Hamish mencoba menghubungi temannya yang menjadi seorang pengacara ketika ia menerima surat dari pengadilan. Ia benar-benar tak bisa berpisah dari Najwa selain karena ia tak tahu harus tinggal dimana setelah berpisah nanti, ekonominya juga sedang tidak baik-baik saja."Besok kita ketemu di cafe langganan kita dulu," kata Hamish saat Aisyah masuk ke kamar dan sempat mendengarnya. "Oke," kata Hamish lagi sebelum akhirnya ia mematikan ponselnya dan memandang istrinya."Ngomong sama siapa, mas?" Aisyah menaruh curiga karena mendengar bahwa Hamish akan bertemu seseorang di luar sana, ia takut kalau Hamish berselingkuh darinya."Daud," jawab Hamish."Daud temen kita yang sekarang jadi pengacara?" tanya Aisyah lagi dan Hamish mengangguk, "mau apa, mas?" tanya Aisyah."Aku akan cerita soal Najwa dan minta bantuan padanya agar aku dan Najwa tidak berpisah," kata Hamish yang membuat Aisyah kesal dan cemburu."Mbak Najwa sendiri yang pergi dari rumah, bukan mas yang menyuruhnya pergi, kenapa men
Aisyah tergesa-gesa memasuki taksi online yang dipesannya di mini market dimana ia meninggalkan motor yang tadi ia gunakan dari rumah.Taksi membawanya menuju hotel tempat dia dan lelaki yang selama ini menjadi selingkuhannya membuat janji. Sampai di sana, Aisyah langsung memasuki hotel dan tak sadar ada sepasang mata yang sedang mengawasinya memasuki hotel. Sepasang mata itu terus menatapnya yang berdiri di lobi hotel sebelum akhirnya seorang lelaki berkulit putih dengan mata sedikit sipit menghampirinya dan mengecup kedua pipinya lalu merangkulnya untuk berjalan bersama menuju lift.Jacob jadi penasaran siapa pria yang sedang bersama dengan Aisyah itu, ia yakin pria yang bersama Aisyah bukanlah kerabat Aisyah, karena kerabat tak akan melakukan kemesraan seperti itu."Terima kasih atas kerjasamanya pak Jacob," kata pria tambun di hadapan Jacob. Jacob mengangguk dan berdiri kemudian lalu menjabat tangan pria itu sebelum pria itu pergi.Jacob kemudian pergi dari hotel tersebut, beberap
"Apa yang sebenarnya membuatmu mempertahankan pernikahanmu dengan Najwa, Hamish?" tanya Daud, temannya yang berprofesi sebagai pengacara yang Hamish tunjuk sebagai kuasa hukumnya untuk menemaninya dalam sidang perceraiannya dengan Najwa."Aku tidak bisa berpisah dari Najwa, Daud. Kami sudah menikah lebih dari lima tahun, tujuh tahun tepatnya. Tidak mudah bagi kami untuk mempertahankan rumah tangga ini, dan aku gak bisa kehilangannya begitu saja," kata Hamish."Kenapa? Bukankah kamu sudah bersama dengan Aisyah? Ia sudah memberimu anak seperti yang kamu mau," kata Daud. "Tapi aku juga masih mencintai Najwa. Saat aku membawa Aisyah ke rumah, dia baik-baik saja dan menerima kami, tapi setelah ia kenal dengan pria yang sekarang menjadi rekan kerjanya, ia berubah dan sekarang melayangkan gugatan perceraian ini padaku!" kata Hamish."Oke, oke, jadi ini karena kamu masih mencintainya? Bukan karena yang lain?" tanya Daud."Aku masih mencintainya," jawab Hamish mantap. Tentu saja ia tak mungki
Jacob sedang menunggu dengan gelisah kabar dari Mauren di ruangan kerjanya, jadi ia tidak bisa fokus pada pekerjaannya. Hari ini adalah sidang mediasi pertama antara Najwa dan suaminya, dan Mauren mengatakan bahwa pengacara suaminya Najwa tidak mau berpisah dari Najwa."Kenapa lelaki itu tidak mau berpisah dari Najwa?" tanya Jacob suatu hari pada Mauren."Tentu saja karena memiliki Najwa menguntungkan, Najwa wanita mandiri dan suaminya membutuhkan perempuan seperti itu," jawab Mauren."Ada harta gono gini yang diperebutkan?" tanya Jacob lagi dan Mauren menggeleng."Najwa ikhlas jika mobil yang sering digunakannya itu diminta oleh suaminya. Hanya itu harta berdua yang dibeli bersama," kata Mauren."Rumah dan toko?" tanya Jacob."Rumah itu milik Najwa, Najwa membelinya jauh sebelum ia menikah dengan suaminya, toko itu juga sudah berdiri dan beroperasi serta punya ijin usaha yang lengkap sebelum Najwa menikah dengan suaminya,"Sialan! Jadi dia tidak mau berpisah karena takut tidak bisa t
Hasil mediasi menyatakan permohonan dari pihak Hamish untuk rujuk ditolak oleh hakim dan mereka menjalani sidang kedua dimana Hamish bersikukuh untuk bisa kembali dengan Najwa yang ingin berpisah darinya. "Yang mulia, klien saya ingin menyertakan bukti fitnah dari istri muda suaminya," kata Mauren seraya menyerahkan video cctv yang memperlihatkan bagaimana Aisyah dengan sengaja mencubit anaknya sendiri dan meletakkannya di lantai kamar Najwa lalu menuduh Najwa yang baru keluar dari kamar mandi lah yang melukai anaknya. Hamish tercengang melihat video tersebut, ternyata apa yang dikatakan oleh Najwa bahwa ia tak melukai anaknya benar adanya. "Pak Hamish membawa istri mudanya tinggal satu rumah dengan bu Najwa, dan perlu diketahui bahwa rumah tempat mereka tinggal adalah aset milik bu Najwa yang dibeli bu Najwa jauh sebelum mereka menikah. Bu Najwa memilih pergi dari rumah sekarang setelah mendapatkan ijin dari ibu mertuanya untuk berpisah, ia mengalah meninggalkan rumahnya sendiri h
"Berikan bonus pada semua karyawan, masing-masing voucher dua ratus ribu, tidak, tiga ratus ribu. Semua karyawan, tidak ada kecuali, baik OB atau security," titah Jacob pada Angeline yang kaget dengan ucapan bosnya tersebut. "Voucher belanja tiga ratus ribu, pak?" tanya Angeline kembali dengan heran. Setahunya kontrak kerjasama bosnya tadi gagal tapi kenapa ia malah membagikan voucher belanja yang jarang sekali dikeluarkan oleh perusahaan. Biasanya pemberian voucher pun tidak semua karyawan mendapatkannya, hanya karyawan yang berprestasi dan menambah profit perusahaan lah yang dapat voucher, tapi kini semua karyawan ditengah-tengah kontrak kerjasama yang gagal? Apa tidak salah? "Kamu tidak dengar apa yang baru saja saya katakan, Angeline?" tanya Jacob dengan mata tajamnya seperti biasanya. Angeline jadi gugup, ia pun mengangguk dan segera pamit undur diri dari ruangan Jacob sebelum masalah datang menghampirinya.Bukan tanpa sebab Jacob melakukan itu, meski ia tadi sempat kesal karen
Najwa terkejut melihat aksi Aisyah itu, ia kesal dan emosi sekali. "Kalau kamu bisa mengelabui mas Hamish, tapi tidak denganku, Najwa!" seru Aisyah marah. "Pergi dari sini sekarang atau kita berakhir di kantor polisi?" ancam Najwa yang membuat Aisyah melotot kaget. Napas Najwa naik turun karena menahan emosi. "Kamu pikir aku takut?" balas Aisyah meski ragu. "Tina! Panggil pihak kepolisian ke sini, bilang kalau ada perusuh di tokoku, dan perusuhnya menunggu kedatangan polisi!" seru Najwa yang membuat kaget Aisyah, "jadi kamu pikir mas Hamish ada andil dalam usahaku, kan? Oke, kita akan lihat hasilnya nanti!" seru Najwa menantang Aisyah tanpa gentar. Aisyah kebingungan, belum pernah ia melihat guratan kemarahan di wajah Najwa seperti sekarang ini sebelumnya. "Awas kamu, ya!" seru Aisyah pada Najwa sebelum akhirnya ia berbalik dan pergi dari sana, sebelumnya aksinya itu sudah direkam oleh beberapa ponsel pelanggan Najwa. "Yang merekam kejadian tadi, jika ingin menguploadnya di sosi
Ida merasa sangat kesal dengan kelakukan Aisyah yang juga suka keluar rumah saat Hamish berangkat mencari pekerjaan dimana proyek yang terakhir kali Hamish tangani telah selesai. Keuangan Hamish benar-benar sedang berada di bawah. Dan Aisyah terus berulah. "Minta uang lagi?" tanya Hamish suatu hari, "aku memberimu uang sisa hasil penjualan mobilku setelah aku membayar jasa Daud, jumlahnya tidak sedikit Aisyah! Lima puluh juta! Dan bagaimana bisa kamu minta uang lagi sedangkan aku belum punya pekerjaan lagi, seharusnya uang sebanyak itu bisa untuk kita hidup beberapa bulan sampai aku dapatkan pekerjaan!" seru Hamish sangat kesal kepada sang istri."Kamu gak bilang kalau aku gak boleh habisin uang itu, mas! Kenapa sekarang kamu malah marah-marah gak jelas kayak gini? Kesel banget aku jadinya! Uang itu aku pakai ya buat perawatan aku, lah! Lihat hasil perawatanku! Perutku lebih baik kan dari yang dulu saat baru saja melahirkan Mufti?" tanya Aisyah pada Hamish seraya menunjukkan perutnya