Beranda / Romansa / Istri Presdir yang Berkuasa / Hubungan yang Telah Berakhir

Share

Hubungan yang Telah Berakhir

Penulis: Queen Moon
last update Terakhir Diperbarui: 2023-04-13 00:02:59

Iris menegang dan berhenti terisak. Matanya membelalak menatap ke sebelah. 

Dia mendorong Felicia dan tergagap. “F-Felicia ... kamu ... apa maksudmu?”

Felicia tersenyum anggun menjauh dari Iris. Mata indahnya yang beberapa saat lalu menatap Iris bersahabat, kini menjadi acuh tak acuh. “Karena kamu akan pergi dari sini, aku akan jujur. Aku membencimu sejak lama.” Dia melirik Iris dari atas ke bawah dan mencibir dingin, “Kamu hanya seorang pelayan bar penjual anggur, tetapi bagaimana bisa kamu menikahi Aiden dan membuatku menjadi bahan tertawaan yang tidak bisa dibandingkan dengan seorang pelayan bar?”

Felicia menyeringai, “Aiden itu milikku. Beraninya seseorang sepertimu merebutnya dariku,” desisnya dingin. “Tapi untunglah, meski nasibmu berubah dari seorang pelayan bar menjadi istri CEO RDY Group, tetapi kamu tidak menjalani kehidupan yang baik dan Aiden tidak pernah mencintaimu.” Dia menatap Iris dengan tatapan provokatif menekan kalimat terakhirnya.

Iris merasa seperti disiram air dingin dan menggigil. Felicia yang sudah dia anggap baik ternyata selama ini membencinya dan bermuka dua. “F-Felicia, bagaimana bisa kamu ....” Dia tergagap tidak bisa mempercayai perubahan sikap seseorang yang sudah dianggap cukup dekat sebagai teman baginya.

“Aku bermuka dua? Iris, kamu sangat naif.” Felicia terkekeh. “Hanya karena kamu diperlakukan dengan baik, lantas kamu menganggapku teman? Kamu sudah lama bekerja sebagai pelayan bar masih belum mengerti juga cara kerja dunia rupanya.” Dia menggelengkan kepalanya merendahkan Iris.

Wajah Iris pucat dan terluka. 

Felicia tampak puas melihat raut wajahnya yang terluka. “Sudahlah, karena kita tidak akan bertemu lagi, aku tidak akan meladenimu. Selamat tinggal.”

Setelah mengatakan itu dia berjalan anggun melewati Iris.

Iris memejamkan mata dan membiarkan air matanya mengalir di pipinya.

Semua kata-kata Felicia penuh dengan hinaan yang menusuknya. Mengapa dia tidak menyadari Felicia mencintai Aiden selama ini? Benarkah dia naif seperti yang dikatakan Felicia?

Di lingkaran keluarga kolongmerat, dia adalah semut yang mudah mereka injak-injak.

Seperti yang dikatakan Felicia, seharusnya dari awal dia tak pernah masuk ke kehidupan Aiden Ridley.

Tin, tin, tin.

Sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan Iris dan seorang pria keluar.

“Iris!” panggil pria itu mendekati Iris.

“Tuan Wallington, kenapa kamu di sini?” Iris terkejut melihat pria itu.

“Aku datang untuk melihatmu. Apa yang terjadi dengan wajahmu?” Pria itu mengerutkan kening melihat pipi kiri Iris merah dan sudut bibirnya terluka. Tangannya terangkat untuk menyentuh luka di sudut bibir Iris.

Namun, wanita itu menghindar.

“Apa mereka menindasmu lagi?!” Pria itu tampak marah memelototi gerbang di depannya. “Iris, aku tidak akan membiarkan mereka yang menindasmu begitu saja. Ayo ikut aku memberi mereka pelajaran.” Dia meraih tangan Iris dan membawanya masuk gerbang.

“Tuan Wallington, tolong berhenti!” Iris buru-buru menahan pria itu.

“Lepaskan aku, Iris. Aku harus memberi mereka pelajaran!”

Iris menggelengkan kepalanya masih menahan pria itu dan berkata pelan, “Aku sudah meninggalkan keluarga Ridley. Aku tidak ingin masuk ke rumah ini lagi.”

“Apa maksudmu?” 

Iris tersenyum pahit. “Aku akan bercerai.”

Pria itu terdiam sesaat. “Apa karena aku yang memintamu?” 

“Tidak, ini memang sudah keputusanku. Zein sudah pergi, tidak ada lagi yang membuatku bertahan di keluarga Ridley,” bisiknya serak mencoba menahan air matanya setiap kali mengingat putra kecilnya yang sudah tiada.

Ekspresi pria itu melunak. “Kamu membuat keputusan yang benar. Aku akan membawamu kembali ke keluarga Wallington.”

Iris menggelengkan kepalanya menolak. 

“Aku tidak bisa kembali ke keluarga itu. Aku ingin menemui ayahku di rumah sakit. Tuan Wallington, bisakah kamu membawaku ke rumah sakit?”

“Iris ....” Pria itu menatapnya dengan ekspresi hati-hati. “Ayahmu ... sudah meninggal.”

Iris membeku. “A-apa kamu bilang?” 

“Aku baru dari rumah sakit untuk melihat kondisi ayahmu. Tetapi, ketika aku ke sana, ayahmu sedang kritis. Dokter berusaha menghubungimu tapi ponselmu tidak aktif, dan keluarga Ridley sudah menarik kembali perawatan VIP yang diterima ayahmu kemarin, karena itu kondisinya menjadi kritis.” Pria itu menghela napas pelan dan berujar, “Tetapi, pagi ini kondisi ayahmu sudah tidak bisa ditolong. Ayahmu dinyatakan meninggal.” Pria itu menatap Iris prihatin. “Aku datang untuk menjemputmu. Kamu bisa melihat ayahmu untuk terakhir kalinya.”

Air mata mengalir di pipi Iris.

Keluarga satu-satunya di dunia ini, ayahnya telah meninggalkannya sendiri di dunia.

Iris menutup mulutnya menahan tangisnya.

“Ti-tidak mungkin ayahku ... ayahku ....” Dia tak bisa menahan tangisnya. Kesedihannya sangat luar biasa. Setelah putra kecilnya, ayahnya juga ikut meninggalkannya.

“Ayah .....” 

Pria itu menarik Iris ke pelukannya mencoba menghibur.

“Iris, ikut aku ke keluarga Wallington. Kami adalah keluargamu sekarang.”

.....

Aiden bangun dengan kepala pening. Matanya menyipit karena silau cahaya matahari dari tirai jendela. Dia menarik selimut hendak turun dari tempat tidur.

Suhu kamarnya yang dingin seketika menerpa tubuhnya dan membuatnya menggigil. Aiden menyadari dia tidak mengenakan pakaian di tubuhnya. Dia melirik ke sebelah di mana istrinya selalu tidur di sampingnya. 

Namun, ia tidak menemukan Iris di tempat tidur.

"Pergi ke mana dia?" gumam Aiden sambil memijat pelipisnya merasakan sakit kepala hebat. Tampaknya semalam dia minum sangat banyak.

Kenangan kejadian semalam mulai muncul di kepalanya. Suasana hatinya tak pernah baik sejak putranya meninggal dan dia mendapat kiriman paket misterius berisi foto-foto mesra istrinya bersama pria asing yang tak dikenal. 

Meskipun dia marah dan tidak percaya, dia tidak segera menyelidikinya tetapi justru bergegas untuk menghadiri acara para pemegang saham penting yang terdiri dari para kerabat dan koleganyanya, dan minum-minum sampai mabuk.

Aiden selalu memiliki toleransi alkohol. Namun, itu semua karena kematian putranya dan istrinya yang berselingkuh. Saat dia pulang, istrinya justru meminta cerai yang membuatnya sangat marah.

Aiden mengusap belakang lehernya mengingat apa yang dia lakukan pada Iris semalam. “Sial,” umpatnya pelan. Semalam dia hilang kendali hingga memperkosa istrinya.

Ujung mata Aiden menangkap dokumen di atas meja. Dia meraih dokumen itu dan membuka isinya.

Mata pria itu langsung menyipit.

“Perjanjian cerai?” gumamnya dengan suara rendah melihat tanda tangan istrinya di sudut kertas. “Iris Jessen, kamu rupanya tidak mengambil hati peringatanku semalam,” desisnya dengan ekspresi gelap.

Aiden meraih celana panjang hitam di lantai dan mengenakannya, lalu beranjak ke luar kamar ketika Aiden menoleh mendengar suara klakson mobil dari luar. Dia beringsut mendekati jendela dan melihat ke luar jendela.

Aiden melihat sebuah mobil hitam mewah yang tampak asing di depan gerbang kediaman Ridley. Matanya menyipit melihat siluet seorang pria yang terlihat familiar. Pria itu adalah pria yang dia lihat di foto bersama istrinya. Apa yang dilakukannya di sini? Aiden mengepalkan tangannya mengalihkan pandangannya pada sosok lain di depan pria itu.

Itu adalah Iris, istrinya.

Ekspresi Aiden menjadi gelap melihat mereka berpelukan.

“Iris Jessen, bagus sekali. Belum juga bercerai kamu sudah menemukan pria lain.” Aiden mengepalkan tangannya sambil menggertakkan gigi.

Terdengar suara pintu kamar dibuka dengan kasar.

“Aiden!”

Aiden berbalik dengan ekspresi gelap ketika melihat Alice masuk ke kamarnya.

“Siapa yang mengizinkanmu masuk ke kamarku? Keluar!”

Alice berhenti sesaat. Matanya tampak terpesona melihat tubuh kekar Aiden tanpa mengenakan atasan.

“Alice, keluar dari kamarku!” bentak Aiden tidak sabar.

Felicia muncul dari belakangnya dan melihat kemarahan Aiden. “Alice, pergi dari sini.” Dia menarik lengan Alice agar meninggalkan kamar Aiden. “Aiden maafkan kami, kami tidak akan mengganggumu."

Alice tersadar dari keterpakuannya dan kemudian ingat tujuannya ke sini. Dia menepis tangan Felicia dan tiba-tiba mendekati Aiden. “Aiden, Iris pergi membawa kopernya. Aku mencoba menghentikan istrimu, tapi dia menamparku dan memarahi Bibi. Dia bilang sudah menceraikanmu. Dia bahkan bersumpah tidak akan kembali ke sini lagi bahkan jika kamu memohon untuk kembali bersamanya.”

Ekspresi Aiden menjadi semakin gelap. 

“Alice, hentikan, ayo keluar. Jangan mengganggu Aiden.” Felicia meraih tangan Alice dan menoleh menatap Aiden lembut. “Aiden, aku yakin Iris punya alasan. Dia tidak mungkin pergi dari rumah ini apalagi bercerai denganmu. Aku akan menemui Iris dan berbicara dengannya.”

Aiden mengalihkan pandangannya kembali ke jendela. Mobil sedan hitam itu sudah meninggalkan kediaman Ridley. Sosok Iris tidak ada lagi, dia sudah pergi bersama pria itu.

Wajah Aiden tanpa ekspresi hingga tidak ada yang bisa menebak pikiran pria itu. “Tidak perlu. Antara aku dan dia sudah berakhir. Jangan pernah menyebut namanya lagi di depanku.”

Bab terkait

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pertemuan dengan Seorang Anak

    Enam tahun kemudian. “Aiden, apa kamu serius akan melakukan ini pada pamanmu?! Apa kamu ingat nama keluargaku masih Ridley! Kamu juga seorang Ridley! Beraninya kamu melakukan ini pada kerabatmu sendiri!” Aiden memperbaiki dasinya dari pantulan cermin besar wastafel toilet. Earbuds terpasang di telinga pria dingin itu. Ekspresi wajahnya acuh tak acuh membalas, “Karena nama keluargaku Ridley, jadi aku harus menyingkirkan sampah tak berguna di keluarga Ridley.” “Aiden Ridley!” “Paman tidak bisa menyalahkanku. Paman sudah cukup lama menjabat sebagai Direktur RDY Group, tetapi kinerjamu sangat buruk, dan aku juga mendapat banyak laporan jika Paman melecehkan karyawan wanita.” Aiden berhenti sesaat dan menatap tajam ke depan. “Paman juga sudah menggelapkan dana perusahaan untuk membesarkan wanita simpananmu. Sangat banyak catatan burukmu di perusahaan. Kami tidak bisa mempertahankan direktur korup sepertimu. Aku terlalu malu mengakuimu sebagai kerabat Ridley.” “Ka-kamu ...! Apa ibumu t

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pertemuan dengan Teman Lama

    Sekelompok orang tampak berdebat di depan sebuah pintu ganda ruang VVIP restoran untuk pertemuan makan malam.“Nona Kelly, apa yang harus kita lakukan?! Tuan Muda hilang!” Seorang pria yang terlihat seperti pengawal bertanya cemas pada wanita di sebelahnya.“Kamu masih berani bertanya?! Tuan Muda hilang karena kelalaianmu! Jika Nona Wallington tahu, kamu yang akan dipecat!” bentak wanita yang dipanggil Nona Kelly.Pengawal itu menggaruk kepalanya tampak bersalah.“Saya hanya menoleh sesaat, mungkin hanya tiga menit untuk berbicara dengan pelayan restoran. Saya tidak menyangka Tuan Muda begitu lihai menyelinap pergi,” ujarnya tampak menyesal. “Haruskah kita melapor pada Nona Wallington?” lanjutnya kemudian cemas.Sebelum Kelly membalas si pengawal, terdengar suara seseorang yang menanggapi dari belakang mereka. “Apa yang harus dilaporkan padaku?” Semua orang langsung berbalik ke belakang. Seorang wanita cantik dan anggun keluar dari ruang VVIP tersebut. Dia mengenakan gaun biru lembut

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-13
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Wajah Familier

    Jantung Iris menegang. Dia menggenggam tangan Dimitri erat. Matanya membelalak menatap wajah cantik wanita di depannya.Felicia tersenyum dan menatap Iris anggun. “Wah, sungguh kebetulan sekali bertemu denganmu.” Kemudian menyilangkan tangannya di depan dada dan menatap Iris dari atas sampai bawah. Matanya berkilat melihat penampilan Iris lebih baik daripada enam tahun yang lalu.Mata Felicia sangat jeli melihat gaun, tas dan aksesoris yang dikenakan Iris berasal dari brand eksklusif yang hanya bisa dikenakan orang-orang kelas atas.Iris tidak jauh berbeda dengan seorang wanita yang hidup terawat dari keluarga kaya. Penampilannya bukan lagi gadis miskin dan seorang pelayan bar seperti tujuh tahun yang lalu.Senyum di wajah Felicia tampak aneh dan merendahkan. “Lama tidak bertemu, Iris. Sepertinya kamu hidup dengan sangat baik. Perubahan nasib yang luar biasa dari seorang pelayan bar dan wanita yang bercerai,” lanjutnya tersenyum lembut, namun suaranya terdengar menghina.Kelly terliha

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-17
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Keluarga Wallington

    Iris memandang wajah damai putranya yang tidur nyenyak. Dia tersenyum mengusap wajah Dimitri. Menatap wajah putranya mengingatkan wanita itu pada seseorang yang seharusnya sudah terlupakan.Namun, pertemuan malam ini membuka kembali kenangan enam tahun yang lalu.Iris tersenyum sedih meraih tangan mungil Dimitri dan mencium punggung tangan putranya yang kecil. Baginya, Dimitri adalah keajaiban yang dikirim Tuhan di tengah titik terendah hidupnya setelah kehilangan anak dan seorang ayah yang berharga.“Aku dengar pertemuan dengan Houre Corporation dibatalkan. Apa yang terjadi?”Iris mengalihkan pandangannya dan menatap seorang wanita paruh baya yang masih terlihat cantik dan berpakaian kasual tengah bersandar di daun pintu sambil menyilangkan tangannya di depan dada. Di bawah cahaya lampu, wajah wanita itu hampir terlihat mirip dengan wajah Iris. Dia berusia awal lima puluhan tahun, namun tidak ada kerutan di wajahnya yang membuat wanita paruh baya itu terlihat lebih muda sepuluh tah

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Mantan Suami

    Iris dan Aiden membeku saling menatap satu sama lain selama beberapa saat.Aiden tidak bisa mengalihkan pandangan dari wanita di depannya dan hampir tidak bisa mengenali mantan istrinya ini.Penampilan Iris sangat jauh berbeda dengan sosok dirinya enam tahun yang lalu. Saat ini, Iris terlihat glamor dan menjadi lebih cantik seperti dua orang yang berbeda.Felicia gelisah dan menggertakkan gigi menginterupsi mereka. “Iris, lama tidak bertemu, mengapa kamu ada di sini? Apa kamu salah masuk ruangan?” Felicia menyapa Iris dengan ramah seakan mereka baru bertemu setelah sekian lama. Dia kemudian mengalihkan pandangan pada pelayan di sebelah Iris dan menegurnya, “Apa yang kamu lakukan membiarkan orang lain salah masuk ruangan dan mengganggu pertemuan penting?”Interupsi Felicia memutuskan pandangan Iris dan Aiden.Aiden mengalihkan pandangannya dan berdeham. Wajahnya kembali dingin dan acuh tak acuh. Tidak mengatakan sepatah kata pun dan membiarkan Felicia menangani situasi canggung yang me

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-18
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Fakta dibalik Kematian Zein

    Iris mencengkeram berkas di tangannya. Setelah beberapa saat dan menenangkan diri, dia tersenyum profesional menatap semua orang.“Tentu saja kita harus bekerja sama, mengapa tidak? Kami sudah mengatur pertemuan ini berbulan-bulan dengan Houre Corporation. Dengan RDY Group mengambil alih tentu akan membuat nilai proyek ini lebih menguntungkan.”Iris berdiri dan mengulurkan tangannya pada Aiden. “Tuan Ridley, senang bisa bekerja sama dengan Anda.”Aiden menatapnya intens selama beberapa saat sebelum kemudian berdiri menyambut jabatan tangan Iris. “Tentu, semoga Anda bisa bertahan, Nona Wallington,” balasnya sedikit meremas tangan Iris.Iris mengerutkan kening dan menarik tangannya.“Omong-omong ....” Iris menatap Felicia sebelum mengalihkan pandangannya pada Aiden. “Selamat atas pertunangan kalian. Kuharap kamu akan mengundangku hadir di pernikahanmu dengan Nona Hills.”Wajah Felicia berubah pucat.“Pertunangan? Apa maksudmu?” balas Aiden mengerutkan keningnya.“Tentu saja pertunanganm

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Hugo Wallington

    Jika itu dari keluarga Ridley, Aiden tidak melepaskan mereka karena sudah membunuh putranya.Esme atau Alice adalah orang yang mengatur urusan di kediaman Ridley.Dia tidak akan melepaskan orang-orang itu! Akan tetapi ....Aiden menatap punggung Iris dingin.Dia tidak akan melupakan perselingkuhan Iris enam tahun yang lalu.....Di gedung WLT Group, kantor Direktur.Iris mengetuk-ngetuk pulpen ke meja kerja dan menatap laptop di depannya. Tetapi, perhatiannya tidak terkonsentrasi pada laptop di depannya.Pikiran Iris berkelana pada pertemuan terakhirnya dengan Felicia beberapa waktu lalu.Aiden dan Felicia sudah meninggalkan Negara S tanpa penundaan.Iris mencoba untuk tidak memikirkan hal itu namun, kata-kata Felicia membekas di kepalanya.Iris tidak akan bisa berdamai jika kematian putranya bukan karena alergi kacang semata, tetapi sudah diatur oleh seseorang. Apa kesalahan putranya? Dia hanya anak kecil yang baru berusia satu tahun dan tidak mengerti masalah orang dewasa.Bagaima

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19
  • Istri Presdir yang Berkuasa   Kembali ke York City

    “Lalu bagaimana dengan Aiden Ridley? Bagaimana jika dia tahu tentang Dimitri?”Iris terdiam sesaat sebelum menjawab dengan wajah kaku.“Aku tidak bisa selamanya memisahkan mereka. Tetapi, bahkan jika Aiden tahu tentang Dimitri, dia tidak akan bisa mengambil Dimitri dariku. Aku bukan lagi Iris yang lemah dan pengecut seperti enam tahun lalu,” balas Iris tegas menoleh menatap Hugo memohon.“Jadi, Hugo, tolong bantu aku berbicara dengan ibuku. Ibuku tidak akan melepaskan Dimitri pergi ke mana pun. Meskipun aku ibu kandung Dimitri, aku tidak bisa melawan ibuku. Dimitri sudah seperti harta berharga yang akan mewarisi WLT Group bagi ibuku,” ujarnya tersenyum kecut.Dimitri adalah anak laki-laki yang didambakan Lilian di keluarga Wallington. Selama dua generasi keluarga Wallington hanya memiliki wanita sebagai pewaris WLT Group hingga membuat mereka diremehkan oleh kerabat yang juga merupakan pemegang saham di WLT Group.Dimitri akan menjadi tonggak perusahaan bagi Lilian hingga dia memperla

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-19

Bab terbaru

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Akhir

    Mereka pun telah selesai makan malam bersama. Lily dan Candra melangkah menuju ke arah ruang tamu. Sementara itu Aurelio sudah terlelap di kamarnya. Candra sengaja menemani putra tunggal Hugo hingga ia terlelap agar dirinya bisa pergi meninggalkan Aurelio tanpa merasa terbebani oleh rasa bersalah, karena sang putra tak ingin melepaskannya. “Candra apakah kamu yakin tetap balik hotel malam ini? Sudah larut malam Candra, apa tidak sebaiknya besok pagi-pagi sekali kamu kembali ke hotel. Kurasa belum terlambat jika kamu memang akan kembali besok ke Italia.” Ucap Lily seraya melangkah di sisi Candra. “Sekali lagi aku minta maaf Bibi Lily. Aku harus kembali malam ini ke hotel, jika aku harus menginap malam ini di sini dan kembali pagi harinya ke hotel, rasanya aku tak punya banyak waktu untuk berberes-beres barang-barangku yang berada di hotel, karena besok pagi aku harus segera berangkat ke Italia.” Jelas Candra menanggapi tawaran dari nyonya Wallington. “Ya sudah. Jika memang demikian,

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Makan Malam Bersama

    Lily mengerucutkan bibirnya melihat sikap dingin Hugo. Dia menatap Candra dan menepuk lengannya menenangkan.“Jangan berkecil hati. Hugo selalu seperti ini.”Candra mengangguk, dia tidak mengambil sikap dingin Hugo, apalagi setelah mendengar kata-kata Aurelio bahwa Hugo menyimpan foto dirinya.Lily menyruh pelayan menyiapkan camilan ringan dan menghabiskan waktu mengobrol bersama Candra dan bermain dengan Aurelio.Sepanjang hari itu Hugo tidak turun dan berada di ruang kerjanya. Entah dia sengaja untuk menghindari Candra atau pria itu memang seperti itu. Candra tidak terlalu memikirkannya. Dia menikmati bermain dengan Aurelio. Candra tampak bahagia ia menikmati kebersamaannya bersama Aurelio di rumah Hugo Wallington. Meskipun Hugo terlihat cuek tak mengacuhkannya, namun Candra tidak mempedulikannya.Ia justru semakin akrab dan dekat dengan putra tunggal CEO berwajah tampan tersebut.Lily menyukai Candra, setelah melihat ketika Candra begitu pintar mengambil hati cucunya. Ini peluang te

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertamu di Kediaman Keluarga Wallington

    “Tidak kok nyonya. Aku tidak memikirkan apapun, dan aku baik-baik saja kok nyonya,” ucapnya kembali berbohong menutupi jika sesungguhnya pikirannya justru melayang ke arah Hugo berada.“Candra. Aku minta maaf, jika selama ini sikapku sudah sangat keterlaluan padamu. Aku sadar, seharusnya aku tak memperlakukanmu seperti itu, hingga akhirnya kamu pergi meninggalkan putraku Hugo. Aku berharap kamu bisa memaafkanku Candra, meskipun aku akui kesalahanku mungkin sudah terlalu besar terhadapmu.”Candra tak menyangka, jika nyonya Wallington bisa berkata demikian padanya. Mengakui kesalahannya dan meminta maaf atas kesalahan yang pernah ia lakukan terhadap Candra.Candra menyentuh tangan nyonya Wallington, seraya menganggukkan kepalanya pelan. Candra tersenyum begitu juga dengan nyonya Wallington.“Iya nyonya. Aku sudah memaafkanmu nyonya, jauh sebelum nyonya minta maaf padaku,” jawab Candra seketika membuat nyonya Wallington berbinar-binar wajahnya.“Sungguhkah? Kamu memaafkanku Candra..? Kam

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lily

    "Ya, ibu bantu cari pengasuh yang lebih kompenten.”“Kamu tidak butuh pengasuh untuk Aurelio, tapi seorang ibu untuk anakmu,” ujar Lily melirik Hugo dengan hati-hati.“Ibu ....” Hugo menatap ibunya tidak suka topik itu di bahas lagi.“Kamu tidak berniat mencari ibu untuk Aurelio? Apa karena kamu tidak bisa melupakan Candra?”Hugo terdiam, pikirannya kembali memikirkan Candra. Wanita itu memperlakukan Aurelio dengan baik saat itu dan dia pula yang menemukan putranya.Hugo menggelengkan kepala mengusir bayangan gadis itu dan berpura-pura mengetik sesuatu di laptop. "Aku sibuk, tolong tinggalkan aku, Bu.”Lily mendesah pasrah dan meninggalkan Hugo untuk mengurus pekerjaannya.....Beberapa hari kemudian sejak pertemuannya dengan Paman Hugo, Candra masih tidak memiliki keberanian mencari pria itu.Gadis berparas manis itu, bolak-balik tak jelas dan gelisah di ruang tamu kamar hotelnya seolah-olah mengukur ruang luas di kamar hotel tempat ia menginap selama berada di kota tersebut. Pikira

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Pernikahan yang Batal

    Candra merasa sedih atas sikap Hugo Wallington bersikap dingin dan mengabaikannya. Dia meninggalkan taman hiburan dan kembali ke hotel tempat dia menginap. Candra gelisah terus memikirkan pertemuannya dengan Hugo. Dia berusaha menahan diri untuk tidak mencari tahu tentang pria itu selama lima tahun sejak dia meninggalkannya. Pada akhirnya dia tidak bisa menahan keinginannya dan menelepon seorang asisten yang mengurus semua keperluannya. Dia menyuruh asistennya mencari tahu tentang Hugo selama lima tahun ini. Setelah itu Candra menunggu informasi dari asistennya semalaman. Beberapa jam kemudian asistennya datang ke kamar hotelnya. “Bagaimana, Vivi?” Candra bertanya gelisah meraih tangan wanita itu. “Nona muda, Tuan Wallington tidak pernah menikah, tapi dia memiliki seorang anak yang sampai saat ini masih dia sembunyikan dari mata publik. Ibu dari anak itu, mantan pelacur Tuan Wallington meninggal saat melahirkan.” Mata Candra melebar, jantung berdegup kencang merasa senang karena

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Bertemu Lagi dengan Soerang Kenalan Lama

    “Kamu tidak usah takut dengan kakak. Kakak tidak jahat kok, jadi adik kecil jangan menangis lagi ya. Tenang saja, Kakak akan bantuin kamu kok.” Candra terus mengajak anak kecil tersebut berbicara, meskipun ia tetap bungkam tak mau bicara sepatah kata pun.“Ayo sini..! Ikut dengan kakak. Kita cari keberadaan orang tua kamu ya,” ujar Candra mengulurkan tangannya pada anak kecil itu.Anak itu seolah mengerti dan menghapus air matanya. dia mengulurkan tangan kecilnya meraih tangan wanita di depannya.Candra tersenyum hangat meremas tangan kecilnya. Dia pun menggendong dan mengajaknya menuju ke arah ruangan bagian informasi. Candra berpikir jika anak tersebut adalah anak hilang, mungkin dengan bantuan bagian informasi dapat mempertemukan kembali anak kecil yang terpisah dari orang tuanya bisa berkumpul lagi dengan keluarganya.Anak kecil tersebut saat ini berada dalam gendongan Candra tidak menangis dan memeluk leher Candra saat dibawa masuk ke pusat informasi taman hiburan.Candra mendeka

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Lima tahun kemudian

    Lima tahun kemudian.Langit biru cerah dan angin bertiup lembut. Taman hiburan tampak hidup dan meriah.Gadis itu memandang langit musim panas dan memejamkan mata menikmati sinar matahari bersinar cukup cerah.Dia cantik berada di usia muda 25 tahun, kecantikannya mekar dengan indah. Jejak naif dan polos seorang gadis memudar dengan kecantikan wanita dewasa. Dia menarik perhatian beberapa pria yang lewat.Candra memuka mata, memperlihat matanya yang cerah dan cemerlang, namun menyimpan jejak kesedihan.Lima tahun telah berlalu, kota ini tak begitu banyak perubahannya. Kerinduannya begitu besar terhadap kota ini, begitu banyak kenangan yang tak mudah dilupakan di sini. Candra telah kembali ke kota di mana dulu ia memiliki story dan kenangan yang begitu membekas untuk dirinya.Bagaimana kabarnya kamu paman Hugo?Pasti saat ini dia sudah bahagia menikah dengan perempuan itu.Candra mendesah. Tak ada gunanya lagi mengingat semuanya jika saat ini paman Hugo sudah menjadi milik perempua

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Selamat Tinggal

    Candra tidak menjawab, dia menatap bibir tipis Hugo sebelum menundukkan kepala mencium bibirnya. Ciumannya agak grogi dan gugup. Hugo merasa terkejut. Sudah lama sekali Candra tidak mengambil inisitif menciumnya. Tapi dia tidak membalas ciuman Candra dan menahan keinginannya untuk melumat bibirnya menggoda. Dia harus memberinya pelajaran hari ini. Merasa Hugo tidak membalas ciumannya membuat Candra agak cemas dan malu. Tapi Hugo tidak mendoronya. Candra agak berani memperdalam ciumannya, bibir menghisap bibir bawah pria itu dan menyapu lidahnya di sepanjang bibir Hugo. Hugo mengerang pelan dalam bibirnya, tangannya mencengkeram pinggang ramping gadis itu. Candra semakin berani menyelipkan lidahnya menggoda bibir Hugo, tanganya mengusap-ngusap dada pria itu dengan gerakan menggodanya. Pinggulnya mengosok pangkal paha Hugo, menggoda ‘junior’ pria itu. Napas Hugo semakin dalam, dia mengcengkeram pinggang gadis itu semakin erat. Salah satu tangannya meremas pantat Candra di balik cel

  • Istri Presdir yang Berkuasa   Waktu Terakhir

    “Tidak,” balas Candra serak dan menundukkan kepala agar Hugo tidak melihat dia menangis.“Benarkah?” Hugo meraih dagu gadis agar mendongak menatapnya. Dia melihat mata Candra berkaca-kaca dan basah. “Kamu menangis? Mengapa kamu menangis?” tanyanya dengan kening berkerut.Candra menggelengkan kepala. “Tidak, aku hanya mengantuk kok.”Candra mengusap matanya dan berpura-pura menguap. “Aku tidak tidur nyenyak semalam dan bangun pagi-pagi sekali untuk membuat bubur.”Hugo menatapnya lekat-lekat seolah mencari kebohongan dari mata gadis itu.Candra menguap hingga air matanya keluar. “Aku mengantuk. Bangunkan aku jika makan malam sudah selesai ....” Lalu dia dengan hati-hati memeluk pinggang Hugo agar menekan luka di perutnya dan bersandar di dada Hugo. Matanya terpenjam, dalam hitungan beberapa menit, dia sudah tertidur.Hugo mengamati gadis yang tertidur itu dan mendesah memeluk kepalanya di dadanya. Dia mencium kepala Candra dan memejamkan mata mencoba untuk tidur.Satu jam kemudian, Hug

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status