Share

BAB 321

Penulis: Nadira Dewy
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

“Maaf, Nyonya, Saya benar-benar hanya ingin membantu supaya Nyonya tidak terlalu lelah. Kalau malam hari, Nyonya sendiri yang menjaga Nona Arabella, sehingga Saya berpikir akan lebih baik kalau Saya membantu tentang hal kecil ini,” jawab Wendy.

Mendengar itu, Violet pun hanya bisa menahan diri.

Terlalu aneh, meskipun Wendy sudah memberikan alasan yang cukup masuk akal, entah mengapa violet masih tidak bisa mempercayainya.

Mendengar itu, Reiner pun tersenyum tipis.

Sebuah teguran kecil, namun Reiner merasa Violet sedikit memperdulikan tentang ucapannya, bisa juga Violet itu tengah merasakan cemburu.

Setelah selesai sarapan, Reiner pun berangkat ke kantor.

Sementara itu, kini Violet tengah berada di balkon apartemen, menjemput Arabella.

Membiarkan sinar matahari memberikan hangatnya kepada Arabella,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 322

    “Aku benar-benar tidak menyangka kalau meeting dengan klien luar negeri sangat membutuhkan waktu yang sangat panjang, sekali lagi aku minta maaf karena tidak bisa menepati janjiku kepada paman dan juga bibi,” Ucap lagi gadis cantik itu. Ada senyum yang sangat manis timbul di bibirnya, tatapan matanya yang seolah menunjukkan betapa besar kehangatan yang dimiliki oleh wanita itu membuat semua orang seolah merasakan ketulusannya. James menghela nafas, tak lagi bisa mengerti dengan apa yang sebenarnya diinginkan oleh keluarganya. Gadis itu, namanya adalah Cecilia. Sebelumnya, Cecilia adalah pasangan James, hasil dari perjodohan antar keluarga. Namun, karena James tidak kunjung menemukan kecocokan terhadap wanita itu, ditambah lagi adanya Aruna, hati James seolah tak bisa terarahkan kepada wanita itu. Ibunya James tersenyum, dia m

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 323

    “James, sepertinya kita cukup keterlaluan terhadap keluargamu.” ucap Aruna sembari menatap James yang kini tengah mengemudikan mobilnya. Mendengar itu, James benar-benar hanya bisa memaksakan senyumnya, tidak tahu harus bagaimana memberikan pengertian kepada Aruna, menggambarkan tentang keluarganya yang sebenarnya tidak seburuk itu. Aruna soalnya bisa mengerti apa yang sedang dipikirkan oleh James, dia memilih untuk tidak mengatakan apapun lagi selama dia masih fokus mengemudi. Mereka tiba di apartemen tempat kedua orang tua Aruna berada, menjemput Johnson yang mereka titipkan di sana. Setelah itu, mereka kembali ke apartemen yang mereka tinggali, milik James. Johnson sudah dalam keadaan tidur saat dijemput, jadi sesampainya di sana hanya perlu membaringkan bayi kecil itu ke tempat tidurnya. “Kau mau langsung mandi, atau aku buatkan teh lebih dulu, James?” tanya Aruna perhatian.

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 324

    Plak! Tamparan keras dari Aruna itu membuat James terdiam membeku, seolah dia tersadar dari apa yang baru saja ingin dia lakukan terhadap Aruna. Sama seperti James, tamparan yang dia berikan kepada pria itu membuat Aruna terdiam dengan segala pemikirannya. Benar, James adalah suaminya, pantas dia mendapatkan apa yang ingin dia dapatkan barusan. Hanya saja, ekspresi, tatapan, dan cara bicara James terlalu mengingatkan Aruna kepada sosok Ron. James tersenyum, ada perasaan kesal, marah, dan kecewa atas apa yang dilakukan Aruna. Pada akhirnya, sepasang matanya yang memancarkan perasaan itu tertuju kepada Aruna lalu berkata, “Aku salah, tidak seharusnya aku melakukan ini. Harusnya, aku sadar diri siapa aku, dan bagaimana aku membujuk mu dengan begitu banyak janji.” ucap James pasrah. Aruna masih tidak tahu harus mengatakan apa, dia tengah sibuk mengutuk dirin

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 325

    “Aku tidak ingin membuang-buang waktuku, Aku adalah orang yang paling malas berdebat untuk hal yang aku sendiri sudah tahu akan seperti apa akhirnya. Jadi, pergilah sesegera mungkin, Jangan pernah datang lagi ke tempat ini, Wendy.” ucap violet, menatap Wendy dengan tatapan matanya yang serius. Mendengar itu, Wendy benar-benar terperangah tak percaya. Menggelengkan kepalanya, tatapan matanya mulai terlihat begitu ketakutan. “To-tolong jangan lakukan ini, nyonya. Kalau saya dikembalikan ke yayasan, saya juga akan mendapatkan denda dan juga surat peringatan yang mana itu akan membuat saya sedikit kesulitan mendapatkan pekerjaan yang baru. Saya benar-benar memohon kepada anda, tolong jangan lakukan ini, Nyonya.” Wendy memohon dengan tatapan matanya yang melas, tangannya sudah terulur berharap bisa meraih tangan Violet, namun ekspresi wajah Violet membuatnya takut untuk bisa melakukannya. Violet tersenyum sinis, sudah tidak lagi mempan melihat kesedihan dan juga kekhawatiran yang d

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 326

    “Aku tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Mungkin, akan lebih baik jika kita memang terus berteman seperti sebelumnya. Sungguh, aku meminta maaf untuk apa yang aku lakukan padamu, Aruna.” ucap James, tertunduk lesu, dan merasa bersalah untuk sikapnya yang ada di luar kontrolnya. Aruna hanya bisa memaksakan senyumnya, nyatanya dia sendiri seperti menyesali apa yang terjadi. Lagi-lagi, pada akhirnya dia mengambil langkah bodoh yang membuatnya tersiksa. Seperti yang dikatakan Violet, bukan hanya jahat kepada James, Aruna bahkan jahat kepada dirinya sendiri. “Aruna, aku tahu kau pasti sangat kesal padaku. Tapi, aku pastikan apa yang terjadi kemarin tidak akan terjadi lagi di kemudian hari.” janji James. Aruna menghela nafas, menatap James dengan tatapan yang dalam. “James, kau benar-benar sudah melakukan banyak hal yang tujuannya adalah untuk membantuku. Namun, aku terlalu tidak tahu diri dan tidak tahu malu, aku jelas tidak bisa membalas semua kebaikan yang sudah kau lakuka

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 327

    Aruna memutuskan untuk meninggalkan apartemen James, membawa Johnson tentu, dan satu koper pakaian milik mereka. “Maaf, James.” ucap Aruna. Pada akhirnya, pilihan seperti itulah yang bisa Aruna ambil. Dia bukan mengedepankan perasaan tidak nyaman dan tidak bahagia yang dirasakannya. Namun, Aruna melakukan semua ini atas permohonan kedua orang tuanya James. Tiga hari yang lalu, di apartemen James. Ibunya James bersujud di hadapan Aruna, tangannya mengatup dengan tatapan memohon. Ada air mata yang jatuh membasahi wajahnya, suara yang bergetar saat berbicara membuat hati Aruna merasakan sakit. “Aruna, keputusan James untuk menikahimu benar-benar membuat banyak pihak berang kepada kami. Perusahaan besar kami ini bisa sampai dengan titik sekarang karena bantuan dari perusahaan milik keluarganya Cecilia.” ucapnya masih dengan nada bicara yang gemetar. Mendengar itu, Aruna pun benar-benar tidak bisa banyak berkata-kata. “Kami sudah kehilangan jutaan dolar dalam wakt

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 328

    Aruna terbangun dari tidur yang tidak nyenyak, keringat dingin membasahi keningnya. Ia merasa gelisah sejak pagi tadi karena Johnson sedang demam tinggi. Beberapa waktu terakhir ini, Johnson seringkali demam dan bahkan sampai mimisan dan lesu. Aruna merasa khawatir dan tidak bisa menahan kegelisahannya lagi. “Ini jelas tidak benar.” ucap Aruna saat menyentuh dahi Johnson, “dulu, Dokter bilang ini demam karena virus biasa, tapi demamnya jadi semakin sering.” Aruna mendesah dengan gelisah. Sudah cukup banyak berpikir, Aruna tidak mau membuang waktu. Bayi berusia 1 tahun setengah itu digendongnya dengan lembut, ia bergegas membawa Johnson ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan lengkap dan mendetail. Hatinya berdebar-debar, ia takut ada yang tidak beres dengan kesehatan anaknya, namun harus dia hadapi. Sesampainya di rumah sakit, Johnson langsung ditangani. Setelah dokter menangani Johnson, Aruna menunggu dengan cemas di ruang tunggu. Entah mengapa, ia melihat

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 329

    Aruna terjatuh duduk di lantai ruang tunggu rumah sakit, begitu hasil pemeriksaan lengkap anaknya diberikan padanya. Air matanya jatuh bercucuran, seperti air terjun yang tak terbendung. Hasil pemeriksaan itu membenarkan dugaan dokter sebelumnya, bahwa Johnson, anaknya yang baru berusia 1,5 tahun, mengidap leukimia stadium 2. “Ahhhhh” teriak Aruna histeris. “Kenapa harus Johnson, Tuhan?” Aruna memukuli dadanya, marah kepada dirinya sendiri, menganggap gagal sebagai seorang Ibu. Hatinya terasa seperti diremas-remas oleh kesedihan yang begitu mendalam. Ia tak bisa percaya bahwa Johnson, bayi kecil yang baru saja lancar berjalan itu, harus menghadapi penyakit mengerikan seperti leukimia. Kedua orang tua Aruna yang berada di sana juga merasakan kesedihan yang sama. Wajah mereka pucat pasi, dan mata mereka berkaca-kaca. Mereka berdiri di samping Aruna, tidak tahu harus berkata apa untuk menghibur hati anak mereka yang tengah hancur. Aruna bangkit dari duduknya dengan susah pa

Bab terbaru

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 347

    “Pendonoran sumsum tulang belakang 7 bulan yang lalu dinyatakan sukses, Tuan dan Nyonya.” ucap dokter yang selama ini menjadi dokter yang merawat Johnson. Aruna menangis haru, segera Ron memeluk bahagia istrinya itu. Edward juga langsung memeluk Alenta yang menangis haru, begitu juga dengan kedua orang tua Aruna yang ada di sana. Violet menyeka air matanya, Reiner mengusap kepalanya dengan lembut, lalu merangkulnya. Ada Arabella di gendongan Reiner yang tertidur pulas sejak tadi. “Tapi, untuk mengantisipasi kemungkinan dan bahkan selalu ada, di saat kelahiran bayi kedua anda nanti, pastikan untuk menyimpan darah tali pusat di rumah sakit, Nyonya dan Tuan.” saran dari Dokter itu. Aruna dan Ron menganggukkan kepalanya, dan akhirnya anggota keluarga besar saling berpelukan erat. Walaupun memang benar kemungkinan terburuk selalu ada, s

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 346

    Anara menutup mulutnya menggunakan telapak tangan, matanya menatap benda mungil yang menjadi bagian dari kebahagiaannya. Alat penguji kehamilan yang menyatakan bahwa Aruna tengah hamil. “Ini benar-benar nyata, kan?” tanya Aruna, air matanya sudah mulai mengembung di pelupuk matanya. Padahal, 3 Minggu bersama Ron artinya pun dia sudah melewati 1 Minggu masa datang bulannya. Hanya saja, Aruna cukup stres dengan apa yang terjadi sekarang. Fokusnya benar-benar tertuju kepada Johnson, sampai dia tidak ada waktu untuk memikirkan yang lainnya. Tes! Jatuh sudah air mata Aruna, dia merasa bahagia karena bisa mengantisipasi hal buruk yang mungkin akan terjadi kepada Johnson. Mengenai donor sum-sum tulang belakang yang dijalani Ron dan Johnson beberapa waktu sebelumnya jelas

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 345

    Ron merasakan denyut jantungnya yang berpacu kencang saat ruangan operasi dihiasi dengan suara bip mesin monitor yang terus menerus. Tangan Johnson yang lemah terkulai di samping tubuhnya, pucat dan tidak berdaya. Mata Ron berkaca-kaca saat dia menatap putranya yang terbaring tak sadarkan diri, berharap dan berdoa dalam diam bahwa semua ini akan membawa keajaiban untuk kesembuhan Johnson. “Johnson, sembuh lah....” Harap Ron di dalam hati, “jika menunggu adikmu terlalu lama, maka sembuhlah dengan cara ini, Ayah mohon. Ibumu pasti akan sangat menderita jika terjadi sesuatu padamu, berjuanglah terus, ya....” Dokter yang berpengalaman itu mengenakan sarung tangan sterilnya, seraya memeriksa kembali alat-alat medis yang telah disiapkan. Ron, dengan keberanian yang dipaksakan, berbaring di sisi lain ruangan yang sama, siap untuk mendonorkan sumsum tulang bela

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 344

    “Maafkan aku, tapi semua ini terjadi juga di luar dugaan ku, James.” ucap Aruna jujur, berharap kejujurannya itu dapat dirasakan oleh pria itu. “Aku pikir, aku akan memulai hidup baru bersama Johnson dan kedua orang tuaku saja. Tapi, Johnson mengalami sakit yang benar-benar tidak ada dalam rencana ku, leukimia.” Mendengar itu, James pun terkejut, lupa untuk bernafas hingga beberapa saat. “Leukimia?” James benar-benar lemas, tidak menyangka kalau Johnson akan memiliki sakit mengerikan itu di usianya yang masih begitu kecil. “Kau benar-benar tidak sedang membohongiku, kan? Mana mungkin Johnson sakit seperti itu? Jangan bilang, kau cuma mengada ada supaya bisa menjalin hubungan dengan Ron lagi, Aruna,” harap James. Mendengar itu, jatuh sudah air mata Aruna. Ron, pria itu benar-benar seperti tidak tahu harus mengatakan apa. Jika membuat kebohongan seperti itu sangatlah mudah, maka

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 343

    Aruna benar-benar menyuapkan makanan ke mulutnya Ron. “Makanlah....” Ron, pria itu benar-benar kehabisan kata-kata, padahal sudah bukan hanya satu atau dua kali dia menolak, dan meminta Aruna untuk fokus makan sendiri saja. Masih memangku laptop, pada akhirnya Ron membuka mulutnya, menerima suapan makanan dari Aruna. Nyut!!!! Nyeri, sungguh nyeri sekali dadanya. Kenapa begitu sakit? Ron seperti mendapatkan balasan dari luka yang dia berikan kepada Aruna, tertampar oleh fakta yang ada. Andai saja luka itu tidak pernah tertoreh, mungkinkah hubungan mereka akan lebih jujur dan diliputi kelegaan? Mata Ron memerah, pelupuknya sudah mulai dipenuhi dengan air mata. Melihat itu, Aruna menjadi bingung. Tidak ad

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 342

    Mendengar permintaan maaf yang diucapkan oleh Ron, Aruna pun terdiam karena tidak tahu harus mengatakan apa. Tidak menyangka kalau pria yang dulu begitu angkuh dan juga arogan bisa mengucapkan kata ‘maaf’ namun dengan ekspresi yang begitu tulus. Tes! Tanpa sadar air mata Aruna terjatuh, luka yang seolah sudah sedikit sembuh kini terasa kembali. Semua rasa sakit yang diberikan oleh Ron kembali teringat olehnya. Melihat Aruna meneteskan air mata tanpa kata, Ron benar-benar semakin merasa bersalah. Dia seperti tengah menghianati dirinya sendiri, padahal menyakiti wanita bukanlah sesuatu yang biasa untuk dia lakukan. “Maaf, itu pasti sangat menyakitkan untukmu, bukan? Maaf, aku sungguh meminta maaf untuk apa yang terjadi, dan apa yang sudah aku lakukan padamu, Aruna.” Suara R

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 341

    Ron merasakan beratnya kelopak matanya saat dia mengedipkan mata beberapa kali, mencoba untuk sepenuhnya terjaga. “Sudah mulai sore rupanya,” batin Ron. Ruangan itu dipenuhi oleh sinar sore yang menembus tirai, menciptakan pola cahaya dan bayangan yang bergerak pelan di dinding. Aruna, di sisi lain tempat tidur, tampak begitu damai dalam tidurnya. Rambutnya yang panjang terhampar di bantal, wajahnya tenang meski terlihat ada sedikit kelelahan yang tersisa. “Biarkan saja deh dia lanjut tidur,” gumam Ron. Dengan hati-hati, Ron menyelinap keluar dari selimut dan perlahan-lahan beranjak dari tempat tidur. Ia menatap jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 3 sore. Mereka telah terlewat makan siang, tetapi Ron tahu bahwa Aruna membutuhkan istirahat ini lebih dari apapun. Dengan langkah yang hampir tidak terdengar, d

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 340

    Ron dan Aruna memutuskan untuk kembali ke rumah, sementara itu Edward dan Alenta tengah menemani Johnson. Sudah 2 hari full Ron dan Aruna di rumah sakit, walaupun ada saatnya Ron meninggalkan Aruna karena ada pekerjaan penting yang harus diselesaikan. Sesampainya di rumah, Mereka langsung masuk ke kamar. “Kau istirahat saja dulu, aku akan pergi ke luar sebentar. Ada yang harus aku kerjakan, mungkin cuma 1 jam saja.” ucap Ron, langsung mendapatkan anggukan setuju dari Aruna. Bergegas Ron mengganti pakaiannya, dia akan bertemu dengan Ben di kantor cabang karena dia beberapa dokumen yang harus ditandatangani oleh Ron. Sejenak meninggalkan Aruna, Ron menyelesaikan pekerjaannya secepat yang dia bisa. Selama dua hari di rumah sakit, Ron juga tidak bisa tidur nyenyak sama sekali. Johnson selalu menangis, lebih cengeng dari biasanya. Mungk

  • Istri Sementara untuk Kakak Ipar   BAB 339

    “Kamila, aku mengatakan kepada suamiku untuk membiarkan kau bekerja di perusahaannya karena aku merasa kasihan padamu. Padahal, bagian personalia mengatakan kau tidak dibutuhkan di perusahaan itu.” ujar Violet, tersenyum tak peduli kalau ucapannya barusan sangat tidak nyaman untuk Kamila dengar. Kamila menggigit bibir bawahnya, campur aduk perasaan. Dia tidak menyangka kalau Violet mengetahui banyak hal, namun memilih untuk tidak mengatakan apapun. “Sebenarnya, seberapa banyak hal yang tidak kau katakan padaku, Violet?” tanya Kamila, kali ini dia benar-benar terlihat emosi. Merasa dikhianati, namun sadar pula dia tidak berhak untuk menunjukkan secara jelas kemarahannya. Mendengar pertanyaan dari Kamila, sontak saja sorot mata Violet terarahkan padanya, “Kau sungguh ingin tahu?” Violet mendekati Kamila, “Hampir semua aku tahu, Kamila. Niat mu datang ke apartemen ku, dan kau y

DMCA.com Protection Status