Share

Kecemburuan Felicia

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2023-05-16 21:17:44

Aiden sekali lagi mengerut kening pada panggilan Felicia untuknya.

“Saat di kantor, jangan panggil namaku seolah kita teman atau memiliki hubungan dekat.”

Senyum di wajah Felicia membeku. Dia berkata dengan kaku, “Kenapa? Aku sudah memanggilmu seperti ini selama bertahun-tahun. Kamu sekali tidak pernah keberatan. Mengapa kamu tiba-tiba berubah?” Dia berkata dengan ekspresi yang dibuat sedih.

Wajah Aiden tetap acuh tak acuh. “Apa aku harus menjelaskan semuanya padamu? Kamu sudah lupa posisimu di sini?” Dia menatap Felicia tajam saat dia melanjutkan kalimatnya. “Apa karena sudah bertahun-tahun menjadi sekretarisku, kamu sudah mulai melangkahi batasmu?!”

Senyum sedih di wajah Felicia menghilang digantikan ekspresi tegang.

“A-Aiden apa maksudmu ... Apa aku membuat kesalahan?” matanya memerah dan berkaca-kaca seolah dia akan menangis.

Namun, wajah Aiden sangat dingin.

“Apa yang kamu katakan pada Iris pagi ini?” desisnya dengan suara menusuk.

“A-aku tidak tahu apa yang dikatakan Iris pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Sebuah Ciuman?

    Wajah Aiden mengeras saat dia membentak Felicia, “Tutup mulutmu, jangan berani menghina Iris!”“Kenapa? Apa yang Iris miliki hingga dia lebih baik dariku! Aku yang lebih dulu bersamamu dari perempuan jalang itu!” teriak Felicia kehilangan semua ketenangannya.Aiden berdiri dan menampar Felicia membuat wanita itu membeku.“Jangan pernah menghina istriku. Dia adalah ibu dari anakku,” desis Aiden mengancam dan berbahaya.Rasa sakit menyengat di pipinya membuat mata Felicia memerah. Air mata mengalir di pipinya saat dia menoleh menatap Aiden getir. “Istri? Kamu masih menganggapnya istrimu? Kamu lupa dia sudah menceraikanmu?”“Aku dan Iris tidak pernah bercerai. Surat cerai yang ditinggalkan Iris tidak pernah sah dan dia masih berstatus sebagai istriku. Dan aku tidak mau mendengar kamu menghina istriku lagi, Felicia,” balas Aiden dengan ekspresi gelap. “Ini peringatan terakhirku. Keluar dari kantorku dan perusahaan ini, aku sudah memecatmu.”Felicia menggertakkan gigi dengan rasa sakit taj

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-16
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Ciuman Basah

    Mata Iris membelalak lebar merasakan sensasi bibir lembut Aiden di bibirnya, membuatnya mati rasa. Syok menyerangnya, membuat otak Iris membeku selama beberapa saat. Bibir Aiden bergerak mencium Iris semakin dalam. Aiden memiringkan kepalanya, salah satu tangannya menangkup sisi wajah Iris, menahan Iris saat dia memperdalam ciumannya. Lidahnya melesat menjilat di sepanjang garis bibir membujuk Iris membuka bibirnya. Sensasi mati rasa menyerang Iris, membuatnya ingin menyerah dalam ciuman panas pria itu. Dia tak bisa menahan erangannya saat satu tangan besar meluncur meremas pinggangnya sebelum turun ke pahanya. Iris tersentak merasakan tangan asing berusaha menyusup ke dalam rok gaun tidurnya. Dia menggelengkan kepalanya dan mendorong dada Aiden dengan sekuat tenaganya. Bibir mereka terlepas, Aiden terhuyung mundur menjauh dari Iris.Iris menutup mulutnya dengan pipi terasa panas, memelototi pria di depannya. “Apa kamu gila?!” desisnya marah dan pelan, takut menarik perhatian Kell

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pagi yang Indah

    Iris terbangun keesokan paginya oleh dering alarm jam weker yang mengganggu seperti biasa. Dia mengerang tidak ingin membuka matanya atau pun bangkit dari kenyamanan kasurnya. Namun, alarm jam wekernya terus mengganggu, tidak membiarkannya tidur. Iris dengan terpaksa membuka matanya dan menguap ingin bangun. Sebuah tarikan lengan di perutnya membuatnya membeku.Suara di belakangnya terdengar menggerutu menarik Iris ke dada hangatnya, “Lima menit lagi ....” Mata mengantuk Iris langsung melebar. Dia sepenuhnya tersadar dari kantuknya dan melirik ke bawah melihat tangan kekar dengan kulit putih memeluk perutnya dan menariknya ke pelukan hangat di belakang Iris. Hidung Aiden mengendus leher Iris dan mengecup leher Iris. “Hmm, masih terlalu pagi untuk bangun.”Pipi Iris memanas malu dan marah. Dia langsung bangkit dan berbalik ke belakang melihat Aiden berbaring di sebelahnya bertelanjang dada.Iris spontan menarik selimut ke dadanya dan mengintip dalam selimut untuk melihat kondisi baj

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-18
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Adik Perempuan yang Manis

    “Aku sakit kepala,” balas Aiden bergumam mencium leher Iris.Iris merinding dan membentak, “Salahmu karena minum semalam!”“Hmm, biarkan aku tidur lima menit,” gumam Aiden memejamkan matanya.“Tidur di kamarmu sendiri! Kamu sangat berat tahu,” desis Iris menggeliat.“Jangan menggeliat,” perintah Aiden dengan suara berat.“Minggir dulu.” Iris menggeliat tidak nyaman di bawah tubuh Aiden. Tiba-tiba dia membeku merasakan sesuatu yang keras menekan perutnya. Dia berhenti menggeliat. Pipinya merona.“Aku bilang, jangan menggeliat,” desah Aiden membuka matanya melirik Iris dari ujung matanya tersenyum.Iris tersipu, balas menatap pria itu dengan kesal. “Ka-kamu mesum ... menggir dari tubuhku!”“Mommy.” Pintu terbuka dari luar dan sosok mungil Dimitri berlari masuk ke dalam kamar. Dia berhenti di tengah ruangan. Matanya yang besar membelalak polos menatap orang tuanya saling menindih di atas di tempat tidur.Iris dan Aiden menoleh melihat Dimitri masih mengenakan piyama bergambar kartun, men

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Tak Pernah Menyesal

    Dimitri menoleh menatap Iris dengan tatapan penuh harap dan memohon.“Mommy, boleh ya punya adik perempuan yang manis. Dimi mau adik.” Iris dibuat tak berkutik di bawah tatapan memohon putranya.“Dimi, ayo cuci muka dan mandi. Mommy akan membawamu ke taman bermain hari ini.” Iris membawa putranya turun dari tempat tidur dan mengantarnya keluar dari kamar. Dia tidak memedulikan Aiden yang masih berbaring di kamar tidurnya.“Ah, Mommy harus janji beri adik perempuan!” Dimitri berontak dalam pelukannya.Iris menutup telinga dari permintaan putranya dan tawa dari Aiden. Dia membawa Dimitri keluar dari kamarnya dan memandikan Dimitri di kamar mandi, di kamar Dimitri.....Setelah memandikan Dimitri dan membiarkannya bermain dengan Aiden, Iris ke dapur untuk membuat sarapan. Kelly sudah berangkat pagi-pagi menggantikan Iris mengawasi proyek Big Island yang sedang berjalan.“Kamu akan ke taman bermain?” Suara Aiden tiba-tiba dari belakang membuat Iris tersentak.Dia berbalik melihat Aiden b

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Wahana Taman Bermain

    Seperti yang dijanjikan Iris, dia membawa putranya jalan-jalan ke wahana taman bermain. Aiden memaksa ikut dengan mereka karena dia mengambil cuti hari ini untuk menghabiskan waktu bersama keluarga kecilnya. Di bawah permintaan memohon putranya, Iris tidak bisa menolak Aiden ikut bersama mereka. Mereka tiba di wahana bermain dengan mobil Aiden. Aiden memutuskan mengemudi mobil tanpa sopir ataupun membawa asistennya seperti biasa ke mana pun hanya agar mereka bertiga yang bisa pergi sebagai keluarga tiga orang. Wahana taman bermain di pusat kota agak ramai ketika keluarga tiga orang ini tiba di lokasi. Tempat itu sangat luas dan ramai. Ada banyak wahana yang memacu adrenalin yang bisa membuat tulang gemetar. Meski bukan pertama kali, Iris tetap membawa Dimitri jalan-jalan ke wahana taman bermain hingga putranya sangat senang menarik orang tuanya ke sana mari. “Mommy, aku mau naik itu!” seru Dimitri menunjukkan salah satu wahana perahu berayun berbentuk naga. Iris sedikit khawatir

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Single Parent

    Memang ada perbedaan dibesarkan orang tua tunggal dan orang tua lengkap. Ponselnya bergetar di dalam tasnya, mengalihkan Iris dari pikirannya. Dia mengeluarkan ponsel dan mengangkat alis melihat nama Hugo di layar ponsel. Sudah agak lama dia tidak mendengar kabar sepupunya. Iris segera mengangkat panggilan Hugo dan mencari tempat sepi karena di sekitarnya cukup bising. “Halo Hugo, bagaimana kabarmu?” [“Baik, bagaimana denganmu, Iris? Semua baik-baik saja dengan Dimitri?”]“Yah, Dimitri sembuh dengan cepat. Tidak ada tanda-tanda trauma pasca kecelakaan. Sekarang kami berada di wahana taman bermain. Kamu harus datang mengunjunginya.” [“Syukurlah, aku senang mendengar Dimitri baik-baik saja. Aku akan datang mengunjungi kalian setelah urusan pekerjaanku selesai.”] Suara Hugo terdengar lelah menjawab Iris. Iris mengerut kening dan bertanya khawatir, “Kamu baik-baik saja, Hugo? Suaramu terdengar lelah.” Di seberang teleponnya, Hugo duduk bersandar di kursi dari kantor yang luas mengh

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Permintaan Maaf

    “Capek?” Aiden menyodorkan sekaleng minuman dingin pada Iris yang duduk di salah satu bangku tak jauh dari Istana Balon raksasa. “Lumayan,” gumam Iris mengambil minuman itu dari tangan Aiden sambil mengucapkan terima kasih. Aiden duduk di sebelahnya dan memandang ke Istana Balon mengawasi Dimitri yang bermain dengan anak-anak seusianya. Hening. Mereka tidak berbicara dan mengawasi Dimitri bermain dari kejauhan. Iris merasa canggung dan melirik Aiden di sebelahnya. Pria itu bersandar di sandaran bangku dan memandang ke arah anak-anak bermain. Sesekali dia tersenyum melambai ke arah Dimitri yang saat itu menoleh ke arah mereka sambil melambai memanggil orang tuanya. Iris akhirnya tidak bisa menahan kecanggungan dan berdeham. “Ini pertama aku melihat Dimitri sebahagia ini.” Aiden menoleh menatapnya dengan alis terangkat. Iris membuang muka dan melanjutkan kalimatnya, “Terima kasih, mungkin berkatmu aku melihat Dimitri begitu sangat senang. Aku selalu membawanya ke taman bermain ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-05-22

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Akhir

    Mereka pun telah selesai makan malam bersama. Lily dan Candra melangkah menuju ke arah ruang tamu. Sementara itu Aurelio sudah terlelap di kamarnya. Candra sengaja menemani putra tunggal Hugo hingga ia terlelap agar dirinya bisa pergi meninggalkan Aurelio tanpa merasa terbebani oleh rasa bersalah, karena sang putra tak ingin melepaskannya. “Candra apakah kamu yakin tetap balik hotel malam ini? Sudah larut malam Candra, apa tidak sebaiknya besok pagi-pagi sekali kamu kembali ke hotel. Kurasa belum terlambat jika kamu memang akan kembali besok ke Italia.” Ucap Lily seraya melangkah di sisi Candra. “Sekali lagi aku minta maaf Bibi Lily. Aku harus kembali malam ini ke hotel, jika aku harus menginap malam ini di sini dan kembali pagi harinya ke hotel, rasanya aku tak punya banyak waktu untuk berberes-beres barang-barangku yang berada di hotel, karena besok pagi aku harus segera berangkat ke Italia.” Jelas Candra menanggapi tawaran dari nyonya Wallington. “Ya sudah. Jika memang demikian,

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Makan Malam Bersama

    Lily mengerucutkan bibirnya melihat sikap dingin Hugo. Dia menatap Candra dan menepuk lengannya menenangkan.“Jangan berkecil hati. Hugo selalu seperti ini.”Candra mengangguk, dia tidak mengambil sikap dingin Hugo, apalagi setelah mendengar kata-kata Aurelio bahwa Hugo menyimpan foto dirinya.Lily menyruh pelayan menyiapkan camilan ringan dan menghabiskan waktu mengobrol bersama Candra dan bermain dengan Aurelio.Sepanjang hari itu Hugo tidak turun dan berada di ruang kerjanya. Entah dia sengaja untuk menghindari Candra atau pria itu memang seperti itu. Candra tidak terlalu memikirkannya. Dia menikmati bermain dengan Aurelio. Candra tampak bahagia ia menikmati kebersamaannya bersama Aurelio di rumah Hugo Wallington. Meskipun Hugo terlihat cuek tak mengacuhkannya, namun Candra tidak mempedulikannya.Ia justru semakin akrab dan dekat dengan putra tunggal CEO berwajah tampan tersebut.Lily menyukai Candra, setelah melihat ketika Candra begitu pintar mengambil hati cucunya. Ini peluang te

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertamu di Kediaman Keluarga Wallington

    “Tidak kok nyonya. Aku tidak memikirkan apapun, dan aku baik-baik saja kok nyonya,” ucapnya kembali berbohong menutupi jika sesungguhnya pikirannya justru melayang ke arah Hugo berada.“Candra. Aku minta maaf, jika selama ini sikapku sudah sangat keterlaluan padamu. Aku sadar, seharusnya aku tak memperlakukanmu seperti itu, hingga akhirnya kamu pergi meninggalkan putraku Hugo. Aku berharap kamu bisa memaafkanku Candra, meskipun aku akui kesalahanku mungkin sudah terlalu besar terhadapmu.”Candra tak menyangka, jika nyonya Wallington bisa berkata demikian padanya. Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap Candra.Candra menyentuh tangan nyonya Wallington, seraya menganggukkan kepalanya pelan. Candra tersenyum begitu juga dengan nyonya Wallington.“Iya nyonya. Aku sudah memaafkanmu nyonya, jauh sebelum nyonya minta maaf padaku,” jawab Candra seketika membuat nyonya Wallington berbinar-binar wajahnya.“Sungguhkah? Kamu memaafkanku Candra..? Kam

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lily

    "Ya, ibu bantu cari pengasuh yang lebih kompenten.”“Kamu tidak butuh pengasuh untuk Aurelio, tapi seorang ibu untuk anakmu,” ujar Lily melirik Hugo dengan hati-hati.“Ibu ....” Hugo menatap ibunya tidak suka topik itu di bahas lagi.“Kamu tidak berniat mencari ibu untuk Aurelio? Apa karena kamu tidak bisa melupakan Candra?”Hugo terdiam, pikirannya kembali memikirkan Candra. Wanita itu memperlakukan Aurelio dengan baik saat itu dan dia pula yang menemukan putranya.Hugo menggelengkan kepala mengusir bayangan gadis itu dan berpura-pura mengetik sesuatu di laptop. "Aku sibuk, tolong tinggalkan aku, Bu.”Lily mendesah pasrah dan meninggalkan Hugo untuk mengurus pekerjaannya.....Beberapa hari kemudian sejak pertemuannya dengan Paman Hugo, Candra masih tidak memiliki keberanian mencari pria itu.Gadis berparas manis itu, bolak-balik tak jelas dan gelisah di ruang tamu kamar hotelnya seolah-olah mengukur ruang luas di kamar hotel tempat ia menginap selama berada di kota tersebut. Pikira

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pernikahan yang Batal

    Candra merasa sedih atas sikap Hugo Wallington bersikap dingin dan mengabaikannya. Dia meninggalkan taman hiburan dan kembali ke hotel tempat dia menginap. Candra gelisah terus memikirkan pertemuannya dengan Hugo. Dia berusaha menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang pria itu selama lima tahun sejak dia meninggalkannya. Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginannya dan menelepon seorang asisten yang mengurus semua keperluannya. Dia menyuruh asistennya mencari tahu tentang Hugo selama lima tahun ini. Setelah itu Candra menunggu informasi dari asistennya semalaman. Beberapa jam kemudian asistennya datang ke kamar hotelnya. “Bagaimana, Vivi?” Candra bertanya gelisah meraih tangan wanita itu. “Nona muda, Tuan Wallington tidak pernah menikah, tapi dia memiliki seorang anak yang sampai saat ini masih dia sembunyikan dari mata publik. Ibu dari anak itu, mantan pelacur Tuan Wallington meninggal saat melahirkan.” Mata Candra melebar, jantung berdegup kencang merasa senang karena

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lagi dengan Soerang Kenalan Lama

    “Kamu tidak usah takut dengan kakak. Kakak tidak jahat kok, jadi adik kecil jangan menangis lagi ya. Tenang saja, Kakak akan bantuin kamu kok.” Candra terus mengajak anak kecil tersebut berbicara, meskipun ia tetap bungkam tak mau bicara sepatah kata pun.“Ayo sini..! Ikut dengan kakak. Kita cari keberadaan orang tua kamu ya,” ujar Candra mengulurkan tangannya pada anak kecil itu.Anak itu seolah mengerti dan menghapus air matanya. dia mengulurkan tangan kecilnya meraih tangan wanita di depannya.Candra tersenyum hangat meremas tangan kecilnya. Dia pun menggendong dan mengajaknya menuju ke arah ruangan bagian informasi. Candra berpikir jika anak tersebut adalah anak hilang, mungkin dengan bantuan bagian informasi dapat mempertemukan kembali anak kecil yang terpisah dari orang tuanya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.Anak kecil tersebut saat ini berada dalam gendongan Candra tidak menangis dan memeluk leher Candra saat dibawa masuk ke pusat informasi taman hiburan.Candra mendeka

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Lima tahun kemudian

    Lima tahun kemudian.Langit biru cerah dan angin bertiup lembut. Taman hiburan tampak hidup dan meriah.Gadis itu memandang langit musim panas dan memejamkan mata menikmati sinar matahari bersinar cukup cerah.Dia cantik berada di usia muda 25 tahun, kecantikannya mekar dengan indah. Jejak naif dan polos seorang gadis memudar dengan kecantikan wanita dewasa. Dia menarik perhatian beberapa pria yang lewat.Candra memuka mata, memperlihat matanya yang cerah dan cemerlang, namun menyimpan jejak kesedihan.Lima tahun telah berlalu, kota ini tak begitu banyak perubahannya. Kerinduannya begitu besar terhadap kota ini, begitu banyak kenangan yang tak mudah dilupakan di sini. Candra telah kembali ke kota di mana dulu ia memiliki story dan kenangan yang begitu membekas untuk dirinya.Bagaimana kabarnya kamu paman Hugo?Pasti saat ini dia sudah bahagia menikah dengan perempuan itu.Candra mendesah. Tak ada gunanya lagi mengingat semuanya jika saat ini paman Hugo sudah menjadi milik perempua

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Selamat Tinggal

    Candra tidak menjawab, dia menatap bibir tipis Hugo sebelum menundukkan kepala mencium bibirnya. Ciumannya agak grogi dan gugup. Hugo merasa terkejut. Sudah lama sekali Candra tidak mengambil inisitif menciumnya. Tapi dia tidak membalas ciuman Candra dan menahan keinginannya untuk melumat bibirnya menggoda. Dia harus memberinya pelajaran hari ini. Merasa Hugo tidak membalas ciumannya membuat Candra agak cemas dan malu. Tapi Hugo tidak mendoronya. Candra agak berani memperdalam ciumannya, bibir menghisap bibir bawah pria itu dan menyapu lidahnya di sepanjang bibir Hugo. Hugo mengerang pelan dalam bibirnya, tangannya mencengkeram pinggang ramping gadis itu. Candra semakin berani menyelipkan lidahnya menggoda bibir Hugo, tanganya mengusap-ngusap dada pria itu dengan gerakan menggodanya. Pinggulnya mengosok pangkal paha Hugo, menggoda ‘junior’ pria itu. Napas Hugo semakin dalam, dia mengcengkeram pinggang gadis itu semakin erat. Salah satu tangannya meremas pantat Candra di balik cel

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Waktu Terakhir

    “Tidak,” balas Candra serak dan menundukkan kepala agar Hugo tidak melihat dia menangis.“Benarkah?” Hugo meraih dagu gadis agar mendongak menatapnya. Dia melihat mata Candra berkaca-kaca dan basah. “Kamu menangis? Mengapa kamu menangis?” tanyanya dengan kening berkerut.Candra menggelengkan kepala. “Tidak, aku hanya mengantuk kok.”Candra mengusap matanya dan berpura-pura menguap. “Aku tidak tidur nyenyak semalam dan bangun pagi-pagi sekali untuk membuat bubur.”Hugo menatapnya lekat-lekat seolah mencari kebohongan dari mata gadis itu.Candra menguap hingga air matanya keluar. “Aku mengantuk. Bangunkan aku jika makan malam sudah selesai ....” Lalu dia dengan hati-hati memeluk pinggang Hugo agar menekan luka di perutnya dan bersandar di dada Hugo. Matanya terpenjam, dalam hitungan beberapa menit, dia sudah tertidur.Hugo mengamati gadis yang tertidur itu dan mendesah memeluk kepalanya di dadanya. Dia mencium kepala Candra dan memejamkan mata mencoba untuk tidur.Satu jam kemudian, Hug

DMCA.com Protection Status