Share

Berita Tak Terduga

‘Sialan! Bagaimana mungkin orang suruhan Ibu gagal menghabisi Kak Anais?!’ Aretha memaki dalam batin.

Dirinya menilik Pineti yang tertegun karena mendapat sarkasan dari Anais, dan itu membuatnya amat kepanasan.

Anais mengisi gelasnya dengan sampanye. Namun, sampai cairan itu meluap melebihi kapasitas wadah, Anais terus menuangkannya seraya memaku tatapan tajam pada Pineti.

“Apa Kak Anais sudah gila?!” sentak Aretha yang tak habis pikir dengan kelakuannya.

Sang lawan bincang sengaja tak mendengar, dia tetap mengucurkan sampanye itu hingga tak tersisa satu tetes pun.

“Apa kau sudah kehilangan akal?!” Akhirnya Pineti buka suara.

Dirinya yang masih bersantai di sofa dengan segelas anggur putih di tangannya, tampak ingin mengunyah anak angkatnya tersebut.

Dengan wajah datar, Anais meletakkan botol kosong itu di meja.

Kakinya bertumpu di tungkainya yang lain sembari menyahut tegas. “Ibu kesal karena sampanye ini?! Haruskah saya memberikan sebotol sampanye yang baru? Tapi bagaimana, y
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status