Najwa memilih gamis berwarna biru langit dengan kerudung warna putih yang sangat cantik saat ia menatap dirinya lekat-lekat di cermin. Sebenarnya ia ingin ijin terlebih dahulu kepada suaminya untuk bertemu dengan seorang pria yang bukan mahramnya, hanya saja hatinya kembali berontak dan merasa kesal kala ia ingat perselingkuhan Hamish dan Aisyah.'Kamu masih waras saja sudah alhamdulillah, Najwa.'Kalimat itu yang pernah dilontarkan oleh Sarah padanya saat ia menangis dan mengadu. Iya, saat dia masih waras untuk diduakan oleh suami adalah hal yang luat biasa. Najwa menyambar tas dan paper bagnya lalu keluar kamar dan menuruni anak tangga. Sampai di anak tangga terakhir, Ida, sang mertua, yang sedang menggendong Mufti menoleh ke arahnya dan menyaksikan penampilan sang menantu yang luar biasa cantik. Hatinya jadi bertanya-tanya ke mana Najwa pergi dengan penampilan seperti itu?Diperhatikannya baik-baik Najwa dengan seksama sampai matanya menangkap paper bag yang berisi kemeja pria dan
Najwa masih mengerjap beberapa kali, bahkan ketika Sarah sudah mulai makan dengan lahap."Aku pesenin kamu menu kesukaan kamu loh, Wa. Tuh, cobain," kata Sarah dengan enteng, Najwa masih mencerna dengan seksama suasana dan kejadian apa yang sedang ia alami sekarang ini. Jacob tak peduli, wajahnya masih datar meski ia mengamati wajah Najwa dengan seksama. Lewat Sarah tadi ia sudah tahu siapa Najwa, kehidupannya, usaha yang dia jalani, serta masalah rumah tangganya. Jacob sempat kecewa tadi saat melihat Najwa menggendong bayi di kedua tangannya, ia merasa tak ada harapan sama sekali untuk mendekati perempuan yang diam-diam menarik perhatiannya itu, tapi setelah Sarah menceritakan semuanya sebelum Najwa datang, Jacob merasa lega. Meski ia tahu harapannya juga setipis tisu untuk mendapatkan Sarah, perempuan itu masih mempunyai suami."Kalian saling kenal?" tanya Najwa akhirnya."Tadi pagi pas kita di restaurant, yang nyapa aku pak Jacob ini, kamu sih gak lihat," kata Sarah. Najwa mencoba
Najwa kesal sekali pada Hamish, bisa-bisanya dia marah hanya karena Najwa lupa meminta ijin padanya keluar hari ini dan pulang malam.Aku bahkan tidak berselingkuh!Najwa merasa geram, suaminya sudah tidak bisa merayu dan membujuknya yang ada ia harus menahan diri dengan semua sikap Hamish yang tak menyenangkan, belum lagi sikap Aisyah yang bermuka dua. Ya Rabbi, pernikahan seperti apa ini?Suara mobil Hamish terdengar dari kamar Najwa. Najwa menyibak tirai kamarnya dan melihat mobil sang suami keluar dari halaman rumah. Hatinya kembali tersayat, perempuan mana yang tahan diduakan? Perempuan mana yang tak cemburu dengan sikap sang suami yang lebih memprioritaskan istri mudanya?Najwa pikir tak akan ada perempuan yang bisa menahan semua ini sendirian, tapi kenapa ia bertahan? Karena cintakah? Karena baktinya kepada mertua? Atau karena ia berharap Hamish meninggalkan Aisyah dan memilih dirinya kelak?Najwa tak mau berpikir jauh, ia menutup tirai kamarnya dan pergi tidur. Besok dia akan
Najwa pulang ke rumah setelah menutup tokonya dengan Tina sore itu. Sejak pertengkarannya dengan Hamish, ia memilih tinggal di toko sepanjang hari dan pulang jika toko sudah tutup jam sembilan malam. Hari ini hasil rapat dadakan dengan empat orang pegawainya itu membuahkan hasil yang cukup baik, mereka sepakat merekrut kembali mantan pegawai Najwa yang sempat dengan terpaksa Najwa berhentikan karena toko yang sepi. Karena melayani seribu roti sehari, Najwa memutuskan menambah sepuluh pegawai yang akan menemani Nita, Tina, Widya dan Tuti. Total empat belas pegawainya akan dibagi menjadi dua shift seperti biasanya. Tuti sempat menginginkan tambahan pegawai karena mengingat penjualan roti dan kue selama sepuluh hari ini meningkat pesat, selain harus tersedia seribu roti, mereka tetap harus tetap menyiapkan diri untuk menerima pesanan dari pelanggan lainnya dan juga harus ada roti dan kue yang di display di depan. Najwa menyetujui saran dari Tuti, tapi ia akan lihat perkembangan dan usaha
“Saya gak mau roti selai strawberry!” kata Aisyah ketus pada bi Surti yang memberikannya segelas susu dan selai yang dipesannya tadi. Aisyah kesal dan cemburu kala melihat Najwa keluar dengan Hamish untuk berolah raga pagi itu. Bi Surti jadi bingung, dipandangnya wajah bu Ida yang sedang memegangi botol Mufti saat ia gendong, Bu Ida menggeleng ke bi Surti, memintanya menaruh kembali piring berisi selai strawberry itu ke belakang, “buatkan saya nasi goreng!” kata Aisyah memerintah.“Baik, nyonya,” kata bi Surti. Bu Ida mendekat.“Kamu gak mau gendong Mufti, sejak kemarin kamu belum menggendongnya sama sekali,” kata sang mertua pada menantu keduanya. Ida sangat berhati-hati sekali saat berbicara dengan Aisyah, ia menjaga mental Aisyah yang sedang naik turun dan kondisinya itu.“Tanganku masih kebas, bu. Lebih baik ibu taruh di kamar saja jika lelah mengurusnya,” jawab Aisyah cepat.“Kam
“Bu Najwa, ada pak Jacob,” kata Widya pada Najwa yang sedang sibuk mempersiapkan roti spesial untuk Jacob coba. Najwa melirik ke arah jam di dinding, baru pukul sepuluh pagi dan lelaki itu sudah datang ke tokonya. Ia jadi ingat dengan ucapan Sarah tadi pagi selepas ia jogging dengan Hamish.“Sarah, aku mau bicara, kamu sibuk?” tanya Najwa saat Sarah sudah mengangkat panggilan teleponnya.“Nggak, ngomong aja, weekend ini, jadi aku libur,” kata Sarah.“Kupikir lembur, karena kemarin kan kamu bilang bos kamu dapat job dadakan,” kata Najwa.“Iya, tapi lagi gak sibuk,” kata Sarah. Kemudian Najwa menceritakan kedatangan Jacob kemarin yang mengatakan akan melakukan pemesan seribu snack roti padanya mulai senin depan dan ingin mencoba roti spesial buatnya sendiri.“Wahh, alhamulillah, kamu ambil, kan?” tanya Sarah antusias.“Iya, dia bilang mau ke toko hari ini. Tapi ini kan sabtu, masak mau ke sini?” tanya Najwa pada Sarah.“Pak Jacob adalah orang yang menepati ucapannya, Najwa. Dia pasti da
Di dalam mobil, Jacob terus tersenyum sendiri, ekspresi wajah Najwa, senyumnya dan kebahagiaan perempuan itu tersalur padanya. Sang sopir sampai heran sekali melihat wajah bosnya tersebut, belum pernah ia melihat bosnya sering tersenyum seperti itu, matanya yang bagai elang membuat siapapun takut saat memandangnya dan auranya yang dingin membuat orang tak betah dekat-dekat dengannya, hanya saja kenapa masih banyak perempuan diluar sana yang mengejar-ngejar bosnya? Tentu saja karena uang dan ketampanan yang dimilikinya.Jacob masih ingat apa yang dikatakan oleh Sarah padanya saat Najwa belum datang.“Tumben kamu ajak aku makan malam?” tanya Sarah, setelah sudah tak menjadi rekan kerjanya, mereka masih berhubungan baik. Sarah adalah sepupu mantan kekasih Jacob. Mereka cukup dekat karena dulu Jacob selalu mencari kekasihnya jika susah dihubungi lewat Sarah, dan Sarah akan membantunya, hanya saja sepupu Sarah tidak tahu diri, berselingkuh di belakang Jacob yang membuat Jacob patah hati da
“Aku mau ke Hypermart dan beberapa supermarket toko bahan kue,” kata Najwa pada Aisyah ketika mereka semua sudah berada di teras rumah.“Iya, mbak, kita kesana sama-sama saja,” kata Aisyah.“Aku bawa mobil sendiri, karena takut gak muat satu mobil,” kata Najwa.“Iya, aku juga mau belanja banyak barang,” jawab Aisyah yang tak mau kalah dengan apa yang nanti Najwa belanjakan. Najwa tak peduli apa yang sedang dipikirkan dan direncanakan oleh Aisyah, yang jelas ia harus gegas berbelanja barang premium untuk kebutuhannya di toko kue nanti, karena itu ia mengajak Widya dan Tina juga.Dua mobil berlalu dari pekarangan rumah Najwa dan mereka langsung menuju mall yang ada Hypermartnya. Sampai di sana, Najwa bersama bi Surti dan yang lainnya segera menuju Hypermart dan tak memedulikan rombongan Aisyah di belakang mereka.“Bi Surti,” panggil Aisyah yang membuat langkah kaki Najwa, Bi Surti dua pegawainya yang lain terdiam. Aisyah mendekat dengan senyuman.“Ada apa, bu?” tanya bi Surti ramah.“Bi