Beranda / Romansa / Istri Pura-Pura Direktur Kejam / Bab 28 - Kirana dan Kekesalannya

Share

Bab 28 - Kirana dan Kekesalannya

Penulis: Kharamiza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-17 20:00:33

Raut wajah Dzaka berubah seketika tatkala mendengar pernyataan asistennya. Senyumnya mendadak hilang dari wajahnya yang tegas.

“Ada perlu apa dia ke sini?” tanyanya cuek. Reaksi tubuhnya menunjukkan seolah ia tak suka dengan keberadaan pria itu.

“Beliau tidak mengatakan apa pun, Tuan. Hanya ingin bertemu dengan Anda,” tutur Fikri.

Dzaka diam dengan helaan napas panjang. Lalu, pergi menemui pria itu diikuti Kirana dan Fikri.

“Mau apa kau ke sini?!” bentaknya setelah sampai di hadapan Danial.

Kilat amarah dan kebencian terlihat jelas dari kedua bola mata Dzaka. Di sisi lain, Kirana sempat tersentak mendengar suara suaminya yang jelas-jelas tak menggambarkan sikap seorang anak pada ayahnya.

“Bisakah kau tidak membentakku ketika bertemu? Aku ini Papamu, Dzaka!” Pria berbadan gempal itu berdiri. Berusaha meraih bahu putranya untuk menenangkan, mungkin. Tapi buru-buru ditepis Dzaka.

“Aku tidak bisa bersikap lembut pada or
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 29 - Ada Apa?

    Tak hanya Kirana, semua pasang mata yang berada di sana langsung tertuju ke arah mereka tatkala mendengar suara orang yang sangat dikenali. Terlebih rasa penasaran yang memang menggebu atas rumor pernikahan yang belum terjawab kebenarannya. Namun, melihat fakta di depan mata, membuat mereka berasumsi hingga menyimpulkan sendiri bahwa rumor itu benar adanya. Tak terkecuali Dina yang berada tepat di hadapan mereka melongo keheranan, tak bisa berkata-kata lagi melihat kenyataan di depannya. “Mas, banyak orang,” bisik Kirana.Dzaka tak hirau ucapan istrinya, justru ia langsung duduk di dekat Kirana, lalu tersenyum tanpa rasa bersalah. “Jadi gosip itu benar ... kalian?” tanya Dina sembari menatap dua orang di hadapannya secara bergantian. “Menurutmu?” ketus Dzaka menaikkan alis kanannya. Kali ini, Dina tak bertanya lagi. Ia sudah tahu jawabannya. Dia masih benar-benar tak menyangka akan hal itu. Dina merasa ini terlalu

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 30 - Kiriman di Hari Resepsi

    Hari resepsi pun akhirnya tiba. Kirana tampak cantik dan anggun dengan balutan baju pengantin adat Sunda sesuai dengan daerah asal keluarga suaminya itu. Acara berlangsung meriah berhasil menggugah jiwa Kirana. Ia sendiri sempat tak habis pikir jika konsep pernikahannya demikian menghabiskan dana hingga ratusan juta. Ia tak tahu menahu, sebab yang mengatur keberlangsungan resepsi adalah Bunda Andari. Dia dan Dzaka hanya diajak diskusi perihal undangan. Itu pun sebatas memberikan nama-nama yang akan mereka undang.Kirana sampai tak menyangka jika pernikahannya nyaris seperti pernikahan konglomerat. Disorot sana sini. Tamu undangan dari jajaran perusahaan-perusahaan besar di Indonesia juga tak sedikit. Ia bahkan sampai lelah duduk lalu berdiri untuk menyambut para tamu.Walau demikian, ia harus tetap menebarkan senyuman manis pada tamunya meski kakinya sudah terasa pegal karena sedari tadi pagi berada di atas heel. “Kenapa?” tanya Dzaka

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-21
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 31 - Memiliki Seutuhnya

    Pria yang bisa dikenal adalah petugas hotel itu berlalu setelah menyerahkan sebuah buket bunga pada Dzaka. Setelah menutup pintu, Dzaka kembali masuk dan menyerahkan buket berisi bunga tulip tersebut pada Kirana.“Buat kamu,” ucap Dzaka seraya menyodorkan benda itu dari tangannya. Kirana yang duduk di tepi ranjang sembari mengecek ponsel tampak melongo keheranan. Ia mendongak dan memandang suaminya penuh tanya. “Dari kamu?” tanyanya. Lalu, mengambil alih dari tangan Dzaka. Dzaka menggeleng. “Bukan.”“Terus?” Kirana mengernyit bingung. Bahu Dzaka terangkat menandakan bahwa ia juga tak tahu. “Itu ada kartu ucapannya. Mungkin di situ tertera nama pengirim,” katanya, kemudian berlalu ke kamar mandi. Pada sebuah lipatan kertas itulah pandangan Kirana tertuju. Ia pun membuka dan mulai membacanya dengan saksama. Pada hati yang sempat singgah, tapi tak mampu untuk kumiliki. Aku mencintaimu dan

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-24
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 32 - Siapa Dia?

    Dzaka terhenyak tatkala membaca pesan masuk dari Fikri. Dia bergeming dengan jantung yang mulai ikut berdetak tak karuan. Sesaat, ia memandang wajah tenang istrinya yang sudah terbuai dalam lelapnya. Lalu, mengelus pelan rambut Kirana. Sungguh, pada situasi ini Dzaka tidak tahu bagaimana caranya menjelaskan pada Clarissa tentang Kirana. Tentang pernikahannya yang terbilang mendadak. Ia mesti mencari cara agar bagaimana Clarissa bisa mengerti dan paham kondisinya tanpa tersakiti. Sejatinya, Dzaka takut jika Clarissa tahu semua ini, ia akan berbuat nekat. Gadis itu bisa saja melakukan hal-hal di luar nalar. Dzaka tidak bisa membayangkan jika Clarissa sampai menyakiti istrinya. Ah, gadis itu terlalu keras kepala, keras, dan susah menerima saran. Dzaka tahu, Clarissa akan sulit menerima kenyataan. Jangan sampai dia tahu tentang Kirana dulu. Nanti aku akan pelan-pelan memberi pengertian. Dzaka membalas pesan Fikri. Dia berusaha setenang mungkin mes

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-27
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 33 - Menghindar

    Saat hendak melangkah pergi, Fikri sudah berdiri di hadapannya. Rambut pemuda itu terlihat basah. Mungkin habis mengambil air wudu. Kirana mendadak kaku dan salah tingkah.“Nona Kirana ... mau ketemu Tuan Dzaka? Kenapa enggak langsung masuk saja?”Kirana menggeleng seraya tersenyum hambar. “Apa Tuan nggak ada di ruangannya?” tanya Fikri lagi. Kirana bergeming. Entah, dia tidak tahu apa yang harus dikatakan pada Fikri. Ia pun bingung, apa Fikri tahu perihal seseorang yang berada di ruangan Dzaka atau tidak? Kalau tahu, lantas mengapa menyuruhnya masuk begitu saja?Kirana menarik napas panjang. “Enggak, kok, Mas. Aku titip ini aja buat Mas Dzaka.” Menyerahkan paket makanan dan map titipan Bu Hafizah.” “Map ini titipan dari Bu Hafizah. Kalau ini makanan dari aku. Tolong ingatkan dia untuk makan siang ya, Mas. Nanti dia sakit,” titah Kirana. Fikri bingung sendiri tetapi tetap mengangguki permintaan Kirana. “Ken

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-29
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 34 - Kirana Cemburu

    Sampai di parkiran, Dzaka membukakan pintu mobil untuk Kirana. Tak peduli, wajah sang istri yang sedari tadi manyun. “Niat banget mau hindarin suami ya? Sampai mau pulang sendiri,” sindir Dzaka tepat di telinga Kirana. Tangannya memegang ujung atas pintu mobil. “Masuk,” titahnya tak digubris oleh Kirana. “Aku bukannya mau menghindar, Mas. Tapi, kirain kamu masih ada kerjaan. Jadi, mau pulang sendiri aja,” elak Kirana membela diri.“Ngeles aja kamu, tuh. Matamu nggak pandai bohong, Na.” Dzaka tersenyum sumir. “Masuk sana.”Sebuah helaan napas panjang Kirana mengakhiri perdebatan mereka di ambang pintu mobil. Kirana mengalah dan menuruti perintah suaminya. Beberapa saat, Dzaka juga sudah berada di dalam mobil. Sesekali, dia senyum-senyum sendiri tatkala melirik Kirana yang jelas sekali dari pancaran wajahnya terlihat kesal.“Tadi siang yang kamu bilang sibuk cuma akal-akalanmu saja kan? Biar nggak ketemu aku?” tanya Dzaka yang m

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-01
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 35 - Masalah Keluarga?

    “Kenapa, Mas?” tanya Kirana tatkala melihat Dzaka mendadak menghentikan langkahnya. Kirana mengalihkan pandangannya mengikuti arah pandangan Dzaka. Di sana, pria paruh baya dan wanita berambut panjang tengah keluar dari mobilnya. “Laki-laki ba*in*an,” umpat Dzaka lirih, tetapi tetap didengar oleh Kirana. Sontak, Kirana menoleh menatap suaminya yang diketahui mulai tersulut emosi.“Huss! Jangan ngomong gitu.” Kirana memperingati. “Nggak baik.”“Bahkan, dia tidak pantas untuk mendapatkan perlakuan baik,” cetus Dzaka seraya tersenyum miris. Kirana membulatkan mata mendengar ucapan Dzaka. Dia tak mengerti, ada apa dengan hubungan ayah dan anak itu? Kenapa dari kemarin ia melihat hubungan keluarga suaminya sebenarnya tak sedang baik-baik saja. Satu hal yang Kirana ketahui, orang tua Dzaka memang sudah tak tinggal serumah, tetapi belum berpisah. Menurut informasi yang didapat dari Sekar, Bunda Andari akan segera menggunga

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04
  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 36 - Usaha yang Gagal

    “Aduh, Teh. Ya Allah kangen.” Sekar spontan saja memeluk kakak iparnya. Sejauh ini, Sekar memang bisa dibilang cukup dekat dekat Kirana. Sayangnya, karena kesibukan masing-masing membuat mereka berdua minim waktu untuk bertemu. Kehadiran Kirana di tengah-tengah mereka, membuat Sekar seperti punya kakak kandung perempuan. Tak segan, Kirana membantunya ketika ada masalah pada tugas kuliah. Terlebih, jurusan mereka sama. “Kamu kenapa ngga pernah datang ke rumah?” tanya Kirana memegang bahu Sekar. “Akhir-akhir ini sibuk di kampus, Teh. By the way, Teteh nginap kan?” Sekar menaikkan satu alisnya. Seutas senyum simpul diberikan Kirana sebagai jawaban. Kemudian berkata, “Lain kali baru nginap ya, Sayang.”“Ya ... Teteh mah nggak seru.” Sekar memajukan bibirnya kesal. Kirana mengembuskan napas pelan. “Kan Sekar tau kalau di rumah ada ibunya Teteh yang lagi sakit.”Sekar mengangguk paham. “Lupa, Teh.” Dia terkekeh.

    Terakhir Diperbarui : 2023-06-04

Bab terbaru

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   END

    Pelan, Kirana membuka mata sembari menggeliat meregangkan otot-otot tubuhnya. Walau matanya masih berat terbuka, ia meraih ponsel untuk melihat jam. Sudah menunjukkan pukul setengah lima pagi.Sekilas ia menoleh ke samping. Memandangi wajah suaminya yang masih tidur nyenyak dengan dengkuran halus di dekat telinganya. Tangan kekarnya pun berada di atas perut Kirana.“Sayang, bangun. Sudah subuh,” bisik Kirana. Ia menyentuh pipi suaminya. Lantas, menarik menarik pelan hidung mancung Dzaka. Tak butuh waktu lama, Dzaka bergerak karena merasa terganggu, tapi masih enggan membuka mata. Dia tetap betah pada posisinya. Justru meringkuk seolah mencari kehangatan di sisi istrinya dengan mengeratkan pelukan. “Hei ... sudah subuh, Mas. Bangun, yuk.” Lagi, Kirana menyentuh lengan suaminya. Sesekali, mencubit daging yang terasa keras itu. “Biar seperti ini dulu sebentar, Sayang. Aku masih mau menikmati waktu sama kamu. Kalau Baby Dzakir bangun, yang

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 122 - Baby Dzakir

    Baru saja, sepasang kaki Dzaka menjejaki teras, tetapi langkahnya seketika terhenti. Tubuhnya seolah beku di tempat manakala memikirkan Kirana yang tengah hamil. Perasaan bersalah pun menyeruak di hatinya. Mengingat, tadi ia tak sengaja membentak sang istri karena tengah dikuasi amarah yang hendak membalas dendam atas kematian papanya. Padahal, sejatinya balas dendam tak pernah ada dalam kamus kehidupan seorang Dzaka Hakeem.Rasa takut seolah sengaja mencekiknya. Isi kepalanya pun kian berkelana ke masa lampau, saat-saat di mana ia harus kehilangan calon buah hati karena keteledorannya sendiri.Dia tak mau, kehilangan kembali. Sungguh, ia tidak rela. Sebuah helaan napas berat terdengar darinya sembari mengingat kembali pesan-pesan Danial tadi malam. Dzaka menggeleng pelan, menyadari diri telah sangat berlebihan menyingkapi kehilangan yang mencekam batinnya. Detik kemudian, ia kembali melangkah. Bukan untuk melanjutkan misi, melainkan k

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 121 - Kehilangan yang Mencekam

    Tatapan tajam itu berubah jadi sayu. Seakan di dalam sana terdapat sebuah penyesalan yang tak berujung. Terlebih, butiran bening juga tampak menghiasai pipi yang berisi kini tinggal sedikit daging terlapisi kulit. Tenaga yang kuat juga seolah sudah terkikis. Pria itu berbaring sangat lemah laksana tiada lagi ada daya untuk bergerak lebih banyak. “Maafkan atas semua kesalahan Papa pada kalian,” ucapnya lagi disertai dengan isak pilu mencekam. “Papa sangat jahat,” imbuhnya sembari menghapus air mata. Sesekali tersenyum masam. “Kami teh sudah memaafkan kamu, Danial.” Bunda Andari angkat bicara. Ekspresinya cukup tenang bak terpancar ketulusan yang tak pernah pupus.Dzaka dan Sekar pun ikut mengangguk sekadar memberi keyakinan pada sang papa. Sesaat, Dzaka membungkuk dan menyangga badan dengan kedua tangan di ranjang Danial.“Apa perlu aku mengambil tindakan untuk pelaku penganiayaan Papa?” tanya Dzaka. Terlihat jelas d

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 120 - Maafkan Papa, Nak!

    Tangan Dzaka dan Kirana saling bertaut menyusuri koridor bangunan berdinding mayoritas putih itu. Cemas dan panik menghiasi wajah keduanya, bersama derap langkah memburu. Sampai di depan sebuah ruangan, sudah ada dua orang berkostum penjaga lapas baru saja selesai mengobrol dengan dokter. “Apa yang sebenarnya terjadi dengan Papa saya, Pak?” tanya Dzaka setelah sang dokter berlalu.Dua pria itu saling berpandangan sebentar.“Mohon maaf, Pak Dzaka. Sebenarnya Pak Danial sering mendapatkan tindak kekerasan dari penghuni lapas lain,” ungkap Pria bertopi hitam itu. “Beberapa penghuni lapas tau kasus Pak Danial sehingga dipenjara. Mereka tak terima dengan Pak Danial yang terlibat dalam kasus pelecehan dan perselingkuhan. Menurut mereka, tindakan itu sama sekali tak bermoral.”Dari ekspresinya, Dzaka terlihat kaget dengan pernyataan pria itu. Selama ini, tak ada tanda-tanda kekerasan ketika dia menjenguk Danial. Papanya pun seakan-akan terliha

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 119 - Papa?

    Kirana menarik napas panjang barang tiga kali. Dalam genggamannya terdapat sebuah testpack yang sengaja belum dilihat hasilnya setelah melakukan pengecekan beberapa saat lalu.Jantungnya pun berpacu dalam kecepatan tinggi, bersama perasaan was-was yang ikut serta menyeruak membuatnya bimbang akan hasil tes kehamilannya yang pertama kali pasca keguguran.Sepulang dari puncak, Kirana kerap merasa cepat lelah dan sedikit mual. Jadwal tamu bulanannya pun bahkan sudah lewat sepekan. Hal itu membuatnya penasaran sehingga memutuskan untuk membeli testpack tanpa sepengetahuan Dzaka. Ia juga tak pernah mengatakan pada suaminya tentang keadaannya akhir-akhir ini. Kirana tak mau Dzaka terlalu berharap dan akhirnya kecewa jika hasilnya tak sesuai harapan. Pelan, Kirana membuka genggaman. Ia langsung bisa melihat testpack itu sudah memiliki garis dua. Artinya, dia positif?Kirana menutup mulut, lantas tersenyum senang dalam diam. Detik kemudian, ia

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 118 - Perkara Merelakan

    “Sayang, aku dengar di Villa sekitar sini, ada acara pertunangan owner-nya 2R Cafe.”Kirana yang menyandarkan dagu di bahu suaminya, lantas menoleh memandang wajah Dzaka sekilas. Ah, lebih tepatnya ia memperhatikan cambang sang suami yang tampak semakin panjang. “Oh, ya? Rey atau Raya?” tanya Kirana penasaran. “Gak tau. Mau liat?” Mata Kirana terpejam sebentar, merasakan sejuknya udara perkebunan teh yang menyapu wajahnya. “Kita gak diundang. Datang tanpa diundang, namanya tamu tak diundang.” “Ngintip aja, kamu kan doyan ngintip.” Dzaka terkekeh, bersama dengan Kirana yang mencubit perutnya. Mereka diam beberapa saat. Sama-sama merasakan angin pagi Puncak menyapa. Pandangan Dzaka pun menyapu ke segala arah. Pemandangan yang cukup indah, tetapi seseorang yang tengah memeluk pinggangnya sembari bersandar di bahu tak kala indah, baginya. “Kenapa liatin terus? Baru tau suamimu punya kegantengan spek

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 117 - Sirna Ditelan Kenyataan

    “Din, tunggu!” Fikri menarik paksa lengan Dina yang hendak berlari menghindarinya. Mereka sekarang berada di samping Villa, jalan menuju perkebunan teh. “Apa lagi? Bukankah kemarin sudah cukup jelas jawabanku atas lamaran Mas Fikri?” tanya Dina. Bola matanya yang semula menatap Fikri langsung, seolah dialihkan ke arah lain. Jujur, ia tak sanggup melihat mata Fikri lebih lama lagi. Dia takut, hatinya goyah dan terus menerus berharap tanpa kepastian. Di sudut lain, seseorang tengah mengintip dari balik tembok. Tadinya, ia ingin jalan-jalan. Merasakan udara pagi di perkebunan teh, tetapi drama cinta yang tak sengaja dilihat membuatnya menghentikan langkah. Lantas, memilih diam di pojokan. “Ngapain di situ, Sayang?” Sang suami yang tiba-tiba datang menoel pinggangnya. Membuatnya terlonjak, hampir berteriak. Tetapi, ia justru mendorong tubuh suaminya ke tembok agar tak menyelonong begitu saja. Kirana meletakkan jari telunjuk di

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 116 - Bunga - Bunga Cinta yang Gugur

    Detik demi detik, Dzaka memutar tubuh dan menarik sang istri ke dalam pelukannya. Ia mengusap punggung Kirana sambil membisikkan kata-kata cinta.“Tiup lilinnya ... tiup lilinnya sekarang juga, sekarang juga ... sekarang juga!”Perlahan, Kirana melepaskan diri dari rengkuhan Dzaka. Sekilas, ia menghapus air mata yang membuat wajahnya basah. Sepersekian detik kemudian, dia meniup lilin disertai dengan tepukan gemuruh.“Ada yang mau disampaikan, Nona?” tanya Fikri. “Untuk suaminya, mungkin.”Fikri menyodorkan mic yang kemudian disambut Kirana.Helaan napas pelan terdengar dari mic saat Kirana hendak berbicara. Ia tersenyum, lantas memejamkan mata sebentar. “Eum ... masyaAllah terima kasih banyak teman-teman semuanya. Sungguh, aku terharu banget karena bertambahnya usia tahun ini diberi kesempatan berada di lingkaran orang-orang hebat.” Kirana meneguk ludah, sembari mengusap pipi yang masih terasa basah.Saat jiwa dan pera

  • Istri Pura-Pura Direktur Kejam   Bab 115 - Kejutan Birthday

    Pukul 10 pagi. Acara dibuka langsung oleh sang direktur, sekaligus memberi sedikit wejangan atau mengingatkan agar selalu menjaga citra perusahaan selama beraktivitas di puncak. Dia juga mengutarakan harapannya agar Family Gathering ini bisa berdampak dengan terjalinnya tali persaudaraan yang baik dalam perusahaan. Terlebih, Fam-Gath ini bisa menjadi wadah bagi karyawan lebih dekat pada pimpinannya.Beberapa rangkaian lomba yang dikhususkan antardivisi juga dilaksanakan untuk mengisi waktu dengan keseruan bersama. Masing-masing divisi mengirimkan peserta terbaiknya untuk unjuk kebolehan di depan petinggi sampai pemilik perusahaan. Keseruan dan kehebohan terus tercipta di tiap menit hingga jam berganti, bersama dengan matahari yang mulai condong ke Barat. Kegiatan yang dilombakan pun beragam. Ada lomba dance yang wajib menggunakan lagu dari daerah di Indonesia, lomba yel-yel menggunakan kostum seunik mungkin, lomba memasukkan pulpen dalam botol,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status