Beranda / Romansa / Istri Rahasia Tuan Presdir / BAB 2. Papa untuk Andaru

Share

BAB 2. Papa untuk Andaru

Penulis: naftalenee
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-12 18:07:59

"Mama! Papa Adnan udah datang!" 

Teriakan nyaring dari seorang bocah berusia lima tahun itu terdengar begitu lantang. Suri yang mendengar panggilan menggelitik itu lagi-lagi dibuat merengut. Andaru, atau Aru yang ia lahirkan dengan penuh perjuangan lima tahun lalu terus saja menyebut Adnan dengan sebutan Papa, meski berulang kali Suri telah peringati. 

"Om Adnan, Aru. Bukan Papa!"

Suri memperingati anak semata wayangnya lagi. Adnan, pria baik hati itu memang tidak pernah marah atau melarang Aru memanggilnya papa. Namun, Suri-lah yang tidak enak hati, sebab nyatanya mereka memang bukanlah sepasang suami istri.

Sayang, bocah itu agaknya lebih patuh pada Adnan, sebab detik berikutnya ia masih saja menyerukan hal yang sama. "Papa Adnan!" 

Senyum tipis tercetak di bibir Suri. Tak ia pungkiri, melihat Andaru tetap mendapatkan sosok ayah dari Adnan memang sebuah hal yang patut ia syukuri. Namun, ada rasa bersalah dalam diri Suri ketika melihat senyum anaknya itu. Lima tahun lalu, jika bukan karena Adnan ... Suri mungkin sudah jadi gelandangan yang menyedihkan. Sebatang kara, tanpa pekerjaan dan tanpa rumah. Pun jika bukan karena Adnan yang terus menguatkan, Suri pun tidak yakin sanggup melahirkan Andaru kala itu.

Bagi Suri, masa lalunya begitu menyesakkan. Hamil seorang diri, dengan perasaan kecewa dan marah yang nyaris saja mengorbankan janinnya. Enam tahun lalu, Suri hampir membunuh sosok mungil yang ternyata jadi kekuatannya saat ini.

Seruan pria yang membalas sama antusiasnya menarik kembali Suri dari ingatan kelam masa lalu. Di hadapannya kini ada dua orang pria beda usia yang begitu senang bertemu.

"Hai, Aru!" Adnan berjalan dengan begitu santai sembari mengukir senyum tulusnya pada Andaru.

Andaru yang sudah terbiasa akan kehadiran Adnan di tengah-tengah ia dan Suri pun menyambut pria yang disebutnya papa itu dengan begitu gembira. Bocah itu berlari dan melakukan hi five, sebagaimana kebiasaan mereka.

"Papa Adnan, Mama lagi-lagi ngelarang aku panggil Papa ke Papa Adnan," adunya pada Adnan.

Suri yang mendengar jelas kalimat aduan Andaru itu menggelengkan kepalanya.

"Oh, ya?" Adnan menatap Suri dengan memicingkan mata. Di hadapan dua orang dewasa yang tengah saling tatap itu, Andaru menganggukkan kepalanya. Adnan mengusap kepala Andaru dengan sayang sebelum kembali bersuara. "Kenapa emangnya? Aru boleh kok, panggil Papa sesukanya. Papa suka."

Pipi Suri merona selama beberapa detik. Apalagi, kalimat terakhir itu Adnan ucapkan sambil menatapnya dalam. Wanita single mom itu tahu jika Adnan memang sungguh-sungguh tak keberatan dengan panggilan itu. Ia juga tahu, jika Adnan bahkan rela berkorban lebih jauh jika ia mengizinkan. Hanya saja, setelah kejadian dengan pria brengsek di masa lalu ... Suri jadi lebih hati-hati terhadap kaum lelaki, meskipun ia telah lama mengenal Adnan.

Mereka bertiga memiliki rencana untuk liburan di akhir pekan. Ketiganya melangkah ke mobil Adnan, bak sebuah potret keluarga utuh sungguhan.

"Kamu terlalu memanjakan Aru, Nan!" komentar Suri usai Andaru duduk nyaman di kursi belakang, sementara Adnan menutup pintu belakang itu.

Adnan terkekeh. Ia menatap wajah Suri dengan berani. "Kenapa? Kamu cemburu?" ujar Adnan sembari menahan upaya Suri membuka pintu penumpang depan. Dengusan kemudian Suri hadiahkan untuk kalimat Adnan barusan. Pria hangat yang sudah hafal luar dalam bagaimana sifat Suri itu pun tak marah. Ia justru menjawab dengan lembut. "Jangan galak-galak sama Aru, Ri," ujar Adnan tanpa melunturkan senyumnya. 

"Aku cuma nggak mau dia ketergantungan sama kamu lebih dari yang seharusnya."

Adnan menatap sungguh-sungguh ke arah Suri. "Aku suka kalau kamu dan Andaru bergantung sama aku--" 

Wanita itu menghela napas dan menghindar saat Adnan berusaha menggenggam tangannya. "Kami udah terlalu merepotkan kamu enam tahun ini, Nan. Aku mau kamu mulai hidupmu sendiri. Menikah, misalnya." 

Suri membuang pandangannya dari Adnan. Wanita itu enggan menambah rasa tidak enak hatinya melihat Adnan yang teguh pendirian untuk mengejarnya. Selama hampir sepuluh tahun mereka saling mengenal, ia sudah mengetahui ketertarikan Adnan terhadapnya.

Sementara itu, Adnan tidak kehabisan akal. Pria itu kembali meraih kedua tangan Suri dan menggenggamnya penuh keyakinan. "Menikahlah denganku, Suri!" 

Tubuh Suri mendadak kaku. Meski ia bisa tahu perasaan Adnan padanya, tetapi inilah kali pertama pria itu  mengungkapkannya secara langsung. 

Rasa bersalah kemudian menggelantungi Suri semakin berat. Pandangannya yang buram karena haru dan juga sedih menyeruak tanpa bisa dicegah.

"Nan ... Masih banyak wanita lain yang lebih pantas buat kamu."

"Dan nggak semua pria bajingan, Ri. Dan kamu berhak mendapatkannya."

Saling sahut-menyahut itu terjadi begitu cepat. Suri, seorang ibu tunggal untuk Andaru jelas merasa rendah diri jika bersanding dengan Adnan. Belum lagi, background Adnan yang masih satu keluarga dengan pria yang menyakitinya dulu, yang membuat keengganan Suri membuka hati untuk Adnan semakin kuat.

Suri tidak siap menerima Adnan, karena bisa jadi ia akan lebih sering bertemu pria brengsek itu di kemudian hari. Ditambah lagi, jika pria itu tahu kalau Andaru adalah anak mereka yang Suri sembunyikan keberadaannya ... bahkan sejak bocah itu hadir di dalam perutnya, enam tahun lalu.

"Jangan mulai, Nan." Suri melepaskan genggaman tangan Adnan dengan hati-hati. "Kamu udah janji buat nggak memaksaku," lanjut Suri mengingatkan kembali obrolan mereka beberapa tahun lalu.

Enam tahun lalu, saat Suri meninggalkan apartemen suami sirinya, Adnan tiba-tiba datang menawarkan sebuah solusi. Suri yang enggan memiliki hutang budi pada Adnan yang begitu baik padanya, lantas membuat sebuah permintaan. Salah satunya bahwa Adnan tidak akan memaksa Suri untuk menjadi miliknya.

Hati Suri makin mencelos saat melihat lagi-lagi Adnan tersenyum di hadapannya, padahal ia baru saja menolak ajakan pria itu untuk menikah.

"Kalau kamu tutup mata dengan hal yang berkaitan padamu, coba lihat Andaru." Adnan mengedikkan kepalanya, menunjuk Andaru yang telah duduk rapi di dalam mobil. "Sampai kapan kamu mau membohongi dia kalau papanya sedang bekerja, padahal jelas-jelas dia sudah berbahagia dengan wanita lain?"

naftalenee

Suri ternyata gagal move onšŸ˜“šŸ˜“šŸ˜“

| Sukai

Bab terkait

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 3. Firasat

    "Masih mikirin soal lamaranku kemarin?" Suri tersentak kaget saat mendengar Adnan tahu-tahu bersuara sambil menyentuh sebelah pundaknya. Dengan lemah, wanita itu menggeleng. Lamaran Adnan beberapa hari lalu tidak terlalu ia pikirkan. Toh, pria itu tidak memaksanya menerima dan malah memberinya waktu untuk berpikir dengan bijak. Meski tetap saja, beban memberikan jawaban itu tidak bisa dienyahkan begitu saja dari pikiran, karena Suri tahu ... Adnan pun diam-diam menunggu. "Dari tadi perasaanku nggak enak mikirin Aru." Suri berujar lemah sambil mengaduk-aduk makan siangnya yang sudah dingin itu. Adnan kemudian menarik bangku di hadapannya. "Bukannya dia sekolah?" Adnan berujar usai melihat jam di pergelangan tangannya. Suri mengangguk. Biasanya, Andaru memang sudah pulang sekolah di saat Suri sudah memasuki jam makan siang. Bocah itu kemudian akan ia jemput untuk kemudian ikut ke kantor dan lanjut dititipkan ke daycare. Namun kali ini, sekolah anaknya itu tengah melakukan kegiatan ke

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 4. Ketakutan Suri

    "Kamu yakin nggak mau ke dokter, Ri? Kamu pucat banget, lho. Aku khawatir kamu tiba-tiba pingsan," ujar Adnan saat pintu lift sepenuhnya menutup dan bergerak turun, memerangkap dirinya bersama Suri di dalamnya. Pria berpenampilan rapi dan necis itu meneliti wajah Suri dengan ekspresi khawatir. "Aku nggak sakit," tukas Suri seraya menepis dengan halus tangan Adnan yang terangkat untuk menyentuh keningnya. Terkadang, Adnan bisa sangat berlebihan saat berurusan dengan kesehatan dirinya. "Tapi kita perlu bicara, Adnan. Ini penting," desak wanita itu seraya menahan luapan emosi yang mengentak-entak dada. Kesabaran yang ditahan-tahannya sejak pagi tadi sudah berada diambang batas. Suri tidak bisa menunggu lebih lama lagi hingga jam pulang kerja nanti untuk bicara dengan Adnan perihal temuannya pagi tadi. "Ada apa, Ri? Kamu baik-baik saja, kan?" Wanita berambut panjang yang dikuncir kuda itu membuang napas untuk menetralkan ekspresi di wajah yang sudah tak karuan sebelum mengatakan, "A

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 5. Kebohongan

    "Andaru anak gue." Tak hanya Pram yang terkejut mendengar pernyataan Adnan yang baru saja muncul dari lift, Suri juga menunjukkan reaksi yang sama. Namun, keterkejutan Suri tak berlangsung lama karena melihat senyum menenangkan yang disuguhkan Adnan untuknya. Hanya sekilas, hingga Suri nyaris mengira dirinya salah lihat. Detik selanjutnya, Suri segera sadar kalau Adnan sedang mencoba menyelamatkan dirinya dari Pram. "Anak lo... sama Suri?" Setelah bisa menguasai diri, Pram mengalihkan pandangannya kepada Andaru yang sedang melonjak-lonjak senang karena kedatangan Adnanā€”dengan mudah melupakan keberadaannya. Lalu tatapan tajamnya berpindah kepada Suri. "Ri... apa itu benar?" Tenggorokan Suri terasa perih karena ditodong pertanyaan itu. Ia mengalami dilema yang datang di saat yang tidak tepat. Dan sekali lagi, Adnan dengan tanggap menarik dirinya dari krisis. Pria itu mengambil alih dengan menjawab, "Ya. Andaru adalah buah cinta kami berdua." 'Buah cin...ta?' Astaga! Jantung Suri

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-12
  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 6. Situasi Sulit

    "Kalau kamu kehabisan stok wanita untuk diajak bermain-main, aku bisa mengenalkan beberapa untukmu, Adnan." Melisa melipat tangan di dada dan mengangkat dagu sedikit lebih tinggi. Pose yang seharusnya biasa saja itu menjadi tampak berbeda. Tak hanya menampilkan keanggunan yang paripurna, Melisa seolah ingin menunjukkan bahwa wanita itulah yang berkuasa di sana, saat tatapannya bertemu dengan mata Suri. Ujung bibir Melisa tertarik ke atas saat matanya mulai menilai penampilan Suri dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tatapan jijik dan remeh di wajah ayunya terlampau jelas. "Tipe wanita seperti apa yang kamu sukaiā€”" "Hai, Mel. Aku dengar dari Pram kalau kamu sempat dirawat di rumah sakit. Senang melihatmu sudah sehat kembali." Adnan menyela dengan tenang. Namun, Suri bisa merasakan sekelebat emosi dalam suara pria itu yang bergetar. "Maaf, aku nggak sempat ke Jakarta untuk menjenguk kamu. Banyak urusan penting di sini yang nggak bisa kutinggalkan." Suri terpaku. Apakah selama ini st

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 7. Kegilaan Adnan

    Pertanyaan yang diucapkan Adnan dengan ekspresi tak terbaca itu membuat Suri terpaku. Suri seharusnya sudah tidak kaget lagi karena pria itu selalu memberikan kejutan-kejutan di luar ekspektasinya. Namun, yang terakhir ini... benar-benar sudah di luar logika! "Aku bercanda, Ri." Bisikan pria itu sontak mengembalikan fokus Suri pada wajah Adnan yang dekat sekali dengan wajahnya. Suri membelalak dan memundurkan kepala. Namun, itu tidak berguna. Posisinya saat ini tidak menguntungkan karena ia duduk di kursi, diperangkap Adnan dengan tubuhnya yang menggoda. "A-apa yang kamu lakukan?" Suara yang keluar dari mulut Suri terdengar seperti tikus yang terjepit pintu. Sudut bibir Adnan terangkat naik. Pria itu semakin mendekatkan wajah dan berbisik di telinga kiri Suri. "Menciummu?" Suri membuang muka ke arah yang berlawanan dan mengatupkan bibirnya rapat-rapat. Kedua tangannya mencengkeram meja di belakangnya kuat-kuat. Sebuah keajaiban Suri tidak langsung ambruk karena kedekatannya dengan

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 8. Rencana Berbahaya

    Dada Suri terasa sesak. Ia harus berpegangan pada ujung meja untuk menahan tubuhnya yang oleng sesaat karena tidak siap mendengar pernyataan gila yang diucapkan Adnan. "Aku... aku benar-benar nggak ngerti apa yang sedang kamu bicarakan, Nan." Getar dalam suaranya menunjukkan emosi campur aduk yang telah ditekan kuat-kuat, tetapi tak lagi bisa wanita itu sembunyikan. Hanya dalam kurun waktu dua hari, ia dibuat olahraga jantung berkali-kali. Patut diacungi jempol karena Suri masih belum tumbang juga akibat terlalu banyak menerima kejutan. Kemunculan Pram dan pertemuannya dengan Andaru mungkin memang sudah takdir yang tak bisa dihindari lagi. Namun, tentang apa yang dilakukan Adnan... itu sangat di luar dugaan. Pria itu benar-benar tega karena menambah satu beban pikiran baru di kepala Suri tanpa membiarkannya istirahat sejenak saja. Sulit menolerir tindakan gila Adnan. Memanipulasi data diri tak hanya miliknya sendiri, tetapi juga milik Suri dan Andaru yang terdaftar di Dukcapil. Bag

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 9. Bukti (1)

    "Aru benar-benar nggak papa diantar Miss Dina dan Om Wirya ke sekolah?" Suri tak bisa berhenti bergerak gusar di tempat duduknya sejak Dinaā€”pengasuh baru yang akan menjaga Andaruā€”datang sepuluh menit lalu bersama asisten pribadi Adnan yang berpenampilan serba hitam. Bocah laki-laki yang sedang melahap sarapannya dengan tumis brokoli dan sosis itu mengangguk-angguk. "Mama sama Papa Adnan sibuk kerja buat beli mainan yang banyak buat Aru, kan?" Dengan adanya situasi yang memaksa Suri untuk fokus pada masalahnya dengan mantan suaminya, ia tidak punya pilihan selain menyetujui usul Adnan menyewa pengasuh untuk Andaru. Dina adalah yang terbaik di antara enam kandidat yang dipilih oleh Wiryaā€”atas persetujuan Adnan. Selama bertahun-tahun bekerja untuk Adnan, tidak pernah sekalipun Suri mendengar pria itu mengeluh atau menegur Wirya atas hasil pekerjaannya. Itu artinya, Wirya selalu mengerjakan tugasnya dengan baik. Seharusnya, tak ada yang perlu dikhawatirkan lagi. Namun, sebagai seorang

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-02
  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 10. Bukti (2)

    Menginjakkan kaki di rumah sakit membuat Suri pusing dan mendadak mual karena terlalu cemas. Sementara itu, kepercayaan diri Adnan yang begitu yakin rencananya berjalan dengan lancar sama sekali tidak membantu Suri untuk bisa tenang. "Harusnya aku nggak makan dulu tadi. Aku rasanya mau muntah," panik Suri mencengkeram tas jinjing di tangan kanannya. Kakinya terasa lemas untuk diajak melangkah, seolah-olah bisa membuatnya jatuh kapan saja. "Kalau kamu nggak makan, kamu udah ambruk dari tadi, Ri." Dan Adnan masih bisa-bisanya bercanda dalam situasi serius seperti sekarang ini. "Seharusnya aku nggak mengizinkanmu merealisasikan rencana gilamu, Nan!" Adnan hanya tertawa dan terus melangkah dengan tenang. Sementara Suri sudah nyaris pingsan karena tekanan emosi yang membuncah di dadanya. Tidak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi beberapa detik kemudian. Suri bisa terkena serangan jantung sebelum sempat melihat hasil tes DNA yang dilakukan Adnan, Pram, dan Andaru beberapa ha

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-03

Bab terbaru

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 62. Trending Topic

    "Waktunya makan malam." Suri mendongak sekilas dari laptop yang ada di hadapannya--ia sedang merapikan agenda untuk esok hari. Menatap sesosok pria beriris hitam legam yang muncul di pintu kamarnya, wanita itu menjawab, "Sebentar lagi aku turun." Adnan mengangguk kecil dan pergi tanpa mengatakan apa-apa lagi. Suri menghela napas. Hubungannya dengan sang suami belum membaik sejak pindah ke rumah Prabu seminggu yang lalu. Ia masih marah karena dipaksa pindah. Sementara Adnan menyimpan kecewa karena dirinya meminta pisah kamar. Menyusul Adnan tak lama kemudian, Suri menemukan tiga sosok laki-laki berbeda generasi yang telah duduk menempati meja makan besar. Di kepala meja, duduk sang tuan rumah. Diapit oleh Adnan di sisi kanan dan Andaru di sisi kiri. Suri masih bisa menangkap obrolan sang tuan rumah dengan Andaru tentang acara ulang tahun sekolahnya yang akan diadakan akhir minggu ini. Terdengar suara Adnan yang menimpali. "Mama!" Selalu, hanya Andaru yang akan menyapanya dengan ri

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 61. Sendiri-sendiri Saja

    Sudah lebih dari dua jam sejak Adnan membawa Andaru pergi. Tidak ada kabar apa pun setelahnya. Karena Suri tidak berusaha menanyakannya lewat telepon meskipun ia ingin sekali. Dan tampaknya Adnan juga tidak terpikir untuk mengabarkan apa-apa tentang pertemuan pertama Andaru dengan Prabu Danuarta tanpa dirinya itu.'Ya Tuhan, kenapa mereka lama sekali?' batin Suri yang ke sekian kali.Dengan hati yang gelisah, diremas-remasnya ujung baju yang ia kenakan hingga kusut. Suri menyesali pilihannya untuk tidak ikut serta dan sekarang hanya bisa menunggu kepulangan anak dan suaminya dalam harap-harap cemas.Ketika kesabaran tinggal seujung kuku dan yang ditunggu masih tak kunjung datang, Suri membulatkan tekad untuk menyusul mereka sebentar lagi.Suara samar dari pintu yang dibuka membuat Suri yang sejak tadi mondar-mandir di ruang tamu bergegas menyongsong ke arah pintu.Wanita itu mengernyitkan kening. Kebingungan melihat Adnan datang sendirian. Padahal, tadi berangkat bertiga dengan Andaru

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 60. Bukan Aib

    Membawa Andaru bertemu Prabu sebenarnya belum ada dalam agenda Adnan dalam waktu dekat. Awalnya, Adnan ingin lebih dulu mengantongi restu sebelum memperkenalkan Andaru--cicit pertama di keluarga Danuarta --kepada sang Kakek.Tetapi Suri malah mengacaukan semuanya. Tindakan Suri tempo hari membuat Adnan terlampau kecewa. Biasanya, tanpa kata maaf pun kekesalannya mudah mereda. Tetapi kali ini lain. Rasanya terlalu menyakitkan mendengar dengan telinganya sendiri ketika Suri bicara di depan Kakek, berniat mencampakkan dirinya demi menyelamatkan diri. Adnan mungkin sebenarnya sudah tahu kalau selama ini Suri belum benar-benar memberikan hatinya. Kapan saja Duri bisa berubah pikiran dan meninggalkan dirinya. Adnan hanya tidak mengira kalau waktu itu datang begitu cepat. Semakin ia merasa terkhianati karena Suri telah sempat berjanji tentang berjuang bersama menghadapi Prabu Danuarta."Andaru.. anak itu benar darah dagingmu?" tanya Prabu."Kakek juga butuh bukti tes DNA atau bagaimana?" A

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 59. Kecewanya Seorang Adnan

    Suri tidak begitu kaget mengetahui Adnan marah padanya sampai berhari-hari setelah apa yang terjadi di rumah Prabu Danuarta. Saat dalam keadaan terpojok kemarin, pikiran negatif mengambil alih akal sehatnya hingga berpikir bahwa meninggalkan Adnan adalah pilihan paling tepat. Itu sama saja dengan mengulangi siklus yang sama ketika ia dihadapkan pada situasi sulit dulu.Bedanya, ketika bersama Pram, ia benar-benar tidak yakin bisa menggantungkan harapannya. Sedangkan bersama Adnan, ada harapan-harapan yang menunggu diwujudkan. Sebab, mereka sudah berjanji untuk saling memperjuangkan."Suri, hari ini saya mau makan siang dengan Adnan. Tolong reservasi tempat di restoran biasa, ya," pinta Farah yang menghubungi lewat telepon di meja kerja."Maaf, Bu, apa saya juga perlu menghubungi Pak Adnan terlebih dahulu untuk--""Oh, nggak perlu. Saya udah ngabarin Adnan, kok."Suri hampir mendesah kecewa. Tadinya, ia mau memanfaatkan kesempatan untuk bicara dengan Adnan setelah beberapa hari terakhi

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 58. Perlawanan

    "Ri, kamu keluar dulu," ucap Adnan dengan suara bergetar menahan amarah. "Biar aku yang bicara--" "Enggak, kamu yang keluar, Nan." "Ri...." "Tolong, Nan. Sebentar saja. Biar aku yang bicara sama kakek kamu," tukas Suri tegas. "Janji sama aku, kamu nggak akan masuk dulu sampai aku keluar dari ruangan ini." Ia melepas genggaman tangan Adnan dan bergeser lebih maju. Mengabaikan kekagetan yang tergambar di wajah suaminya. "Berapa banyak yang Adnan tawarkan padamu? Saya bisa kasih yang jauh lebih banyak kalau kamu meninggalkan anak bodoh itu," ucap Prabu Danuarta dingin. Keangkuhannya membuat Suri bergidik. "Adnan tidak menawarkan apa pun selain kehidupan rumah tangga yang--" "Jangan membual tentang hal-hal seperti cinta dan kebahagiaan di depan muka saya," decih Prabu Danuarta. "Sebut saja nominal yang kamu mau, saya bisa langsung mengirimkannya detik ini juga." "Anda mungkin sulit untuk percaya, tapi saya menikah dengan Adnan bukan karena melihat harta yang keluarganya miliki," b

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 57. Wanita Simpanan

    "Kalau sedang marah, Kakek memang kadang agak merepotkan," ujar Adnan ketika menyadari ada kekagetan yang tergambar di wajah istrinya. 'Agak, katanya?' Di mata Suri, ini sudah di luar nalar. Banyak pecahan beling yang berasal dari guci-guci yang dibanting, bertebaran di mana-mana ketika mereka memasuki rumah megah Prabu Danuarta. Suasana di rumah itu terasa mencekam. Rasanya seperti memasuki TKP setelah ada sebuah kejadian yang mengerikan. Keduanya sudah tiba di ruangan lain yang tidak jauh berbeda dengan keadaan di ruang tamu tadi. Masih tidak ada siapa-siapa di sana. "Siapa yang menghuni rumah ini selain Kakek, Nan?" "Asisten rumah tangga." Suri menoleh dengan cepat. "Maksudmu... selama ini Kakek sendirian?" Membayangkan seseorang yang sudah sepuh tinggal di sebuah rumah megah tanpa keluarganya membuat perasaan Suri campur aduk. Pria tua itu pasti sangat kesepian. Adnan tersenyum tipis. "Itu yang sebenarnya mau aku bahas sama kamu juga. Aku masih harus tinggal di sini sampa

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 56. Kita Hadapi Berdua

    "Mama, Mama! Mama pulang!" seru Andaru menyambut ibundanya yang baru pulang kerja."Halo, anak mama!" Suri berlutut untuk merengkuh anak lelakinya yang menghambur ke arahnya sambil berlarian kecil. "Gimana sekolah hari ini, Nak?""Aru seneeeeeng banget, Mama! Aru punya teman baru banyak!""Wah, pasti betul-betul menyenangkan, ya!" Suri membalas dengan antusias setelah anaknya meminta lepas dari pelukannya. "Ayo cerita sama Mama, siapa aja teman baru Aru?"Walau sudah beberapa lama pindah ke Jakarta, sebenarnya baru hari ini Andaru mulai masuk ke sekolah yang baru. Suri sempat merasa khawatir karena tidak punya waktu untuk ikut mengantarnya di hari pertama, tetapi untungnya Andaru bisa beradaptasi dengan cepat. Miss Dina juga tidak lupa memberikan report kepada Suri melalui foto-foto dan video Andaru di sekolah yang rutin dikirimkannya."Mama nggak pulang bareng Papa, ya?" tanya Andaru setelah berceloteh panjang tentang kesibukannya di sekolah baru. Ia baru menyadari kalau mamanya pula

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 55. Sekretaris

    "Kamu sekretaris barunya Farah?"Adnan tidak bisa menyembunyikan raut terkejutnya bahkan setelah berjam-jam berlalu sejak bertemu Suri di kantor baru wanita itu siang tadi."Begitulah.""Kenapa nggak bilang?"Suri batal melepas ikat rambut dan menatap suaminya dengan tenang. Seperti tak terganggu walau raut wajah suaminya seperti menahan kecewa. "Aku baru mau bilang, tapi kamu terlanjur tahu.""Kalau aku minta kamu membatalkan niat kamu bekerja di sana, kamu keberatan?" tanya Adnan hati-hati.Alis Suri tertaut. Kekesalannya menyeruak ke permukaan. "Nggak bisa gitu dong, Nan. Aku mendapatkan pekerjaan ini karena aku mampu dan aku dibutuhkan. Aku juga udah tanda tangan kontrak. Nggak semudah itu--""Aku yang akan urus kalau kamu bersedia. Kamu kerja di Danuarta aja, nggak harus jadi sekretarisku," ucap Adnan. Lebih terdengar seperti perintah ketimbang permohonan.Suri terlihat marah, tetapi bisa mengendalikan diri setelah beberapa kali mengatur napas. "Kita udah bahas soal itu tadi pagi

  • Istri Rahasia Tuan Presdir Ā Ā Ā BAB 54. Dunia yang Terlalu Sempit

    "Kamu mau ke mana udah rapi sepagi ini, Ri?" tanya Adnan yang baru saja membuka mata. Jarum jam pendek pada jam beker di nakas menunjuk ke angka enam."Kerja," jawab Suri yang memang sudah berpakaian rapi. Penampilannya persis seperti ketika masih menjadi sekretaris Adnan. Pagi ini, Suri memakai setelan kerja berwarna abu-abu."Di mana? Kok kamu nggak cerita sama aku?" Adnan membelalak. Tampak sedikit tidak terima karena ia tidak tahu apa-apa perihal pekerjaan baru istrinya."Maaf," cicit Suri dengan kepala sedikit menunduk. "Aku nggak tau kalau kamu keberatan aku kerja. Aku nggak bisa cuma diam di rumah dan hanya menikmati harta kamu. Apalagi sekarang hubungan kita terhalang restuā€”""Maksud aku bukan gitu," decak Adnan.Ini masih pagi dan Suri malah menyinggung masalah sensitif. Ia turun dari tempat tidur dan mendekati istrinya yang sudah berhenti menyisir rambutnya.Pria itu mengambil alih sisir dari tangan Suri dan membantu istrinya menyisir rambut. "Aku memang agak sibuk belakanga

DMCA.com Protection Status