Tina kebingungan dengan perintah Jacob, ia menoleh ke arah Jacob dan Najwa yang juga kaget dengan situasinya. Karena tak ada satupun orang yang bergerak, Jacob mengangkat tangannya dan seorang manager datang dengan tergesa-gesa ke arahnya."Pak Jacob, bisa saya bantu?" belum selesai keterkejutan Najwa dan yang lainnya soal perhiasan yang akan diterimanya, kini ia harus kembali terkejut kala manager toko itu mengenal Jacob."Saya mau satu set perhiasan paling mahal di sini dan beberapa kalung juga, mungkin 15 kalung berbeda?" kata Jacob lalu ia menoleh ke arah Najwa,"berapa jumlah pegawai kamu di toko Najwa?" tanya Jacob"Dua puluh sembilan," jawab Najwa yang membuat Prima dan Aisyah kembali kaget atas penuturan Najwa tersebut.b"Bukan lima belas kalung tapi dua puluh sembilan. Tolong carikan segera karena saya gak punya banyak waktu," kata Jacob. Manager itu kemudian mengangguk dan pergi dari hadapan Jacob menuju dua pegawai lainnya dan mereka segera bekerja mencari apa yang Jacob ing
Aisyah berharap dengan memanas-manasi hati Hamish, Hamish akan marah dan langsung menjatuhkan talaq pada Najwa. Aisyah sudah tak sabar hanya ingin menjadi satu-satunya nyonya di rumah Hamish dan merebut kamar mewah Najwa."Ayo kita pulang!" ketus Hamish pada Aisyah yang membuat Aisyah sangat senang karena ia sangat yakin kalau sang suami pasti sedang marah besar pada Najwa.***Sepanjanga perjalanan pulang, Hamish terlihat sangat kesal sekali, ia terbayang-bayang satu set kalung perhiasan yang dibelikan oleh rekan bisnis Najwa pada Najwa. Meski Najwa menolaknya, Hamish merasa pria itu memiliki perhatian khusus pada Najwa dan ia tak menyukai hal itu.Setelah memarkir mobil, Aisyah dan Hamish turun lalu masuk ke dalam. Wajah Hamish yang kesal itu terlihat sekali saat Ida membukakan pintu untuknya dan menantunya.Ida bertanya-tanya apa gerangan yang membuat sang anak kesal, saat menatap Aisyah yang menggendong Mufti, Ida mendapati cincin baru yang melingkar di jari Aisyah, ia yakin cinci
Mata Ida berkunang-kunang kala ia mendengar sendiri kata Talak yang baru saja dilontarkan oleh Hamish ke Najwa. Hal yang paling ia takutkan akhirnya terjadi juga, tapi bukan dari pihak Najwa yang menginginkan perpisahan, melainkan anaknya sendiri yang telah menceraikan Najwa di depannya. Sekarang Ida tak tahu lagi harus tinggal di mana, memang dia punya empat anak yang lainnya tapi semuanya sudah ikut istri atau suami mereka masing-masing dan tinggal satu atap dengan mertuanya. Tak mungkin jika Ida menumpang hidup di rumah besannya, sedangkan dengan Najwa ia tak perlu sungkan pada siapapun karena Najwa tinggal sendirian di rumah besarnya.Tubuh Ida goyang dan hampir ambruk jika saja Najwa tak dengan sigap menopang dirinya. Lagi-lagi hanya Najwa yang refleks menangkap tubuhnya sedangkan sang Putra dan menantunya yang lain hanya berdiam diri saja di tempat mereka baru detik kemudian menghampirinya. Ida semakin tak tega melihat Najwa disakiti oleh putranya sendiri, ia takut kena karma, i
"Najwa, turuti permintaan ibu, jangan biarkan ibu terus berdosa karena melihat ketidakadilan yang dilakukan Hamish padamu," kata Ida dengan mata berkaca-kaca."Sudah Bu, jangan pikirkan hal itu," kata Najwa dengan hati yang penuh haru dan sesak yang mengumpul di dadanya. Satu hal yang membuatnya berat berpisah dari Hamish adalah ibu mertuanya yang baik hati. Ida menggeleng lemah ke arah Najwa."Ibu memiliki anak perempuan, mereka tinggal bersama mertua mereka, ibu hanya tidak ingin anak ibu mengalami hal yang sama seperti yang kamu alami," kata Ida, mata Najwa berkaca-kaca, "kamu sudah bertahan cukup lama, nak, kamu sudah ikhlas dan saatnya kamu berhenti, kamu harus mencintai diri kamu sendiri lebih dulu," kata Ida. Najwa mendekat, ia memeluk Ida dengan seluruh hatinya. Sejak menikah dengan Hamish, Najwa selalu memperlakukan sang mertua sebagai ibu sendiri, membuatnya nyaman tinggal di rumahnya, menuruti kemauannya tanpa bantahan sama sekali.Air mata Ida juga tumpah, ia juga menyayan
"Ada apa, Sarah? Aku sedang ada meeting!" seru Jacob kesal di luar ruangan meeting saat Sarah meneleponnya. Semula Jacob mengabaikan teleponnya yang bergetar beberapa kali sampai akhirnya ada pesan masuk dari Sarah yang menyebut nama Najwa. Seketika itu pula, Jacob gagal fokus dan langsung ijin keluar meeting untuk menelepon Sarah kembali."Maaf, ya sudah kamu lanjutin saja meetingnya, nanti saja kita ngobrol setelah kamu meeting," kata Sarah enteng. Jacob menggeram sebal."Katakan, Sarah!" tekan Jacob dengan suara beratnya. Sarah terdengar tersenyum penuh arti di seberang sana."Ada komisi khusus buat aku loh, ya, jangan lupakan itu!" kata Sarah bermain-main."Katakan!" seru Jacob seraya melirik ke ruang meeting dimana beberapa dewan direksi lainnya seperti sedang berdiskusi dengan materi meeting sebelum ia kembali ke dalam ruangan yang penuh sesak oleh para pemegang saham dan investor itu."Najwa butuh pengacara yang bagus buat perceraiannya dengan Hamish," kata Sarah yang membuat m
“Kamu mau ke mana?” tanya Sarah yang heran saat melihat Jacob panik dan sudah berdiri untuk siap pergi menemui Najwa.“Pasti terjadi sesuatu pada Najwa, kita harus ke sana menolongnya,” kata Jacob dan Sarah menggeleng ke arahnya.“Dia sudah tidak bisa dihubungi, Jacob. Mungkin dia sudah pergi ke Hotel,” kata Sarah yang akhirnya memanggil Jacob dengan namanya saja karena merasa lebih akrab jika diluar konteks pekerjaan.“Kamu tidak cemas dengan temanmu?” tanya Jacob heran dan Sarah menggeleng.“Aku malah cemas sama kamu, takut kamu nikahi Najwa sekarang juga,” kata Sarah.“Jika saja bisa, maka sudah kunikahi dia,” kata Jacob, Sarah hampir saja menyemburkan air yang ada di dalam mulutnya jika saja ia tak buru-buru sadar kalau Jacob adalah atasannya di tempatnya bekerja sekarang.“Susah ngomong sama orang yang lagi jatuh cinta. Najwa gak selemah yang kamu bayangkan, Jacob. Dia sudah survive dari kecil, disaat orang tuanya meninggal dan dia hidup dengan paman dan bibinya, ia sudah melalui
Sarah sengaja mengajak Najwa sarapan di tempat yang ramai pengunjung sampai antri hanya agar membuat Jacob kesal karena menunggu kabar darinya.“Tumben banget sih kamu ngajakin aku makan di tempat rame kayak gini, biasanya males banget buat antri, kan?” tanya Najwa.“Pecelnya terkenal enak, asli orang Madiun yang jualan,” jawab Sarah dan Najwa hanya manggut-manggut saja.Usai memesan dan mendapatkan meja untuk makan, Najwa dan Sarah langsung duduk sembari menunggu pelayan datang membawakan pesanan mereka. Dua nasi pecel, satu dengan lauk empal daging dan yang satu dengan lauk telor dadar disajikan lima menit kemudian. Dua gelas teh tawar hangat juga menjadi pelengkap sarapan Najwa dan Sarah.“Pedes juga, ya,” kata Najwa mencoba pecel miliknya. Sarah mengangguk saja, ia suka makan pecel dan tak mau diganggu saat menyantapnya sampai habis. Rasa pedas, gurih, asam, manis dan asin bercampur jadi satu.Selesai makan, mereka berbincang-bincang sejenak.“Semalam kenapa gak hubungi aku saja?
Sebelum Najwa menceritakan bagaimana biduk rumah tangganya hingga ia mengambil langkah untuk menggugat cerai sang suami, ia menanyakan berapa komisi yang harus ia bayarkan kepada Mauren."Semuanya sudah diatur sama pak Jacob, Bu," kata Mauren yang membuat Najwa kaget dan langsung menoleh ke arah Sarah yang tersenyum hambar ke arahnya. Najwa ingin melayangkan banyak pertanyaan kepada Sarah, tapi ia diam, ia memilih akan mengurusnya nanti.Kemudian Najwa menceritakan bagaimana perasaannya selama menikah dengan Hamish dan perjuangannya mempertahankan rumah tangganya. Lalu pernikahan suaminya yang diam-diam dengan wanita masa lalunya sampai hamil yang baru diketahui oleh Najwa saat suaminya mengalami kecelakaan itu membuatnya syok dan sebenarnya ia ingin segera berpisah dari sang suami. Tak ada hal yang memberatkannya berpisah dari sang suami sejak suaminya ketahuan selingkuh, tapi permintaan sang mertua yang menginginkannya bertahan dalam rumah tangga membuat Najwa mencoba bertahan dan y