diberitahu Abi, dengan wajah penuh emosi Sarah memaki-maki Abi. "Apa mau Kamu saat ini Ma
"Astaga bukannya tadi sudah dihapus videonya." Sarah mengurut keningnya, saat melihat Abi mengirimkan link video lagi, giginya gemerutuk menahan emosi. Sarah benar-benar menyesal sudah menjalani cinta satu malam bersama Abi."Kenapa Sayang? Kamu pusing?" Tanya Arga yang ternyata memperhatikan Sarah dari ruang tamu."Sedikit Mas." Jawab Sarah sekenanya."Mungkin karena gerimis diluar tadi makanya Kamu pusing, lain kali kalau mau apa-apa bilang saja sama Mas ya." Arga mengelus-elus kepala Sarah, Sarah merasa bersyukur Arga sudah menunjukkan perhatiannya lagi sejak kejadian beberapa hari yang lalu.Sarah menyenderkan kepalanya didada bidang milik Arga, mereka duduk diruang tamu sambil menikmati martabak yang Sarah beli tadi.****Meninggalkan semua masalah yang ada dan berharap bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik ditempat baru, Sarah begitu semangat melakukan perjalanan pagi ini. Setelah berpamitan dan mencium punggung tangan Arga, Sarah langsung naik kedalam mobil kantor yang su
"Arga apa yang sedang Kamu lakukan disini? " Tanya Abi tidak kalah kagetnya saat mengetahui ternyata yang datang adalah Arga. "Aku tidak ada urusan dengan Mu, Aku datang kesini hanya ingin bertemu dan meminta maaf secara langsung kepada Sarah, Aku sadar setelah Kami berpisah ternyata Aku sangat membutuhkan Sarah, Aku tidak bisa hidup tanpa Sarah. " "Setelah semua yang Kamu lakukan, Kamu masih bisa bilang seperti ini? lebih baik Kamu pergi, saat ini Sarah menjadi tanggung jawab Ku, sebentar lagi Kami akan segera menikah tolong jangan pernah datang dan temui calon Istri Ku lagi. ""Benar yang dikatakan Abi Sarah? yakin Kamu bisa hidup bersama lelaki seperti Dia? Aku yakin didalam hati Mu masih tersimpan rapi namaku." Sarah yang dari tadi memilih diam sekarang ikut bersuara. Dengan suara sedikit bergetar, Sarah menatap Arga penuh amarah. "Dalam hidup Ku, tidak ada yang lebih pedih daripada pengkhianatan yang sudah Kamu lakukan Mas. Aku berusaha memulihkan diri dan menemukan kebahagia
"Dasar mandul, mau pakai baju semahal apapun, Kamu itu tetap terlihat kampungan. " Teriak Ayu tidak mau kalah dari Clara. PlakkkTamparan keras melayang ke pipi Ayu, membuat Arga melotot tidak menyangka, Sarah yang Ia kenal dulu kini sudah sangat berubah. "Arga tolong Kamu bimbing Istri kesayangan Kamu ini, sekarang anggap saja Kita tidak pernah saling mengenal. " Masih dengan raut muka terkejut, Arga menarik tangan Ayu pergi meninggalkan Sarah yang kelihatan sangat emosi. "Aku seneng banget Kamu sudah berani seperti ini Sarah. " Clara menggenggam erat tangan Sarah. Sarah masih menatap kepergian Arga dan Ayu, ada perasaan yang sulit untuk diungkapkan walaupun Sarah sudah ikhlas melepaskan Arga. ****Sudah hampir satu tahun Arga dan Sarah berpisah, selama itu pula Sarah tidak lagi mendengar kabar Arga. Sarah sudah mulai terbiasa menjalani kehidupan nya seorang diri, kehidupan ekonominya pun semakin membaik bahkan selain bekerja saat ini Sarah sudah memilikimu usaha yang lumayan be
"Jangan salah paham Sayang, tidak mungkin Aku mengkhianati Kamu, Aku hanya kebetulan lewat sini saja, melihat Sarah lagi marah-marah sama sekuriti, Aku hanya kasihan ternyata Sarah belum berubah, Dia masih seperti yang dulu suka marah-marah. " Ucap Arga, pintar memutar balikkan fakta. "Sepertinya Kamu belum move on ya Sarah, ingat Mas Arga sudah bahagia menjadi Suamiku tolong jangan mendekati nya lagi kalau tidak Aku pastikan hidup Kamu tidak akan tenang. " Ancam Ayu kepada Sarah. "Siapa yang belum move on? Aku atau Mas Arga? Dia sengaja mengirimi Aku bunga, coklat dan meneror rumah Ku berharap Aku meminta bantuan nya. "Ayu mengepalkan tangannya, matanya menatap Sarah penuh emosi. "Apa benar yang dikatakan perempuan ini Mas?" Teriak Ayu dengan sangat kuat.Arga menggelengkan kepalanya dan mengajak Ayu masuk kedalam mobil. "Jawab pertanyaan Ku dulu Mas, Aku ingin semuanya jelas. ""Apa lagi yang mau dijelaskan, Aku kesini karena kebetulan, Aku sudah bahagia bersama Kamu apalagi seb
"[Jangan Kamu kira Kamu akan bahagia tanpa Ku Sarah, Aku pastikan Kamu akan kembali ke pelukan ku]" Pesan dari nomor baru yang Sarah yakini adalah pesan dari Arga. Sarah memilih tidak membalas pesan tersebut, akhir-akhir ini Sarah memang sering menerima pesan-pesan dari nomor baru. Sambil menunggu proses pengadilan, Sarah kembali ke rumah yang sudah disediakan dari kantornya. Sarah mulai membiasakan diri dengan kehidupan barunya, Abi juga tidak pernah lagi menghubunginya, Abi bahkan seperti hilang ditelan bumi, Sarah tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Ibu Sarah ada kiriman bunga. " Ujar Salah satu karyawan saat Sarah baru masuk kantor pagi ini. Kening Sarah berkerut. "Dari siapa Mbak? " Tanya Sarah kepada bagian resepsionis kantornya. "Tidak ada nama pengirimnya Bu, tadi cuma dianterin sama kurir. " Setelah mengucapkan terimakasih Sarah membawa buket bunga berwarna merah yang cukup besar itu keruangan nya. Teman kantornya banyak yang menggoda. "Cie-cie ada penggemar rahas
Abi melihat handphone yang ada ditangan Sarah, di sana terlihat fotonya dan Sarah. "Loh ini kan foto kita Sarah, ini tidak bisa dibiarkan" Abi emosi hendak mencari orang yang sengaja mengabadikan momennya bersama Sarah secara diam-diam. "Sudah lah Mas, mau Kamu cari kemana, Aku pastikan Mereka sudah tidak ada disini lagi, lagian Aku sudah tidak ambil pusing lagi, toh sebentar lagi Aku dan Mas Arga bukan lagi Suami Istri. "Abi yang tadinya berdiri dan matanya mengawasi sekitar rumah makan itu kembali duduk didekat Sarah. Mereka menghabiskan makanan yang ada didepannya. Disela-sela makan, Abi menanyakan sesuatu kepada Sarah. "Sarah kalau boleh Aku tanya kenapa Arga sampai saat ini masih mengawasi Kamu, apakah Dia masih mempunyai rasa kepada Mu? dan kalau Arga masih menginginkan Kamu kembali, apa yang akan Kamu lakukan?" Sarah menghela nafas kasar, tiba-tiba selera makannya hilang. "Sebenarnya Aku sudah males membicarakan tentang Mas Arga, Aku sudah benar-benar tutup buku, Aku ing
Sarah mengambil cuti bekerja selama dua minggu untuk mengurus semuanya, bahkan saat ini Sarah harus mengontrak rumah karena rumahnya sudah disita. Hari ini Sarah akan pergi ke Pengadilan untuk mengurus perceraian nya. tanpa Ia sadari ia berpapasan dengan Mona. Pertemuan dua perempuan yang dulu sangat dekat itu kelihatan sangat canggung, bahkan Mona dengan sengaja membuang muka menghindari Sarah, tetapi Sarah ingin meminta maaf secara langsung kepada Mona. Sarah mendekati Mona yang duduk tidak jauh darinya, Mereka sama-sama sedang menunggu antrian dipanggil oleh petugas. "Mon apa kabar? " tegur Sarah berbasa-basi. "Seperti yang Kamu lihat, saat ini rumah tangga ku hancur karena Kamu, sekarang Kamu sudah puas kan dan pastinya senang sebentar lagi Mas Abi akan menjadi seorang duda, kalian akan leluasa tanpa penghalang. "Sarah menatap wajah Mona yang kelihatan lebih kurus dan tidak seceria dari biasanya, Sarah yakin saat ini Mona sedang tertekan, karena Sarah tahu Mona tidak menging
Masih dengan wajah bengong, Sarah memperhatikan dua orang itu tanpa menjawab pertanyaan yang dilontarkan. "Anda Ibu Sarah kan, Istrinya Pak Arga?""Saya bukan lagi Istri Mas Arga, kalau kalian mau mencari Mas Arga jangan pernah datang ke rumah ini lagi, karena Mas Arga tidak tinggal disini lagi." Sarah yakin ada sesuatu dan Dia tidak ingin ikut campur dengan urusan yang menyangkut Arga. "Tidak bisa begitu Bu, Ibu sudah menandatangani surat persetujuan tentang peminjaman uang ini, Pak Arga sudah menjadikan rumah ini jaminan atas uang yang Ia pinjam kepada Kami, dan sesuai perjanjian jika tiga bulan berturut-turut tidak membayar maka rumah ini akan Kami sita. "Ternyata Arga sudah meminjam sejumlah uang ke Bank dan tidak membayar angsuran nya. "Apa? kalian akan menyita rumahku? tidak akan bisa, rumah ini atas namaku kalau urusan Mas Arga, cari saja orangnya langsung dan jangan pernah datang kesini lagi, lagian Aku tidak pernah menandatangani apapun. " Sarah tidak mau kalah, Ia memper
Sarah mulai menyusun rencana untuk membalas perbuatan Arga yang secara diam-diam sudah menikah dengan Ayu. Bahkan Arga tidak sedikitpun terlihat menyesali perbuatannya. Waktu libur Sarah tinggal dua hari lagi, ini dimanfaatkan Sarah dengan sangat baik, Ia mendatangi Cafe AA untuk meminta alamat rumah orang tua Ayu, Sarah teringat Papanya Ayu tidak merestui hubungan Arga dan Ayu saat itu, mengingat Arga masih berstatus Suaminya. "Pak bolehkah Saya meminta alamat rumah orangtuanya Ibu Ayu, ada urusan yang harus Saya selesaikan dengan beliau." Ujar Sarah dengan sedikit memohon kepada Satpam yang berjaga. Satpam itu tidak langsung memberikan alamat kepada Sarah, Ia malah bengong. "Saya minta tolong banget sama Bapak. " Sarah menyatukan tangannya memohon. "Loh ini bukannya mantan Istrinya Bapak Arga yang datang waktu acara lamaran Ibu Ayu beberapa waktu yang lalu ya?" Rupanya Satpam tersebut masih ingat dengan Sarah. Sarah mengangguk kan kepalanya. "Tolong Saya ya Pak.""Ibu tidak
"Tolong Mas, ada penyusup masuk ke rumah kita" Teriak Ayu, tidak lama kemudian Arga keluar dengan hanya menggunakan handuk yang melingkar di pinggangnya. "Rumah kita Kamu bilang? sejak kapan Kamu membeli rumah ini dari Ku?" Sarah semakin menguatkan suaranya membuat para tetangga berbondong-bondong datang melihat keributan itu. Arga kelihatan sangat panik, wajahnya pucat saat mengetahui Sarah ada didalam rumah. "Sejak kapan Kamu pulang Sayang? " Tanya Arga berusaha selembut mungkin untuk membuat hati Sarah lunak. "Sejak Kamu enak-enak berduaan dikamar sama perempuan jalang ini Mas. " Mata Sarah beradu dengan mata Arga. "Jangan bicara seperti itu Sarah, ini hanya salah paham saja, lepaskan Ayu, dia hanya curhat karena sedang ada masalah dengan orangtuanya. "Sarah tersenyum mengejek. "Curhat berduaan dikamar dengan Suami orang? Kamu kira Aku ini bodoh dan perempuan tidak punya perasaan? " Emosi Sarah semakin memuncak, Ia cengkeram sangat erat tangan Ayu yang sudah merah-merah terk