Beranda / Urban / Istri Presdir yang Hilang / 26. Berpetualang Bertiga

Share

26. Berpetualang Bertiga

Penulis: Pixie
last update Terakhir Diperbarui: 2023-12-15 08:26:24
Rachel terbelalak. "Kalian mau berangkat sekarang? Tapi sebentar lagi jam makan siang, dan pekerjaan Mama juga belum selesai." Ia menunjuk laporan keuangan di hadapannya.

Tiba-tiba saja, Sky terkikik. "Tentu saja kita makan siang dulu, Mama. Aku juga sudah lapar. Otakku sudah bekerja keras hari ini. Karena itu, aku meminta Paman Ed untuk membungkus makan siang kita."

Rachel mengikuti arah telunjuk putrinya. Edmund sedang berdiri di dekat pintu, tersenyum dengan kedua tangan memegangi tali ranselnya.

"Kami juga membawa bekal untuk berjaga-jaga. Sky takut dia lapar lagi dalam perjalanan," imbuh sang pria.

"Bekal?" Rachel spontan menaikkan nada bicara.

"Ya, Mama. Paman Ed membuat roti lapis isi tumis rotan! Aku sempat mencobanya tadi. Rasanya aneh, tapi masih bisa dimakan. Dia bilang dia memang suka bereksperimen." Sky mengangguk-angguk meyakinkan.

Rachel tertawa datar. Sambil bertanya-tanya dalam hati seperti apa rasa makanan itu, ia melirik Edmund. "Kalian tidak mengacaukan dapurk
Pixie

Halooo semuanya! Kira-kira apa nih yang dipikirkan Rachel? Kenapa sih harus dirahasiakan? Terima kasih sudah membaca.

| Sukai
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Monika Anastasia Khim
Skyyyy kmu lucu bangettt sini yokkk culikk gkgkgk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Hilang   27. Mencari Trenggiling

    "Paman Ed!" pekik Sky setengah berbisik. Pipinya menjadi lebih gembul terdesak senyum. Tangannya melambai-lambai agar Edmund membungkuk ke arahnya. "Ada apa, Sky?" Sambil melompat kecil, Sky meruncingkan telunjuk ke arah tanah. "Itu jejak trenggiling!" Mata Edmund membulat. "Benarkah?" Ia pun menekuk sebelah lutut, memperhatikan cap kaki pada tanah dengan lebih saksama. "Kau yakin ini jejak trenggiling?" tanyanya ragu. Sky mengangguk dengan penuh semangat. "Ya! Bentuknya sama seperti yang pernah kulihat di rekaman Papa. Mama, coba Mama lihat ini. Bukankah ini jejak trenggiling?" Rachel yang sejak tadi berdiri di dekat Sky sontak mengangguk. "Ya, Mama rasa itu jejak trenggiling." Tawa Sky pun mengudara. "Aku senang sekali! Penemuan ini sungguh luar biasa. Paman, bisakah kamu memotret jejak ini dengan kamera ajaibmu? Kalau boleh, aku mau menyimpan fotonya." Edmund mengangguk ringan. "Tentu." Tanpa berlama-lama, ia mengeluarkan kameranya. Rachel diam-diam terkesan dengan kesabar

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-15
  • Istri Presdir yang Hilang   28. Butuh Bantuan

    Rachel, Sky, dan Edmund mempercepat langkah. Langit telah semakin gelap. Awan mendung yang bergumpal-gumpal kini menyatu membentuk selubung raksasa. Mereka berharap dapat sampai di rumah sebelum hujan. Namun, baru setengah perjalanan mereka lalui, titik air mulai turun. "Oh, tidak! Kita kehujanan!" "Pakai jas hujanmu, Sky!" Edmund bergegas mengeluarkan jas hujan. Satu untuk dirinya, satu lagi untuk Rachel. Setelah membantu Sky mengenakan jas hujan, barulah Rachel menerima sodoran Edmund. Malangnya, semakin lama, hujan semakin deras. Jalanan mulai becek, dan jarak pandang ke depan mulai terbatas. "Sky, bagaimana kalau kamu digendong saja?" tanya Edmund. Sky menggeleng tegas. "Tidak usah, Paman Ed. Aku ini sudah besar dan mandiri. Aku bisa berjalan sendiri." "Tapi perjalanan kita jadi lebih lambat, Sayang. Kamu digendong saja, ya? Kalau kamu tidak mau Paman Edmund yang menggendongmu, biar Mama saja." Edmund tersenyum mendengar bujukan itu. Untuk pertama kalinya, Rachel menyebutny

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Istri Presdir yang Hilang   29. Tersentuh

    "Sayang? Kamu bilang kamu mau keluar untuk mengambil sarung? Kenapa malah memanggil Tuan Hills?" tanya Rachel, tak habis pikir dengan putrinya. Sambil menggigit bibir, Sky bergeser ke samping. "Maaf, Mama. Kurasa tidak apa-apa jika Paman Ed membantu. Mama terlalu berat. Aku tidak kuat." Rachel meringis kesal. "Tapi, Sayang—" "Aku bisa menutup mataku kalau kau merasa tidak nyaman. Yang penting, kau segera melepas celana basah itu dan berganti ke pakaian hangat. Omong-omong, apa itu sarung?" "Itu kain lebar yang punya lubang besar di setiap ujungnya. Kurasa Mama lebih mudah kalau memakai itu dibandingkan celana." Edmund mengangguk. "Bisa tolong kau ambilkan?" Sementara Sky berlari, Rachel kembali berdebat dengan Edmund. Ia merasa tidak butuh bantuan laki-laki itu. Namun, pada akhirnya, ia harus menahan malu dan rasa bersalah pada Lucas. Meskipun mata Edmund ditutup dengan sebuah syal, jantungnya tetap tak karuan. Bagaimana tidak? Pria yang baru ia kenal itu melucuti celana panjang

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-16
  • Istri Presdir yang Hilang   30. Mulai Terungkap

    Belum sempat Rachel memecah keheningan, Edmund kembali berbisik, "Tunggu sebentar. Biar aku menurunkan Sky di kasur." Ia pun masuk ke kamar. Mata Rachel berkaca-kaca menatap punggungnya. Edmund memperlakukan Sky begitu lembut. Ia membaringkan gadis mungil itu di kasur, memberinya selimut dan belaian ringan di rambut. Setiap gerakannya penuh dengan cinta dan ketulusan. "Jadi, bagaimana keadaanmu?" tanya Edmund setelah menutup pintu tanpa suara. Rachel mendesah samar. Kecanggungan telah menguasai sarafnya. "Sudah jauh lebih baik. Terima kasih telah menolongku." Edmund menghela napas lega. "Syukurlah. Tapi kau jangan terlalu banyak bergerak dulu. Tetap berhati-hati dan kompreslah pinggangmu beberapa kali hari ini." Rachel mengangguk kaku. Sambil berjalan menuju toilet, ia berdeham. "Tuan Hills, bolehkah aku menanyakan sesuatu? Dari mana kau tahu kalau rasa sakitku hanya sesaat? Kau juga tahu bagaimana cara merawatku. Apakah kau seorang dokter?" Edmund terkekeh samar. Sambil berjala

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Presdir yang Hilang   31. Berenang di Sungai

    "Tidak, Sayang. Kami mana mungkin bersenang-senang tanpa kamu? Kami hanya memetik sayuran di kebun belakang." Rachel menunjuk keranjang di tangan Edmund. "Itu namanya bersenang-senang, Mama. Kenapa Mama tidak membangunkan aku?" Rachel berjalan menuju tangga. Sky pun mengiringi, bergeser seperti kepiting di beranda atas. "Kami tidak tega mengganggu mimpi indahmu, Sayang," ujar Rachel sembari memeluk sang putri. "Dari mana Mama tahu aku bermimpi indah? Aku bermimpi bermain bersama bayi trenggiling! Aku membawa permen untuk mengundang banyak semut. Dia senang melihat banyak makanan." Rachel mengusap pipi Sky. "Tidurmu begitu lelap tadi. Kamu bahkan menganga." Sky cepat-cepat menutup mulut dengan kedua tangan. "Apakah Paman Ed melihatku begitu?" Edmund tersenyum gemas. "Apakah kamu malu?" "Aku takut Paman tidak suka lagi padaku kalau melihat mukaku yang jelek." Tawa Edmund tidak lagi tertahan. "Kamu tidak jelek, Sky. Kamu justru sangat lucu ketika tidur seperti itu. Jadi, apakah

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-17
  • Istri Presdir yang Hilang   32. Menginterogasi Rachel

    Sementara Sky bersorak gembira menyambut Rachel, Hunter termenung dan terpaku. Matanya sama sekali tidak berkedip dan paru-parunya membeku. Ia mendadak merasa bahwa ia tidak tahu apa-apa tentang Rachel. Terlampau heran, Hunter akhirnya duduk di batang pohon. Sambil terus bertanya-tanya, ia mengamati gerak-gerik Rachel. "Hore! Mama sudah tidak takut dengan sungai lagi. Kita bisa belajar berenang bersama sekarang!" Merasakan betapa eratnya pelukan Sky, Rachel tersenyum simpul. "Mama berani turun ke sungai demi kamu, Sayang. Kapan lagi kamu punya kesempatan untuk belajar berenang, kan?" Selagi Sky mengangguk antusias, Edmund memperhatikan wajah Rachel dengan saksama. "Apakah kau tidak apa-apa?" Rachel mengangguk tanpa berpikir panjang. "Ya, pinggangku sudah jauh membaik. Sakit sedikit tidak masalah." Edmund pun termenung. Sebenarnya, bukan itu maksud dari pertanyaannya. Ia mengira Rachel akan menunjukkan reaksi tertentu saat masuk ke air. Namun ternyata, perempuan itu baik-baik saj

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Istri Presdir yang Hilang   33. Sky Bukan Anak Lucas?

    "Arizona?" gumam Hunter seraya berjalan menuju ruang kerja Lucas. Tanpa membuang waktu, ia menelusuri dokumen perjalanan sang fotografer satwa. Sesuai dugaan, tidak ada satu pun catatan tentang Arizona. "Sebenarnya apa yang terjadi? Mungkinkah Lucas menyembunyikan sesuatu selama ini? Karena itukah dia selalu menutup diri tentang masa lalu mereka?" Sambil duduk di sebuah kursi, Hunter menekan dagu dengan kepalan tangan. Bola matanya bergerak ke sana kemari. Ketika ia menemukan sesuatu dalam memorinya, ia terkesiap. "Jurnal perjalanan itu? Bukankah Antelope Canyon berada di Arizona?" Beberapa kali Hunter mengulas, ia yakin ingatannya tidak salah. Edmund dan istrinya yang hilang sempat berfoto di sana. "Mungkinkah ...." Dengan wajah penuh tanya, Hunter berjalan menuju ruang tengah. Melihat Edmund masih asyik mendengarkan celotehan Sky, firasatnya bertambah kuat. "Itukah alasan Lucas memakai contact lens berwarna hijau? Untuk menghilangkan kecurigaan orang-orang bahwa Sky bukan anak

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-18
  • Istri Presdir yang Hilang   34. Mana yang Lebih Penting?

    Rachel termenung di wastafel. Tangannya memang bergerak membersihkan piring, tetapi pikirannya melayang. Saking jauhnya, ia tidak sadar bahwa Edmund berjalan menghampiri. “Apa yang sedang kau pikirkan?” Wanita itu mengerjap. Ia menoleh ke samping. Edmund sedang tersenyum padanya. “Ya?” “Apakah sesuatu sedang mengganggu pikiranmu?” Rachel berkedip lagi. “Tidak. Aku hanya sedang memikirkan menu apa yang harus kumasak untuk sarapan besok.” Sambil memalsukan senyum, ia mempercepat pekerjaannya. “Tidak perlu sesuatu yang istimewa. Masak saja menu yang biasa kau masak. Bagaimana dengan nasi goreng? Sky bilang kau sering membuatnya. Tapi selama aku di sini, aku belum pernah mencicipinya.” Rachel melirik tipis dan tersenyum. “Baiklah, akan kubuatkan nasi goreng spesial untuk besok.” Edmund suka lengkung bibir yang cantik itu. “Terima kasih.” Rachel pun kembali mencuci piring dengan kepala yang lebih tertunduk. Pipinya agak bersemu. Sudah lama Edmund tidak melihat ekspresi itu. Sambil m

    Terakhir Diperbarui : 2023-12-19

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 10. Petualang Cilik yang Hebat

    "Sky, kita seharusnya membawa senapan itu juga tadi. Mengapa kita meninggalkannya di dalam tenda? Pemburu itu jadi bisa mengambilnya," bisik Emily sembari mengguncang tangan Sky. Merasa risih, Louis menyikut lengannya. "Sudahlah, Emily. Tidak ada yang perlu disesali. Kita sebaiknya memikirkan cara untuk mengalahkan laki-laki jahat ini." "Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?" Pemburu itu tertawa kasar. "Jangan bermimpi!" Sang pemburu mengangkat senapannya lagi. Namun, ketika ia hendak membidik, suara aneh datang dari atas. Melihat seekor orang utan besar hendak melompat dari dahan, Sky bergegas menarik si Kembar berlari mengikutinya. Ia tidak peduli lagi dengan senapan yang tergeletak di tanah. Ia tahu betul bahwa orang utan yang sedang marah jauh lebih berbahaya dibandingkan musuh mereka. Sementara itu, sang pemburu sudah terlanjur terpaku. Ia hanya bisa berteriak saat mamalia besar itu menimpanya. Pemburu lain yang menyaksikan tidak berani bertindak. Mereka bahkan sama sekali

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 9. Tembakan yang Akurat

    Si Kembar kembali bungkam. Mereka tidak tahu jawaban apa yang tepat. Mereka tidak ingin kembali ke kurungan sempit itu, tetapi mereka juga tidak mau ditembak. Apalagi, pemburu di hadapan mereka tampak serius dengan ancamannya. "Louis, kurasa kita jangan melawan. Dia tidak akan ragu menembak kita. Lihat, jarinya sudah siap menekan pelatuk," bisik Emily was-was. Louis menelan ludah. Ia sepakat dengan sang adik, tetapi enggan mengakuinya. "Tenang, Emily. Masih ada cara lain untuk selamat." Ia berpikir keras, memaksa otak untuk menelurkan ide spontan. "Tuan, bagaimana kalau kita bernegosiasi?" ucapnya tanpa terduga. Sang pemburu menarik matanya mundur dari lubang pengintai. Sebelah alisnya terdongkrak naik. Ia tidak menduga bisa mendengar kata itu. "Negosiasi apa yang bisa ditawarkan anak kecil sepertimu?" "Kami ini bukan anak-anak biasa. Kami adalah pewaris Savior Group, calon pemimpin hebat di masa depan. Kalau kau bersedia membebaskan kami, kami akan membayarmu dengan jumlah besar

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 8. Peringatan Terakhir

    "Papa, kebetulan sekali, GPS milik Louis ada padaku. Aku sedang melihat koordinat lokasinya," ujar Sky sambil berkedip-kedip gusar. "Itu bagus, Sayang. Bisa kau bacakan koordinatnya? Papa akan langsung menuju ke sana." Sky menelan ludah. Keringat dingin membutir di keningnya. "Itulah masalahnya. Aku lupa angka-angka yang sudah kuhafal." Edmund terdiam sejenak. Sky bisa membayangkan sang ayah mendesah kecewa. "Papa, apakah Papa marah? Ganti." "Tidak, Sayang. Papa tidak marah. Papa mengerti kalau kamu terlalu gugup sekarang. Coba tarik napas dalam-dalam, tenangkan pikiran. Kamu sudah berhasil mengingat semua angka dan bahkan huruf, Sayang. Pelan-pelan, kamu pasti bisa membacanya." Sky menuruti saran Edmund. Setelah terpejam sejenak, ia memperhatikan koordinat dengan saksama. "Ada garis kecil yang sedang tidur di sini, Papa." "Oke. Itu tanda negatif. Artinya kalian sedang berada di selatan garis khatulistiwa. Lalu?" "Ada bulat. Ini nol, kan?" "Ya. Kamu melakukannya dengan baik s

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 7. Tertangkap

    "Apakah aku tidak salah lihat? Ada anak manusia di tengah hutan?" Pria itu berbicara dengan bahasa yang tidak Louis dan Emily mengerti.Decak kesal terlontar dari pria yang satu lagi. "Sial! Menambah pekerjaan kita saja." "Apa yang harus kita lakukan sekarang?" "Apa lagi? Kita tidak mungkin membiarkan mereka lepas. Mereka bisa melapor kepada orang-orang. Rencana kita bisa berantakan. Ayo tangkap mereka!" Si Kembar mengerjap melihat senapan yang ditodongkan ke arah mereka. Emily langsung bersembunyi di balik punggung Louis, sedangkan Louis dengan berani melangkah maju dan merentangkan tangan di depan Mimi. "Jangan sakiti orang utan ini! Mereka adalah hewan langka yang dilindungi oleh seluruh dunia. Mereka tidak boleh diburu dan diperdagangkan!" seru Louis lantang. Dari balik pundak Louis, Emily mengintip. "Ya! Orang utan harus dilestarikan, bukan diburu. Memangnya kalian tidak kasihan kepada mereka? Lihat! Anaknya sampai ketakutan!" Di luar dugaan, dua pemburu itu malah tertawa. T

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 6. Keputusan yang Tepat

    "Tidak, Louis." Emily mengernyitkan dahi. "Kita tidak boleh meninggalkan Mimi sendirian di sini. Dia bisa mati.""Tapi itu yang dia mau. Dia ingin anaknya selamat. Dia pasti bertahan. Kita hanya perlu menyelamatkan anak Mimi dengan cepat. Menurutku, kita bisa melakukannya. Kita ini anak-anak terlatih, kau ingat?" Alih-alih setuju, Emily menggeleng tegas. "Tidak, Louis. Itu terlalu berisiko. Kita tidak boleh egois dan memikirkan kesenangan kita sendiri. Bagaimana kalau kita hubungi rumah hutan saja? Ini masalah serius."Sementara Louis menghela napas berat, Sky menautkan alis. Ia terlihat sangat serius dengan bibir terlipat ke dalam."Kurasa Emily benar. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah ini sendiri. Kita butuh bantuan orang dewasa. Papa Mama kita dan orang-orang yayasan. Kita harus melaporkan hal ini kepada mereka. Mimi butuh bantuan medis, sedangkan para pemburu liar itu harus ditangkap." Louis termenung sebentar. Ia sebetulnya enggan menghubungi orang tuanya. Ia ingin mandiri.

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 5. Suara Tembakan

    "Sky, bunyi apa itu?" bisik Emily dengan suara tersekat. "Apakah itu suara ledakan?" "Kurasa itu suara senapan," potong Louis sebelum menggenggam lengan gadis yang paling kecil. "Sky, mungkinkah itu pemburu liar?" Sky berkedip-kedip gusar. "Mungkin iya. Daerah ini sudah berada di luar lingkup yayasan. Tim patroli hanya sesekali memeriksanya. Itu pun kalau mereka sempat." "Bukankah perburuan liar itu dilarang? Kenapa masih ada saja orang-orang jahat yang membunuh satwa? Kira-kira, apa yang baru saja mereka tembak? Apakah orang utan?" tanya Louis dengan ekspresi serius. Emily langsung bergidik ngeri. "Oh, kalau memang para pemburu itu mengincar orang utan, kuharap dia berhasil lolos dan selamat. Orang utan itu hewan langka. Kasihan kalau mereka punah." "Dan kuharap itu bukan Mimi," lanjut Sky sembari mengentakkan kaki. "Dia selalu membawa anaknya ke mana-mana. Dia pasti susah bergerak dan rentan terhadap serangan." "Bagaimana kalau kita memeriksanya? Kalau memang itu ulah pemburu l

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 4. Petualangan Anak-Anak

    "Sayang, apakah kamu melihat anak-anak?" tanya Alice sembari menghampiri Edmund. "Anak-anak?" Edmund mengalihkan pandangan dari laptopnya. Kedua alisnya terdongkrak. "Bukankah mereka masih tidur? Aku tidak melihat mereka keluar tenda." "Kupikir juga begitu. Tapi setelah kuperiksa, mereka tidak ada." Edmund pun menoleh ke sekeliling. Mata dan telinganya menajam. Akan tetapi, tidak ada jejak anak-anak yang terdeteksi. "Mungkinkah mereka bermain di kebun belakang?" Alice menggeleng. "Aku sudah mencari mereka di sana. Tidak ada." "Kandang ayam? Siapa tahu, Sky mengajak si Kembar dan Russell melihat anak ayam." "Tidak ada juga." Edmund menjentikkan jari. "Kandang angsa! Mereka pasti sedang bermain dengan Gigi dan Gusi." Alice menghela napas berat. Guratan di keningnya tampak lebih jelas. "Tidak ada, Ed. Aku sudah mencari mereka ke mana-mana. Mereka tidak ada." "Apakah kau sudah mencari di dalam rumah? Siapa tahu mereka sedang bermain petak umpet. Mereka mungkin saja sedang bersemb

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 3. Janji Louis

    Alis Louis berkerut mendengar pertanyaan Edmund. "Kenapa Anda bertanya begitu, Tuan? Tentu saja aku menyayangi Sky. Dia temanku. Dia sudah seperti seorang adik bagiku." Edmund berkedip kaku. "Begitukah? Kau menganggapnya sebagai seorang adik?" Louis mengangguk mantap. "Ya, kurasa Emily juga begitu. Dulu dia menginginkan adik perempuan. Ternyata, Russell yang keluar. Dia sempat sedih. Kehadiran Sky membantu mengobati kekecewaannya." Bibir Edmund perlahan mengerucut. Tangannya disempal ke dalam saku. "Jadi, kau menganggap putriku sebagai adikmu?" gumamnya. Entah mengapa, perasaan lega timbul dalam hatinya. "Apakah itu berarti kau akan menjaganya seperti adik-adikmu?" "Ya, aku akan berusaha untuk menjaga Sky dengan baik. Aku tidak akan membuatnya menangis." Alis Edmund kembali tertaut. "Tapi tadi, aku melihatmu mengusili Emily. Apakah kau bisa dipercaya untuk menjaga adik-adikmu?" Tiba-tiba saja, bibir Louis berkedut. Sambil menggaruk pelipis, ia terkekeh. "Soal itu, aku memang suk

  • Istri Presdir yang Hilang   Special Chapter 2. Mengawasi Louis

    Semua orang bertepuk tangan saat Sky dan teman-teman hewannya selesai melakukan pertunjukan. Bukan hanya anak-anak Harper yang terkesima, tetapi orang tua mereka juga. "Terima kasih, Sky. Ini adalah sambutan paling manis yang pernah kami terima," tutur Kara dengan senyum lebar. "Ya, ini sambutan yang luar biasa. Bagaimana caramu melatih hewan-hewan itu? Bukan hanya kucing dan anjing, kamu juga berhasil melatih dua ekor angsa." Frank mengacungkan jempolnya. Sky terkekeh bangga. "Itu karena mereka bukan sembarang hewan, Tuan. Mereka adalah teman-temanku dan mereka pintar. Kurasa mereka mau mengikuti aba-aba dariku karena kami akrab." "Mereka teman-temanmu?" Frank menaikkan alis. Si Kembar langsung berebut menjelaskan. "Tidak ada anak-anak lain di sini, Papa. Karena itu, Sky hanya bermain dengan teman-teman hewannya." "Sky bilang dia selalu memberi mereka makan yang banyak. Kurasa, karena itu juga hewan-hewan itu patuh padanya. Mereka suka pada Sky!" Sky melompat antusias. "Louis

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status