Iris menegang dan berhenti terisak. Matanya membelalak menatap ke sebelah.
Dia mendorong Felicia dan tergagap. “F-Felicia ... kamu ... apa maksudmu?”Felicia tersenyum anggun menjauh dari Iris. Mata indahnya yang beberapa saat lalu menatap Iris bersahabat, kini menjadi acuh tak acuh. “Karena kamu akan pergi dari sini, aku akan jujur. Aku membencimu sejak lama.” Dia melirik Iris dari atas ke bawah dan mencibir dingin, “Kamu hanya seorang pelayan bar penjual anggur, tetapi bagaimana bisa kamu menikahi Aiden dan membuatku menjadi bahan tertawaan yang tidak bisa dibandingkan dengan seorang pelayan bar?”Felicia menyeringai, “Aiden itu milikku. Beraninya seseorang sepertimu merebutnya dariku,” desisnya dingin. “Tapi untunglah, meski nasibmu berubah dari seorang pelayan bar menjadi istri CEO RDY Group, tetapi kamu tidak menjalani kehidupan yang baik dan Aiden tidak pernah mencintaimu.” Dia menatap Iris dengan tatapan provokatif menekan kalimat terakhirnya.Iris merasa seperti disiram air dingin dan menggigil. Felicia yang sudah dia anggap baik ternyata selama ini membencinya dan bermuka dua. “F-Felicia, bagaimana bisa kamu ....” Dia tergagap tidak bisa mempercayai perubahan sikap seseorang yang sudah dianggap cukup dekat sebagai teman baginya.“Aku bermuka dua? Iris, kamu sangat naif.” Felicia terkekeh. “Hanya karena kamu diperlakukan dengan baik, lantas kamu menganggapku teman? Kamu sudah lama bekerja sebagai pelayan bar masih belum mengerti juga cara kerja dunia rupanya.” Dia menggelengkan kepalanya merendahkan Iris.Wajah Iris pucat dan terluka. Felicia tampak puas melihat raut wajahnya yang terluka. “Sudahlah, karena kita tidak akan bertemu lagi, aku tidak akan meladenimu. Selamat tinggal.”Setelah mengatakan itu dia berjalan anggun melewati Iris.Iris memejamkan mata dan membiarkan air matanya mengalir di pipinya.Semua kata-kata Felicia penuh dengan hinaan yang menusuknya. Mengapa dia tidak menyadari Felicia mencintai Aiden selama ini? Benarkah dia naif seperti yang dikatakan Felicia?Di lingkaran keluarga kolongmerat, dia adalah semut yang mudah mereka injak-injak.Seperti yang dikatakan Felicia, seharusnya dari awal dia tak pernah masuk ke kehidupan Aiden Ridley.Tin, tin, tin.Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan Iris dan seorang pria keluar.“Iris!” panggil pria itu mendekati Iris.“Tuan Wallington, kenapa kamu di sini?” Iris terkejut melihat pria itu.“Aku datang untuk melihatmu. Apa yang terjadi dengan wajahmu?” Pria itu mengerutkan kening melihat pipi kiri Iris merah dan sudut bibirnya terluka. Tangannya terangkat untuk menyentuh luka di sudut bibir Iris.Namun, wanita itu menghindar.“Apa mereka menindasmu lagi?!” Pria itu tampak marah memelototi gerbang di depannya. “Iris, aku tidak akan membiarkan mereka yang menindasmu begitu saja. Ayo ikut aku memberi mereka pelajaran.” Dia meraih tangan Iris dan membawanya masuk gerbang.“Tuan Wallington, tolong berhenti!” Iris buru-buru menahan pria itu.“Lepaskan aku, Iris. Aku harus memberi mereka pelajaran!”Iris menggelengkan kepalanya masih menahan pria itu dan berkata pelan, “Aku sudah meninggalkan keluarga Ridley. Aku tidak ingin masuk ke rumah ini lagi.”“Apa maksudmu?” Iris tersenyum pahit. “Aku akan bercerai.”Pria itu terdiam sesaat. “Apa karena aku yang memintamu?” “Tidak, ini memang sudah keputusanku. Zein sudah pergi, tidak ada lagi yang membuatku bertahan di keluarga Ridley,” bisiknya serak mencoba menahan air matanya setiap kali mengingat putra kecilnya yang sudah tiada.Ekspresi pria itu melunak. “Kamu membuat keputusan yang benar. Aku akan membawamu kembali ke keluarga Wallington.”Iris menggelengkan kepalanya menolak. “Aku tidak bisa kembali ke keluarga itu. Aku ingin menemui ayahku di rumah sakit. Tuan Wallington, bisakah kamu membawaku ke rumah sakit?”“Iris ....” Pria itu menatapnya dengan ekspresi hati-hati. “Ayahmu ... sudah meninggal.”Iris membeku. “A-apa kamu bilang?” “Aku baru dari rumah sakit untuk melihat kondisi ayahmu. Tetapi, ketika aku ke sana, ayahmu sedang kritis. Dokter berusaha menghubungimu tapi ponselmu tidak aktif, dan keluarga Ridley sudah menarik kembali perawatan VIP yang diterima ayahmu kemarin, karena itu kondisinya menjadi kritis.” Pria itu menghela napas pelan dan berujar, “Tetapi, pagi ini kondisi ayahmu sudah tidak bisa ditolong. Ayahmu dinyatakan meninggal.” Pria itu menatap Iris prihatin. “Aku datang untuk menjemputmu. Kamu bisa melihat ayahmu untuk terakhir kalinya.”Air mata mengalir di pipi Iris.Keluarga satu-satunya di dunia ini, ayahnya telah meninggalkannya sendiri di dunia.Iris menutup mulutnya menahan tangisnya.“Ti-tidak mungkin ayahku ... ayahku ....” Dia tak bisa menahan tangisnya. Kesedihannya sangat luar biasa. Setelah putra kecilnya, ayahnya juga ikut meninggalkannya.“Ayah .....” Pria itu menarik Iris ke pelukannya mencoba menghibur.“Iris, ikut aku ke keluarga Wallington. Kami adalah keluargamu sekarang.”.....Aiden bangun dengan kepala pening. Matanya menyipit karena silau cahaya matahari dari tirai jendela. Dia menarik selimut hendak turun dari tempat tidur.Suhu kamarnya yang dingin seketika menerpa tubuhnya dan membuatnya menggigil. Aiden menyadari dia tidak mengenakan pakaian di tubuhnya. Dia melirik ke sebelah di mana istrinya selalu tidur di sampingnya. Namun, ia tidak menemukan Iris di tempat tidur."Pergi ke mana dia?" gumam Aiden sambil memijat pelipisnya merasakan sakit kepala hebat. Tampaknya semalam dia minum sangat banyak.Kenangan kejadian semalam mulai muncul di kepalanya. Suasana hatinya tak pernah baik sejak putranya meninggal dan dia mendapat kiriman paket misterius berisi foto-foto mesra istrinya bersama pria asing yang tak dikenal. Meskipun dia marah dan tidak percaya, dia tidak segera menyelidikinya tetapi justru bergegas untuk menghadiri acara para pemegang saham penting yang terdiri dari para kerabat dan koleganyanya, dan minum-minum sampai mabuk.Aiden selalu memiliki toleransi alkohol. Namun, itu semua karena kematian putranya dan istrinya yang berselingkuh. Saat dia pulang, istrinya justru meminta cerai yang membuatnya sangat marah.Aiden mengusap belakang lehernya mengingat apa yang dia lakukan pada Iris semalam. “Sial,” umpatnya pelan. Semalam dia hilang kendali hingga memperkosa istrinya.Ujung mata Aiden menangkap dokumen di atas meja. Dia meraih dokumen itu dan membuka isinya.Mata pria itu langsung menyipit.“Perjanjian cerai?” gumamnya dengan suara rendah melihat tanda tangan istrinya di sudut kertas. “Iris Jessen, kamu rupanya tidak mengambil hati peringatanku semalam,” desisnya dengan ekspresi gelap.Aiden meraih celana panjang hitam di lantai dan mengenakannya, lalu beranjak ke luar kamar ketika Aiden menoleh mendengar suara klakson mobil dari luar. Dia beringsut mendekati jendela dan melihat ke luar jendela.Aiden melihat sebuah mobil hitam mewah yang tampak asing di depan gerbang kediaman Ridley. Matanya menyipit melihat siluet seorang pria yang terlihat familiar. Pria itu adalah pria yang dia lihat di foto bersama istrinya. Apa yang dilakukannya di sini? Aiden mengepalkan tangannya mengalihkan pandangannya pada sosok lain di depan pria itu.Itu adalah Iris, istrinya.Ekspresi Aiden menjadi gelap melihat mereka berpelukan.“Iris Jessen, bagus sekali. Belum juga bercerai kamu sudah menemukan pria lain.” Aiden mengepalkan tangannya sambil menggertakkan gigi.Terdengar suara pintu kamar dibuka dengan kasar.“Aiden!”Aiden berbalik dengan ekspresi gelap ketika melihat Alice masuk ke kamarnya.“Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamarku? Keluar!”Alice berhenti sesaat. Matanya tampak terpesona melihat tubuh kekar Aiden tanpa mengenakan atasan.“Alice, keluar dari kamarku!” bentak Aiden tidak sabar.Felicia muncul dari belakangnya dan melihat kemarahan Aiden. “Alice, pergi dari sini.” Dia menarik lengan Alice agar meninggalkan kamar Aiden. “Aiden maafkan kami, kami tidak akan mengganggumu."Alice tersadar dari keterpakuannya dan kemudian ingat tujuannya ke sini. Dia menepis tangan Felicia dan tiba-tiba mendekati Aiden. “Aiden, Iris pergi membawa kopernya. Aku mencoba menghentikan istrimu, tapi dia menamparku dan memarahi Bibi. Dia bilang sudah menceraikanmu. Dia bahkan bersumpah tidak akan kembali ke sini lagi bahkan jika kamu memohon untuk kembali bersamanya.”Ekspresi Aiden menjadi semakin gelap. “Alice, hentikan, ayo keluar. Jangan mengganggu Aiden.” Felicia meraih tangan Alice dan menoleh menatap Aiden lembut. “Aiden, aku yakin Iris punya alasan. Dia tidak mungkin pergi dari rumah ini apalagi bercerai denganmu. Aku akan menemui Iris dan berbicara dengannya.”Aiden mengalihkan pandangannya kembali ke jendela. Mobil sedan hitam itu sudah meninggalkan kediaman Ridley. Sosok Iris tidak ada lagi, dia sudah pergi bersama pria itu.Wajah Aiden tanpa ekspresi hingga tidak ada yang bisa menebak pikiran pria itu. “Tidak perlu. Antara aku dan dia sudah berakhir. Jangan pernah menyebut namanya lagi di depanku.”Enam tahun kemudian. “Aiden, apa kamu serius akan melakukan ini pada pamanmu?! Apa kamu ingat nama keluargaku masih Ridley! Kamu juga seorang Ridley! Beraninya kamu melakukan ini pada kerabatmu sendiri!” Aiden memperbaiki dasinya dari pantulan cermin besar wastafel toilet. Earbuds terpasang di telinga pria dingin itu. Ekspresi wajahnya acuh tak acuh membalas, “Karena nama keluargaku Ridley, jadi aku harus menyingkirkan sampah tak berguna di keluarga Ridley.” “Aiden Ridley!” “Paman tidak bisa menyalahkanku. Paman sudah cukup lama menjabat sebagai Direktur RDY Group, tetapi kinerjamu sangat buruk, dan aku juga mendapat banyak laporan jika Paman melecehkan karyawan wanita.” Aiden berhenti sesaat dan menatap tajam ke depan. “Paman juga sudah menggelapkan dana perusahaan untuk membesarkan wanita simpananmu. Sangat banyak catatan burukmu di perusahaan. Kami tidak bisa mempertahankan direktur korup sepertimu. Aku terlalu malu mengakuimu sebagai kerabat Ridley.” “Ka-kamu ...! Apa ibumu t
Sekelompok orang tampak berdebat di depan sebuah pintu ganda ruang VVIP restoran untuk pertemuan makan malam.“Nona Kelly, apa yang harus kita lakukan?! Tuan Muda hilang!” Seorang pria yang terlihat seperti pengawal bertanya cemas pada wanita di sebelahnya.“Kamu masih berani bertanya?! Tuan Muda hilang karena kelalaianmu! Jika Nona Wallington tahu, kamu yang akan dipecat!” bentak wanita yang dipanggil Nona Kelly.Pengawal itu menggaruk kepalanya tampak bersalah.“Saya hanya menoleh sesaat, mungkin hanya tiga menit untuk berbicara dengan pelayan restoran. Saya tidak menyangka Tuan Muda begitu lihai menyelinap pergi,” ujarnya tampak menyesal. “Haruskah kita melapor pada Nona Wallington?” lanjutnya kemudian cemas.Sebelum Kelly membalas si pengawal, terdengar suara seseorang yang menanggapi dari belakang mereka. “Apa yang harus dilaporkan padaku?” Semua orang langsung berbalik ke belakang. Seorang wanita cantik dan anggun keluar dari ruang VVIP tersebut. Dia mengenakan gaun biru lembut
Jantung Iris menegang. Dia menggenggam tangan Dimitri erat. Matanya membelalak menatap wajah cantik wanita di depannya.Felicia tersenyum dan menatap Iris anggun. “Wah, sungguh kebetulan sekali bertemu denganmu.” Kemudian menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap Iris dari atas sampai bawah. Matanya berkilat melihat penampilan Iris lebih baik daripada enam tahun yang lalu.Mata Felicia sangat jeli melihat gaun, tas dan aksesoris yang dikenakan Iris berasal dari brand eksklusif yang hanya bisa dikenakan orang-orang kelas atas.Iris tidak jauh berbeda dengan seorang wanita yang hidup terawat dari keluarga kaya. Penampilannya bukan lagi gadis miskin dan seorang pelayan bar seperti tujuh tahun yang lalu.Senyum di wajah Felicia tampak aneh dan merendahkan. “Lama tidak bertemu, Iris. Sepertinya kamu hidup dengan sangat baik. Perubahan nasib yang luar biasa dari seorang pelayan bar dan wanita yang bercerai,” lanjutnya tersenyum lembut, namun suaranya terdengar menghina.Kelly terliha
Iris memandang wajah damai putranya yang tidur nyenyak. Dia tersenyum mengusap wajah Dimitri. Menatap wajah putranya mengingatkan wanita itu pada seseorang yang seharusnya sudah terlupakan.Namun, pertemuan malam ini membuka kembali kenangan enam tahun yang lalu.Iris tersenyum sedih meraih tangan mungil Dimitri dan mencium punggung tangan putranya yang kecil. Baginya, Dimitri adalah keajaiban yang dikirim Tuhan di tengah titik terendah hidupnya setelah kehilangan anak dan seorang ayah yang berharga.“Aku dengar pertemuan dengan Houre Corporation dibatalkan. Apa yang terjadi?”Iris mengalihkan pandangannya dan menatap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan berpakaian kasual tengah bersandar di daun pintu sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Di bawah cahaya lampu, wajah wanita itu hampir terlihat mirip dengan wajah Iris. Dia berusia awal lima puluhan tahun, namun tidak ada kerutan di wajahnya yang membuat wanita paruh baya itu terlihat lebih muda sepuluh tah
Iris dan Aiden membeku saling menatap satu sama lain selama beberapa saat.Aiden tidak bisa mengalihkan pandangan dari wanita di depannya dan hampir tidak bisa mengenali mantan istrinya ini.Penampilan Iris sangat jauh berbeda dengan sosok dirinya enam tahun yang lalu. Saat ini, Iris terlihat glamor dan menjadi lebih cantik seperti dua orang yang berbeda.Felicia gelisah dan menggertakkan gigi menginterupsi mereka. “Iris, lama tidak bertemu, mengapa kamu ada di sini? Apa kamu salah masuk ruangan?” Felicia menyapa Iris dengan ramah seakan mereka baru bertemu setelah sekian lama. Dia kemudian mengalihkan pandangan pada pelayan di sebelah Iris dan menegurnya, “Apa yang kamu lakukan membiarkan orang lain salah masuk ruangan dan mengganggu pertemuan penting?”Interupsi Felicia memutuskan pandangan Iris dan Aiden.Aiden mengalihkan pandangannya dan berdeham. Wajahnya kembali dingin dan acuh tak acuh. Tidak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan Felicia menangani situasi canggung yang me
Iris mencengkeram berkas di tangannya. Setelah beberapa saat dan menenangkan diri, dia tersenyum profesional menatap semua orang.“Tentu saja kita harus bekerja sama, mengapa tidak? Kami sudah mengatur pertemuan ini berbulan-bulan dengan Houre Corporation. Dengan RDY Group mengambil alih tentu akan membuat nilai proyek ini lebih menguntungkan.”Iris berdiri dan mengulurkan tangannya pada Aiden. “Tuan Ridley, senang bisa bekerja sama dengan Anda.”Aiden menatapnya intens selama beberapa saat sebelum kemudian berdiri menyambut jabatan tangan Iris. “Tentu, semoga Anda bisa bertahan, Nona Wallington,” balasnya sedikit meremas tangan Iris.Iris mengerutkan kening dan menarik tangannya.“Omong-omong ....” Iris menatap Felicia sebelum mengalihkan pandangannya pada Aiden. “Selamat atas pertunangan kalian. Kuharap kamu akan mengundangku hadir di pernikahanmu dengan Nona Hills.”Wajah Felicia berubah pucat.“Pertunangan? Apa maksudmu?” balas Aiden mengerutkan keningnya.“Tentu saja pertunanganm
Jika itu dari keluarga Ridley, Aiden tidak melepaskan mereka karena sudah membunuh putranya.Esme atau Alice adalah orang yang mengatur urusan di kediaman Ridley.Dia tidak akan melepaskan orang-orang itu! Akan tetapi ....Aiden menatap punggung Iris dingin.Dia tidak akan melupakan perselingkuhan Iris enam tahun yang lalu.....Di gedung WLT Group, kantor Direktur.Iris mengetuk-ngetuk pulpen ke meja kerja dan menatap laptop di depannya. Tetapi, perhatiannya tidak terkonsentrasi pada laptop di depannya.Pikiran Iris berkelana pada pertemuan terakhirnya dengan Felicia beberapa waktu lalu.Aiden dan Felicia sudah meninggalkan Negara S tanpa penundaan.Iris mencoba untuk tidak memikirkan hal itu namun, kata-kata Felicia membekas di kepalanya.Iris tidak akan bisa berdamai jika kematian putranya bukan karena alergi kacang semata, tetapi sudah diatur oleh seseorang. Apa kesalahan putranya? Dia hanya anak kecil yang baru berusia satu tahun dan tidak mengerti masalah orang dewasa.Bagaima
“Lalu bagaimana dengan Aiden Ridley? Bagaimana jika dia tahu tentang Dimitri?”Iris terdiam sesaat sebelum menjawab dengan wajah kaku.“Aku tidak bisa selamanya memisahkan mereka. Tetapi, bahkan jika Aiden tahu tentang Dimitri, dia tidak akan bisa mengambil Dimitri dariku. Aku bukan lagi Iris yang lemah dan pengecut seperti enam tahun lalu,” balas Iris tegas menoleh menatap Hugo memohon.“Jadi, Hugo, tolong bantu aku berbicara dengan ibuku. Ibuku tidak akan melepaskan Dimitri pergi ke mana pun. Meskipun aku ibu kandung Dimitri, aku tidak bisa melawan ibuku. Dimitri sudah seperti harta berharga yang akan mewarisi WLT Group bagi ibuku,” ujarnya tersenyum kecut.Dimitri adalah anak laki-laki yang didambakan Lilian di keluarga Wallington. Selama dua generasi keluarga Wallington hanya memiliki wanita sebagai pewaris WLT Group hingga membuat mereka diremehkan oleh kerabat yang juga merupakan pemegang saham di WLT Group.Dimitri akan menjadi tonggak perusahaan bagi Lilian hingga dia memperla