Share

Bab 54

Penulis: kamiya san
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-03 23:45:02
Benar dugaan Shanumi. Pada akhirnya motif Intana ingin dirinya datang adalah faktor makanan. Terungkap jika perempuan hamil yang kini terbaring lemah di rumah sakit itu sangat menginginkan makan hasil masakan dari tangannya langsung.

Mereka bertiga sudah sampai di Surabaya lebih cepat. Biasa waktu tempuh adalah dua hingga tiga jam, ini hanya memakan waktu satu jam setengah saja.

Jalanan lengang tengah malam membuat Agung lancar meluncur meninggalkan kawasan dingin Batu dengan kecepatan cahaya sesuai permintaan Daehan. Bukan langsung ke rumah sakit, tetapi mereka menuju ke apartemen.

“Sudah?” tanya Daehan yang baru menghabiskan secangkir kopi buatan istri. Dia berdiri dan keluar dari kursi.

Selama Shanumi membuat bubur ayam di dapur, Daehan memilih menemaninya dengan duduk di meja makan. Memperhatikan kebaikan istri yang sedang beraktivitas demi memenuhi permintaan mantan rival. Sambil sesekali menyeruput kopi hingga selesai dibuat bubur ayam yang akan dibawa ke rumah sakit.
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 55

    Tiga pasang mata menunggu dengan perasaan berdebar. Fokus pada seonggok badan kurus yang matanya rapat memejam di atas ranjang. “Sepertinya Intana tidak ingin bangun, Ma.” Daehan memutuskan setelah menunggu agak lama. Mamanya Intana tidak menanggapi, terus fokus pada posisi putrinya. “Jangan pulang, lihat! Intana mulai bangun! Dia tadi hanya tidur setelah minum vitamin!” seru mamanya Intana tiba-tiba. Bergeser mendekat lagi ke ranjang dan Shanumi kini yang menjauh. “Tan, lihat siapa yang datang… Shanumi!” Mamanya berbicara sambil mendekatkan bibir di telinga Intana. “Shanumi….” Intana yang dari membuka mata sudah memandang Shanumi pun menyapa. Sedikit tersenyum sebab untuk melebar pun terasa payah. “Iya, Tan. Aku datang dengan Mas Daehan. Apa yang kamu rasa…?” tanya Shanumi perhatian. Sungguh trenyuh dengan fisik Intana yang sangat kurus, pucat dan berbibir gelap yang kering. Bahkan rambutnya pun kusam dan kusut. “Aku… rasanya… aku… Ma, rasanya aku lapar sekali. Apa…,” jawab Int

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-04
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 56

    “Aku minta maaf denganmu, Shanumi. Pada Mas Daehan, aku sudah minta maaf meski dia tidak pernah satu kata pun menjawabku. Sekali lagi aku minta maaf sudah curang di belakangmu, Mas. Mungkin, ini adalah takdir dari Tuhan untuk bertemu siapa sebetulnya jodoh kita.” Intana mulai bicara sungguh-sungguh dengan raut wajahnya yang cekung dan pucat. “Lebih tepatnya teguran, Intana.” Daehan meralat dingin. “Baiklah, aku tahu, Mas.” Intana memilih untuk mengalah. Toh, dirinya memang sudah salah fatal yang sangat mengecewakan seorang lelaki baik seperti Daehan. Meski dirinya juga sakit hati yang dalam. Sebab tiba-tiba Daehan sudah menikah dengan Shanumi di belakangnya. Menurut Intana ini juga curang sekaligus adalah Impas. “Shanumi, aku ingin jujur. Sebetulnya aku sudah tahu tentang kamu sejak lama. Aku sudah jahat, pernah mengirimkanmu foto tidak senonohku dengan Mas Erick. Seperti tujuanku, kalian kemudian berpisah. Saat itu aku senang dan merasa puas, padahal aku sudah dengan Mas Daehan.”

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-05
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 57

    🍒Sazlina kerap digunjing oleh juliders sebab dianggap perawan tua yang dilangkahi. Merasa iba, Khaisan menawarkan diri menikahi.Mereka berdua adalah dua ipar, kakak dari kedua adik di pihak lelaki dan perempuan yang menikah. Memiliki kisah sama yakni dilangkahi. Sazlina mengira jalan pernikahan mereka akan mudah, rupanya salah. Khaisan ternyata adalah lelaki dingin yang tidak pernah menyentuhnya setelah menikahi. Walau begitu, Sazlina tidak putus asa untuk rela mengabdi demi mengambil hati suami meski kerap tersakiti. Namun, kenapa Khaisan tidak juga tersentuh? Ternyata, pria tampan dan mapan itu memiliki alasan kuat yang sangat membagongkan! 🍒🍓Happy Reading🍓Resepsi pernikahan pada hotel berbintang di Surabaya sangatlah hingar bingar. Semua tamu undangan yang datang sedang menyungging senyuman. Bersalam tangan dengan pengantin bahagia yang duduk berdua di pelaminan. Begitu juga dengan Sazlina Hanum, menunjuk gigi hingga bibir terasa kering meski semua senyumnya adalah palsu.

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 58

    Kelar urusan dalam toilet, Sazlina berniat untuk kembali ke jantung acara. Botol minuman diambil lagi dan dibuka. Sebab meja cukup rendah tanpa benda lain di atasnya, dia duduk di situ sambil meminum isi botol hingga habis tanpa sisa. Lalu berdiri dan menghampiri tempat sampah untuk membuang botol di sana. Berjalan beberapa langkah menuju pintu, gadis itu berhenti dan merasa bingung. Dalam pandangan matanya semua pintu dalam toilet tiba-tiba jadi pudar dan berubah seputih dinding. “Kenapa seperti ini, ini halusinasi atau kepalaku yang bermasalah… apa aku darah rendah,” gumam Sazlina dengan berdiri tegak di tempat. Merasa untuk maju salah, mundur pun bermasalah. Mengharap seseorang akan masuk ke toilet dan menolong untuk lanjut berjalan. Kini bukan pandangan saja yang buram, tetapi kepala sudah tidak karuan rasanya. “Kamu kenapa, Mbak?” suara lelaki di depannya membuat Sazlina lega sebelum sempat teringat jika ini adalah toilet khusus wanita. “Maaf, Mas. Tolong bawa aku ke pintu k

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-06
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 59

    Sazlina tidak sadar jika lelaki yang membawanya, kini menghampiri sebuah kamar presidential suite di rooftop hotel. Badan gadis itu dihempas Khaisan di ranjang super lebar begitu saja. Busa terbaik yang empuk dan lembut menyambut pro tanpa sedikit pun guncangan. Sebab perjalanan luar negara dari Narita-Jepang ke Juanda dengan pilihan transit di Jakarta memakan waktu hampir dua belas jam total, membuat badan terasa gerah dan letih. Meskipun harum parfum terus semerbak keluar dari kulit tubuh, merasa diri lusuh dan ingin membasuh bersih dirinya. Pria itu meluncur memasuki kamar mandi untuk memanjakan diri di dalam. Hingga keluar cukup lama kemudian. Gadis yang tidur pulas di ranjang kamarnya, masih tak sadar diri dan terlihat nyaman dalam efek obat bius. Khaisan sempat menyambar selimut di bawah kaki Sazlina dan dibentangkan untuk ditutup asal di tubuh gadis itu. Khaisan tidak berniat mengusik dan membiarkan, memilih abai untuk tidur memanjang di sofa lebar. Cukup berjauhan dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 60

    Ucapan Khaisan yang bilang ingin menikahi dirinya, membuat sesak napas sejenak. Merasa itu hanya berkelakar yang sengaja mencemooh Sazlina sebagai penyandang status seorang perawan tua yang dilangkahi. “Jangan bercanda hal seperti ini. Bersikap dan bicaralah yang baik pada wanita. Kamu sengaja ikut mencemoohku?” tanya Sazlina kesal dengan perasaan campur baur. Namun, melihat ekspresi serius di wajah Khaisan, justru membuat detak jantungnya melaju. Bukan sekali dua kali mendapat ajakan menikah dari lelaki, tetapi rasa hati hanya enggan dan menolak tak berminat. Meski menyadari yang diri perlu pendamping hidup di usia yang tidak lagi belia. “Aku tidak bercanda, aku serius. Ada keluargaku di resepsi ini. Aku akan menyampaikan niatku ini di depan mereka. Namun, jika kamu setuju…,” ucap Khaisan sambil menyambar ponsel dan mengantonginya. “Tapi… aku tidak tahu siapa kamu dan bagaimana keluarga kamu. Sebenarnya, aku ingin menikah dengan lelaki yang setidaknya sama level dengan suami adik

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-07
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 61

    Singkatnya …. Meski hanya di halaman rumah yang tidak terlalu luas, Khaisan dan keluarga telah menyulapnya menjadi luar biasa berkelas. Akad nikah sekaligus resepsi pernikahan dengan kesan wah pun berhasil diselenggarakan tanpa halangan. Hingga akhirnya, semua undangan perpamit salam dengan wajah sumringah dan takjub. Bagaimana tidak, setiap kepala yang datang akan mendapat souvenir berisi celengan bentuk hewan yang beragam beserta isinya sekalian. Uang satu juta dalam celengan itu sudah membuat mereka berubah sikap dan pandangan pada Sazlina seketika. “Aku sudah menepati janji, kan? Mereka tidak akan lagi menjulidmu.” Khaisan tiba-tiba berbisik di telinga Sazlina. “Ide siapa?” tanya Sazlina pada lelaki rupawan di sampingnya. Hanya dengan menatap, perawakan gagah dan wajah tampan itu sudah membuat hati berdebar tak karuan. Sekali lagi Sazlina menyangka jika dirinya sudah mulai menyukai dan kini telah rela dinikahi. “Menurutmu lebih disukai yang mana, uang tunai atau menginap sem

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08
  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 62

    Sazlina memandang pintu kamar yang menutup sambil menangis. “Apa dia sudah punya wanita lain…?” bisik Sazlina meratap. Rasa sedih dan terhina membuat terus menangis. Kesal pun, harusnya tidak perlu melibatkan perasaan yang menjadikan hati berharap. Patutnya menikah hanya demi menutup status sebagai perawaan tua yang dilangkahi. Ternyata tidak, penolakan Khaisan di malam pertama pengantin telah membuat Sazlina amat sedih. Menduga jika suaminya sudah punya wanita yang dicinta hingga tidak ingin menyentuhnya. Meski memang lambat menikah, tetapi Sazlina percaya jika lelaki mana pun akan tergoda bila memandangnya dengan penampilan seterbuka begini . Tetapi Khaisan… bahkan sudah keluar kamar tanpa basa-basi apalagi menolehnya! Sakit, tetap saja sakit! Di luar kamar….Khaisan agak terkejut, mengira jika orang tuanya sudah pergi dari rumah ini, ternyata masih berbincang di depan televisi. “Hei, Kha! Ngapain keluar? Nggak sopan ninggalin istri sendiri di kamar! Ini hampir tengah malam!

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-08

Bab terbaru

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 90

    Dengan bungkam, Sazlina mengambil gamis dan kerudung dari ransel. Berniat membawa masuk ke dalam kamar mandi di pojok ruang. Melewati Khaisan yang duduk di ranjang sambil terus melihatnya. “Kenapa bawa baju ke dalam? Itu kan ribet, Saz. Lagipula kamar ini cukup luas hanya untuk menampungmu bertukar baju,” tegur Khaisan menahan gelisah dan kesal. Sazlina benar-benar terus menghemat suaranya. Sial lagi, sejak terungkap hal besar bahwa sang istri adalah penyelamat di masa lalu, membuat perasaannya canggung dan segan. Khaisan seperti mati kutu dengan tatapan dingin Sazlina. Menjadikannya serba salah. Perempuan yang ditegur tidak menyahut. Terus berjalan hingga tenggelam di balik pintu kayu kamar mandi yang mengkilat berpelitur. “Ck…!” Khaisan bedecak keras sebab merasa suntuk. Tidak terima dengan sikap Sazlina yang berubah acuh tak acuh dan mengabaikan. Namun, sesuatu yang teronggok di atas karpet membuatnya tersenyum dan berdiri dengan cepat. Itu adalah barang pribadi milik Sazlina

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 89

    Sazlina tidak sengaja memandang Khaisan yang ternyata juga tengah menolehnya. Mereka saling menatap sejenak dengan pikiran yang sama-sama berputar. Ekspresi mereka tegang dan tanpa senyuman. “Tunjuklah, kamu yang mana, Sazlina?” tegur Khaisan kemudian tanpa berpaling pandang. “Ini sebenarnya kalian kegiatan apa sih di foto itu? Kok ternyata kalian gak saling tahu?” tanya Shanumi heran dan tidak sabar juga. “Lokasi foto itu adalah di pemandian air panas di Cangar, Shan dan itu bukan kegiatan,” ucap Sazlina lirih tetapi yakin. “Kamu yang mana, Sazlina?” tegur Khaisan lagi. Merasa tidak sabar dengan Sazlina yang tidak juga menunjukkan fotonya yang mana. “Aku… yang berdiri di samping Bapak Tentara ini. Pake kerudung warna pink.” Sazlina menjawab yakin sambil menatap foto dan Khaisan bergantian. “Jadi, kamu benar-benar yang itu?” tanya Khaisan sambil menunjuk foto dengan ekor mata. Gadis polos belia berkerudung warna pink yang imut dan manis. Terlihat lebih mencolok dari para perempu

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 88

    Bukan taksi yang membawa Khaisan dan Sazlina dari stasiun menuju rumah Oma di Osaka. Tetapi Daehan sendiri dengan mobil sang nenek yang hanya sentiasa terparkir di garasi sebagai pajangan selama ini, amat sangat jarang digunakan. Apalagi setelah suami tiada beberapa bulan lalu. Sopirnya pun sudah dipensiunkan. Hanya kadang akan mencari sopir sewa atau menaiki taksi saja untuk bepergian. Itu pun sangat jarang, mengingat kondisi Oma yang menghalangi untuk membuat perjalanan jauh. “Kamu yakin, Oma baik-baik saja di rumah?” tanya Khaisan dengan nada gusar. Menatap Daehan yang mengemudi di sebelahnya. Sazlina dibiarkannya duduk sendiri di belakang. “Soal itu… dia barusan kritis, mana bisa yakin. Shanumi dan perawat sedang jaga di rumah. Selama mereka gak ngasih kabar buruk, anggap saja Oma lagi aman. Lagipula sambil beliin dia resep Kampo.” Daehan menjelaskan sambil fokus mengemudi. Terlihat santai yang jauh dari panik. Khaisan terdiam, merasa sedikit lega akan kondisi lumayan omanya.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 87

    Hana dan Daishin telah selesai berbicara. Meski tidak lama, lumayan menyampaikan segala masalah mengganjal pada keduanya. Hana berniat meninggalkan ruang pantry. “Matikan airnya, Shin.” Hana menegur Daishin yang membiarkan air dari kran di wastafel terus mengalir. Lelaki itu terus menadah tangan di bawahnya dengan bungkam dan mematung. Mungkin omongan Hana barusan cukup mengena dalam di perasannya kali ini. “Mama akan turun. Kamu cepat istirahat. Jika kondisimu bagus, kita juga nyusul ke Osaka besok saja. Semoga kondisi ibu mertua lekas membaik. Hmm… apa kereta tercepat masih ada malam-malam begini?” Hana berbicara lagi setelah Daishin mematikan kran hingga airnya mati total. Nada suara yang biasa dan seolah tidak ada hal mengganjal apa-apa lagi di hatinya. Hana teringat pada Sazlina dan Khaisan yang seharusnya sudah siap meluncur ke Osaka. Jika siang akan mudah dengan menaiki kereta cepat Nozomi Shinsaken. Namun, jika malam begini, adakah? Sedang jam operasi maksimal untuk stasi

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 86

    Pantry yang tidak luas itu terasa lebih lapang sebab lengang. Meski auranya panas dan penuh bara api. Sazlina hingga menahan napas dan tegang. Menduga jika Khaisan sedang sangat marah. Bersyukur dirinya tidak mengeluh berlebihan. Bukan dirinya yang dipikirkan, tetapi Daishin yang akan mendapat murka dari suaminya. “Ulangi tadi apa yang kamu bilang pada istriku, Daishin…!” Khaisan memecah hening dari kebungkaman mereka yang lama. Suaranya tajam dan keras. Cukup menggema di sekitaran ruang pantry dan penjuru lantai dua. Daishin mungkin sudah menduga, tetapi gerakan tangan dari mengaduk sup di mangkuk terjeda. Seolah sedang berpikir apa yang akan dia ucapkan. Lalu memutar kursi dan berhadapan pandang langsung dengan Khaisan. “Maaf, Mas. Mungkin aku lancang kali ini. Tetapi aku sudah tidak bisa menahan diri. Jujur, aku pernah suka dengan Sazlina saat di agensi. Tetapi dia terus menolak dan tiba-tiba pulang ke Indonesia. Sekarang tiba-tiba bertemu dan tiap hari melihat, perasaan itu da

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 85

    Ada satu handuk baju di dalam kamar mandi. Mungkin Khaisan sengaja menyisakan untuk di pakai oleh Sazlina. Lelaki itu lebih memilih selembar kecil handuk untuk dililitkan di tubuh saat sudah keluar dari kamar mandi. “Untuk apa baju basah itu dibawa-bawa?” tegur Khaisan. Merasa tidak suka melihat Sazlina menenteng baju kotornya yang basah. “Kubawa ke kamarku, akan kucuci dan kujemur.” Sazlina sambil salah tingkah, bingung dengan tetesan air dari baju basah di tangannya ke lantai. “Letak kembali di dalam, biar diurus Mijhe. Lekas ganti baju, nanti kamu masuk angin,” ucap Khaisan pelan. Paham jika Sazlina merasa segan. Sazlina yang galau tidak membantah, segera masuk kembali ke kamar mandi dan meletak seluruh baju basahnya di sudut. Berpikir Mijhe akan maklum sebab sudah tahu tentang pernikahannya. Kemudian keluar lagi dengan perasaan berdebar. “Aku akan ke kamarku, tukar baju.” Kata Sazlina sambil tergesa menuju pintu. “Ada banyak baju di almari!” seru Khaisan bermaksud menahan.

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 84

    Setelah meladeni wawancara heboh dari mamanya, juga beberapa pertanyaan dari papanya, serta dilepas oleh pandangan masam dari Clara, Khaisan membawa Sazlina naik tangga ke lantai dua. "Mas Daishin ke mana...," gumam Sazlina lirih sambil mengikuti Khaisan. "Dia sudah besar. Tidak usah dicari-cari." Khaisan yang mendengar pun menyahut datar. Kemudian menghentak tangan kecil yang terasa halus di genggamannya. “Aku…,” ucap Sazlina tercekat saat Khaisan menyeretnya menepi ke arah kamar miliknya. Perasaannya berdebar dengan apa yang bakal terjadi kemudian. Pikiran nakal di kepalanya seketika menggoda. “Kenapa, keberatan? Siapa yang ngotot ingin dibawa ke kamarku?” tanya Khaisan sambil membuka pintu kamar yang tidak dikuncinya. “Aku … tidak. Tapi, kamu tidak akan berbuat hal jahat, kan?” tanya Sazlina asal. Hatinya semakin berdebar. “Bagaimana jika iya?” tanya Khaisan. Senyum samarnya terlihat dalam remang. Lampu lorong balkon selalu dimatikan Mijhe selepas waktu isya. Hanya sorot bula

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 83

    Sazlina yang sangat terkejut dan takut, merasa itu semua ternyata sangatlah sia-sia. Khaisan hanya menariknya menuju mobil yang telah dibawa driver mendekat. Bukan ke mana-mana atau menganiaya seperti sangkanya. “Kamu pikir aku psikopat?” tanya Khaisan saat mereka sudah duduk di dalam dan Sazlina berkata akan luah rasa leganya. “Kupikir kamu sangat marah…,” sahut Sazlina yang terdengar engah pada suaranya. Sisa paniknya barusan mesih melekat. “Aku tidak berbuat melampaui batas, bukan bermakna aku tidak marah. Jangan merasa senang dulu.” Khaisan menegur dengan ekspresi tidak ramah. Kendaraan berjalan pelan meninggalkan area Kingnyo di Roppongi. “Apapun perasaanmu, aku sudah minta maaf. Aku merasa senang, kamu seperti sangat peduli padaku. Tiba-tiba aku menyesal kenapa tidak menikah sedari dulu. Ada seseorang yang peduli padaku di tempat jauh, rasanya jadi haru.” Sazlina berbicara jujur dengan yang sedang dirasa. “Kamu ingin menikah dari dulu? Siapa yang kamu harap menikahimu?” tan

  • Istri Perawan Disangka Janda   Bab 82

    Khaisan membanting pintu hingga menghempas dinding dan berbunyi keras. Namun pintu yang terpental itu kembali menutup sendiri dengan perlahan. Seolah sangat rela akan perlakuan sang tuan padanya.Pria penguasa kamar menyambar dua power bank sekaligus dari laci. Tidak ingin kejadian habis baterai terulang kembali di saat yang tidak diinginkan. Lalu dibawanya ke sofa dan menghempas diri kasar di sana. Sambil menyalakan ponsel, matanya menyapu seluruh sudut kamar dengan nuansa tampak baru. Sangat segar, rapi dan bersih lebih dari sebelumnya. Sayang sekali perempuan yang ingin dibawanya dengan tidak sabar malam ini telah membuatnya marah dan sangat kecewa. Beberapa pesan yang di antaranya dari Sazlina telah dibaca segera. Hanya memberi tahu tentang perginya menemani pelancong dari Thailand dan juga ada kalimat minta maaf. “Di mana posisi mereka terakhir?” Khaisan sedang menghubungi driver yang bertugas membawa pelancong dan Sazlina. Lelaki itu sudah memberi laporan akan tugasnya sejak

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status