Home / Romansa / Istri Sewaan CEO Duda / 39. Pura-pura Lupa

Share

39. Pura-pura Lupa

Author: Skuka_V
last update Last Updated: 2024-01-27 10:38:59
Sepetinya ketenangan dalam rumah tangga tak bisa di rasakan Naura dan juga Arkan. Setiap hari ada saja pertengkaran kecil yang semakin melebar ketika keegoisan menguasai keduanya.

"Mana sarapanku?" tanya Arkan sembari menurunkan bokongnya di kursi.

Naura membawa dua piring nasi goreng- menyajikannya di atas meja. "Aku hanya masak nasi goreng."

"Hanya ini?"

"Maaf aku enggak ada waktu buat masak banyak. Hari ini aku harus ke kampus karena ada tugas lapangan."

Mata Naura melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul tujuh pagi. naura ke dapur untuk mengambil kotak makan, memasukkan nasi goreng ke kotak makanannya.

"Kenapa kamu enggak makan di sini?"

"Aku telat. Aku berangkat duluan."

"Hei, tunggu!"

Naura menggendong tasnya lalu keluar dari apartemen, mengabaikan ocehan Arkan yang memintanya untuk menunggunya terlebih dahulu.

Drrrttt ....

Ponsel Naura bergetar terlihat nama Lala di sana. Naura yakin jika temannya sudah menunggunya di bawah dan benar saja saat pintu lift terbuka La
Skuka_V

Hayo, siapa pemiliksuara bariton itu? Penasaran, yuk baca cerita selanjutnya.

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Sewaan CEO Duda   40. Ternyata Selama Ini Cinta

    Entah apa yang di rencanakan Arkan tapi kehadirannya menyambut kedatangan Naura serta teman-temannya membuat Naura sedikit takut. "Selamat pagi, Pak. Kami dari Universitas Buana. Kedatangan kami ke sini hanya ingin mewawancarai atasan atau mungkin bagian penanggung jawab perusahaan ini untuk menjelaskan perusahaan bergerak dalam bidang apa serta proses perputaran uang di perusahaan ini," ungkap Mega dengan lantang. Namun, mata Arkan tak lepas dari Devan. Keduanya saling berpandangan seolah sedang menyalurkan emosi mereka melalui mata yang tersirat. "Bagiamana Pak?" sela Mega. "Perusahaan kami memiliki kebijakan untuk tidak memberikan informasi apa pun ke pada orang lain. Tapi, kalau kalian hanya ingin mengetahui garis besarnya saja mungkin aku akan menjelaskan. Sebelumnya perkenalkan namaku Arkan Syahreza CEO perusahaan ini." Dengan pongahnya Arkan memberikan kartu nama ke rekan Naura, tanpa terkecuali. "Wah, CEO sendiri yang menjelaskan!" seru Dani. "Mohon maaf kalau kehadira

    Last Updated : 2024-01-27
  • Istri Sewaan CEO Duda   41. Cemburu?

    'Ternyata selama ini cintaku tersampaikan. Hanya saja aku terlalu bodoh untuk memahaminya.'Naura memalingkan wajahnya. Jantungnya berdetak dengan kencang, untungnya hanya Naura yang bisa mendengar dan merasakan hal itu.Drrttt ....Dengan cepat Naura mengambil ponselnya, menggeser tombol hijau untuk mengangkat panggilan Arkan."Ha—""Di mana kamu. Jangan bilang kamu lagi berduaan sama Devan."Seketika Naura menatap mata Devan, ia takut pria yang ada di hadapannya itu mendengar percakapannya dengan Arkan."Hm ... aku langsung pulang kalau udah selesai.""Pulang seka—" Belum selesai bicara Naura menutup panggilan Arkan. "Kenapa, apa suami kamu sudah menyuruhmu untuk pulang?"Naura mengangguk lalu meminum air putihnya hingga tandas. "Setelah ini tugas kita selesai kan?"Devan mengambil sesuatu di tasnya. "Sepertinya tugasku kurang satu lagi. Aku harus beli buku dulu, kamu mau ikut?"Tak ingin menyia-nyiakan waktu berdua dengan Devan, Naura pun mengiyakan ajakannya dan melupakan perinta

    Last Updated : 2024-01-28
  • Istri Sewaan CEO Duda   42. Modus Kencan

    Wajah Naura merah padam saat mengingat bibirnya menyatu dengan bibir Arkan. Itu ciuman pertamanya yang di rebut paksa oleh Arkan. "Arrgh ... menyebalkan. Kenapa kepalaku di penuhi dia?" gumam Naura. Hatinya bergetar ketika mengingat Arkan menyatukan bibir mereka. Bahkan sebuah kecupan terdengar saat Arkan melepaskan pagutannya. "Gimana kalau aku ketemu sama dia, pasti sangat canggung. Tunggu, bukannya dia yang harus minta maaf kan dia yang sudah mencium bibirku!" Seketika Naura menyibak selimut yang menutupi seluruh tubuhnya, lalu beranjak dari ranjang. Ceklek Naura menyembulkan kepalanya, meneliti setiap ruangan— memastikan jika tidak ada Arkan di sana. Merasa aman Naura keluar dari kamar di ikuti Arkan yang juga bersamaan keluar dari kamar. "Astaga," tutur Naura mendengar suara pintu terbuka. "Ehm ... Buatkan aku sarapan." "I-iya." Naura berjalan ke dapur tak berani mengangkat kepalanya. Ia merasa malu saat mata mereka saling beradu pandang. Ia pun tak bisa mengendalikan t

    Last Updated : 2024-01-29
  • Istri Sewaan CEO Duda   43. Ulang Tahun Yang Romantis

    Hati Arkan bergetar saat melihat Naura yang terus menyunggingkan senyum kepadanya. "Om sini," tutur Naura mengajak Arkan untuk melakukaan foto box. "Kamu saja, aku enggak suka di foto." Naura menarik tangan Arkan membawanya masuk ke dalam box tersebut. "Ayo, Om. Siap ya." Dari empat foto yang keluar, hampir semua wajah Arkan tak menunjukkkan ekpresinya. Ia malah terlihat kaku, sedangkan Naura begitu bersemangat dengan berbagai ekspersi. "Arrrgh ... kaku sekali wajahnya. Harusnya Om itu banyak tersenyum biar enggak cepat tua!" "Maksud kamu?" Naura menunjukkan foto yang baru mereka ambil. "Tuh lihat, Om terlihat seperti Papahku." "Maksud kamu?" "Tua," ucap Naura sambil tertawa terbahak-bahak. Saat Naura akan melangkah keluar, Arkan menarik tangannya dan mengajaknya untuk kembali berfoto. Benar saja kali ini Arkan menunjukkan barisan giginya yang rapi, menatap ke arah lensa. "Satu, dua, tiga ...." Arkan dan Naura menunjukkan pose yang begitu manis seperti sepasang kekasih. set

    Last Updated : 2024-01-29
  • Istri Sewaan CEO Duda   44. Ternyata Masih Belum Move On

    Hanya sebuah pesan tapi cukup mengalihkan perhatian Arkan. Ia terus memandangi pesan yang dikirim seseorang tanpa ingin membalas pesan tersebut."Liona, hanya dia yang sampai dengan saat ini memanggilku Sayang," gumamnya.Tok ... tok"Om, boleh aku masuk?"Dengan cepat Arkan membenarkan duduknya. "Masuklah.""Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun, selamat ulang tahun Om Arkan, semoga panjang umur. Yeeee ...."Naura benar-benar bersemangat memberikan kejutan untuk Arkan meski tadi sudah memberikan donat untuknya. "43 tahun?" Arkan begitu terkejut melihat lilin membentuk angka 43.Naura tersenyum karena sukses membuat Arkan protes akan kejahilannya. "Wah, sepertinya aku salah pasang lilinnya. Tapi, bukannya usia Om sebentar lagi menuju ke sana?" "Kau-" "Maaf, ayo kita tiup lilinnya di luar. Mamah nyuruh aku kirim foto acara ulang tahun Om." Dahi Arkan mengernyit mendengar ucapan Naura seolah tak percaya. "Mamah?" "Hm, tadi Mamah telepon. Bahkan Mamah bilang mau ngerayain ulang t

    Last Updated : 2024-01-29
  • Istri Sewaan CEO Duda   45. Dari Tua Jadi Muda Kembali

    Suara ketukan jemari di atas meja terus mengalun seolah sedang mengikuti irama isi kepala sang pemilik. Ya, Arkan hanya diam memandangi sebuah kotak dengan kartu nama yang bertuliskan nama seseorang yang enggan ia sebut. "Dari banyaknya hari spesial kenapa dia memberikan kado untukmu setelah tiga tahun berpisah," ucap Rendi yang tak henti mondar-mandir di depan Arkan. "Apa dia ingin balikan sama kamu?" Arkan berdecak mendengar penuturan sahabatnya itu. "Yang benar saja, untuk apa dia mengajakku balikan setelah dia sendiri yang memutuskan hubungan kita dan mempermalukan aku di depan orang banyak. "Mungkin dia baru menyesal," sela Rendi. Ucapan Rendi sedikit menyentil hati Arkan. Penyesalan, mungkin saja setiap orang pati akan menyesal jika dia masih belum move on dari masa lalu dan tak mendapat pasangan yang sebanding dengan sebelumnya. "Singkirkan kado ini, aku enggak mau ngeliatnya di ruanganku lagi." "Siap, Bos! Oh iya, nanti malama ada acara makan malam dengan para pebisnis d

    Last Updated : 2024-01-30
  • Istri Sewaan CEO Duda   46. Pertemuan Yang Disengaja

    Tidak ada yang tahu seperti apa pekerjaan suami Naura. Bahkan hanya segelintir orang yang tahu wajah Arkan saat mengantar Naura ke kampusnya. Terlihat jelas teman-teman Naura begitu terkejut melihat wajah Arkan lebih dekat. Apa lagi ia sudah memotong rambutnya dan berpenampilan berbeda dari biasanya. "Hai, aku Leni teman Naura," sapa Leni memperkenalkan diri pada Arkan dan di balas jabatan tangannya. Jengah dengan apa yang di lakukan Leni, Naura pun menarik tangan Arkan dengan kasar agar ia melepaskan tangan rivalnya itu."Kalau gitu kita duluan ya. Ayo, Sayang." Tangan Naura melingkar indah di lengan Arkan. Lalu membawanya menjauh dari teman-teman toxic yang sering mengumbar gosip buruk tentangnya. "Jangan terlalu erat, aku enggak akan kabur kok!" goda Arkan saat tubuh mereka begitu menempel. Sadar akan apa yang sudah ia lakukan Naura pun bergegas menarik tangannya dari lengan Arkan. "Maaf." Bukannya marah, Arkan malah menarik kembali tangan Naura. Berjalan beriringan seperti s

    Last Updated : 2024-01-30
  • Istri Sewaan CEO Duda   47. Perasaan Yang Rumit

    Arkan berdiri diam selama beberapa detik, hanya mendengarkan suara ketukan sepatu yang semakin mendekat. "Hai, Rendi. Sudah lama enggak ketemu, kalian datang ke sini juga?" tanya Liona seolah seperti teman dekat. "Kami biasa di undang ke acara tahunan ini. Aku malah baru melihatmu di sini, apa kamu member baru?" Liona menyunggingkan senyum lalu menjawab, "Iya, aku baru bergabung beberapa bulan yang lalu." Sudut mata Liona melirik ke arah Arkan. Namun, pria itu hanya diam bahkan tak membalas sapaannya. "Kita, masuk," ajak Arkan menarik tangan Rendi untuk ikut bersamanya. Liona sesaat terdiam memandangi punggung Arkan yang berjalan masuk ke ballroom. "Apa kamu sudah bertemu dengan dia?" "Hm ... aku sudah bertemu dengan dia," ujar Liona tak menatap wajah sahabatnya itu. Reza melirik kearah Liona yang tak mengalihkan pandangannya dari Arkan. "Sepertinya Arkan semakin susah untuk kamu genggam. Kehidupannya dengan istrinya terbilang cukup harmonis, apa lagi istrinya masih muda." Li

    Last Updated : 2024-01-30

Latest chapter

  • Istri Sewaan CEO Duda   157. Akhir Yang Bahagia

    Satu bulan berlalu hubungan Naura dan Arkan semakin erat. Meski harus menjalani hubungan long distance relationship, tak menghalangi rasa cinta Arkan untuk anak dan istrinya."Pagi, Sayang."Perlahan Naura membuka mata saat mendengar suara bariton berbisik di telinganya."Kapan kamu datang?""Lima menit yang lalu. Aku rindu memeluk tubuhmu, Sayang."Seketika Naura membuka matanya. "Axel, di mana dia?"Arkan mengeratkan pelukannya. "Dia di bawah sama Papah dan Bu Dila.""Oh." Naura hanya ber-oh-ria lalu menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Kamu mau ke mana?""Mau buat sarapan," jawab Naura mengikat rambutnya. Namun, Arkan menarik tubuh Naura hingga tergeletak di atas kasurnya. "Aku masih kangen, diam di sini sebentar saja."Naura lalu membiarkan Arkan untuk memeluknya beberapa saat sampai dia puas meluapkan rasa rindunya."PAPA ...." teriak Axel."Tuh anaknya manggil, sana samperin."Arkan menghela napasnya lalu mencium bibir Naura dengan lembut. "Ku menginginkanmu Sayang." Tanga

  • Istri Sewaan CEO Duda   156. Menikah Rasa Pacaran

    Suara gemercik air membangunkan Naura dari tidurnya. Dia lalu mengibas selimut yang menutupi tubuhnya dan— "Argh." Naura berteriak histeris saat melihat tubuhnya yang polos tanpa sehelai benang pun. "Apa yang terjadi, di mana bajuku?" gerutu Naura. Tak lama dia mendengar suara seseorang membuka pintu. Naura pun segera menutup tubuhnya dengan selimut berpura-pura tidur untuk melihat siapa orang yang keluar dari kamar mandi. Sedikit demi sedikit Naura membuka matanya dan mendapati Arkan yang sedang memakai pakaiannya setelah mandi. "Arkan, jadi aku tidur dengan dia. Tunggu, kenapa aku bisa bersama Arkan?" batinnya. Naura mencoba mengingat kembali apa yang terjadi di klub semalam. Ingatannya mulai berputar seperti sebuah rekaman dan berakhir saat dia mencium Arkan. Naura begitu menikmati ciuman itu hingga membuatnya tak ingin melepaskan sedetik pun kesempatan itu. "Aku mencintaimu, Naura." "Aku juga mencintaimu, Arkan," ucap Naura dengan sadar hingga membuat wajahnya bers

  • Istri Sewaan CEO Duda   155. Aku Mencintaimu, Arkan

    Dentuman musik mengalun begitu kencang hingga memekikkan telinga. Namun, hal itu malah menarik atmosfer di sekitar membuat orang-orang yang berada di dalam klub ikut terhanyut dengan irama musik yang dibawakan oleh seorang DJ. "Naura, ayo turun!" ajak Sela saat mereka memasuki klub malam. "Kamu aja aku tunggu di bar ya." "Jangan di bar kita cari meja saja," ujar Sela. Matanya melihat ke sekeliling mencari tempat yang kosong. Namun, sayang tidak ada tempat kosong. Hampir semua meja terisi penuh oleh orang-orang yang sedang menikmati malam panjang mereka. "Tunggu, bukankah itu Arkan. Kita ikut di meja dia saja." Naura mencekal tangan Sela, tapi wanita itu terus berjalan meninggalkannya begitu saja. Mau tidak mau Naura pun mengikuti Sela hingga berhenti tepat di depan meja Arkan. "Hai, Arkan. Sendiri aja nih, boleh gabung?" Arkan mendelik, tanpa bicara dia bergeser tanda jika dia mempersilahkan mereka untuk duduk bersama dengannya. "Terima kasih, aku titip Naura dulu ya. B

  • Istri Sewaan CEO Duda   154. Cemburu Buta

    Deburan ombak mengalihkan perhatian Naura dari Roni dan Sela yang sedang berbincang. Padahal meeting sudah berakhir dan mereka berdua masih asik bersama."Ini." Naura menoleh ke samping saat Raka memberikan kopi untuknya. "Makasih.""Sama-sama."Naura kembali menoleh ke arah Sela dan Roni, tapi mereka sudah tidak ada di sana. "Ke mana mereka pergi?""Siapa? Oh Pak Roni dan Bu Sela, paling ke hotel.""Hah, kok bisa secepat itu?"Raka tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi terkejut Naura. "Kamu tenang saja mereka sedang melihat lokasi untuk penempatan barang-barang.""Oh," ujar Naura bernapas lega. Naura pun memilih berteduh di bawah pohon yang rindang lalu menurunkan bokongnya di atas pasir. "Menurutmu bagaimana Bu Sela dan Pak Roni?""Maksudnya?"Raka tersenyum lalu menjawab, "Aku sudah lama ikut kerja dengan Pak Roni, aku tau dia tertarik pada Bosmu.""Oh, aku pikir Pak Roni bukan tipe pria idaman Bu Sela. Apa lagi usia mereka terpaut jauh, aku nggak yakin hubungan mereka akan b

  • Istri Sewaan CEO Duda   153. Kecemburuan Sela

    Setelah pertemuan Sela dan Arkan, wanita itu terus mendiamkan Naura seolah kesal kepada.Naura pun tidak tahu harus melakukan apa karena Sela terus memalingkan wajahnya."Sebentar lagi kita sampai, apa kamu akan terus bersikap seperti itu?"Sela mendelik dan hanya menggerakkan tubuhnya seolah tak memperdulikan Naura. Kesal, Naura pun menginjak rem hingga tubuh Sela terhuyung ke depan. "Argh ... Kamu gila, apa kamu ingin aku mati?""Lihat kamu masih hidup dan berteriak dengan kencang."Sela mendelik, dengan anggunnya dia merapihkan rambutnya. "Aku kesal karena kamu nggak ngasih tahu aku kalau Arkan ada di sini.""Aku juga nggak tahu kalau dia datang ke sini. Lagi pula baru tadi pagi aku ketemu sama dia. Tunggu, kenapa kamu sekesal ini sama aku. Apa kamu masih mengharapkan dia?""Hah, yang benar saja. Mana mungkin aku mau sama duda apa lagi bekas karyawanku," cibirnya.Naura berdecak kembali mengendarai mobilnya. "Berhenti berbohong buktinya kamu kesal saat melihat aku dan Arkan bersa

  • Istri Sewaan CEO Duda   152. Ciuman Membuat Hati Berdesir

    Deburan ombak mengalun indah menemani Naura yang sedang menikmati kopi di pagi buta. Dia sama sekali tak bisa tidur nyenyak saat berada jauh dari putra semata wayangnya.Tok,tok."Permisi, room service."Naura menoleh ke arah pintu lalu beranjak dari kursinya.CeklekNaura terkejut melihat staf hotel membawakan sarapan ke kamarnya. "Maaf aku nggak pesan, mungkin salah kamar."Staf tersebut melihat kartu untuk memastikan jika mereka tidak salah kamar. "Dengan Ibu Naura kamar 210""Iya aku Naura, tapi aku nggak pesan," tutur Naura mencoba menjelaskan. Tak lama ponsel Naura berdering terlihat nama Arkan di sana. "Halo."[Selamat menikmati sarapannya.]"Apa, jadi kamu yang kirim makanan ini. Dari mana kamu tahu aku ada di hotel ini?"[Selamat menikmati, Sayang.]Arkan mematikan panggilannya sepihak. Mau tidak mau Naura pun mempersilahkan staf untuk masuk dan menyajikan makanan pesanan Arkan.Sudut bibir Naura terangkat saat melihat makanan pesanan Arkan. Tak lupa dia mengabadikan momen

  • Istri Sewaan CEO Duda   151. Liburan Sambil Bekerja

    Naura merapihkan beberapa pakaian ke dalam koper. Tak lupa dia pun memasukkan beberapa berkas ke dalam tasnya."Sudah di masukkan semua? Awas nanti ada yang ketinggalan!" ucap Dila sambil mengajak Axel bermain."Sepertinya sudah beres semua. Bu, aku titip Axel beberapa hari ya.""Iya, kamu tenang saja. Ibu akan menjaga Axel dengan baik, lagi pula Pak Teddi juga ada pasti dia membantu Ibu menjaga Axel."Naura tersenyum lalu beranjak dari lantai. "Aku siap-siap dulu."Seolah mengerti, Dila mengajak Axel untuk keluar dari kamar Naura.Tok, tok."Permisi."Dila menuruni anak tangga lalu menghampiri tamu yang baru saja datang."Siapa Bi?" tanya Dila saat dia berjalan ke arahnya."Itu Bu, temennya Bu Naura," jawabnya."Oh Sela. Tolong buatkan minuman buat Sela ya." Dila pun menghampiri Sela yang sedang duduk di sofa. "Eh, Sela.""Tante, hai Axel," sapa Sela saat melihat Axel tersenyum menatapnya.Mereka pun duduk bersampingan sambil bermain dengan Axel. "Acaranya mendadak ya?" selidik Dila.

  • Istri Sewaan CEO Duda   150. Buket Bunga Untuk Naura

    Suara bising di sekitar tak mengalihkan perhatian Naura dari berkas yang ada di hadapannya. Brak!Hening seketika, semua yang ada di ruang meeting diam menatap ke arah Naura. "Ini kenapa bisa beda?"Naura menggeser berkas yang ada di depannya. "Laporan keuangan ganti, salah tuh! Teliti dulu sebelum di kirim. Ini lagi, bukannya klien kita minta ganti kursi, kenapa masih ditulis kursi dengan merek yang sama?""Ma-maaf Bu, tapi Bu Sela sudah setuju dengan merek itu," jelas Kevin.Seketika Naura menoleh ke arah Sela. "Apa, aku nggak tau ya. Kevin, kamu benar-benar ya, harusnya kamu bilang kalau barangnya di ganti, aku kan nggak tahu."Sela langsung menggeser kursinya mendekati Naura seolah menyerang Kevin."Ta-tapi Bu Se—"Mata Sela hampir saja keluar memelototi Kevin bahkan mulutnya berkomat-kamit seolah menyuruhnya tutup mulut."Bereskan semuanya, kerjakan dengan baik dan teliti. Baiklah, meeting kita tutup, selamat siang."Naura keluar dari ruang meeting di ikuti Sela di belakang. Wan

  • Istri Sewaan CEO Duda   148. Berakhirnya Kesalahpahaman

    Hening, seketika Naura tak mendengar suara apapun kecuali detak jantungnya yang begitu cepat.Mata Naura terpaku pada wajah pria yang selalu membuat hatinya berdesir. "Papa," teriak Axel berjalan ke arah mereka.Refleks Arkan melepaskan tangannya dari pinggang Naura. "Sayang." Axel berlari memeluk Arkan dengan erat. "Ayo, kita cari makan," sambung Arkan meninggalkan Naura yang masih mematung. Sorak dari para tamu undangan pun kembali riuh saat Adelia bersiap melempar buket bunga yang dia pegang. "Naura, sini!" panggil Adelia. Dengan enggan Naura pun ikut ke kerumunan yang bersiap menerima buket bunga. Semua bersiap hanya Naura yang diam dan ikut berdiri dengan kerumunan."Satu, dua, tiga."Buket itu pun melayang ke arah Naura, tapi seketika tubuhnya terhuyung ke depan saat seseorang mendorongnya dari belakang. "Argh," ucap Naura terkejut. Namun, dengan cepat pria itu menarik tangan Naura hingga menyentuh tubuhnya. "Woa, selamat Bro!" teriak Reza mengalihkan perhatian semua yang

DMCA.com Protection Status