Home / Urban / Istri Presdir yang Hilang / 32. Menginterogasi Rachel

Share

32. Menginterogasi Rachel

Author: Pixie
last update Last Updated: 2023-12-18 08:25:21

Sementara Sky bersorak gembira menyambut Rachel, Hunter termenung dan terpaku. Matanya sama sekali tidak berkedip dan paru-parunya membeku. Ia mendadak merasa bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang Rachel.

Terlampau heran, Hunter akhirnya duduk di batang pohon. Sambil terus bertanya-tanya, ia mengamati gerak-gerik Rachel.

"Hore! Mama sudah tidak takut dengan sungai lagi. Kita bisa belajar berenang bersama sekarang!"

Merasakan betapa eratnya pelukan Sky, Rachel tersenyum simpul. "Mama berani turun ke sungai demi kamu, Sayang. Kapan lagi kamu punya kesempatan untuk belajar berenang, kan?"

Selagi Sky mengangguk antusias, Edmund memperhatikan wajah Rachel dengan saksama. "Apakah kau tidak apa-apa?"

Rachel mengangguk tanpa berpikir panjang. "Ya, pinggangku sudah jauh membaik. Sakit sedikit tidak masalah."

Edmund pun termenung. Sebenarnya, bukan itu maksud dari pertanyaannya. Ia mengira Rachel akan menunjukkan reaksi tertentu saat masuk ke air. Namun ternyata, perempuan itu baik-baik saj
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Istri Presdir yang Hilang   33. Sky Bukan Anak Lucas?

    "Arizona?" gumam Hunter seraya berjalan menuju ruang kerja Lucas. Tanpa membuang waktu, ia menelusuri dokumen perjalanan sang fotografer satwa. Sesuai dugaan, tidak ada satu pun catatan tentang Arizona. "Sebenarnya apa yang terjadi? Mungkinkah Lucas menyembunyikan sesuatu selama ini? Karena itukah dia selalu menutup diri tentang masa lalu mereka?" Sambil duduk di sebuah kursi, Hunter menekan dagu dengan kepalan tangan. Bola matanya bergerak ke sana kemari. Ketika ia menemukan sesuatu dalam memorinya, ia terkesiap. "Jurnal perjalanan itu? Bukankah Antelope Canyon berada di Arizona?" Beberapa kali Hunter mengulas, ia yakin ingatannya tidak salah. Edmund dan istrinya yang hilang sempat berfoto di sana. "Mungkinkah ...." Dengan wajah penuh tanya, Hunter berjalan menuju ruang tengah. Melihat Edmund masih asyik mendengarkan celotehan Sky, firasatnya bertambah kuat. "Itukah alasan Lucas memakai contact lens berwarna hijau? Untuk menghilangkan kecurigaan orang-orang bahwa Sky bukan anak

    Last Updated : 2023-12-18
  • Istri Presdir yang Hilang   34. Mana yang Lebih Penting?

    Rachel termenung di wastafel. Tangannya memang bergerak membersihkan piring, tetapi pikirannya melayang. Saking jauhnya, ia tidak sadar bahwa Edmund berjalan menghampiri. “Apa yang sedang kau pikirkan?” Wanita itu mengerjap. Ia menoleh ke samping. Edmund sedang tersenyum padanya. “Ya?” “Apakah sesuatu sedang mengganggu pikiranmu?” Rachel berkedip lagi. “Tidak. Aku hanya sedang memikirkan menu apa yang harus kumasak untuk sarapan besok.” Sambil memalsukan senyum, ia mempercepat pekerjaannya. “Tidak perlu sesuatu yang istimewa. Masak saja menu yang biasa kau masak. Bagaimana dengan nasi goreng? Sky bilang kau sering membuatnya. Tapi selama aku di sini, aku belum pernah mencicipinya.” Rachel melirik tipis dan tersenyum. “Baiklah, akan kubuatkan nasi goreng spesial untuk besok.” Edmund suka lengkung bibir yang cantik itu. “Terima kasih.” Rachel pun kembali mencuci piring dengan kepala yang lebih tertunduk. Pipinya agak bersemu. Sudah lama Edmund tidak melihat ekspresi itu. Sambil m

    Last Updated : 2023-12-19
  • Istri Presdir yang Hilang   35. Egoiskah Aku?

    “Mana yang lebih penting? Egomu ... atau kebahagiaan mereka?” Sudah beberapa jam pertanyaan itu menghantui Edmund. Sekalipun ia memejamkan mata dan menutup telinga dengan bantal, suara Hunter terus terngiang. “Bukankah mereka akan lebih bahagia kalau pulang bersamaku?” gumamnya sambil menatap langit-langit yang gelap. Sebelumnya, Edmund antusias membayangkan hidupnya bersama Alice dan Sky. Mereka akan menyambutnya setiap pulang kerja. Mereka bisa bermain bersama setiap malam, atau berjalan-jalan di akhir pekan. Rumah mereka akan dipenuhi canda dan tawa. Namun kini, ia mendadak ragu. “Apakah aku egois jika menginginkan Alice kembali? Apakah aku egois kalau membawa mereka pergi dari sini?” “Bagaimana kalau Sky malah tidak terbiasa dengan kehidupan di perkotaan? Bagaimana kalau dia lebih suka tinggal di hutan? Haruskah aku membeli rumah baru di kawasan hutan?” “Dengan kembali ke rumah itu, apakah Alice harus menghadapi traumanya lagi? Apakah dia akan kembali terpuruk? Dan kalau ing

    Last Updated : 2023-12-19
  • Istri Presdir yang Hilang   36. Edmund atau Lucas

    “Mama, lihat aku!” seru Sky sambil tertawa-tawa. Rachel pun menurunkan galah, menoleh ke belakang. Melihat Sky sedang memeluk sebatang pohon dengan kedua tangan dan kakinya, ia mendesah tak percaya. “Sayang, apa yang sedang kau lakukan? Itu bukan memanjat pohon namanya.” Tawa Sky semakin ringan. “Sekarang aku mengerti kenapa koala suka memeluk pohon seperti ini. Itu karena mereka kelelahan, Mama. Memanjat pohon sangat susah.” “Kalau kamu lelah, turun saja. Nanti baru lanjutkan lagi. Kamu lebih baik membantu Mama memetik mangga. Bukankah kamu bilang mau memanen buah di hutan?” “Tidak, Mama. Aku tidak boleh menyerah. Aku harus naik sampai cabang yang itu. Soal memanen buah, bukankah tadi aku sudah mengumpulkan lima mangga di keranjang? Kurasa itu sudah cukup untuk membuat rujak buah, Mama.” “Lima, tapi busuk semua,” Rachel meletakkan sebelah tangan di pinggang. Sky kembali menyuarakan keceriaannya. “Tidak semua, Mama. Hanya setengah. Mama bisa menyelamatkan bagian yang masih bagus

    Last Updated : 2023-12-20
  • Istri Presdir yang Hilang   37. Jawaban Rachel

    "Mama, aku juga mau mengupas mangga," tutur Sky sembari mengerutkan alis. Telapak tangannya menengadah, meminta Rachel untuk memberinya mangga. "Tidak, Sayang. Memegangnya dengan satu tangan saja kamu belum bisa, apalagi mengupasnya?" Sky mendorong bibirnya lebih maju. "Tapi aku mau membantu. Bagaimana kalau aku memotongnya saja? Aku bisa menggunakan talenan. Paman Ed bersedia membantuku, seperti saat kami memotong rotan kemarin. Benar, kan, Paman?" Alih-alih mengangguk, Edmund tersenyum simpul. "Maaf, Sky, kali ini tidak bisa. Buahnya licin dan bulat. Risikonya terlalu besar. Kamu bisa melukai tanganmu sendiri atau tanganku." Sky pun memasang tampang cemberut. Tak ingin putrinya mengambek, Rachel pun menyodorkan cobekan. "Bagaimana kalau kamu menghaluskan kacang saja? Tapi kamu harus mengerjakannya dengan teliti karena ini adalah bagian terpenting dari rujak. Kalau saus kacangnya tidak enak, hancur sudah rasa rujaknya." Mendengar tantangan tersebut, mata Sky kembali berbinar. "

    Last Updated : 2023-12-20
  • Istri Presdir yang Hilang   38. Pilihan Rachel

    Dengan pintu yang terbuka lebar, Rachel bisa melihat Edmund berdiri menghadap dinding. Keningnya tertempel di sana. Tinjunya yang menancap pada papan tebal itu tampak gemetar. “Kenapa Alice lebih memilih Lucas dibandingkan aku? Kenapa?" Napas Rachel tersekat mendengar lirihan itu. Dadanya ikut sesak, kerongkongannya panas. Ketika Edmund menekuk lutut, menyerah pada gravitasi, ia cepat-cepat bersembunyi di balik dinding. “Ini sama sekali tidak adil,” isak Edmund, penuh dengan kekesalan. “Tidak adil.” Rachel pun tertunduk. Tangannya terkepal di depan dada, menggenggam rasa bersalah yang tidak mungkin ia perlihatkan. Ia bisa apa? Ia sudah nyaman dengan kehidupannya bersama Lucas. Tidak mungkin ia meninggalkan sang suami, mempertaruhkan banyak hal hanya karena iba. ‘Maaf, Tuan Hills. Kau bukan siapa-siapa bagiku. Aku tidak bisa mengubah kenyataan bahwa kita memang tidak ditakdirkan bersama. Aku bukan istrimu yang hilang itu. Aku Rachel. Rachel Palmer.’ Dengan wajah tanpa ekspresi,

    Last Updated : 2023-12-21
  • Istri Presdir yang Hilang   39. Waktu yang Tersisa

    "Kau sudah berubah pikiran?" desah Hunter sambil menaikkan alis. Edmund menggeser pandangan ke arah owa. Sorot matanya meredup. "Aku tidak ingin ada yang bernasib sama seperti satwa malang ini. Karena itu," ia menyodorkan sebuah cek bertuliskan lima miliar. "Tidak ada yang perlu kupelajari lagi dari yayasan ini. Semua sudah jelas bahwa kalian melakukan yang benar. Aku ingin mendukung kalian sepenuhnya." Hunter menatap nominal itu dengan mata bulat. Tepat sebelum ia bicara, Edmund menyela. "Bisakah kau siapkan transportasi untuk aku pulang?" "Kapan?" tanya Hunter spontan. "Besok pagi." Ia semakin terbelalak. "Secepat itu?" Sambil menghela napas, Edmund bangkit berdiri. Ia masukkan cek ke dalam saku kemeja Hunter, lalu menepuk pundaknya dua kali. "Terima kasih, Tuan Green." Hunter hanya bisa melongo menatap punggung Edmund. Saat pria pucat itu menghilang dari pandangannya, ia mendesah heran. "Apakah telah terjadi sesuatu? Mungkinkah dia berubah hanya karena omonganku semata?"

    Last Updated : 2023-12-21
  • Istri Presdir yang Hilang   40. Hari Terakhir

    "Sky, setelah ini, bagaimana kalau kita melakukan rekaman?" tanya Edmund lirih. Ia takut kesedihannya terlepas kalau berbicara lebih kencang. Sambil mengatur napas, Sky berkedip-kedip menatap Edmund. "Rekaman apa, Paman? Apakah itu liputan seperti yang biasa dilakukan oleh Paman Green dan Papa?" Edmund mengangguk samar. "Ya, kau boleh memperkenalkan teman-teman hewanmu dalam rekaman itu. Video itu bisa kita tonton kapan pun nanti, termasuk saat kau dewasa." "Oh, itu pasti sangat menyenangkan. Bagaimana kalau kita sekalian saja melakukan tur keliling rumah? Jadi, saat aku sedang berada di negara lain, aku bisa menontonnya agar rasa rinduku berkurang." Lengkung bibir Edmund berubah pahit. "Ya. Aku juga bisa menontonnya setiap kali aku merindukan kalian nanti." Rachel yang menguping dari ruang sebelah sontak tertegun. Ia mengintip dari jendela. Walau wajah Edmund tidak terlihat, ia bisa menangkap kesedihannya. "Laki-laki itu ... dia sungguh berniat untuk berpisah dengan Sky? Dia su

    Last Updated : 2023-12-22

Latest chapter

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 10. Petualang Cilik yang Hebat

    "Sky, kita seharusnya membawa senapan itu juga tadi. Mengapa kita meninggalkannya di dalam tenda? Pemburu itu jadi bisa mengambilnya," bisik Emily sembari mengguncang tangan Sky. Merasa risih, Louis menyikut lengannya. "Sudahlah, Emily. Tidak ada yang perlu disesali. Kita sebaiknya memikirkan cara untuk mengalahkan laki-laki jahat ini." "Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?" Pemburu itu tertawa kasar. "Jangan bermimpi!" Sang pemburu mengangkat senapannya lagi. Namun, ketika ia hendak membidik, suara aneh datang dari atas. Melihat seekor orang utan besar hendak melompat dari dahan, Sky bergegas menarik si Kembar berlari mengikutinya. Ia tidak peduli lagi dengan senapan yang tergeletak di tanah. Ia tahu betul bahwa orang utan yang sedang marah jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh mereka. Sementara itu, sang pemburu sudah terlanjur terpaku. Ia hanya bisa berteriak saat mamalia besar itu menimpanya. Pemburu lain yang menyaksikan tidak berani bertindak. Mereka bahkan sama sekali

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 9. Tembakan yang Akurat

    Si Kembar kembali bungkam. Mereka tidak tahu jawaban apa yang tepat. Mereka tidak ingin kembali ke kurungan sempit itu, tetapi mereka juga tidak mau ditembak. Apalagi, pemburu di hadapan mereka tampak serius dengan ancamannya. "Louis, kurasa kita jangan melawan. Dia tidak akan ragu menembak kita. Lihat, jarinya sudah siap menekan pelatuk," bisik Emily was-was. Louis menelan ludah. Ia sepakat dengan sang adik, tetapi enggan mengakuinya. "Tenang, Emily. Masih ada cara lain untuk selamat." Ia berpikir keras, memaksa otak untuk menelurkan ide spontan. "Tuan, bagaimana kalau kita bernegosiasi?" ucapnya tanpa terduga. Sang pemburu menarik matanya mundur dari lubang pengintai. Sebelah alisnya terdongkrak naik. Ia tidak menduga bisa mendengar kata itu. "Negosiasi apa yang bisa ditawarkan anak kecil sepertimu?" "Kami ini bukan anak-anak biasa. Kami adalah pewaris Savior Group, calon pemimpin hebat di masa depan. Kalau kau bersedia membebaskan kami, kami akan membayarmu dengan jumlah besar

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 8. Peringatan Terakhir

    "Papa, kebetulan sekali, GPS milik Louis ada padaku. Aku sedang melihat koordinat lokasinya," ujar Sky sambil berkedip-kedip gusar. "Itu bagus, Sayang. Bisa kau bacakan koordinatnya? Papa akan langsung menuju ke sana." Sky menelan ludah. Keringat dingin membutir di keningnya. "Itulah masalahnya. Aku lupa angka-angka yang sudah kuhafal." Edmund terdiam sejenak. Sky bisa membayangkan sang ayah mendesah kecewa. "Papa, apakah Papa marah? Ganti." "Tidak, Sayang. Papa tidak marah. Papa mengerti kalau kamu terlalu gugup sekarang. Coba tarik napas dalam-dalam, tenangkan pikiran. Kamu sudah berhasil mengingat semua angka dan bahkan huruf, Sayang. Pelan-pelan, kamu pasti bisa membacanya." Sky menuruti saran Edmund. Setelah terpejam sejenak, ia memperhatikan koordinat dengan saksama. "Ada garis kecil yang sedang tidur di sini, Papa." "Oke. Itu tanda negatif. Artinya kalian sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Lalu?" "Ada bulat. Ini nol, kan?" "Ya. Kamu melakukannya dengan baik s

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 7. Tertangkap

    "Apakah aku tidak salah lihat? Ada anak manusia di tengah hutan?" Pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak Louis dan Emily mengerti.Decak kesal terlontar dari pria yang satu lagi. "Sial! Menambah pekerjaan kita saja." "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" "Apa lagi? Kita tidak mungkin membiarkan mereka lepas. Mereka bisa melapor kepada orang-orang. Rencana kita bisa berantakan. Ayo tangkap mereka!" Si Kembar mengerjap melihat senapan yang ditodongkan ke arah mereka. Emily langsung bersembunyi di balik punggung Louis, sedangkan Louis dengan berani melangkah maju dan merentangkan tangan di depan Mimi. "Jangan sakiti orang utan ini! Mereka adalah hewan langka yang dilindungi oleh seluruh dunia. Mereka tidak boleh diburu dan diperdagangkan!" seru Louis lantang. Dari balik pundak Louis, Emily mengintip. "Ya! Orang utan harus dilestarikan, bukan diburu. Memangnya kalian tidak kasihan kepada mereka? Lihat! Anaknya sampai ketakutan!" Di luar dugaan, dua pemburu itu malah tertawa. T

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 6. Keputusan yang Tepat

    "Tidak, Louis." Emily mengernyitkan dahi. "Kita tidak boleh meninggalkan Mimi sendirian di sini. Dia bisa mati.""Tapi itu yang dia mau. Dia ingin anaknya selamat. Dia pasti bertahan. Kita hanya perlu menyelamatkan anak Mimi dengan cepat. Menurutku, kita bisa melakukannya. Kita ini anak-anak terlatih, kau ingat?" Alih-alih setuju, Emily menggeleng tegas. "Tidak, Louis. Itu terlalu berisiko. Kita tidak boleh egois dan memikirkan kesenangan kita sendiri. Bagaimana kalau kita hubungi rumah hutan saja? Ini masalah serius."Sementara Louis menghela napas berat, Sky menautkan alis. Ia terlihat sangat serius dengan bibir terlipat ke dalam."Kurasa Emily benar. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Kita butuh bantuan orang dewasa. Papa Mama kita dan orang-orang yayasan. Kita harus melaporkan hal ini kepada mereka. Mimi butuh bantuan medis, sedangkan para pemburu liar itu harus ditangkap." Louis termenung sebentar. Ia sebetulnya enggan menghubungi orang tuanya. Ia ingin mandiri.

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 5. Suara Tembakan

    "Sky, bunyi apa itu?" bisik Emily dengan suara tersekat. "Apakah itu suara ledakan?" "Kurasa itu suara senapan," potong Louis sebelum menggenggam lengan gadis yang paling kecil. "Sky, mungkinkah itu pemburu liar?" Sky berkedip-kedip gusar. "Mungkin iya. Daerah ini sudah berada di luar lingkup yayasan. Tim patroli hanya sesekali memeriksanya. Itu pun kalau mereka sempat." "Bukankah perburuan liar itu dilarang? Kenapa masih ada saja orang-orang jahat yang membunuh satwa? Kira-kira, apa yang baru saja mereka tembak? Apakah orang utan?" tanya Louis dengan ekspresi serius. Emily langsung bergidik ngeri. "Oh, kalau memang para pemburu itu mengincar orang utan, kuharap dia berhasil lolos dan selamat. Orang utan itu hewan langka. Kasihan kalau mereka punah." "Dan kuharap itu bukan Mimi," lanjut Sky sembari mengentakkan kaki. "Dia selalu membawa anaknya ke mana-mana. Dia pasti susah bergerak dan rentan terhadap serangan." "Bagaimana kalau kita memeriksanya? Kalau memang itu ulah pemburu l

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 4. Petualangan Anak-Anak

    "Sayang, apakah kamu melihat anak-anak?" tanya Alice sembari menghampiri Edmund. "Anak-anak?" Edmund mengalihkan pandangan dari laptopnya. Kedua alisnya terdongkrak. "Bukankah mereka masih tidur? Aku tidak melihat mereka keluar tenda." "Kupikir juga begitu. Tapi setelah kuperiksa, mereka tidak ada." Edmund pun menoleh ke sekeliling. Mata dan telinganya menajam. Akan tetapi, tidak ada jejak anak-anak yang terdeteksi. "Mungkinkah mereka bermain di kebun belakang?" Alice menggeleng. "Aku sudah mencari mereka di sana. Tidak ada." "Kandang ayam? Siapa tahu, Sky mengajak si Kembar dan Russell melihat anak ayam." "Tidak ada juga." Edmund menjentikkan jari. "Kandang angsa! Mereka pasti sedang bermain dengan Gigi dan Gusi." Alice menghela napas berat. Guratan di keningnya tampak lebih jelas. "Tidak ada, Ed. Aku sudah mencari mereka ke mana-mana. Mereka tidak ada." "Apakah kau sudah mencari di dalam rumah? Siapa tahu mereka sedang bermain petak umpet. Mereka mungkin saja sedang bersemb

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 3. Janji Louis

    Alis Louis berkerut mendengar pertanyaan Edmund. "Kenapa Anda bertanya begitu, Tuan? Tentu saja aku menyayangi Sky. Dia temanku. Dia sudah seperti seorang adik bagiku." Edmund berkedip kaku. "Begitukah? Kau menganggapnya sebagai seorang adik?" Louis mengangguk mantap. "Ya, kurasa Emily juga begitu. Dulu dia menginginkan adik perempuan. Ternyata, Russell yang keluar. Dia sempat sedih. Kehadiran Sky membantu mengobati kekecewaannya." Bibir Edmund perlahan mengerucut. Tangannya disempal ke dalam saku. "Jadi, kau menganggap putriku sebagai adikmu?" gumamnya. Entah mengapa, perasaan lega timbul dalam hatinya. "Apakah itu berarti kau akan menjaganya seperti adik-adikmu?" "Ya, aku akan berusaha untuk menjaga Sky dengan baik. Aku tidak akan membuatnya menangis." Alis Edmund kembali tertaut. "Tapi tadi, aku melihatmu mengusili Emily. Apakah kau bisa dipercaya untuk menjaga adik-adikmu?" Tiba-tiba saja, bibir Louis berkedut. Sambil menggaruk pelipis, ia terkekeh. "Soal itu, aku memang suk

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 2. Mengawasi Louis

    Semua orang bertepuk tangan saat Sky dan teman-teman hewannya selesai melakukan pertunjukan. Bukan hanya anak-anak Harper yang terkesima, tetapi orang tua mereka juga. "Terima kasih, Sky. Ini adalah sambutan paling manis yang pernah kami terima," tutur Kara dengan senyum lebar. "Ya, ini sambutan yang luar biasa. Bagaimana caramu melatih hewan-hewan itu? Bukan hanya kucing dan anjing, kamu juga berhasil melatih dua ekor angsa." Frank mengacungkan jempolnya. Sky terkekeh bangga. "Itu karena mereka bukan sembarang hewan, Tuan. Mereka adalah teman-temanku dan mereka pintar. Kurasa mereka mau mengikuti aba-aba dariku karena kami akrab." "Mereka teman-temanmu?" Frank menaikkan alis. Si Kembar langsung berebut menjelaskan. "Tidak ada anak-anak lain di sini, Papa. Karena itu, Sky hanya bermain dengan teman-teman hewannya." "Sky bilang dia selalu memberi mereka makan yang banyak. Kurasa, karena itu juga hewan-hewan itu patuh padanya. Mereka suka pada Sky!" Sky melompat antusias. "Louis

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status